Semester Genap
Tahun Akademik 2018/2019
I. TUJUAN
Membuat senyawa kalium bikromat, memurnikan dan menganalisanya
II. TEORI
2.1 Kalium Bikromat
Kalium bikromat merupakan suatu unsur yang dalam padatan berwarna jingga, larut
dalam air dan tidak menimbulkan bau (tak berbau). Larutan kalium bikromat memilki
pH 3,37 pada 100 g/L air, memiliki titik didih dan lebur sebesar >50000C dan 3980
0C, massa molar 294,19 g/mol dan densitas 2,69 g/cm3. Kalium bikromat adalah
oksidator kuat, secara teoritis oksidator ini dapat mengoksidasi senyawa organik
sampai hampir sempurna (95-100%) [1].
Kalium bikromat sebagai larutan standar dapat dibentuk melalui penimbangan
garam murni dan melarutkan dalam volume air yang sesuai. Larutan kalium bikromat
dalam air stabil tanpa batas waktu jika dilindungi terhadap penguapan. Kalium
bikromat digunakan hanya pada larutan asam dan cepat direduksi pada temperatur
biasa membentuk garam kromium (III) berwarna hijau [1].
Larutan bikromat kurang bisa direduksi oleh bahan organik dibandngkan
dengan lartan permanganat dan stabil terhadap cahaya. Sehingga kalium bikromat
berharga dalam penetapan besi dalam biji besi (II), dan dititrasi dengan larutan
standar bikromat. Perubahan Warna pada larutan kalium bikromate digunakan untuk
membedakan aldehid dari keton. Aldehid mereduksi bikromat dari bilangan +6
berubah menjadi +3. Pada pereduksian bikromat dari bilangan +6 ke + 3 terjadi
perubahan warna dari jingga menjadi hijau. Perubahan ini muncul karena pada
aldehid yang dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat. Sedangkan, pada keton
tidak terjadi perubahan karena tidak teroksidasi dan warna larutan tetap berwarna
jingga [1].
2.2 Kalium
Kalium merupakan unsur dalam table periodik memiliki lambang K, nomor atom 19,
kalium termasuk kedalam golongan logam alkali. Logam alkali mempunyai satu
elektron valensi yang mudah dilepaskan di kelopak terluar dari elektron membentuk
ion bermuatan positif.
Titik didih : 1032 K (759 °C, 1398 °F)
Jika reaksi berlangsung dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator
adalah Cr2O7 2-. Ion kromat dan bikromat bertindak sebagai oksidator pada reaksi
kima bilangan oksidasi kromium turun menjadi +3 dan produk yang diperoleh
bergantung pada keadaan keasaman larutan [1] .
Beberapa reaksi bikromat dapat dilihat pada kategori sebagai berikut :
1. Ion-ion bikromat dengan larutan barium klorida akan menghasilkan endapan
kuning muda tetapi karena suatu asam kuat terbentuk maka pengendapannya
hanya sebagian, dengan reaksinya :
Tetapan keseimbangan untuk reaksi diatas lebih kurang 106, didalam larutan
basa CrO4-2 lebih banyak diperoleh dintara pH = 2-6 HCrO4 dan Cr2O7-2
terbentuk dalam keadaan bersama dalam keseimbangan dan dibawah pH= 2
Cr2O7-2 [3].
2.5 Kegunaan kalium dikromat:
Kalium dikromat dimanfaatkan pada penentuan Fe2+, ion klorida dalam jumlah
sedang yang tidak mmpengaruhi titrasi. Umumnya kaium dikromat dapat dijumpai
pada industri penyamakan kulit, bahan celup untuk lukisan, hiasan pada porselin,
- diuapkan
- ditambah asam asetat
- didinginkan
Kristal K2cr2O7
- disaring, dicuci
- dimasukkan ke dalam cawan
- ditambah sedikit air mendidih
- didinginkan, diletakkan dalam bak es
- disaring, dan dikeringkan, ditimbang
- dihitung rendemen
Hasil
b. Analisis preparat
Keterangan :
1. Kaca Arloji
2. Kompor
3. Corong
4. Erlenmeyer
4.2 Reaksi
4.2.1Sintesis K2Cr2O7
KOH K+ + OH-
Cr2O3 + 4OH- CrO42- + 2 H20 + 3e- x2
Cr2O3 + 2OH- 2Cr2O2- + H2O + 2e- x1
Cr2O3 + 10OH- 2CrO42- + 5 H2O + 6e- x5
2NO3 + 6H2O + 10 e- N2 + 12OH- x3
5 Cr2O3 2- + 6NO3- + 14OH- 3N2 + 10 CrO2- + 7H2O x1
2 CrO4-2 + 2H+ Cr2O7-2 + H2O x1
5 Cr2O3 2- + 6NO3- + 14OH + 10 H+ 5Cr2O7-2 + 3N2 + 12 H2O
N K2Cr2O7 pekat = 0,00675 N x 12
= 0,0081 N
= 0,081 mol ek/L
4.3 Perhitungan
1mol Cr2 O3
Massa teori K2Cr2O7 = 4 gramCr2O3
152 gram Cr2 O3
= 7,736 gram
Analisis preparat
1mol 1
N K2Cr2O7 secara teori = 0,6 gramK 2 Cr2 O 7
294 gram K 2 Cr2 O 7 0,12 L
= 0,017N
N K2Cr2O7 secara percobaan
N1. V1 K2Cr2O7 = N2V2 Na2S2O3
N1. 120 ml = 0,1 N . 8,1 ml
N1 = 0,00675 N
Konsentras i teori - Konsentras i percobaan
% Kesalahan = 100%
Konsentras i teori
0,017 N - 0,00675 N
= 100%
0,017N
= 60,2 %
1. Tujuh gram KOH ditimbang dan KOH berbentuk Pelelehan KOH berfungsi sebagai
dipanaskan sampai meleleh. KOH padatan putih, Cr2O3 sumber K+ pada pembentukan kalium
→ K+ + OH- berbentuk serbuk hijau, bikromat dan pelarut Cr2O3. KNO3
Lalu ditambahkan 4 gram Cr2O3 dan KNO3 serbuk putih. berfungsi sebagai pengoksidasi.
dan 8 gram KNO3 dan diaduk agar Campuran ketiganya KOH dilelehkan dulu agar campuran
homogen. Lalu campuran berbentuk pasta hijau. bisa homogen. Sedangkan fungsi
dipanaskan sampai berbentuk Cr2O3 adalah sebagai sumber Cr2O72-.
pasta. Campuran dipanaskan untuk
5Cr2O3 + 14OH- + 6NO3 + 10H+ → mempercepat reaksi.
5Cr2O72- + 17H2O + 3N2
2. Krus didinginkan, kemudian Pasta hijau membentuk Pasta hijau dilarutkan dalam air
dimasukkan ke dalam gelas piala larutan berwarna hijau hangat agar cepat larut karena pasta
yang berisi 60 mL air hangat. dalam air hangat dan yang sudah didinginkan akan
ada sedikit warna mengeras kembali. Larutan yang
kekuningan. berwarna kuning membuktikan adanya
CrO4- yang terbentuk dalam air panas.
3. Larutan disaring dengan penyaring Didapatkan filtrat Filtrat warna kuning pada larutan
Buchner, dan kertas saringnya berwarna kuning terang menandakan sudah terbentuknya ion
ditimbang dulu. dan residu berwarna CrO4- yang sudah teroksidasi.
hijau.
4. Filtrat diuapkan dalam cawan Warna larutan berubah Penambahan asam asetat glasial
penguap, apabila sudah tersisa menjadi jingga bertujuan untuk mengubah ion kromat
setengah, ditambahkan asam kemerahan menjadi ion bikromat yang akan
asetat glasial tetes demi tetes terbentuk dalam pH asam.
sampai berwarna merah Pemanasan dilakukan untuk
kejinggaan yang tidak hilang jika menguapkan air.
didaduk.
2CrO4-2 + 14OH- → 2CrO7-2 +
7H2O + 7e
5. Larutan dibiarkan dingin lalu Terbentuk Kristal Pendinginan bertujuan untuk
diletakkan cawan dalam bak berisi berwarna oren. membentuk Kristal bikromat dengan
air es. proses rekristalisasi.
B. Analisa Preparat
NO Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisis
1. Ditimbang 0,6 gram preparat, Terbentuk larutan Titrasi dilakukan bertujuan untuk
dilarutkan dalam labu ukur, dipipet berwarna hijau setelah menghitung kadar K2Cr2O7. Titrasi
10 mL ke dalam Erlenmeyer, dititrasi. secara iodometri karena sumber I- yang
ditambahkan akuades 40 mL dan 8 Volume Na2S2O3 yang dibutuhkan berasal dari KI, larutan
mL HCl 6 N serta 0,5 gram KI, dibutuhkan untuk titrasi berwarna hijau menunjukkan adanya
kemudian diencerkan. Kemudian yaitu 17,1 mL kalium bikromat. Kadar K2Cr2O7 yang
dititrasi secara iodometri sampai didapat sekitar 0,01425 N.
warna larutan berubah menjadi hijau
5.2 Pembahasan
adalah sebesar 396,9%. Persen kesalahan pada praktikum ini yaitu sebesar 60,2%.
Kesalahan ini bisa disebabkan oleh volume larutan yang berlebih, kurang lamanya
dalam menguapkan larutan sehingga larutan masih banyak air, dan proses
pengkristalan yang tidak baik.
6.2 Saran
Agar praktikum selanjutnya berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan maka disarankan kepada praktikan selanjutnya
agar:
1. Melakukan pemanasan dengan sempurna
2. Pemanasan pasta dilakukan sampai homogen
3. Lakukan penyaringan dan pengeringan benar-benar kering karena air akan
menambah berat Kristal
4. Hati-hati dalam melakukan melakukan percobaan khususnya dalam pengambilan
asam asetat glassial
5. Usahakan tidak ada pengotor yang masuk dalam pembuatan kalium bikromat,
sehingga hasil yang didapat dalam keadaan murni
S
2Na+ S
O OO
4. KNO3
O
N
O O K
5. CH3COOH
H
O
H C C
O H
H
6. Amilum
OH O O O
OH OH
OH O O OH
OH OH
7. KI
K I
8. HCl H Cl