Dede Diah - KIMIA - Kandungan Kimia Dalam Pakan Ternak - 200110180038 - Fakultas Peternakan
Dede Diah - KIMIA - Kandungan Kimia Dalam Pakan Ternak - 200110180038 - Fakultas Peternakan
MAKALAH
200110180038
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul
maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia. Rasa
terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi
manfaat bagi pembacanya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
I. PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
IV. PEMBAHASAN............................................................................................
V. KESIMPULAN..........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di indonesia saat ini kebutuhan pangan merupakan hal yang perlu diatasi tidak
terkecuali dalam bidang peternakan. Untuk saat ini Indonesia dalam memenuhi
kebutuhan hasil ternak seperti daging, susu, dan telur masih mengimpor. Hal ini
kualitas dan kuantitas pemberian pakan yang relatif rendah, dan harga pakan yang
Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak
(peliharaan). Istilah pakan ini diadopsi dari bahasa jawa. Pakan merupakan sumber
enenrgi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Selain itu pakan juga
saja hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah pakan. Semakin banyaknya
peternak ruminansia maka semakin banyak juga kebutuhan hijauan para peternak
sebagai pakan ternak ruminansia. Masalah yang sering dihadapi oleh para peternak
ruminansia adalah pada saat musim kemarau, dimana hijauan mulai berkurang
1
Dalam hal ini peternak harus inovatif dalam pengolahan pakan hijauan. Salah
satunya dengan pemanfaatan teknologi tepat guna dengan mengolah pakan hijauan
1.3. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kamal, (1998) berpendapat bahwa Bahan pakan adalah setiap bahan yang
dapat dimakan, disukai, dicerna, sebagian atau seluruhnya yang bermanfaat bagi
ternak. Bahan pakan haru memenuhi persyaratan yaitu dapat dimakan, dicerna, dan
diserap dengan baik yang tidak menimbulkan keracunan dan tidak mengganggu
beberapa bahan pakan yang dicampur sedemikian rupa sehingga mengandung zat
gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak ( Indah dan Sobri, 2001).
(Tillman et al, 1999). Dalam pemberian pakan pada ternak dengan seadanya sangat
terlambat, rendah tingkat birahi dan terganggunya siklus reproduksi serta turunnya
Produksi rumput raja yang berlimpah dan bertekstur kasar pada musim
hujan dapat dimanfaatkan untuk musim kemarau melalui awetan hijauan segar
(silase). Ensilase merupakan metode untuk pengawetan hijauan pakan ternak yang
(Weinberg et al., 2004; Chen and Weinberg, 2009). pembuatan silase dimaksud
makanan ternak. Hal ini sangat penting karena produktivitas ternak merupakan
fungsi dari ketersediaan pakan dan kualitas (Leng, 1991). Silase berkualitas baik
3
akan dihasilkan ketika fermentasi didominasi oleh bakteri yang menghasilkan asam
laktat, sedangkan aktivitas bakteri clostridia rendah (Santoso et al., 2009). Molases
merupakan salah satu bahan aditif yang telah terbukti mampu mengurangi
kerusakan bahan kering silase terutama karbohidrat mudah larut dan memperbaiki
bahan additive telah digunakan. Bakteri asam laktat telah digunakan untuk
Kandungan gizi silase dapat dipertahankan dengan penambahan aditif seperti kultur
bakteri (bakteri asam laktat), sumber karbohidrat mudah larut dalam air, asam
Inokulum bakteri asam laktat merupakan aditif yang populer diantara adtif lainnya
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan
B. Pendekatan Penelitian
5
C. Sumber Data
Dan dalam penelitian ini sumber data berasal dari beberapa sumber jurnal
yang bertemakan tentang ketahanan pakan ternak dan silase sebagai solusi
bahan kimia dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak pada saat musim
6
BAB IV
PEMBAHASAN
disimpan dalam silo, sebuah tempat yang terttup rapat dan kedap udara, pada
telah digunakan secara luas melalui proses fermentasi secara alamaiah (Weinberg
memenuhi kebutuhan pakan ternak pada saat musim kemarau dimana pakan hijauan
menjaga kedap udara ini dapat diupayakan dengan cara pemadatan sumber
kualitas silase, tetapi penggunaan aditif molases lebih baik dibanding penggunaan
7
Untuk menjamin keberhasilan proses ensilase perlu dilakukan penambahan
aditif seperti molases dan bakteri asam laktat. Molases merupakan salah satu bahan
aditif yang telah terbukti mampu mengurangi kerusakan bahan kering silase
kultur bakteri (bakteri asam laktat), sumber karbohidrat mudah larut dalam air,
1991). Hermanto (2011) menyatakan kualitas silase dapat dilihat dari hasil analisis
baik oleh enzim protease tanaman maupun mikroba menjadi senyawa NPN (non-
8
2.3 Pembuatan Silase
Silase dibuat berasal dari rumput yang dilayukan selama 1 hari lalu
kemudian setelah itu rumput dipotong-potong menjadi 3-5 cm.Setelah itu dicampur
merata dengan molases masing-masing menurut perlakuan (0%, 1%, 3%, 5%) dan
0,1% v/w atau 106 cfu/g hijauan Kemudian dimasukkan kedalam. Proses
laktat.
pengaruh nyata (P<0.05) terhadap kandungan asam laktat silase rumput gajah.
Semakin tinggi level penambahan level molases maka semakin tinggi pula
rata-rata kandungn asam laktat silase rumput gajah. Hal ini karena penambahan
fermentasi berjalan baik dan nutrisi yang cukup bagi perkembangan bakteri asam
laktat untuk menghasilkan asam laktat. Pada fermentasi ini asam laktat dipecah
menjadi asam butirat, selain itu juga terjadi deaminasi dan dekarboksilasi asam
amino membentuk ammonia (NH3). Silase yang memiliki kualitas baik memiliki
kandungan NH3 kurang dari 11% dari total nitrogen (Bolsen, 1978 dalam Kurnani,
1995). Berdasarkan nilai kandungan NH3 yang dihasilkan pada tiap perlakuan
diperoleh nilai kandungan NH3 < 11% dengan demikian jika dilihat dari nilai
kandungan NH3 semua perlakuan berada pada kisaran NH3 yang berkriteria baik.
9
BAB V
KESIMPULAN
tinggi yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Tujuan dari
tertinggi baik dari segi kualitas maupun kuantitas, menyediakan pakan hijauan yang
produksi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11