Feeding / charging material saat furnace dingin atau panas Cacat Pada Hasil Pengecoran
Setelah melakukan praktikum pada modul ini, diharapkan: secara bertahap. Pada proses pengecoran, cacat tidak dapat dihindari, tetapi dapat
1. Memahami perancangan sistem saluran dan penambah yang 2. Fluxing saat logam mencair yang bertujuan untuk mencegah diminimalisasi. Nilai reject yang baik berkisar antara 2 – 5%. Jika nilai
sesuai dengan dimensi logam yang akan dicor gas H2 dan gas lain masuk kedalam aluminium cair. reject mencapai 10% dianggap tidak efisien dan 20% dianggap tidak
2. Memahami cara-cara pembuatan cetakan pasir yang baik yang 3. Pemberian treatment pada aluminium cair seperti modifier atau layak secara ekonomis. Berbagai jenis cacat yang dapat terjadi pada
sesuai dengan rancangan pola yang ada grain refiner. coran aluminium ialah sebagai berikut:
3. Memahami tahap-tahap persiapan dan proses peleburan logam 4. Pemberian degasser atau penyemprotan gas inert. 1. Shrinkage
4. Memahami cara penuangan logam cair ke dalam cetakan pasir 5. Holding atau casting. Shrinkage adalah cacat pengecoran yang terjadi akibat arah
yang telah dibuat solidifikasi yang terarah. Shrinkage memiliki bentuk yang tidak Gambar 4. Cacat gas porosity
5. Memahami jenis-jenis cacat yang dapat terjadi pada logam dan Setelah proses peleburan, proses akan dilanjutkan dengan beraturan Cacat ini terjadi pada bagian yang lebih tebal atau 4. Cacat Inklusi
cara penanggulangannya dilakukannya proses penuangan. Temperatur saat penuangan pada bagian persimpangan. Penyebab cacat shrinkage antara Penyebab cacat ini adalah logam cair dari paduan aluminium
6. Memahami sifat-sifat logam hasil coran sesuai dengan (pouring) juga harus diperhatikan. Temperatur tuang yang tidak lain: yang mudah teroksidasi. Oksida dalam logam cair atau yang
komposisi paduan yang digunakan terkontrol dengan baik pada saat aluminium cair kontak dengan a. Adanya perbedaan ketebalan pada benda cor yang terlalu dihasilkan pada waktu penuangan akan terkumpul sebagai
atmosfer akan menyebabkan inklusi-inklusi oksida dan porositas yang besar dross. Penyebab cacat inklusi antara lain:
B. DASAR TEORI disebabkan oleh gas terlarut dan cacat lainnya. Proses penuangan b. Adanya bagian tebal yang tidak dapat dialiri logam jjcair a. Pemakaian scrap yang terlalu banyak
Peleburan Aluminium logam cair ke cetakan tergantung pada titik beku dan ketebalan produk secara utuh b. Transfer ladle yang tidak dijaga terhadap pembentukan
Aluminium merupakan logam ketiga terbanyak yang terdapat casting yang akan dibuat. Secara umum temperatur peleburan dibuat c. Saluran masuk dan penambahnya yang kurang banyak, oksida
pada permukaan bumi, yaitu sekitar 8.1%. Massa jenis dari 100-150oC di atas temperatur lebur logam. Sedangkan untuk terlalu kecil atau salah peletakannya. c. Pengaruh kelembaban udara.
aluminium adalah 2.7 gr/cm3, hanya 1/3 massa jenis baja. Titik lebur aluminium, temperature penuangan dilakukan ±25o C di atas
(Tm) dari aluminium adalah sekitar 660oC. Umumnya ditemukan pada temperatur lebur.
mineral bauksit dan kriolit. Pada peleburan aluminium diperlukan adanya pemberian fluks.
Aluminium banyak dipakai karena, selain ringan, memiliki Jenis-jenis fluks yang akan digunakan tergantung dari tujuan
beberapa keunggulan sebagi berikut. penggunaannya. Macam-macam fluks adalah sebagai berikut :
Temperatur lebur rendah, peralatan peleburan sederhana 1. Cover Flux
Castability baik, terutama di komposisi eutektik Digunakan untuk “menutupi” permukaan logam cair dan
Surface finish baik meminimalisasi oksidasi serta larutnya gas hidrogen. Gambar 2. Cacat Shrinkage
Ketahanan korosi baik 2. Cleaning Flux 2. Misrun
Digunakan untuk membersihkan pengotor oksida dan senyawa Misrun adalah cacat dimana logam cair beku di tengah jalan
Konduktor panas dan listrik yang baik
intermetalik lain dari logam cair. Fluks jenis ini membutuhkan sehingga benda cor menjadi tidak lengkap atau ada bagian yang
Mudah dipadu dengan unsur lain hilang. Penyebab cacat misrun antara lain:
Akan tetapi, aluminium juga memiliki beberapa kelemahan, kontak yang baik dengan logam.
a. Cairan logam kotor dan fluiditas kurang Gambar 5. Grafik Pengaruh Inklusi terhadap Fluiditas
antara lain sebagai berikut. b. Benda cor terlalu tipis
Massa jenis rendah sehingga mudah tercampur dengan Pembekuan (Solidification)
Apabila material (logam atau bukan logam) dalam kondisi cair c. Kecepatan tuang terlalu lambat 5. Cold Shut
pengotor. Al2O3 memiliki massa jenis 2,3 gr/cm3, mirip dengan d. Ventilasi pada cetakan kurang
diturunkan temperaturnya, maka energi kinetik rata-ratanya turun dan Fenomena dimana gagalnya proses fusion yang terjadi di dalam
massa jenis aluminium cair, sekitar 2,1 gr/cm3. e. Ukuran dan penempatan saluran penambah yang tidak
molekul lebih banyak yang bersatu sehingga menyebabkan cetakan tidak sempurna sehingga menyebabkan aliran dari 2
Aluminium mudah menangkap hidrogen, sehingga sesuai
membekunya material tersebut. Setelah dilakukan peleburan pada ingate yang berbeda tidak dapat tercampur dikarenakan ingate
memerlukan degasser atau gas bubble floatation f. Ukuran, penempatan, dan distribusi saluran masuk,
dapur lebur dan penuangan aluminium cair ke dalam cetakan, maka yang tidak optimal.
Shrinkage tinggi 3.5 – 8.5% (rerata 6%) runner, dan sprue tidak sesuai.
proses selanjutnya ialah pembekuan (solidifikasi). Ketika mulai Cara menanggulangi dengan mengoptimalkan peletakan dan
Unsur paduan diberikan pada proses pengecoran aluminium
membeku, kristal-kristal mulai tumbuh dalam fasa liquid dan jumlah ingate pada casting design dan aliran logam harus
dengan tujuan untuk memperbaiki sifat mampu cor tanpa
polycrystalline padat terbentuk. Di saat kristal mulai tumbuh dikenal memiliki fluiditas yang baik.
menghilangkan sifat aslinya dan meningkatkan sifat mekanis dari
dengan nama nukleasi dan titik tempat terjadinya disebut titik nukleasi.
aluminium tuang seperti kekuatan, keuletas, machinability, dan lain –
Proses solidifikasi ini sangat penting untuk mendapatkan produk
lain sesuai kebutuhan. Penambahan paduan yang berbeda akan
dengan nilai reject serendah mumgkin, penyusutan (shrinkage)
memberikan sifat yang berbeda-beda pada benda hasil pengecoran.
seminimal mungkin, dan menghasilkan butir-butir yang halus
Unsur yang umumnya dipadukan dengan aluminium diantaranya
sehingga dihasilkan produk cor dengan sifat mekanis yang baik.
adalah Si, Cu, Mg, Zn, Mn, dan unsur ikutan lain seperti Fe serta
Pembekuan benda cor dimulai dari bagian logam yang
minor elements seperti Ti, B, Sr, Na, Sb, P, Cd, dan Pb. Unsur Si
bersentuhan dengan cetakan, yaitu ketika panas dari logam cair Gambar 3. Cacat Misrun
dapat meningkatkan sifat castability dan fluiditas Al cair sehingga
berdifusi ke cetakan sehingga bagian logam yang bersentuhan dengan 3. Porositas
menghasilkan permukaan benda cor yang baik. Unsur Si juga
cetakan itu mendingin sampai titik beku dengan cepat. Pada proses ini, Porositas adalah cacat yang terjadi karena adanya gas yang Gambar 6. Cold shut pada hasil cor
meningkatkan kekuatan dan kekerasan produk, serta menurunkan
inti-inti kristal akan tumbuh. Bagian tengah coran mendingin lebih terperangkap dalam logam cair atau cetakan pada waktu 6. Hot Tears
massa jenis produk. Kemudian, unsur Mg meningkatkan ketahanan
lambat daripada bagian luarnya sehingga kristal-kristal tumbuh dari penuangan. Akibat dari terjadinya cacat ini adalah timbulnya Hot tear adalah retak yang terjadi karena tegangan sisa yang
korosi serta meningkatkan kekuatan dan kekerasan akibat
mengarah ke bagian dalam coran dan butir-butir kristal tersebut lubang-lubang pada benda cor. Lubang porositas ini dapat tinggi, disebabkan desain produk yang lancip dan bersudut.
pembentukan Mg2Si. Lalu, unsur Mn meningkatkan kekuatan dan
berbentuk panjang-panjang seperti kolom (columnar). terjadi baik pada permukaan cor, maupun pada bagian dalam
kekerasan aluminium dan unsur Cu meningkatkan kekuatan dan
kekerasan dalam kondisi as-cast atau heat treatment akibat benda cor. Porositas dapat disebabkan oleh:
pembentukan CuAl2. a. Gas terbawa dalam logam cair selama pencairan
Dalam proses smelting aluminium, terdapat beberapa treatment b. Gas terserap dalam logam cair dari cetakan
pada saat peleburan. Treatment itu antara lain melting, alloying, c. Reaksi logam induk dengan uap cair dari cetakan
fluxing, degassing, modifikasi dan grain refining. Proses smelting d. Temperatur tuang yang terlalu tinggi.
aluminium pada dapur krusibel secara umum memiliki langkah-
langkah sebagai berikut: Gambar 1. Skema Pembekuan Logam Gambar 6. Cacat hot tear / hot shortness