Anda di halaman 1dari 11

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA BISNIS

Dosen Pengampu :

Disusun untuk memenuhi tugas Etika Bisnis

Disusun Oleh:

1. Winda irawati (18810053)


2. Ahmad Fahmi Kholid (18810063)
3. Launada Hasnadia Salsabila G (18810069)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan dengan kerja sama yang baik dan kompak makalah ini
yang berjudul “Perusahaan Go Public dan Pasar Modal” dengan baik. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Nurasia S.E selaku Dosen pembimbing mata kuliah “Pengantar Hukum
Bisnis’’ yang telah memberikan tugas ini kepada kami, dengan ini kami bisa mengetahui dan
mengerti arti Perusahaan Go Public dan Pasar Modal. Tak lupa kepada semua pihak yang
bersangkutan, kami ucapkan terima kasih karena telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pihak pembaca penulis perlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca unutuk menambah pengetahuan.

Semarang, 23 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………... ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………..... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang……………………………………………..… 1


1.2 Rumusan masalah ………………………………….………... 1
1.3 Tujuan ……………………………………………..………… 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Etika bisnis sebagai landasan tanggung jawab pelaku bisnis… 2

2.2 Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology………………... 3

2.3 Pancasila sebagai norma hukum……………………………... 3

2.4 Pancasila sebagai sumber norma etik………………………... 4

2.5 Etika Bisnis Dalam Konteks Pancasila………………………… 5

2.6 Peran Pancasila Sebagai Sumber Etika Bisnis………………… 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….. 7


3.2 Saran…………………………………………………………. 7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 8
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Di zaman yang serba modern ini, nilai, etika, norma,dan moral seringkali diabaikan oleh
rakyat Indonesia, terutama oleh anak muda. Sehingga mengakibatkan hilangnya karakter bangsa
Indonesia yang sesungguhnya. Menanggapi itu semua, perlu diperkenalkannya pancasila sebagai
nilai etika. Karena pada dasarnya pancasila merupakan suatu nilai yang didalamnya terkandung
pemikiran–pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komperhensif
(menyeluruh).

Seperti yang kita ketahui, sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yang
bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Diharapkan setelah mempelajari Pancasila Sebagai Sistem Etika, masyarakat
dapat menjadikannya sebagai pedoman dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


 Etika bisnis sebagai landasan tanggung jawab pelaku bisnis
 Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology
 Pancasila sebagai norma hukum
 Pancasila sebagai sumber norma etika

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui mengapa etika bisnis sebagai landasan tanggung jawab pelaku bisnis
 Untuk mengetahui bagaimana pancasila disebut sebagai dasar Negara dan ideology
 Untuk mengetahui Pancasila sebagai norma hukum
 Untuk mengetahui Pancasila sebagai sumber norma etika
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etika bisnis sebagai landasan tanggung jawab pelaku bisnis.

Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan dalam perusahaan untuk melakukan
kegiatan bisnisnya. Etika bisnis ini sangat penting diterapkan dalam perusahaan agar perusahaan
memiliki pondasi yang kuat dan menciptakan value yang tinggi.

Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan bagian dari etika
bisnis, yaitu adanya kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnisnya dapat mempengaruhi
masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud kepedulian suatu usaha pada
masyarakat dan lingkungan disekitar dimana usaha tersebut berada. Arti yang lebih luas dari
istilah ini adalah tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor.

Dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya tidak merusak
etika dan tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:

1.Tanggung jawab sosial terhadap konsumen.

2.Tanggung jawab sosial pada karyawan.

3.Tanggung jawab sosial kepada kreditor.

4.Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham.

5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan.

6. Tanggung jawab sosial kepada komunitas.

Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya.
Melalui etika bisnis dan tanggung jawab sosial akan membentuk citra positif perusahaan di mata
masyarakat yang lebih luas.

2.2 Pancasila sebagai dasar Negara dan ideology

Pancasila sebagai dasar negara Indonesa secara yuridis atau secara hukum telah
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 serta Ketetapan No. XX/MPRS/1966 (Jo Ketetapan
MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan No. IX/MPR/1978). Dalam perkembangannya, kemudian
pada masa reformasi, Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia oleh MPR tahun 1998
yang tertuang dalam Tap No. XVII/MPR/1998.
Pancasila mengandung lima hal pokok yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan sosial. Oleh karena tidak melanggar ajaran agama yang ada di
Indonesia, maka Pancasila bisa diterima sebagai dasar negara dan dianut dalam sistem
pemerintahan.

Sesuai pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara adalah nilai nilai yang terkandung
dalam pancasila sebagai dasar norma-norma di dalam penyelenggaraan negara. Dan lebih luas
nya lagi Pancasila Sebagai Ideologi Negara adalah visi atau arah dari kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia ialah terwujudnya kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai
kemanusiaan, persatuan , kerakyatan serta nilai keadilan.

Di dalam kehidupan sehari-hari Pancasila berperan dalam mengatur pola hidup masyarakat,
sehingga masyarakat lebih terkontrol dalam hal apapun. Setiap orang yang berpegang pada
Pancasila, maka ia adalah orang yang memiliki rasa nasionalisme tinggi dan menjadi warga
negara yang taat.

2.3 Pancasila sebagai norma hukum.

Pancasila sebagai dasar negara melahirkan hukum-hukum yang tersusun secara hierarkis
sebagai peraturan perundang-undangan mulai UUD, Tap MPR, UU/perppu, PP, perpres, perda
provinsi, hingga perda kabupaten/kota.

bukan hukum atau belum menjadi hukum itu pada umumnya disebut moral dan etika.
Perbedaan pokok antara norma hukum dan nonhukum terletak pada cara pemberlakuannya.
Kalau hukum adalah norma atau pedoman tingkah lalu yang ditetapkan secara resmi
keberlakuannya oleh lembaga yang berwenang, sedangkan norma-norma selain hukum adalah
pedoman tingkah laku yang keberlakuannya tidak atau belum ditetapkan oleh negara tetapi
secara umum ditaati.

Dalam hubungan gradual antara norma hukum dan norma-norma nonhukum tersebut
maka norma hukum penegakannya bisa dipaksakan melalui sanksi heteronom, yakni dilakukan
oleh kekuatan negara. Sementara norma-norma lain yang bukan hukum, penegakannya hanya
berdasar pada kesadaran pribadi dengan sanksi otonom yakni sanksi yang datang dari hati nurani
masing-masing pelaku, misalnya rasa berdosa, rasa malu, rasa takut terkena karma.

2.4 Pancasila sebagai sumber norma etik.

Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan sebagai
sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat
diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat
digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Bangsa Indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai
pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada
pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan
MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.
TAP MPR tersebut merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam berpikir,
bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan
kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.

Rumusan tentang Etika Kehidupan Berbangsa ini disusun dengan maksud untuk
membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran,
amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu,
tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa.

Dalam kajian etika dikenal tiga teori/aliran besar, yaitu deontologi, teleologi dan
keutamaan. Setiap aliran memiliki sudut pandang sendiri-sendiri dalam menilai apakah suatu
perbuatan dikatakan baik atau buruk.

A. Etika Deontologi

Etika deontologi memandang bahwa tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika deontologi tidak mempersoalkan akibat
dari tindakan tersebut, baik atau buruknya. Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah
Immanuel Kant (1734-1804). Ukuran kebaikan dalam etika deontologi adalah kewajiban,
kemauan baik, kerja keras dan otonomi bebas. Tindakan itu baik bila didasari oleh kemauan baik
dan kerja keras dan sungguh-sungguh untuk melakukan perbuatan itu, dan tindakan yang baik
adalah didasarkan atas otonomi bebasnya tanpa ada paksaan dari luar.

B. Etika Teleologi

Pandangan etika teleologi berkebalikan dengan etika deontologi, yaitu bahwa baik buruk
suatu tindakan dilihat berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu.Contoh sederhana
kewajiban mengenakan helm bagi pengendara motor tidak dapat dipenuhi karena lebih fokus
pada satu tujuan yaitu mencari keselamatan.
2.5 Etika Bisnis Dalam Konteks Pancasila

Etika bisnis di Indonesia, kita kenal dengan sebutan etika bisnis Pancasila.Etika bisnis
Pancasila merupakan arah dalam menjalankan usaha yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, yang pada
hakekatnya merupakan perpaduan sistem ekonomi pasar (liberal) dan sistem ekonomi komando
(etatisme) (Anoraga, 2007). Nilai-nilaiPancasila adalah sumber moral yang merupakan cerminan
dari nilai-nilai keagamaandan kebudayaan bangsa. Nilai-nilai tersebut tetap relevan sebagai
pedoman ataupegangan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.Dunia bisnis di Indonesia terlihat telah berkembang
dengan sistem dan praktekbisnis kapitalistik yang tidak etik, karena menekankan pada
pengejaran keuntungansebesar-besarnya dengan kecenderungan mengabaikan hak orang lain.
Seolah bangsaini sudah kehilangan etika dan karakter dalam berperilaku bisnis. Jikalau
kapitalismetak lagi terelakkan, bisakah kita membangun kapitalisme yang bermoral? Kita
bisamenyebutnya sebagai etika bisnis Pancasila. Pancasila sebagai ideologi bangsa,
sudahseharusnya menjadi pegangan bagi setiap individu dalam menjalankan perannya diberbagai
bidang kehidupan, termasuk dalam berperilaku bisnis. Setiap individumenjadi bagian dari bisnis.
Sebab, bisnis membutuhkan orang sebagai pemilik,manajer, pekerja, dan konsumen. Oleh
karenanya, menjadi tanggung jawab kitabersama untuk membangun kembali bisnis yang beretika
Pancasila.

Syarat mutlak dapat diwujudkannya Etika Bisnis Pancasila adalah mengakuiterlebih


dahulu Pancasila sebagai ideologi bangsa, sehingga asas-asasnya dapatmenjadi pedoman
perilaku setiap individu dalam kehidupan ekonomi dan bisnissehari-hari. Baru sesudah asas-asas
Pancasila benar-benar dijadikan pedoman etikabisnis, maka praktek-praktek bisnis dapat dinilai
sejalan atau tidak dengan pedomanmoral sistem Ekonomi Pancasila

2.6 Peran Pancasila Sebagai Sumber Etika Bisnis.

Menurut Prayitno (2009), Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar
Pancasila dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral.
Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik).
Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangsa Indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai
pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada
pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan
MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.
TAP MPR tersebut merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam berpikir,
bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan
kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.

Rumusan tentang Etika Kehidupan Berbangsa ini disusun dengan maksud untuk
membantu memberikan penyadaran tentang arti penting tegaknya etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran,
amanah, keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu,
tanggung jawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa.

Salah satu etika Bangsa Indonesia adalah etika ekonomi dan bisnis. Sistim ekonomi suatu
negara tentunya akan mempengaruhi etika bisnis dan profesi bangsa tersebut. Indonesia pernah
menganut sistim ekonomi komunis dan kapitalis yang bertentangan dengan ideologi bangsa.
Kedua sistim tersebut hanya ditujukan untuk mengejar kemakmuran/kenikmatan duniawi dengan
hanya mengandalkan kemampuan pikiran rasional dan melupakan tujuan tertinggi umat manusia
yaitu kebahagiaan di akhirat, yang hanya dapat dicapai bila umat manusia mengakui dan
menyadari keberadaan Tuhan sebagai kuatan tak terbatas (Agoes & Ardana, 2009:70).

Sistem ekonomi Pancasila memadukan hal-hal positif yang ada pada kedua sistim
ekonomi ekstrem yaitu komunis dan kapitalis, seperti yang diterangkan oleh Agoes & Ardana
(2009:73). Ciri keadilan dan kebersamaan pada system ekonomi Pancasila diambil dari sistem
komunis, ciri hak dan kebebasan individu diambil dari sistem kapitalis, ditambah dengan ciri
ketiga yang tidak ada pada kedua sistem tersebut, yaitu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dengan memberikan kebebasan rakyatnya memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-
masing. Secara teoritis, sistem ekonomi Pancasila merupakan fondasi yang paling baik dan
paling sesuai untuk membangun hakikat manusia seutuhnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu
ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran
moral.

Pengelompokkan etika sebagaimana dibahas dimuka, dibedakan atas etika umum dan
etika khusus, etika umum membahas prinsipprinsip dasar bagi segenap tindakan manusia
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan kewajiban
manusia dalam berbagai lingkup kehidupannya, etika khusus dibedakan menjadi pertama : etika
individual yang membahas tentang kewajiban manusia sebagai individu terhadap dirinya sendiri,
serta melalui suara hati Tuhannya. Dan kedua etika sosial membahas kewajiban serta norma-
norma moral yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan dengan sesama manusia, masyarakat
bangsa dan negara.

3.2 Saran

Indonesia sebagai masyarakat yang warganya menganut ideologi pancasila sudah


seharusnya menjadikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar dan pijakan
serta nilai-nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan kesatuan antar warga Indonesia.

Etika, norma, nilai dan moral harus senantiasa diterapkan dalam bersikap dan berperilaku
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku yang sesuai dengan adat, budaya dan
karakter bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://sintadevi597.blogspot.co.id/2016/03/makalah-pancasila-sebagai-sistem-etika.html

http://budisma1.blogspot.com/2011/07/pancasila-sebagai-sistem-etika.html

Anda mungkin juga menyukai