Penyedap Dan Pemodifikasi Penyedap
Penyedap Dan Pemodifikasi Penyedap
Banyak penyedap N & A yang secara kimia dan structural sama, tetapi berbeda secara
signifikan dalam rasa dan aroma. Penyedap yang sama dari berbagai produsen dapat
bervariasi secara signifikan dalam komposisi. Sebagai contoh : perubahan relatif kecil dalam
panjang rantai karbon dapat berdampak jelas pada tipe penyedap. Perubahan minor, seperti
konversi alkil benzoate menjadi sikloheksil ester (misal kaproat atau valerat), akan
mentransformasikan flavor cherry menjadi peach atau nanas. Keuntungan dari flavor N & A
adalah spectrum yang luas dari agen penyedap di mana formulasi dapat dikembangkan baru
sama sekali dengan sistem penyedap baru yang bersifat unik yang tidak tersedia secara
ilmiah.
6. Pemilihan penyedap dalam sediaan farmasi
Ada bermacam jenis penyedap. Penyedap berasal dari alam, sintetik, dan campuran alam dan
sintetik. Penggunaan konsentrasi yang sesuai bergantung pada banyak faktor, seperti
karakteristik produk yang meliputi komposisi, keadaan fisika, usia guna, pH, temperature
proses, kondisi penyimpanan, dan reaktivitas komponen. Konsentrasi penyedap bergantung
pula pada sector pasar yang menjadi sasaran. Usia pengguna dan cara penggunaan adalah 2
variabel yang akan menentukan tipe, konsentrasi, dan sifat penyedap yang dipilih untuk
pengembangan produk.
Sejumlah criteria digunakan dalam menyeleksi penyedap. Perbedaan konsentrasi penyedap
akan menghasilkan sensasi yang besifat sangat subjektif. Persyaratan spesifik untuk
mendapatkan kesetimbangan dan kenyamanan saling bergantung satu sama lain, sebagian
dari bahan aktif obat (API) dan sebagian lagi dari bentuk fisika produk. Karena alasan ini,
bila menyeleksi sistem penyedap, para ahli dalam pengembangan produk harus
memperhatikan beberapa variabel/faktor penyedap yang merupakan sumber respons yang
diharapkan. Beberapa faktor ini adalah tekstur produk (misalnya viskositas formulasi,
padatan, atau cairan), kandungan air, dasar pembawa atau substrat, dan rasa dari subjek API.
Contoh spesifik yang perlu diperhatikan adalah :
Identitas penyedap langsung dari formulasi pada saat dikonsumsi.
Kompatibilitas faktor rasa di mulut dan pengembang cepat dari campuran.
Penyedap dalam mulut selama penelanan produk.
Tidak menimbulkan rasa tidak enak dan kurang nyaman di mulut dan rasa ikutan yang
lemah selamapenelanan produk.
Jadi, pemilihan sistem penyedap memerlukan evaluasi ekstensif dari sejumlah kulaitas
organoleptik. Komponen pembawa dimana API akan berada merupakan faktor signifikan
pada kinerja sistem penyedap. Dari faktor ini pemanis barang kali merupakan komponen
paling relevan.
Pemanis
Pemanis yang umum dugunakan adalah sukrosa, glukosa, fruktosa,sorbitol, dan gliserin.
Standar penggunaan tingkat kemanisan gula (sukrosa) diberikan dalam bentuk nilai intensitas
0-100. Tabel 9.2 memberikan nilai intensitas relative pemanis yang banyak digunakan dalam
farmasi. Intensitas kemanisan berubah sesuai dengan konsentrasi. Sebagai contoh : intensitas
relative kemanisan glukosa terhadap gula tebu adalah 53 pada konsentrasi 8%, meningkat
menjadi 88 pada konsentrasi 35%. Intensitas pemanis meningkat sesuai dengan konsentrasi
dan akan mencapai suatu nilai maksimal dimana faktor prasaan menjadi sangat menentukan.
Sukrosa pada konsentrasi 30% menunjukkan kemanisan intensif. Pada konsentrasi 50% atau
lebih
Tabel 9.2 Nilai intensitas untuk pemanis yang luas digunakan
Pemanis Intensitas
Sorbitol 60
Manitol 50
Hidrolisat pati terhidrogenisasi 30-40
Larutan maltitol 70-80
Maltitol 90
Xylitol 100
Eribritol 60-70
Gliserin 55-75
Sukrosa 100
Fruktosa 117
Maltosa 30
Tinggi menurut persepsi tidak lagi berbeda, diaman perbedaan karakteristik di mulut bisa
berbeda (misal : sirup, salivasi) menjadi lebih menonjol. Hal ini disebabkan oleh efek
osmotic pada membrane mukosa di dalam jaringan oral.
Gliserin, glukosa, sorbitol, dan sukrosa mempunyai keterbatasan dalam sediaan padat (misal
tablet) Karen material bersifat higroskopis. Manitol lebih sering digunakan dalam
manufaktur tablet. Di samping kurang higroskopis, manitol menunjukkan panas pelarutan
negative. Karena alas an ini, tablet kunyah yang mengandung manitol akan menimbulkan
rasa dingin menyenangkan dalam mulut yang merupakan faktor koplementer dari penyedap
rasa.
Pemanis sintetik sakharin luas digunakan dalam makanan dan sediaan farmasi. Tingkat
kemanisannya lebih kurang 350 kali kemanisan sukrosa. Berasa manis pada konsentrasi
renadah (ekuivalen terhadap 5-10% sukrosa) dan akan brasa pahit pada konsentrasi lebih
tinggi. Lebih kurang 20% dari populasi peka terhadap sakharin,mereka merasakan kepahitan
sakharin walupun dalam konsentrasi yang rendah. Pada pengujian secara berulang, sakharin
menjadi kurang manis dan meningkat rasa pahitnya. Pada pengujian larutan untuk ketiga dan
keempat kali, walaupun dengan konsentrasi rendah, pada populasi yang peka, sakharin tidak
berasa manis lagi. Pemanis sintetik siklamat dan aspartat tingkat kemanisannya sekitar 30
kali kemanisan sukrosa, akan tetapi seperti halnya sakharin, profil kemanisan rasa pahit
bergantung pada konsentrasi. Dibandingkan dengan sakharin, aspartam tidak menunjukkan
rasa ikutan ikutan pahit dan cukupluas digunakan. Siklamat dilarang pada tahun 1970-an
karena khawatir bersifat karsinogenik. Monoamonium gliserisinat menunjukan rasa ikutan
manis yang lama sehinggadapat dimanfaatkan untuk penutupan rasa produk dengan rasa
ikutan pahit yang elmah. Juga efektif dalam meningkatkan flavor coklat.
Gliserin sering digunakan dalam larutan untuk efeknya sebagai pelarut dari banyak senyawa
(misal vitamin) di samping efeknya sebagai humektan. Sirup gula (sukrosa) bisa
menyebabkan cap locking pada tutup botol karena gula mengkristal pada tutup botol. Akan
tetapi, dengan penambahan 10-20% gliserin, efek ini dapat dikurangi. Gliserin jarang
digunakan sebagai pemanis tunggal karena menunjukkan rasa panas di mulut dan efek seperti
rasa terbakar.
7. Agen penutup rasa
Ada sejumlah penyedap alamiah dan artificial yang secara umum menunjukkan efek
penutupan rasa yang sama (Tabel 9.3). Dari kebanyakan rasa yang perlu ditutupi dalam
sediaan farmasi, rasa pahit merupakan rasa yang paling susah ditutupi dalam sediaan farmasi.