Arsitektur Biomimetik memiliki tiga tingkatan yang dapat diterapkan ke dalam sebuah desain, yaitu tingkat bentuk, proses, dan ekosistem. 1) Pada tingkat organisme, arsitektur memandang organisme itu sendiri, menerapkan bentuk dan atau fungsinya pada suatu bangunan. 2) Pada tingkat perilaku, bangunan meniru cara organisme berinteraksi dengan lingkungannya untuk membangun struktur yang juga dapat ditampung tanpa hambatan di lingkungan sekitarnya. 3) Tingkat ekosistem tercapai ketika sistem dimodelkan berdasarkan suatu ekosistem alami. Semua elemen ekosistem biomimetik/biomimikri saling berhubungan dan saling tergantung 2. Kriteria Arsitektur Biomimetik Terdapat kriteria biologis yang dapat diterapkan pada karya arsitektur. Kriteria biologis tersebut (Adhelia Adjani Rahmah dan Wafirul Aqli, 2020), yaitu: 1) Keterbukaan (openness), merupakan sebuah kriteria yang dapat dilihat maupun dirasakan oleh pengguna bangunan, baik dari aspek aksesibilitas, visibilitas dan metaforis. 2) Organisasi diri (self organisation), sebagai cara bangunan menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. 3) Batasan (limitation), merupakan kriteria yang menggambarkan kapasitas dari sebuah ukuran pada bangunan terutama ruang. 4) Keteraturan (order), penggunaan sebuah pola pada elemen arsitektural bangunan terutama pada struktur. 5) Penyebaran (propagation), pengelompokan elemen arsitektural seperti ruang berdasarkan fungsinya. 6) Pertumbuhan (growth), keberlanjutan fungsi bangunan dalam memenuhi kapasitas atau kegiatan di dalamnya. 7) Energi (energy), kemampuan bangunan dalam memaksimalkan efisiensi energi seperti menggunakan sistem bangunan yang mampu menekan penggunaan sumber daya habis terpakai yang mampu menyeimbangkan sistem bangunan dengan alam sekitar (Amna 2017). 8) Reaksi (reaction), hal yang ditemukan berubah paska huni dan dapat menjadi tolak ukur keberlanjutan dari fungsi ruang atau bangunan (Dewi Wulansari and Wihardyanto, 2017). 9) Evolusi (evolution), perubahan kasat mata yang terlihat jelas pada fasad bangunan yang dipengaruhi zaman. 10) Mimesis (peniruan), penggunaan wujud atau cara kerja sebuah makhluk hidup atau alam pada bangunan, bangunan masa kini menerapkannya pada sistem struktur dan material (Schouten, Sangkertadi, and Siregar 2015).