Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU PENGANTAR KESEHATAN

Disusun Oleh :

Azzahra Aisyiyah Fadhillah 1913016049

Nurdewi Halik 1913016117

Septia Rifka Indarwati 1913016115

Wulandari 1913016106

Nurul Hafidzah 1913016168

Miranda Ibau 1913016160

Shepia Nur Aulia 1913016058

Rinanty Ali 1913016121

Hefnie Abrar 1913016178

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
BAB 2.................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
2.1 Sehat ....................................................................................................... 3
2.1.1 Definisi Sehat ...................................................................................... 3
2.2 Sakit ......................................................................................................... 4
2.2.1 Definisi Sakit ....................................................................................... 4
2.3 Farmasi ................................................................................................... 4
2.3.1 Definisi Farmasi ................................................................................. 4
BAB 3.................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................. 7
3.1 Posisi Farmasi dalam Bidang Kesehatan ............................................... 7
3.2 Farmasi dalam Profesi dan Jasa Pelayanan Kesehatan........................ 8
BAB 4..................................................................................................................10
PENUTUP ..........................................................................................................10
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kesehatan merupakan ilmu yang umumnya penting untuk diketahui


setiap orang. Namun, dalam pembelajaran dan kajiannya secara mendalam, ilmu
kesehatan hanya bisa dipelajari oleh orang tertentu karena menyangkut hidup dan
mati seseorang. Beberapa orang tersebut, diantaranya pelajar SMK, mahasiswa,
dan setiap tenaga ahli yang masuk ke dalam bidang kesehatan. Ilmu kesehatan
terbagi menjadi beberapa bidang, antara lain farmasi, kedokteran, kebidanan,
keperawatan, dan psikologi. Dalam hal ini, farmasi memiliki keterikatan yag kuat
dengan ilmu kesehatan karena di dalamnya memuat ilmu kesehatan pada bidang
pengobatan, seni menangkal racun, dan mekanisme kerja obat dalam tubuh
manusia sehingga dapat mencegah atau membunuh pertumbuhan sumber
penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sehat?

2. Apa pengertian dari sakit?

3. Apa pengertian dari Farmasi?

4. Bagaimana posisi Farmasi diantara bidang kesehatan lainnya di dalam


peningkatan kesehatan?

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sehat

2.1.1 Definisi Sehat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah baik seluruh badan
serta bagian-bagiannya bebas dari sakit.

Menurut UU Kesehatan NO 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera


dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus diliat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik, mental, serta sosial yang didalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

Menurut Badan Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO), sehat


adalah kesehatan fisik, mental dan sosial yang lengkap atau terintegrasi bukan
hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat
mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (edelmen dan mandle, 1994) :

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.


2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup

Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari Jiwa, Raga dan Sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik secara ekonomi dan
social (Siti Nafsiah, 2000).

Melihat definisi sehat diatas dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu
keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang dapat memungkinkan

3
seseorang untuk melakukan aktifitas secara produktif baik ekonomi maupun
social.

2.2 Sakit

2.2.1 Definisi Sakit

Menurut UU No.23, (1992) sakit adalah jika seseorang menderita penyakit


menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja
atau kegiatan lainnya terganggu. Sakit adalah suatu gangguan dalam fungsi
normal setiap orang sebagai totalitas secara komprehensif termasuk sebagai
sistem biologis dan adaptasi (Pemons, 1972). Gangguan dalam fungsi normal
individu sebagai totalitas,termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan penyesuaian sosialnya (parsors 1972).

Kriteria sakit menurut Baursams ( 1965 )

1. Adanya gejala : naiknya temperatur, nyeri


2. Persepsi tentang bagaimana mereka mersakan baik, buruk, sakit
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, bekerja
ataupunsekolah

Penyakit merupakan suatu fenomena kompleks yang berpengaruh negatif terhadap


kehidupan manusia. Perilaku dan cara hidup manusia dapat menyebabkan
bermacam-macam penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakat yang
sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya.

2.3 Farmasi

2.3.1 Definisi Farmasi

Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu


penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk

4
disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi
mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi
farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat
(drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula
penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep
(prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara
lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada
pemakai.

Kata farmasi diturunkan dari bahasa Yunani “pharmakon”, yang berarti


cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi racun, dan selanjutnya
berubah lagi menjadi obat atau bahan obat. Oleh karena itu seorang ahli farmasi
(Pharmacist) ialah orang yang paling mengetahui hal ihwal obat. Ia satu-satunya
ahli mengenai obat, karena pengetahuan keahlian mengenai obat memerlukan
pengetahuan yang mendalam mengenai semua aspek kefarmasian seperti yang
tercantum pada definisi di atas.

Mengikuti perkembangan zaman, telah terjadi pula perubahan penekanan


pada pengertian dan orientasi farmasi. Pada awalnya profesi farmasi itu dikatakan
merupakan seni (arts) dan pengetahuan (science). Hal ini dapat dilihat pada buku
teks yang digunakan di perguruan tinggi farmasi pada awal pertengahan abad ke-
20, yang antara lain berjudul “Scoville’s The Art of Compounding “ (Seni
Meracik Obat), dan “Recepteerkunde” (Ilmu Resep) karangan van Duin, dan van
der Wielen.

The American Society of Colleges of Pharmacy (AACP) mendefinisikan


farmasi sebagai ”suatu sistem pengetahuan (knowledge system) yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan (health service)”. Memang agak sulit untuk
mendefinisikan farmasi secara lengkap, yang bukan saja melihatnya dari aspek
asal atau sumber obat, atau tujuan pemakaian obat.

Pada Ekspose Perkembangan Ilmu Kesehatan oleh ISFI/IDI di Jakarta bulan


Maret 1986 oleh suatu Tim dari Institut Teknologi Bandung telah dikemukakan
definisi Farmasi sebagai berikut :

5
Farmasi pada dasarnya merupakan sistem pengetahaun (ilmu, teknologi dan
sosial budaya) yang mengupayakan dan menyelenggarakan jasa kesehatan
dengan melibatkan dirinya dalam mendalami, memperluas, menghasilkan dan
mengembangkan pengetahuan tentang obat dalam arti dan dampak obat yang
seluas-luasnya serta efek dan pengaruh obat pada manusia dan hewan.

Untuk menumbuhkan kompetensi dalam sistem pengetahuan seperti diuraikan di


atas, farmasi menyaring dan menyerap pengetahuan yang relevan dari ilmu
biologi, kimia, fisika, matematika, perilaku dan teknologi; pengetahuan ini dikaji,
diuji, diorganisir, ditransformasi dan diterapkan.

Sebagian besar kompetensi farmasi ini diterjemahkan menjadi produk yang


dikelola dan didistribusikan secara profesional bagi yang membutuhkannya.

Pengetahuan farmasi disampaikan secara selektif kepada tenaga profesional


dalam bidang kesehatan dan kepada orang awam dan masyarakat umum agar
pengetahuan mengenai obat dan produk obat dapat memberikan sumbangan
nyata bagi kesehatan perorangan dan kesejahteraan umum masyarakat.

6
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Posisi Farmasi dalam Bidang Kesehatan

Melalui hubungan antara para ahli dan hubungan dengan para ahli dari
bidang kesehatan lainnya, seorang para ahli farmasi sanggup memberi sumbangan
yang berharga dalam perawatan seorang pasien. Pengetahuannya yang dalam
tentang faal dan terapi dengan obat, rancangan bentuk sediaan dan
penggunaannya, produk farmasi yang tersedia dan sumber-sumber keterangan
tentang obat menjadikan seorang ahli farmasi sebagai anggota yang penting dalam
tim perawatan kesehatan. Dia dipercayakan tanggung jawab yang sah dalam
penyembuhan, penyimpanan, pengawasan, dan pengedaran produk-produk
farmasi yang efektif dan uuntuk meramu dan memenuhi permintaan dokter
melalui resep. Dengan menggunakan pengetahuan dan latihan yang intensif,
seorang ahli farmasi melayani pasien sebagai penasihat dalam pemakaian obat-
obatan dan mendorong pada pemakaiannya yang aman dan tepat. Ahli farmasi
menyampaikan pelayanan farmasinya pada berbagai macam masyarakat dan
lingkungan lembaga perawatan kesehatan dan secara efektif memanfaatkan data
catatan dan memonitor teknik-teknik dalam menjaga kesehatan umum. Oleh
karena itu, farmasi memiliki peranan yang penting dalam bidang kesehatan
lainnya.

Beberapa hal yang melibatkan farmasis dalam bidang kesehatan


masyarakat:

1. Identifikasi health-related public/comm problems:secaraluar


berprinsip pada epidemiologi,termasuk pengumpulan data yang
diperlukan untuk penentuan penyebab penyakit,efek (obat)
,penyembuhan penyakit. Masalah yang muncul diantaranya:
prevalensi dan insiden penyakit,jumlah dan penderitaan

7
ADRs,tingkat kepatuhan minum obat,biaya,karakteristik
peresepan,kesalahan dispensing,dan pengobatan sendiri.
2. Penentuan prioritas kesehatan:lewat proses legislative/regulasi
yaitu penentuan lokasi dana untuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan.
3. Health planning:setelah prioritas ditentukan,program
pelaksanaan disusun secara sistematik sesuai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Evaluasi program:data harus dikumpulkan untuk digunakan
sebagai umpan balik bagi proses perencanaan tugas
berikutnya,sehingga sistem menjadi dinamik.
5. Reimbur sement/economics:alokasi biaya dan pengelolaan
secara efektif dan efisien merupakan faktor esensial.kelancaran
pembiayaan untuk pelayanan seluruh populasi,termasuk untuk
obat,harus diupayakan secara optimal.

3.2 Farmasi dalam Profesi dan Jasa Pelayanan Kesehatan

Profesional perawatan kesehatan yang berpraktik di bidang farmasi


dinamakan farmasis atau apoteker. Ia merupakan bagian dari anggota tim
perawatan kesehatan yang secara langsung terlibat dalam perawatan pasien.
Farmasis atau apoteker berlisensi membuat dan menjual atau menyalurkan obat –
obatan dan mencampurkan ( meracik ) resep dokter. Farmasis menerjemahkan dan
mengomunikasikan pengetahuan khususnya kepada pasien, dokter, dan penyedia
pelayanan kesehatan lainnya.

Apoteker dapat menentukan nama obat yang akan dipakai pasien.


Kewenangan ini diatur dalam PP No.51/2009 pasal 24 mengenai pelayanan resep
dokter oleh apoteker yang berbunyi, “ apoteker dapat mengganti obat merk
dagang dengan obat generik yang sama kompenen aktifnya atau obat merk dagang
lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien “.

8
Adapun tugas seorang apoteker telah diatur dalam Kepmenkes
No.1027/MENKES/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotik
yang mencakup aspek pelayanan informasi obat dan layanan residensial (
Homecare ). Berdasarkan peraturan di atas, inilah tugas seorang apoteker :

1. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah


dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi
tentang obat kepada pasien sekurang – kurangnya meliputi : cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,
aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.
2. Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi,
pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien, atau yang bersangkutan terhindar dari
bahaya penyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah.
3. Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksankan
pemantauan penggunaan obat.
4. Apoteker sebagai caregiver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan
kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok
lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

9
BAB 4
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, dapat disumpulkan


bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial yeng dapat
memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas secara produktif baik
ekonomi maupun sosial. Sedangkan hal yang membuat seseorang berhalangan
dalam melakukan aktivitas salah satunya adalah sakit. Di dunia kesehatan kata
farmasi berasal dari bahasa Yunani “pharmakon”yang berarti medika/obat, pada
umumnya farmasi ialah suatu pengetahuan mengenai identifikasi, kombinasi,
analisa, standarisasi obat yang sesuai untuk didistribusikan untuk pengobatan serta
pencegahan suatu penyakit. Posisi farmasi dibidang praktik dinamakan
farmasis/apoteker memiliki tanggung jawab dalam penyembuhan, penyimpanan,
pengawasan dan pengedaran produk-produk obat yang efektif dan untuk meramu
(meracik) obat dengan memenuhi permintaan dokter melalui resep. Ahli farmasi
juga melayani pasien dengan komunikasi yang baik, pengetahuan tentang obat
dan latihan yang intensif dalam pemakaian obat;obatan dan mendorong pada
pemakaian yang tepat dan aman. Oleh karena itu,farmasi memiliki posisi vital
yang sangat penting dalam dunia kesehatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ansel,Howard C.2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: Universitas


Indonesia

Chandra, Budiman 2006.Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas EGC.Jakarta


Siti Nafsiah .2000. "Prof. Hembing pemenang the Star of Asia Award: pertama di
Asia ketiga di dunia", Gema Insani. Jakarta
Wattimena, J.R. dkk.1986.Makalah dalam Ekspose Perkembangan Ilmu
Kesehatan oleh IDI/ISFI, Jakarta.
Angayomi, Hega.2014. Farmasi Medis dan Kesehatan.Bandung : Nuansa
Cendekia

11

Anda mungkin juga menyukai