Anda di halaman 1dari 14

PERANAN KIMIA DALAM PAKAN TERNAK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia

DEDE DIAH NOVIYANTI

200110180038

UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PETERNAKAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas

karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul

“ Peranan Kimia dalam Pakan Ternak“ dengan baik.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun

maksud penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia. Rasa

terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan

makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi

manfaat bagi pembacanya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran demi

kebaikan tentang makalah ini.

Jatinangor, 27 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

I. PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2


1.3 Tujuan...................................................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3

III. METODOLOGI PENELITIAN...................................................................5

IV. PEMBAHASAN............................................................................................

2.1 Devinisi Silase........................................................................................7

2.2 Kandungan Kimia dalam pembuatan Silase..........................................7

2.3 Pembuatan Silase...................................................................................9

V. KESIMPULAN..........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di indonesia saat ini kebutuhan pangan merupakan hal yang perlu diatasi tidak

terkecuali dalam bidang peternakan. Untuk saat ini Indonesia dalam memenuhi

kebutuhan hasil ternak seperti daging, susu, dan telur masih mengimpor. Hal ini

dikarenakan masih rendahnya produktivitas ternak di Indonesia terutama di

kalangan masyarakat. Rendahnya produktivitas ternak ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah ketersediaan pakan yang tidak menentu,

kualitas dan kuantitas pemberian pakan yang relatif rendah, dan harga pakan yang

cenderung setiap saat naik.

Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak

(peliharaan). Istilah pakan ini diadopsi dari bahasa jawa. Pakan merupakan sumber

enenrgi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Selain itu pakan juga

mengandung zat yang sangat penting yaitu protein bagi ternak.

Dalam meningkatkan produktivitas ternak terutama ternak ruminansia tentu

saja hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah pakan. Semakin banyaknya

peternak ruminansia maka semakin banyak juga kebutuhan hijauan para peternak

sebagai pakan ternak ruminansia. Masalah yang sering dihadapi oleh para peternak

ruminansia adalah pada saat musim kemarau, dimana hijauan mulai berkurang

sedangkan ternak ruminansia membutuhkan hijauan guna untuk memenuhi

kebutuhan pakan ternak.

1
Dalam hal ini peternak harus inovatif dalam pengolahan pakan hijauan. Salah

satunya dengan pemanfaatan teknologi tepat guna dengan mengolah pakan hijauan

menjadi pakan yang tahan lama yakni silase (Rukmana, 2001).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu silase?

2. Apa saja kandungan kimia yang terdapat dalam silase?

3. Bagaimana peranan kimia dalam pembuatan silase ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa itu silase.

2. Mengetahui apa saja kandungan kimia yang terdapat dalam silase.

3. Mengetahui bagaimana peranan kimia dalam pembuatan silase.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kamal, (1998) berpendapat bahwa Bahan pakan adalah setiap bahan yang

dapat dimakan, disukai, dicerna, sebagian atau seluruhnya yang bermanfaat bagi

ternak. Bahan pakan haru memenuhi persyaratan yaitu dapat dimakan, dicerna, dan

diserap dengan baik yang tidak menimbulkan keracunan dan tidak mengganggu

kesehatan ternak. Sedangkan yang dimaksud dengan ransum adalah camapuran

beberapa bahan pakan yang dicampur sedemikian rupa sehingga mengandung zat

gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak ( Indah dan Sobri, 2001).

Komponen pakan yang dimanfaatkan oleh ternak yaitu zat gizi

(Tillman et al, 1999). Dalam pemberian pakan pada ternak dengan seadanya sangat

mempengaruhi prduktivitas ternak seperti pertumbuhan , penambahan berat badan

terlambat, rendah tingkat birahi dan terganggunya siklus reproduksi serta turunnya

produksi susu (Parakkasi, 1999).

Produksi rumput raja yang berlimpah dan bertekstur kasar pada musim

hujan dapat dimanfaatkan untuk musim kemarau melalui awetan hijauan segar

(silase). Ensilase merupakan metode untuk pengawetan hijauan pakan ternak yang

telah digunakan secara luas melalui proses fermentasi secara alamaiah

(Weinberg et al., 2004; Chen and Weinberg, 2009). pembuatan silase dimaksud

untuk mempertahankan kualitas atau bahkan meningkatkan kualitas hijauan

makanan ternak. Hal ini sangat penting karena produktivitas ternak merupakan

fungsi dari ketersediaan pakan dan kualitas (Leng, 1991). Silase berkualitas baik

3
akan dihasilkan ketika fermentasi didominasi oleh bakteri yang menghasilkan asam

laktat, sedangkan aktivitas bakteri clostridia rendah (Santoso et al., 2009). Molases

merupakan salah satu bahan aditif yang telah terbukti mampu mengurangi

kerusakan bahan kering silase terutama karbohidrat mudah larut dan memperbaiki

proses fermentasi silase (McDonald et al., 1991).

Untuk memperoleh silase yang berkualitas dan proses fermentasi, berbagai

bahan additive telah digunakan. Bakteri asam laktat telah digunakan untuk

mempercepat penurunan pH menurunkan dan proteolisis (Kung et al., 2003).

Kandungan gizi silase dapat dipertahankan dengan penambahan aditif seperti kultur

bakteri (bakteri asam laktat), sumber karbohidrat mudah larut dalam air, asam

organik, enzim, dan nutrien (urea, amonia, mineral-mineral) (McDonald, 1991).

Inokulum bakteri asam laktat merupakan aditif yang populer diantara adtif lainnya

seperti asam, enzim dan sumber karbohidrat (Bolsen et al., 1995).

4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian makalah ini, metode yang digunakan adalah

metode penelitian korerasional. Penelitian Korelasi adalah suatu penelitian

yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna untuk menentukan,

apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan

tingkat variabel yang penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan

yang ada, peneliti akan dapat mengambangkannya sesuai dengan tujuan

penelitian, menurut (Sukardi, 2003:166). Dalam hal ini menggambarkan

dan menjelaskan bagaimana hubungan dan peranan kimia dalam ilmu

peternakan dan bagaimana kandungan kimia yang terdapat dalam silase.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu

penelitian yang jenis datanya kualitatif, berupa penyataan, kalimat, dan

dokumen. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggambarkan hubungan

kimia dengan bidang peternakan.

5
C. Sumber Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan merupakan teknik

dokumentasi dimana dokumen dan catatanlah yang menjadi sumber data.

Dan dalam penelitian ini sumber data berasal dari beberapa sumber jurnal

yang bertemakan tentang ketahanan pakan ternak dan silase sebagai solusi

dari kebutuhan pakan ternak saat musim kemarau.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal penting yang harus

dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan

adalah data tentang hubungan kimia dengan bidang peternakan dengan

salah satu hubungan-nya yaitu fermentasi rumput dengan menggunakan

bahan kimia dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak pada saat musim

kemarau. Teknik pengumpulan data ini sendiri dengan mencari 3 jurnal

yang nantinya akan dibandingkan, diparafrasekan dan diambil inti dari

semua isi jurnal tersebut.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Silase

Menurut Mugiawati (2013), Silase merupakan awetan basah segar yang

disimpan dalam silo, sebuah tempat yang terttup rapat dan kedap udara, pada

kondisi anaerob. Pada suasana anaerob tersebut akan mempercepat pertumbuhan

bakteri anaerob untuk membentuk asam laktat.

Ensilase merupakan metode untuk pengawetan hijauan pakan ternak yang

telah digunakan secara luas melalui proses fermentasi secara alamaiah (Weinberg

et al., 2004; Chen and Weinberg, 2009).

2.2 Kandungan Kimia dalam Pembuatan Silase

Secara umum silasi dibuat dan dimanfaatkan sebagai alternatif untuk

memenuhi kebutuhan pakan ternak pada saat musim kemarau dimana pakan hijauan

sulit untuk didapatkan. Dalam pembuatan silase ini berprinsip untuk

mempertahankan kondisi kedap udara dalam silo semaksimal mungkin. untuk

menjaga kedap udara ini dapat diupayakan dengan cara pemadatan sumber

karbohidrat fermentabel. Dalam pembuatan silase dengan metode pemadatan

konvensional ini menggunakan gas CO2 tidak menunjukan perbedaan terhadap

kualitas silase, tetapi penggunaan aditif molases lebih baik dibanding penggunaan

aditif bakteri asam laktat.

7
Untuk menjamin keberhasilan proses ensilase perlu dilakukan penambahan

aditif seperti molases dan bakteri asam laktat. Molases merupakan salah satu bahan

aditif yang telah terbukti mampu mengurangi kerusakan bahan kering silase

terutama karbohidrat mudah larut dan memperbaiki proses fermentasi silase

(McDonald et al., 1991).

Kandungan gizi silase dapat dipertahankan dengan penambahan aditif seperti

kultur bakteri (bakteri asam laktat), sumber karbohidrat mudah larut dalam air,

asam organik, enzim, dan nutrien (urea, amonia, mineral-mineral) (McDonald,

1991). Hermanto (2011) menyatakan kualitas silase dapat dilihat dari hasil analisis

kandungan gizinya, sebagian protein dari rumput mengalami degradasi (proteolisis)

baik oleh enzim protease tanaman maupun mikroba menjadi senyawa NPN (non-

protein nitrogen) terutama asam amino dan amonia.

Silase berkualitas baik akan dihasilkan ketika fermentasi didominasi oleh

bakteri yang menghasilkan asam laktat, sedangkan aktivitas bakteri clostridia

rendah (Santoso et al., 2009).

8
2.3 Pembuatan Silase

Silase dibuat berasal dari rumput yang dilayukan selama 1 hari lalu

kemudian setelah itu rumput dipotong-potong menjadi 3-5 cm.Setelah itu dicampur

merata dengan molases masing-masing menurut perlakuan (0%, 1%, 3%, 5%) dan

ditambahkan inokulum bakteri asam laktat masing-masing perlakuan sebanyak

0,1% v/w atau 106 cfu/g hijauan Kemudian dimasukkan kedalam. Proses

selanjutnya diinkubasi selama 30 hari. Parameter yang digunakan adalah asam

laktat.

Dari beberapa hasil pembuatan silase penambahan molases memberikan

pengaruh nyata (P<0.05) terhadap kandungan asam laktat silase rumput gajah.

Semakin tinggi level penambahan level molases maka semakin tinggi pula

rata-rata kandungn asam laktat silase rumput gajah. Hal ini karena penambahan

molases sebagai sumber karbohidrat terlarut sehingga merangsang terjadinya

fermentasi berjalan baik dan nutrisi yang cukup bagi perkembangan bakteri asam

laktat untuk menghasilkan asam laktat. Pada fermentasi ini asam laktat dipecah

menjadi asam butirat, selain itu juga terjadi deaminasi dan dekarboksilasi asam

amino membentuk ammonia (NH3). Silase yang memiliki kualitas baik memiliki

kandungan NH3 kurang dari 11% dari total nitrogen (Bolsen, 1978 dalam Kurnani,

1995). Berdasarkan nilai kandungan NH3 yang dihasilkan pada tiap perlakuan

diperoleh nilai kandungan NH3 < 11% dengan demikian jika dilihat dari nilai

kandungan NH3 semua perlakuan berada pada kisaran NH3 yang berkriteria baik.

9
BAB V
KESIMPULAN

Silase merupakan hasil fermentasi hijauan pakan dengan kandungan air

tinggi yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Tujuan dari

pembuatan silase adalah memanfaatkan hijauan pada kondisi pertumbuhan yang

tertinggi baik dari segi kualitas maupun kuantitas, menyediakan pakan hijauan yang

berkualitas tinggi bagi ternak ruminansia dan mempertahankan atau meningkatkan

produksi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Subekti E. (2018). Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Jurnal Ilmu pertanian.


Vol.5, No. 2:63-71. (Diakses pada 22 Desember 2018, 12:48).
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/viewFile
/viewFile/562/683.
Jasin Ismail. (2014). Pengaruh Penambahan Molases dan Isolat Bakteri Asam
Laktat dari Cairan Rumen Sapi PO Terhadap Kualitas Silase Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum). Agripet. Vol.14, No.1:50-55
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/agripet/article/viewFile/1205/1103
(Diakses pada 22 Desember 2018, 12:48)
Hidayat Nur. (2014). Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja
Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat
Fermentable. Agripet. Vol. 14, No.1:42-49. (Diakses pada 22 Desember).
http://jurnal.unsyiah.ac.id/agripet/article/view/1204.

11

Anda mungkin juga menyukai