Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Filsafat Islam

Kata-kata filsafat diucapkan “falsafah” dalam bahasa Arab, berasal


dari bahasa Yunani philosophia yang berarti “cinta kepada pengetahuan”,
dan terdari dari dua kata, yaitu philos yang berarti cinta (loving) dan
sophia yang berarti pengetahuan (wisdom, hikmah). Orang yang cinta
kepada pengetahuan disebut “philosophos” atau “failasuf” dalam ucapan
Arab-nya. Pencinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan
pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau dengan perkataan
lain, orang yang mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.

Jadi, secara termologi filsafat islam adalah cinta terhadap hikmah dan
berusaha untuk mendapatkan falsafah islam, memusatkan perhatian pada
falsafah islam dan menciptakan sikap positif terhadap falsafah islam.
Filsafat islam merupakan medan perkembangan yang terus berkembang
dan berubah.

Penggunaan kata Filsafat islam juga dikarenakan pencetus dari


faham filsafat ini merupakan tokoh-tokoh beragam muslim. Banyak penulis
juga yang tidak banyak menggunakan istilah filsafat arab. Sebenarnya
perbedaan istilah tersebut hanya perbedaan nama saja, sebab bagaimana
pun hidup dan suburnya pemikiran tersebut (filsafat) adalah di bawah
naungan Islam, dan kebanyakan karyanya ditulis dalam bahasa Arab.
Kalau yang dimaksud dengan “filsafat Arab” ialah bahwa filsafat tersebut
adalah hasil umat Arab semata-mata maka tidak benar, sebab kenyataan
menunjukkan bahwa Islam telah mempersatukan berbagai-bagai umat,
dan kesemuanya telah ikut serta dalam memberikan sumbangannya
dalam filsafat tersebut dan kebanyakan juga bahwa tokoh-tokoh filsafat
islam bukan berasal dari tanah arab, tetapi kebanyakan berasal dari tanah
di luar arab seperti persia dan baghdad.

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan


memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",
maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Qs: Al- Mujjadillah : ayat 11

Maka dari ayat diatas, bahwa mencari ilmu itu dapat meninggikan
derajat kita. Sehingga wajblah kita mencari ilmu dan mengamati apa yang
ada di alam ini sebagai hamba ciptaan Allah. Filsafat sendiri sejalan
dengan itu karena Filsafat mengamati dan mencari jawaban atas
eksistensi alam semesta ini.
2.2 Latar Belakang Filsafat islam

Filsafat sudah dimulai dari masa yunani. Para filsuf yunani seperti
Aristoteles, Plato, Socrates, Thales, Pytaghoras dan lainnya yang
menghasilkan banyak karya dan pemikiran terhadap filsafat. Lalu pada
abad 5-15 Masehi tepatnya, dimulai dengan Alexander Yang Agung
mengalahkan Darius di tahun 331 M Sebelum Islam di Arbela (Sebelah
Timur Tigris). Alexander datang dengan tidak menghancurkan peradaban
dan kebudayaan Persia, tetapi sebaliknya ia berusaha menyatukan
kebudayaan persia dan yunani. Berkat alexander, usaha penyatuan itu
berhasil dan setelah ia meninggal, usaha untuk meneruskan politiknya
pun gagal dan pada akhirnya jatuh ke tangan Islam yang pada saat itu
dipegang oleh bani umayyah. Sebelumnya pula, bahasa administrasi yang
digunakan adalah bahasa yunani tetapi setlah islam datang mulailah
diganti dengan bahasa arab.

Tidak lama kemudia munculah filsuf-filsuf dari umat islam itu sendiri
dan filosof islam yang pertama kali muncul pada waktu itu adalah al-kindi
dan diikuti oleh filsuf-filsuf lain seperti al-razi, al-farabi, ibnu sina dan lain-
lain. Tentu kemunculan ini menjadi tombak kemajuan ilmu pengetauan
pada saat itu. Namun, saat itu pula banyak kritikan dan kontroversi pada
filsafat islam.

2.3 Manfaat adanya Filsafat Islam

a) Agar terlatih berfikir serius


b) Agar mampu memahami filsafat secara menyeluruh
c) Agar paham dan menjadi filsuf walaupun dalam bidang-bidang
tertentu
d) Agar menjadi warga negara yang baik, patuh, dan produktif.
Jadi mempelajari filsafat adalah suatu usaha untuk memahami
alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control,
dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, maka tujuan filsafat
adalah pengertian dan kebijaksanaan. Filsafat tidak ada artinya apabila
tidak bersifat univerasal.

2.4 Ruang lingkup Filsafat Islam

Ruang lingkup menurut para filsuf filsafat islam:

1. Al-Kindi (wafat 893 M) ahli pikir filsafat islam membagi filsafat


dalam tiga lapangan yaitu :
 Ilmu Fisika, merupakan tingkatan yang terendah (tingkat
dasar)
 Ilmu matematika, tingkatan tengah
 Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi

Alasan pembagian tersebut ialah karena ilmu adakalanya


berhubungan dengan sesuatu yang dapat diindera, yaitu
sesuatu yang ber-benda, yaitu fisika, atau adakalanya
berhubungan dengan benda tetapi mempunyai wujud sendiri,
yaitu matematika, yang terdiri dari ilmu hitung, tehnik, astronomi,
dan musik; atau tidak berhubungan dengan benda tetapi
mempunyai wujud sendiri, yaitu matematika yang terdiri dari
ilmu hitung, tehnik, astronomi dan musik; atau tidak
berhubungan dengan benda sama sekali, yaitu Ketuhanan.
2. Al-Farabi (870-850 M) pengulas filsafat Aristoteles bagi al-
Farabi, tujuan filsafat dan agama sama, yaitu mengetahui
semua wujud. Hanya saja filsafat memakai dalil-dalil yang yakni
dan ditujukan kepada golongan tertentu, sedang agama
memakai cara iqna’i (pemuasan perasaan) dan kiasan-kiasan
serta gambaran, dan ditujukan kepada semua orang, bangsa
dan negara.
Mengenai pengertian filsafat, ia mengatakan bahwa filsafat ialah
mengetahui semua yang wujud karena ia wujud (al-ilm bil
maujudat bimahiya maujudah).

Tentang lapangannya, maka al-Farabi membanginya kepada


dua bagian.
 Filsafat Teori (Al-Falsafah An-nadzariyah), yaitu
mengetahui sesuatu yang ada dengan tanpa tuntutan
pengalaman.
 Filsafat Teori (Al-Falsafah Al-Alaniyah), yaitu mengetahui
sesuatu dengan keharusan melakukan dengan amal dan
memeliharakan untuk melakukan-melakukan bagian-
bagian terbaik.

3. Ibnu Sina (980-1037 M) seorang dokter, ahli kimia, filsuf besar


islam. Ia membagi filsafat ke dalam 2 bagian, yaitu :
 Filsafat Teori
 Filsafat Praktik

Pembagian filsafat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak


banyak berbeda dengan pembagian-pembagian yang
sebelumnya, yaitu filsafat teori dan filsafat amalan. Akan tetapi
ia menghubungkan kedua bagian tersebut kepada agama.
Dasar-dasar filsafat tersebut terdapat dalam agama atau syariat
Tuhan, hanya penjelasan dan kelengkapannya didapatkan oleh
kekuatan akal pikiran manusia

Dalam menyebutkan kedudukan seorang nabi dan


hubungannya dengan filsafat amalan, maka Ibnu Sina
mengatakan bahwa tujuan filsafat amalan ini ialah mengetahui
apa yang seharusnya dikerjakan oleh tiap-tiap orang, agar ia
menjadi bahagia di dunia dan di akhirat, inilah yang disebut
akhlak.

Anda mungkin juga menyukai