Anda di halaman 1dari 37

PENYUSUNAN

NERACA BAHAN MAKANAN


(NBM)

Apresiasi Analisis Ketersediaan Pangan


Surabaya, Maret 2016

PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN


BADAN KETAHANAN PANGAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
PENYUSUNAN NBM

OUTLINE

1 KONSEPSI NBM

2 METODE PENGHITUNGAN NBM

3 HASIL NBM

4 PENYEMPURNAAN NBM
PENYUSUNAN NBM

I. KONSEPSI NBM
PENYUSUNAN NBM

SEJARAH NBM DI INDONESIA

1963 1971 1975 1999- sekarang

BPS dengan FAO Secara Dibentuk Tim Penyusun NBM Publikasi NBM oleh
bersifat 3 tahun periodik Nasional untuk menyusun Badan Bimas Ketahanan
(1964 – 1966) Buku Pedoman Penyusunan Pangan (BBKP),
NBM dan mempublikasi NBM sekarang Badan
secara tahunan Ketahanan Pangan
(BKP)
Dasar Hukum NBM
UU No.32 Thn 2004 ttg Pemerintahan Daerah

UU No.18 Thn 2012 ttg Pangan

PP No.17 Thn 2015 ttg Ketahanan Pangan dan Gizi

Perpres RI No.83 Thn 2006 ttg Dewan Ketahanan Pangan

Perpres No.24 Thn 2010 ttg Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian
Negara Serta Susunan Organisasi

Inpres No.20 Thn.1979 ttg Perbaikan Menu Makanan Rakyat (PPMR)

Inpres No.11 Thn 1980 ttg Perubahan dan Penambahan Atas Inpres
No.20 Thn 1979 ttg PPMR

Permentan No.61 Thn 2010 ttg Organisasi dan Tata Kerja Kementan

Instruksi Mentan No.12/INS/UM/6/1975 ttg Penyusunan Food Balance


Sheet Nasional

Instruksi Mentan No.92/B/1979 ttg Penyusunan NBM Regional/ Provinsi

Instruksi Mentan No.RC.220/487/B/II/1985 ttg Mengembangkan


Penyusunan NBM Regional/ Provinsi
PENYUSUNAN NBM

DEFINISI NBM
NERACA BAHAN MAKANAN (NBM):
Tabel yang memberikan gambaran menyeluruh ttg
penyediaan / pengadaan dan penggunaan/pemanfaatan
pangan di suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten/kota)
dlm kurun waktu tertentu.

NBM menyajikan angka jumlah pangan


yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk per kapita dalam
kg/thn atau gr/hr serta dalam bentuk zat gizi tertentu
yaitu kalori(kkal/hr), protein (gram/hr),
lemak (gram/hr)
PENYUSUNAN NBM

OUTPUT NBM WNPG VIII Thn 2004


AKG Tk. Ketersediaan
Data Energi : 2.200
Ketersediaan kkal/kap/hr
Protein : 57 gr/kap/hr
Pangan
AKG Tk. Konsumsi
Energi :2000 kkal/kap/hr
Protein: 52 gr/kap/hr
Ketersediaan Energi (kkal/kap/hr)
Ketersediaan Protein (gr/kap/hr)
WNPG X Thn 2012*
Ketersediaan Lemak (gr/kap/hr) AKG Tk. Ketersediaan
Energi : 2.400 kkal/kap/hr
Protein : 63 gr/kap/hr

AKG Tk. Konsumsi


Keterangan:
Energi : 2.150 kkal/kap/hr
•AKG Tk. Konsumsi sudah dipublikasikan dalam
Protein: 57 gr/kap/hr
Permenkes No.75 Tahun 2013

7
PENYUSUNAN NBM

MANFAAT NBM

1 2 3 4
Mengetahui jumlah Mengevaluasi tingkat
Bahan acuan dalam
penyediaan, Mengevaluasi ketersediaan pangan
perencanaan
penggunaan dan pengadaan dan berdasarkan
rekomendasi Angka produksi/pengadaan
ketersediaan penggunaan pangan
Kecukupan Gizi
pangan per kapita pangan. (AKG) dan Bahan perumusan
untuk konsumsi komposisinya kebijakan pangan
penduduk. berdasarkan Pola dan gizi
Pangan Harapan
(PPH)
PENYUSUNAN NBM

II. METODE PENGHITUNGAN NBM


PENYUSUNAN NBM

METODE PERHITUNGAN NBM


Penyediaan (supply)
TS = O - ∆St + M – X

Dimana:
TS = Total penyediaan dalam negeri (total supply)
O = Produksi
∆St = Stok akhir – Stok awal
M = Impor
X = Ekspor
PENYUSUNAN NBM

 Penggunaan (utilization)
TU = F+S+I+W+Fd

Dimana:
TU = Total Penggunaan (Total utilization)
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri
W = Tercecer
Fd = Ketersediaan Bahan Makanan

Prinsip Neraca:
∑ TS = ∑ TU
PENYUSUNAN NBM

 Ketersediaan Pangan (untuk dikonsumsi)


Fd = O – (∆St) + M – X – (F+S+I+W)

Dimana:
Fd = ketersediaan pangan utk dikonsumsi penduduk
0 = Produksi (input/output)
∆St = Perubahan stok
M = Impor
X = Ekspor
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri (makanan dan bukan makanan)
W = Tercecer

Ketersediaan Pangan Per Kapita= Fd: ∑ Penduduk Tengah Tahun


PENYUSUNAN NBM

KOMPONEN NBM
Tabel NBM terdiri atas 19 kolom :
Kolom 1 :Jenis Bahan Makanan
Kolom 2 :Produksi (Masukan)
Kolom 3 :Produksi (Keluaran)
Kolom 4 :Perubahan Stok
Kolom 5 :Impor Penyediaan
Kolom 6 :Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekspor
Kolom 7 :Ekspor
Kolom 8 :Penyediaan Dalam Negeri
Kolom 9 :Pakan
Kolom 10 :Bibit/Benih
Kolom 11 :Diolah untuk Makanan
Penggunaan
Kolom 12 :Diolah untuk Bukan Makanan
Kolom 13 :Tercecer
Kolom14 :Bahan Makanan
Kolom 15 :Ketersediaan pangan per kapita (kg/tahun)
Kolom 16 :Ketersediaan pangan per kapita (gram/hari)
Kolom 17 :Ketersediaan pangan per kapita dlm bentuk energi (kkal/hari)
Kolom 18 :Ketersediaan pangan per kapita dlm bentuk protein (gram/hari)
Kolom 19 :Ketersediaan pangan per kapita dlm bentuk lemak (gram/hari)
13
Jenis Bahan Makanan (Kolom 1) 14
Meliputi bahan makanan yang bersumber dari nabati maupun hewani dan lazim
dikonsumsi oleh penduduk. Bahan makanan tersebut dikelompokkan menjadi 11
kelompok menurut jenisnya.

Tabel 1. Cakupan Kelompok Bahan Makanan


Kelompok Bahan
No. Keterangan/Jenis Bahan Makanan
Makanan
1. Padi – padian Padi – padian terdiri atas gandum beserta produksi turunannya tepung
gandum (tepung terigu), gabah (gabah kering giling) beserta produksi
turunannya beras, jagung (pipilan), dan jagung basah
2. Makanan berpati Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal
dari akar/umbi dan lain – lain bagian tanaman yang merupakan bahan
makanan pokok lainnya. Kelompok ini terdiri atas ubi jalar, ubi kayu dengan
produksi turunannya yaitu gaplek dan tapioka, tepung sagu yang merupakan
produksi turunan dari sagu.
3. Gula Kelompok ini terdiri atas gula pasir dan gula mangkok (gula merah, gula aren,
gula nipah, gula siwalan dan kelapa deres), baik yang merupakan hasil olahan
pabrik maupun rumah tangga.
4. Buah/biji berminyak Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung
minyak yang berasal dari buah dan biji – bijian. Bahan makanan dalam
kelompok ini adalah kacang tanah berkulit beserta produksi turunannya
kacang tanah lepas kulit, kedelai, kacang hijau, kelapa daging (produksi
turunan dari kelapa berkulit), dan kopra (turunan dari kelapa daging)
5. Buah - buahan Kelompok ini terdiri atas alpokat, jeruk, duku, durian, jambu, mangga, nenas,
pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, dan lainnya
Lanjutan Cakupan Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan
No. Keterangan/Jenis Bahan Makanan
Makanan
6. Sayur – sayuran Kelompok ini terdiri atas bawang merah, ketimun, kacang merah, kacang
panjang, kentang, kubis, tomat, wortel, cabe, terong, petsai/sawi, bawang
daun, kangkung, lobak, labu siam, buncis, bayam, bawang putih, dan
lainnya.
7. Daging Kelompok ini terdiri atas daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging
domba, daging kuda/lainnya, daging babi, daging ayam buras, daging ayam
ras, daging itik, dan jeroan semua jenis.
8. Telur Kelompok ini terdiri atas yaitu telur ayam buras, telur ayam ras, telur itik, dan
telur unggas lainnya.
9. Susu Kelompok ini terdiri atas susu sapi termasuk susu olahan impor yang
disetarakan susu segar.
10. Ikan Kelompok ini terdiri atas komoditas yang berupa binatang air dan biota
perairan lainnya. Pada awalnya penyajian untuk kelompok ini hanya meliputi
jenis ikan darat dan ikan laut, namun sekarang berkembang menjadi 22 jenis
binatang air.
11. Minyak & Lemak Kelompok ini terdiri atas minyak nabati : minyak kacang tanah, minyak goreng
kelapa, minyak goreng sawit; dan lemak dari hewani : lemak sapi, lemak
kerbau, lemak kambing, lemak domba, lemak babi.

15
Produksi (Kolom 2 & 3)
Jumlah keseluruhan masing – masing bahan makanan yang dihasilkan,
baik yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang sudah
mengalami proses pengolahan, terdiri atas :
• Produksi Masukan (Input) (Kolom 2): produksi masih dalam bentuk
asli maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses
pengolahan lebih lanjut
• Produksi Keluaran (Output) (Kolom 3): produksi keseluruhan hasil
turunan yang diperoleh dari kegiatan produksi masukan (input), maupun
hasil utama yang langsung diperoleh dari kegiatan berproduksi yang
belum mengalami perubahan.

16
Perubahan Stok (Kolom 4)
Stok adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh
pemerintah atau swasta (di pabrik, gudang, depo, lumbung petani/rumah
tangga, dan pasar/pedagang) yang dimaksudkan sebagai cadangan dan
akan digunakan apabila sewaktu – waktu diperlukan
Perubahan stok adalah selisih antara stok akhir periode dengan stok
awal periode :
• (+) bila stok meningkat  ketersediaan turun
• (-) bila stok turun  ketersediaan meningkat

Impor (Kolom 5)
Sejumlah bahan makanan yg didatangkan/masuk dari luar negara/wilayah
administratif ke dalam negeri/wilayah administratif

17
Penyediaan dalam Negeri sebelum Ekspor (Kolom 6)
Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi keluaran (output)
dikurangi perubahan stok ditambah impor

Ekspor (Kolom 7)
Sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan/keluar dari negara/wilayah
administratif ke negara/wilayah administratif lain

Penyediaan Dalam Negeri (Kolom 8)


Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi keluaran (output)
dikurangi perubahan stok ditambah impor dikurangi ekspor

Pakan (Kolom 9)
Sejumlah bahan makanan yang langsung diberikan kepada ternak
peliharaan

18
Bibit/Benih (Kolom 10)
Sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk keperluan reproduksi.

Diolah untuk Makanan (Kolom 11)


Sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses pengolahan lebih
lanjut melalui industri makanan dan hasilnya dimanfaatkan untuk makanan
manusia dalam bentuk lain

Diolah untuk Bukan Makanan (Kolom 12)


Sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses pengolahan lebih
lanjut dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri bukan untuk makanan
manusia, termasuk untuk industri pakan

Tercecer (Kolom 13)


Sejumlah bahan makanan yang hilang/rusak sehingga tidak dapat dimakan
oleh manusia yang terjadi secara tidak sengaja, mulai dari panen,
pengolahan pasca panen, penyimpanan, pendistribusian hingga tersedia di
pasar. 19
Bahan Makanan (Kolom 14)
adalah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi oleh penduduk
suatu negara atau daerah, pada tingkat pedagang pengecer dalam suatu
kurun waktu tertentu. Bahan makanan yang dimaksud dapat dikonsumsi
dalam bentuk asal maupun turunan /olahan. Misalnya beras dapat
dikonsumsi dalam wujud nasi maupun olahannya seperti tepung beras,
bihun, dan makanan olahan lain berbahan baku beras.

Ketersediaan per kapita (Kolom 15-19)


sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi setiap penduduk
suatu negara atau daerah dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam
bentuk natura (dinyatakan dalam kg/kap/thn dan g/kap/hr) maupun dalam
bentuk zat gizinya yaitu energi, protein dan lemak (dinyatakan dalam
kal/kap/hr, g protein/kap/hr dan g lemak/kap/hr)

20
PENYUSUNAN NBM

Cara Perhitungan Kolom 15 - 19


Kolom 15 Kolom 14 X 1000 / Jumlah Penduduk

Kolom 16 Kolom 15 X 1000 / 365


INGAT !
Kolom 17 Kolom 16 X Energi X BDD / 100 SATUAN

Kolom 18 Kolom 16 X proteinX BDD / 100

Kolom 19 Kolom 16 X lemak X BDD / 100


PENYUSUNAN NBM

FORMAT TABEL NBM


PENYUSUNAN NBM

SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN NBM


1. Jenis Data
• Produksi
• Pakan
• Bibit
• Tercecer
• Perubahan stok (stok awal & akhir tahun)
• Impor – Ekspor
• Penggunaan untuk industri makanan dan non makanan
• Jumlah penduduk

• Konsumsi Pangan (bila diperlukan untuk pendekatan/ proksi)


• Input-Output (bila diperlukan untuk pendekatan/ proksi)
2. Persyaratan Data 24
• Jenis bahan makanan :
Bahan makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat dan data produksinya
tersedia secara kontinyu dan resmi
• Data penduduk :
Data penduduk tengah tahun

3. Besaran dan angka konversi :


• Ditetapkan oleh Tim NBM nasional
• Jika di daerah tersedia dan memenuhi syarat (misal: hasil penelitian
yang dapat dipertanggungjawabkan), maka dapat digunakan konversi
daerah dengan menyebut sumbernya
• Jika di daerah tidak tersedia, maka digunakan konversi nasional

4. Faktor konversi:
• Komposisi gizi bahan makanan :
Besarnya nilai kandungan gizi bahan makanan yang dapat dimakan
dalam bentuk kalori, protein dan lemak
• Produksi input ke produksi output
• Pakan
• Bibit
• Tercecer
PENYUSUNAN NBM

5. Penyajian angka :
• Satuan:
 Nasional: 000 Ton
 Regional: Ton

• Penyajian angka:
 Jika data tidak tersedia : ditulis (-)
 Jika data : < 500 ton : ditulis 0 (Nasional)
< 500 kg : ditulis 0 (Regional)
 Kolom 2-14 dan 17 : bilangan bulat
 Kolom 15, 16, 18, 19 : bilangan pecahan (dua desimal)

• Pembulatan:
 Bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari
setengahnya dibulatkan ke bawah
 Bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari
setengahnya dibulatkan ke atas

25
PENYUSUNAN NBM

III. HASIL NBM


PENYUSUNAN NBM

Neraca Bahan Makanan Tahun 2013

Ketersediaan
No Jenis Bahan Makanan Energi Protein
kal/kap/hr % gr/kap/hr %
1 Padi-padian 2.265 58,57 54,81 61,21
2 Makanan Berpati 262 6,78 1,23 1,37
3 Gula 228 5,90 0,1 0,11
4 Buah Biji Berminyak 221 5,72 13,32 14,87
5 Buah-buahan 67 1,73 0,72 0,80
6 Sayur-sayuran 33 0,85 1,59 1,78
7 Daging 60 1,55 4,01 4,48
8 Telur 22 0,57 1,68 1,88
9 Susu 25 0,65 1,3 1,45
10 Ikan 166 4,29 10,73 11,98
11 Minyak dan Lemak 517 13,37 0,05 0,06
Total 3.867 100,00 89,55 100,00

27
PENYUSUNAN NBM

Neraca Bahan Makanan Tahun 2014 Sementara


Ketersediaan
No Jenis Bahan Makanan Energi Protein
kal/kap/hr % gr/kap/hr %
1 Padi-padian 2.290 59,79 55,45 60,50
2 Makanan Berpati 265 6,92 1,33 1,45
3 Gula 228 5,95 0,1 0,11
4 Buah Biji Berminyak 224 5,85 14,08 15,36
5 Buah-buahan 71 1,85 0,76 0,83
6 Sayur-sayuran 34 0,89 1,6 1,75
7 Daging 61 1,59 4,1 4,47
8 Telur 22 0,57 1,68 1,83
9 Susu 24 0,63 1,24 1,35
10 Ikan 177 4,62 11,28 12,31
11 Minyak dan Lemak 434 11,33 0,03 0,03
Total 3.830 100,00 91,65 100,00

28
PENYUSUNAN NBM

Neraca Bahan Makanan Tahun 2015 Perkiraan


Ketersediaan
No Jenis Bahan Makanan Energi Protein
kal/kap/hr % gr/kap/hr %
1 Padi-padian 2.344 61,68 56,71 60,22
2 Makanan Berpati 266 7,00 1,33 1,41
3 Gula 235 6,18 0,1 0,11
4 Buah Biji Berminyak 232 6,11 15,15 16,09
5 Buah-buahan 70 1,84 0,75 0,80
6 Sayur-sayuran 37 0,97 1,88 2,00
7 Daging 62 1,63 4,12 4,38
8 Telur 23 0,61 1,72 1,83
9 Susu 24 0,63 1,25 1,33
10 Ikan 175 4,61 11,14 11,83
11 Minyak dan Lemak 333 8,76 0,03 0,03
Total 3.800 100,00 94,17 100,00
29
PENYUSUNAN NBM

IV. PENYEMPURNAAN NBM


PENYUSUNAN NBM

Sub Sektor Tahun Komoditas Penyempurnaan


Tanaman Pangan Gabah/ Beras Konversi GKG ke Beras:

- 2001 – 2008 - 63,20%


- 2009 – 2013 - 62,74%
- 2013 Jagung Muda Perubahan nama menjadi
Jagung Basah
PENYUSUNAN NBM

Sub Sektor Tahun Komoditas Penyempurnaan


Perkebunan 2010 Gula Mangkok dan Sagu Pengisian tidak lagi diawali
dari kolom 15 (menggunakan
angka konsumsi), tetapi
dimulai dari kolom 3 karena
sudah tersedia data produksi

2011 Kelapa Berkulit/Daging Perubahan angka konversi


untuk kelapa daging yang
diolah untuk industri makanan
dari 53,12% menjadi 63,29%

Kelapa Daging/Kopra Perubahan konversi masukan


ke keluaran dari 45% menjadi
25%

Sagu/Tepung Sagu Perubahan konversi masukan


ke keluaran dari 40% menjadi
20%
PENYUSUNAN NBM

Sub Sektor Tahun Komoditas Penyempurnaan

Perikanan 2008 Semua Ikan Perubahan konversi


tercecer dari 15% menjadi
3% berikut penyesuaian
BDD-nya

2012 (Sementara) Lele, Gurame, Kerapu, Ditambahkan dalam tabel


Patin dan Nila NBM

2012 Rumput Laut Ditambahkan dalam tabel


NBM

Kerang Darah Perubahan nama menjadi


kekerangan

Cumi-cumi & sotong Perubahan nama menjadi


Cumi-cumi, sotong dan
gurita
PENYUSUNAN NBM

Sub Sektor Tahun Komoditas Penyempurnaan

Peternakan 2012 Daging Unggas Tidak lagi mengkonversi


karkas ke daging murni
sehingga pengisian data
produksi (karkas) langsung
di kolom 3 (keluaran) dan
menyesuaikan BDD yang
ada

Daging Domba Perubahan konversi masukan


ke keluaran dari 68,38%
menjadi 72,32%.

Jeroan dan Lemak (Sapi, Mengunakan konversi


Kerbau, Kuda, Kambing, (persentase jeroan dan lemak
Domba, Babi) terhadap karkas) hasil studi
karkas tahun 2002
PENYUSUNAN NBM

• Konversi kandungan gizi


 Tahun 2011 penggunaan konversi zat gizi (kalori, protein, lemak)
disesuaikan dengan konversi zat gizi yang digunakan dalam
penghitungan konsumsi Susenas

• Kajian tabel I-O


 Tahun 2004 kajian tabel I-O tahun 2000 digunakan untuk
perubahan stok, ekspor, pakan, bibit, industri non makanan,
tercecer
 Tahun 2005 kajian tabel I-O tahun 2000 digunakan untuk pakan,
bibit, industri non makanan, tercecer

• Cakupan kode HS ekspor-impor


 Tahun 2004-2006 menggunakan kode HS 9 digit sesuai Buku Tarif
Bea Masuk Indonesia (BTBMI) tahun 2002
 Tahun 2007-2011 menggunakan kode HS 10 digit sesuai BTBMI
tahun 2007
 Tahun 2012 menggunakan kode HS 10 digit berdasarkan Buku Tarif
Kepabeanan Indonesia (BTKI) tahun 2012
PENYUSUNAN NBM

CATATAN:

Akurasi NBM yang dihasilkan tergantung pada


keandalan data yang tersedia baik itu data
penyediaan, pemanfaatan dan jumlah penduduk.

Pendekatan dilakukan berdasarkan data dasar yang


ada untuk mengestimasi data yang kosong/ tidak
tersedia dalam penyusunan NBM.

Anda mungkin juga menyukai