Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN KE 6

Penyedap dan pemodifikasi penyedap


Penggunaan penyedap (flavor) dan pemodifikasi penyedap (flavor modifiers) untuk
meningkatkan rasa dan aroma makanan, obat, dan parfum adalah seni yang telah diawali sejak
beberapa abad yang lalu. Bila zaman dahulu digunakan penyedap alami, saat ini luas digunakan
penyedap hasil sintesis dan gabungan penyedap sintesis dan penyedap alami. Penyedap adalah
efek kompleks dari 3 komponen : rasa, bau, dan faktor perasaan (feeling). Biasanya terkait
dengan kesenangan, kenikmatan makanan atau minuman, dan selanjutnya rasa nikmat yang luar
biasa (menyenangkan).
Penyedap rasa adalah sensasi komponen multidimensional yang melibatkan persepsi objektif dan
subjektif. Persepsi perasaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dan karena itu dpat diukur.
Menurut definisi Websters New Collegiate Dictionary : flavor adalah kualitas sesuatu yang
mempengaruhi perasaan dari rasa, campuran sensasi rasa dan bau yang ditimbulkan oleh
substansi dalam mulut. Definisi ini cukup baik, tetapi belum melibatkan perasaan.
1. Rasa
Rasa terdiri atas 4 sensasi utama, yaitu rasa manis, rasa asam, rasa pahit, dan rasa asin/garam.
Ada 4 jenis tunas (buds) sensasi rasa. Sensasi ini dirasakan oleh lidah dan diinterpretasikan
oleh otak. Beberapa lokasi di daerah lidah memberikan respons yang lebih segera pada rasa
spesifik jika dibandingkan dengan rasa yang lain. Sensasi manis lebih mudah dideteksi pada
ujung lidah, sedangkan rasa pahit lebih segera terdeteksi pada bagian belakang lidah. Sensasi
asam lebih terasa pada sisi lidah, sedangkan rasa garam biasanya terdeteksi, baik pada bagian
ujung maupun bagian samping dari lidah (lihat Gambar 9.1).
Selama penelanan, tunas arasa bereaksi terhadap bahan terlarut. Sensasi yang dihasilkan
ditransmisikan ke otak oleh syaraf cranial ke-9 (glasso pharyngeal).
Gambar 9.1 Distribusi sensitivitas 4 rasa pada lidah manusia (menurut Plaffman).
Syaraf cranial ke-10 dan ke-12 berpartisipasi dalam reaksi sensasi ini, tetapi peranannya
terbatas.
2. Bau
Komponen bau dari penyedap disebabkan oleh reaksi rangsangan (conscious dan
subconscious) terhadap bahan volatile (menguap), tanpa bau tersebut kebanyakan makanan
tidak akan menunjukan rasa. Sudah terbukti bahwa bau kemungkinan melibatkan antaraksi
reseptor spesifik sehingga diduga sifat struktural odoran penting dalam menimbulkan sensasi
bau spesifik.
3. Faktor perasaan
Faktor rasa di mulut sangan kritikal dalam presepsi penyedap. Sebagai contoh : rasa
astringen, rasa pedas cabe, rasa dingin mentol, dan tekstur (misal rasa lembut atau keras pada
gula-gula). Faktor perasaan di mulut ini juga penting untuk meningkatkan kualitas
organoleptik sediaan farmasi.
4. Penilaian kualitas penyedap
Penilaian penyedap di industri farmasi masih bersifat sangat subjektif dan kurang presisi
selama interpretasi data minimal. Pengujian prefensi kulaitas penyedap memerlukan
perencanaan secara sistemik. Dalam beberapa hal yang dilakukan pengujian berbeda
(objective analysis). Oleh karena itu, parameter spesifik produk (variable faktor dan kovarial)
perlu diidentifikasi dan digunakan untuk menyusun criteria kinerja penyedap yang lain.
Beberapa faktor ini ditingkatkan untuk melakukan Field Testing of Armed Forces Rations
(Amerika Serikat) sebagai berikut :
1) Faktor variable produk
a. Klasifikasi variabel produk (viskositas, warna, usia produk, kondisi penyimpanan,
konsistensi, dan ukuran partikel, konfigurasi kemasan primer, pH, dan lain
sebagainya).
b. Criteria kinerja produk (stabilitas, efikasi, ketersediaan hayati, bau, profil kemanisan,
pahit, efek rasa ikutan, dan lain sebagainya).
2) Faktor pengujian
a. Jumlah replikasi, jumlah subjek uji, urutan randominasi pengujian awal kelompok,
dan lain sebagainya.
b. Pengujian untuk signifikan dan besar kesalahan acak terkait nilai purata.
c. Hasil prediktif, biasanya meliputi hasil faktor analisis dan estimasi variabel formulasi
optimal.
d. Berbagai faktor : biasanya deskripsi control untuk memvalidasi hasil (positif,
negative, atau keduanya).
3) Criteria penerimaan secara spesifik berdasarkan pada limit statistic dan berbagai
parameter uji.
Pengujian kinerja dari penyedap dilakukan dengan mengacu pada berbagai parameter
menyimpulkan bahwa perbedaan di antara dua (pengujian secara berpasangan) atau tiga
(pengujian triangle) produk dapat diidentifikasi berdasarkan prefensi. Memutuskan bahwa 2
produk adalah “ekuivalen” atau “berbeda” memerlukan pengujian secara lebih rinci untuk
mencapai hasil yang lebih dari studi preferensi.
Kecenderungan masa depan dalam menyusun komposisi penyedap secara kuantitatif adalah
melalui cara penentuan kuantitatif, baiasanya kromatografi gas dan kromatografi kinerja
tinggi. Cara terakhir ini dilakukan untuk menyusun komposisi penyedap yang diperlukan dan
bersifat spesifik untuk tujuan tertentu.
5. Agen penyedap (flavoring agent)
Agen penyedap dapat diklasifikasikan sebagai alamiah (natural), artificial (sintesis), atau
campuran hasil alam dan atrifisial (N & A). penyedap farmasetik tersedia dalam bentuk
cairan, (misal : minyak atsiri, ekstrak cair, tinktura, dan destilat), padat (misal : (hasil)
semprot kering, banili kristalin, serbuk (hasil) kering beku cinnamon, dan ekstak cair lemon
kering), dan bentuk pasta yang dinamakan concrete (mengeras/getas pada permukaan dan
lunak pada bagian dalam), (misal : ekstrak kental, resin, dan konsentrat). Yang luas
digunakan adalah agen penyedap berbentuk cair karena segera dapat berfungsi ke dalam
substrat. Tersedia dalam bentuk minyak oily (seperti minyak esnsial) dan cairan non
berminyak (non oily). Tekstur biasanya bergantung pada pelarut pada pelarut di dalamnya
saat dipreparasi.
Ekstrak cair dapat saja mengandung hanya komponen tunggal atau berbagai komponen.
Tinktura diperoleh secara maserasi atau perkolasi dari herbal dan bumbu dalam alcohol.
Minyak atsiri (esensial) dididihkan pada suhu tinggi, akan tetapi kebanyakan tidak dapat
didestilasi secara langsung tanpa penguraian. Destilasi secara vakum, destilasi uap, dan
destilasi fraksional atau molecular, seringdilakukan untuk proses manufaktur. Destilasi
fraksional mnghilangkan sesepora air, material resin, warna, terpen dan seskiuterpen, serta
destilat. Proses ini meningkatkan kelarutan dan meningkatkan intensitas penyedap. Minyak
yang tidak mengandung seskuiterpen lebih larut dari minyak yang tidak mengandung terpen
karena penghilangan fraksi awal dan akhir (misal residu malam/waxy). Kebanyakan minyak
tidak mengandung seskuiterpen, yang digunakan industry farmasi meliputi minyak “orange”
dan minyak “lemon”. Minyak dan sari (juices) diperoleh dari sumber tanaman melalui cara
pemerasan. Minyak atsiri “citrus”, secara eksklusif, selalu diperoleh dengan cara ini.
Agen penyedap alamiah
Komponen alamiah telah digunakan sejak dahulu untuk penyedap makanan dan membuat
obat mirasa (palatable). Madu merupakan pemanis dan agen penyedap rasa. Anggur masih
digunakan sebagai pemanis dan agen penyedap rasa.
Penggunaan mutakhir penyedap alamiah dalam farmasi terbatas karena sering bersifat tidak
stabil dan kualitasnya sulit diprediksi, tergantung pada musim panen.
Penyedap alamiah yang luas digunakan adalah minyak “citrus” yang tidak mengandung
terpen, yang stabil dan terlindung baik dari cahaya maupun dari udara.
Berikut adalah bermacam penyedap alamiah yang digunakan di industri makanan dan
farmasi :
a) Anis (pimpinella Anisum Umbeliferae)
Anis adalah herbal tanaman yang dibudidayakan tahunan di Eropa. Minyak atsiri
diperoleh secara destilasi uap dari buah kering (biji). Destilasi berupa minyak atsiri
berwarna jernih kekuningan. Memadat pada temperature rendah dan menunjukkan
karakteristik baud an rasa manis seperti sukus (licorice). Konstituen utamanya
meliputi anetol (lebih kurang 90%), metal khavicol, p-metoksi fenil aseton, dan
aldehida asetat. Minyak anis sering digunakan pada konsentrasi lebih kurang 3000 bpj
dalam sediaan cair.
b) Cardamon (Elettaria Cardamomium, Zingiberacea)
Cardamom dibudidayakan di India dan Sri Langka. Minyak atsiri diperoleh secara
destilasi uap, dan biji halus menghasilkan cairan berwarna hijau – kuning dengan rasa
hangat dan sedap (spicy) berbau aromatic. Komponen dari minyak atsiri adalah
limonen, cineol, D-α terpeneol, dan terpenil asetat. Cardamon biasanya digunakan
pada konsentrasi sekitar 5-50 bpj.
c) Wild cherry (Prunus Serotina, Rosaceae)
Wild cherry adalah pohon besar asli Kanada Selatan yang menyebar di Amerika
Serikat dan Eropa. Kayu, cabang kecil, dan ranting digunakan untuk mempreparasi
ekstrak cair dan tinktura. Konstituen utama ekstrak Wild cherry adalah glukosida
prunasin yang terhidrolisis secara enzimatik menghasilkan asam prusad, glukosa, dan
benzaldehida. Juga terdapat kumarin, fitosterol, asem benzoate, dan asam lemak
(misalnya asam oleat, linoleat dan palmitat). Karakteristik berasa manis, sepat (tart)
dengan bau, seperti cherry. Ekstraksi Wild cherry biasa digunakan pada konsentrasi
50-800 bpj untuk makanan dan sediaan farmasi.
d) Lemon (citrus limonum, Rutaceae)
Lemon berupa semak hijau atau berupa pohon tanaman asli Timur Juh yang
dikembangkan di daerah Mediterania. Daun, buah, dan kulit buah digunakan secara
utuh atau hasil perasan, terdapat dalam makanan, sediaan farmasi cair dan padat.
Minyak atsiri lemon diperoleh dengan cara pemerasan dingin. Telah teridentifikasi
sekitar 40 konstituen, 90% adalah limonene. Ekstrak cair dan tinktura diperoleh dari
kulit kering. Lemon biji kecil (peptitgrain) diperoleh secara destilasi uap dari daun.
Untuk penyedap harus dibebaskan dari terpen. Konstituen utama adalah D-α-pinen,
camphene, D-limonene, dipenten, L-linolol, nerol dan sitrol.
Minyak lemon petigrain digunakan untuk bermacam aplikasi. Rentang konsentrasi 1-
35 bpj. Minyak atsiri dan ekstrak lemon biasanya digunakan pada konsentrasi lebih
tinggi, yaitu pada rentang 1000-10000 bpj. Semua minyak lemon menunjukkan
karakteristik bau lemon dan penyedap sedikit agak pahit.
e) Bitter Orange (Citrus auratium, Rutaceae)
Bitter Orange adalah pohon tropic tinggi yang dapat tumbuh sampai ketinggian lebih
kurang 10 meter. Tumbuhan asli Timur Juh, dibudidayakan secara intensif di sekitar
Mediterania, Guinea, India Barat, Afrika Barat, dan Brazil. Daun dan ranting
menghasilkan minyak atsiri peptigrain secara destilasi uap. Minyak stsiri Neroli
bigarade adalah minyak atsiri dari bunga secara destilasi upa. Kulit diperas dan
didestilasi uap untuk menghasilkan minyak atsiri Orange. Konstituen utama dari
minyak alsion orange adalah D-limonen dengan bermacam asam, aldehida, dan
diester. Minyak atsiri digunakan secara luas dalam makanan dan sediaan farmasi
sampai konsentrasi 500 bpj.
f) Sweet Orange (Citrus sinesis var auranium dulcis, Rubiaceae)
Sweet Orange adalah tanaman hijau yang tumbuh sampai ketinggian lebih kurang 6
meter. Berasal dari Oriental dan dibudidayakan secara ekstensif di Mediterania,
Florida, dan Calfornia. Minyak atsiri peptitgrain diperoleh dari daun dan ranting,
tetapi produksinya rendah karena penggunaannya terbatas, terutama untuk insdustri
parfum. Minyak atsiri Sweet Orange diperoleh secara pemerasan. Sifat fisikokimia
(misal : bobot jenis, rotasi optic, dan indeks bias) bervariasi bergantung pada sumber.
Minyak atsiri mengandung lebih dari 90% limonene, sebagai tambahan dalam jumlah
cukup besar desiklik, aktilik, nonilik dan dodesiklik aldehida, serta ester sitrat.
Mempunyai bau spesifik dan agak berasa pahit, flavor astringen biasa digunakan pada
konsentrasi sampai 500 bpj.
g) Peppermint (Mentha piperita, Labiatae)
Peppermint adalah tanaman herbal dengan ketinggian lebih kurang 81 cm. Minyak
atsiri diperoleh secara destilasi uap dari pucuk tanaman berbunga. Dibudidayakan di
Eropa, Amerika Utara dan Selatan, serta Jepang. Konstituen utama dari minyak atsiri
adalah α dan β-pinen, limonene, sineol, etil amil karbinol, menton, mentol, isomentol
metal asetat, dan piperiton. Pippermint menunjukkan bau mint kuat dengan rasa
balsam panas dengan efek pendinginan yang kuat. Digunakan secara laus dalam
makanan, disamping sediaan farmasi cair sampai konsentrasi 8000 bpj.

Agen penyedap artificial (artificial flavoring)


Tidak seperti penyedap alamiah, penyedap sintetik biasanya stabil. Pengembangan penyedap
sntetik ini pararel dengan perkembangan analisis instrumental di mana komponen aktif dalam
pewangi alam diidentifikasi dan direkontruksi secara sintetik dengan akurasi cukup tinggi.
Duplikasi penyedap alamiah secara ekstraksi agak sulit dilakukan karena komponen minor
sering merupakan contributor penting terhadap profil penyedap secara keseluruhan.
Komponen minor ini tidak selalu sapat diidentifikasi dengan mudah. Sebagai contoh
komponen utama vanilla adalah vanillin dan etil vanillin. Namun penyedap vanilla yang
berasal dari buncis (bean) tidak selalu sesuai dengan vanilla (sintetik) artificial.

Agen alamiah dan artificial (N & A)


Dalam sistem N & A, penyedap alamiah dikombinasikan dengan komponen sntetik untuk
meningkatkan kesetimbangan dan keutuhan penyedap. Penyedap ini biasanya
diklasifikasikan menurut tipe dan sensasi rasa. Tabel 9.1 mengandung daftar komponen
penyedap N & A yang menunjukkan berbagai sifat sensasi yang digunakan dalam makanan
dan sediaan farmasi.
Tabel 9.1 Rasa utama dan karakteristik flavor, dan tipikal komponen flavor.
Bahan Uji primer Karakterikstik

Manis Pahit manis Manis flavour

Alil benzoat X Cheri


Alil kaproat X Nanas
Alil X Nanas
siklohesibutirat
Alil X Persik/aprikot
sikloheksikaproat
Alil X Apel
sikloheksivalerat
Alil fenoksiasetat X Madu/nanas
Anetol X Anis
Anisil alkohol X Persik
Anisil format X Stoberi
Benzyl isobutirat X Stoberi
Benzyl salisilat X Raspberi
sinamaldehida X Cinamon/melon
Sinamil X Anggur
antranilat
Sitral X Lemon
Sitronelil format X Plum
Sikloheksil X Persik/kognak
kaproat
Desil format X Anggur
Diasetil X Mentega
Difenil eter X Black currant
Etil valerat X Pisang/apel
Engenol X Clove buds
Geraniol X Seperti ara
α-lonon X Raspberi
Isoamil salisilat X Stoberi
Isobutyl X Anggur/Stoberi
antranilate
Isopropyl valerat X Apel
Linalil antranilat X Jeruk
Metil ionon X Raspberi/currant
Metil propionat X Black currant
Metil undesil X Kelapa
keton
Musk ambrette
Nerol X Seperti ara
Neril asetat X Raspberi
Neril butirat X Kakao/coklat
Propenil guaetol X Vanilla
Propil isobutirat X Nanas
Rodinol X Rose
Santalil asetat X Apricot
Terpenil butirat X Plum
Tetrahidrofurfuril X Coklat/apricot
proprionat
Vanililiden X Vanilla
aseton
Yara-yara X Stoberi

Banyak penyedap N & A yang secara kimia dan structural sama, tetapi berbeda secara
signifikan dalam rasa dan aroma. Penyedap yang sama dari berbagai produsen dapat
bervariasi secara signifikan dalam komposisi. Sebagai contoh : perubahan relatif kecil dalam
panjang rantai karbon dapat berdampak jelas pada tipe penyedap. Perubahan minor, seperti
konversi alkil benzoate menjadi sikloheksil ester (misal kaproat atau valerat), akan
mentransformasikan flavor cherry menjadi peach atau nanas. Keuntungan dari flavor N & A
adalah spectrum yang luas dari agen penyedap di mana formulasi dapat dikembangkan baru
sama sekali dengan sistem penyedap baru yang bersifat unik yang tidak tersedia secara
ilmiah.
6. Pemilihan penyedap dalam sediaan farmasi
Ada bermacam jenis penyedap. Penyedap berasal dari alam, sintetik, dan campuran alam dan
sintetik. Penggunaan konsentrasi yang sesuai bergantung pada banyak faktor, seperti
karakteristik produk yang meliputi komposisi, keadaan fisika, usia guna, pH, temperature
proses, kondisi penyimpanan, dan reaktivitas komponen. Konsentrasi penyedap bergantung
pula pada sector pasar yang menjadi sasaran. Usia pengguna dan cara penggunaan adalah 2
variabel yang akan menentukan tipe, konsentrasi, dan sifat penyedap yang dipilih untuk
pengembangan produk.
Sejumlah criteria digunakan dalam menyeleksi penyedap. Perbedaan konsentrasi penyedap
akan menghasilkan sensasi yang besifat sangat subjektif. Persyaratan spesifik untuk
mendapatkan kesetimbangan dan kenyamanan saling bergantung satu sama lain, sebagian
dari bahan aktif obat (API) dan sebagian lagi dari bentuk fisika produk. Karena alasan ini,
bila menyeleksi sistem penyedap, para ahli dalam pengembangan produk harus
memperhatikan beberapa variabel/faktor penyedap yang merupakan sumber respons yang
diharapkan. Beberapa faktor ini adalah tekstur produk (misalnya viskositas formulasi,
padatan, atau cairan), kandungan air, dasar pembawa atau substrat, dan rasa dari subjek API.
Contoh spesifik yang perlu diperhatikan adalah :
Identitas penyedap langsung dari formulasi pada saat dikonsumsi.
Kompatibilitas faktor rasa di mulut dan pengembang cepat dari campuran.
Penyedap dalam mulut selama penelanan produk.
Tidak menimbulkan rasa tidak enak dan kurang nyaman di mulut dan rasa ikutan yang
lemah selamapenelanan produk.
Jadi, pemilihan sistem penyedap memerlukan evaluasi ekstensif dari sejumlah kulaitas
organoleptik. Komponen pembawa dimana API akan berada merupakan faktor signifikan
pada kinerja sistem penyedap. Dari faktor ini pemanis barang kali merupakan komponen
paling relevan.
Pemanis
Pemanis yang umum dugunakan adalah sukrosa, glukosa, fruktosa,sorbitol, dan gliserin.
Standar penggunaan tingkat kemanisan gula (sukrosa) diberikan dalam bentuk nilai intensitas
0-100. Tabel 9.2 memberikan nilai intensitas relative pemanis yang banyak digunakan dalam
farmasi. Intensitas kemanisan berubah sesuai dengan konsentrasi. Sebagai contoh : intensitas
relative kemanisan glukosa terhadap gula tebu adalah 53 pada konsentrasi 8%, meningkat
menjadi 88 pada konsentrasi 35%. Intensitas pemanis meningkat sesuai dengan konsentrasi
dan akan mencapai suatu nilai maksimal dimana faktor prasaan menjadi sangat menentukan.
Sukrosa pada konsentrasi 30% menunjukkan kemanisan intensif. Pada konsentrasi 50% atau
lebih
Tabel 9.2 Nilai intensitas untuk pemanis yang luas digunakan
Pemanis Intensitas

Sorbitol 60
Manitol 50
Hidrolisat pati terhidrogenisasi 30-40
Larutan maltitol 70-80
Maltitol 90
Xylitol 100
Eribritol 60-70
Gliserin 55-75
Sukrosa 100
Fruktosa 117
Maltosa 30

Tinggi menurut persepsi tidak lagi berbeda, diaman perbedaan karakteristik di mulut bisa
berbeda (misal : sirup, salivasi) menjadi lebih menonjol. Hal ini disebabkan oleh efek
osmotic pada membrane mukosa di dalam jaringan oral.
Gliserin, glukosa, sorbitol, dan sukrosa mempunyai keterbatasan dalam sediaan padat (misal
tablet) Karen material bersifat higroskopis. Manitol lebih sering digunakan dalam
manufaktur tablet. Di samping kurang higroskopis, manitol menunjukkan panas pelarutan
negative. Karena alas an ini, tablet kunyah yang mengandung manitol akan menimbulkan
rasa dingin menyenangkan dalam mulut yang merupakan faktor koplementer dari penyedap
rasa.
Pemanis sintetik sakharin luas digunakan dalam makanan dan sediaan farmasi. Tingkat
kemanisannya lebih kurang 350 kali kemanisan sukrosa. Berasa manis pada konsentrasi
renadah (ekuivalen terhadap 5-10% sukrosa) dan akan brasa pahit pada konsentrasi lebih
tinggi. Lebih kurang 20% dari populasi peka terhadap sakharin,mereka merasakan kepahitan
sakharin walupun dalam konsentrasi yang rendah. Pada pengujian secara berulang, sakharin
menjadi kurang manis dan meningkat rasa pahitnya. Pada pengujian larutan untuk ketiga dan
keempat kali, walaupun dengan konsentrasi rendah, pada populasi yang peka, sakharin tidak
berasa manis lagi. Pemanis sintetik siklamat dan aspartat tingkat kemanisannya sekitar 30
kali kemanisan sukrosa, akan tetapi seperti halnya sakharin, profil kemanisan rasa pahit
bergantung pada konsentrasi. Dibandingkan dengan sakharin, aspartam tidak menunjukkan
rasa ikutan ikutan pahit dan cukupluas digunakan. Siklamat dilarang pada tahun 1970-an
karena khawatir bersifat karsinogenik. Monoamonium gliserisinat menunjukan rasa ikutan
manis yang lama sehinggadapat dimanfaatkan untuk penutupan rasa produk dengan rasa
ikutan pahit yang elmah. Juga efektif dalam meningkatkan flavor coklat.
Gliserin sering digunakan dalam larutan untuk efeknya sebagai pelarut dari banyak senyawa
(misal vitamin) di samping efeknya sebagai humektan. Sirup gula (sukrosa) bisa
menyebabkan cap locking pada tutup botol karena gula mengkristal pada tutup botol. Akan
tetapi, dengan penambahan 10-20% gliserin, efek ini dapat dikurangi. Gliserin jarang
digunakan sebagai pemanis tunggal karena menunjukkan rasa panas di mulut dan efek seperti
rasa terbakar.
7. Agen penutup rasa
Ada sejumlah penyedap alamiah dan artificial yang secara umum menunjukkan efek
penutupan rasa yang sama (Tabel 9.3). Dari kebanyakan rasa yang perlu ditutupi dalam
sediaan farmasi, rasa pahit merupakan rasa yang paling susah ditutupi dalam sediaan farmasi.

Tabel 9.3 Agen penutup dan komplementer rasa dasar


Rasa dasar Agen penutup

Manis (sweet) Vanilla, anggur, permen karet dan buah-buahan lain.


Asam (asid) Lemon, orange, cheri, buah anggur, jeruk (lime)
Logam (metallic) Beri, mint, anggur, Guiana marsh mallow
Pahit (bitter) Licorice (sukus), kopi, coklat, mint, buah anggur, cheri, peach,
raspberi, orange, lemon, jeruk.
Kadar bahan penutup rasa yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan rasa, kadangkala
sulit diduga kerna antaraksi yang kompleks dari elemen penyedap rasa lain dalam
produk/sediaan.
Derajat penutupan rasa pahit denganagen ini disusun secara menurun, sirup coklat adalah
yang paling efektif, diikuti oleh sirup raspberi, cheri, cinnamon, senyawa sarsaparilla, asam
sitrat, licorice (sukus), eliksir aromatic orange, dan wild cherry. Rasa asam dan metalik
dalam sediaan farmasi dapat ditutupi dengan cukup menyenangkan. Bahan asam yang
mengandung asam hidrokholida sangat efektif dinetralisasi dengan sirup raspberi dan sirup
buah-buahan lain.
Rasa logam (misal besi) pada sediaan cair oral biasanya ditutupi dengan ekstrak gurana.
Buah tropic Flavor Gurana digunakan pada rentang konsentrasi 0,001% sampai 0,5% dan
dapat pula digunakan untuk sediaan padat (misal tablet kunyah dan granul).

Anda mungkin juga menyukai