Anda di halaman 1dari 9

PERALATAN DAN PENGENALAN TAMBANG BAWAH TANAH Peralatan

tambang bawah tanah merupakan alat yang umum digunakan dan khususnya dirancang

untuk tambang bawah tanah. Pengankutan tambang bawah tanah adalah usaha atau cara

mengeluarkan bijih atau bahan galian lain atau kebutuhan tambang bawah tanah atau

dari hasil penambangan bawah tanah. Peralatan dan pengangkutan tambang bawah

tanah adalah bagian dari disiplin ilmu pertambangan yang mempelajari seluk beluk

peralatan tambang bawah tanah dan proses pengeluaran bahan galian dari bawah

permukaan tanah kepermukaan tanah. Tujuan dari peralatan dan pengenalan tambang

bawah tanah yaitu : 1. Untuk mengetahui seluk beluk tambang bawah tanah 2. Untuk

mengetahui system tambang bawah tanah 3. Untuk merancang peralatan yang

digunakaan sesuai dengan metode yang digunakan. Tinjauan metode tambang bawah

tanah adapun metode tambang bawah tanah dapat digolongkan menjadi 3 golongan

besar, yaitu : 1. Self Supported Opening merupakan metode tambang bawah tanah yang

tidak menggunakan penyangga. - Geophering - Underground glayhole - Sringkage

stopping - Sublevel stopping 2. Supported opening merupakan metode tambang bawah

tanah yang menggunakan penyangga. - Cut and fill - Square set stopping - Stoll

stopping 3. Caving method - Top slicing - Sub level caving - Block caving Factor-faktor

yang diperhatikan dalam pemilihan tambang bawah tanah : 1. Dimensi / ukuran endapan

deposit 2. Arah dan kemiringan 3. Kedalaman endapan bijih dari permukaan 4. Umur

tambang 5. Letak atau posisi ore body 6. Sifat fisik/kimia dari ore body dan country

rock 7. Swell factor 8. Air tanah 9. Biaya penambangan 10. Fasilitas yang tersedia 11.

Kecenderungan ore body untuk pecah atau hancur Macam-macam cara transportasi,
yaitu : 1. Manual haulage 2. Mechanical haulage 3. Transport raise 4. Hoisting Aktivitas

penambangan bawah tanah 1. Blasting (pembongkaran) Peledakan dilakukan untuk

melepskan batuan dari batuan induknya atau untuk memperkecil ukuran atau lebih

mudah diangkut dengan menggunakan bahan peledak. Tujuan peledakan tbt -

Menghasilkan ruang untuk gudang, jalan saluran dan pembuatan trowongan -

Mengambil material/pembongkar material Factor-faktor yang mempengaruhi

peledakan: - Jenis batuan - Density batuan - Struktur batuan - Jenis bahan peledak, cara

atau teknik peledakan Dasar-dasar peledakan tbt: - Peledakan bawah tanah dilakukan

kearah satu bidang bebas. Sedangkan peledakan dipermukaan kearah dua bidang bebas.

- Tempat ledakan lebih terbatas, bahan peledak, jenis bahan peledak umumnya low

eksplosif Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan baahan peledak pada

tbt: 1. Sifat bahan peledak - Api penyalaannya kecil - Peledakannya berlangsung singkat

- Temperature peledakannya relative rendah - Tidak menghasilkan gas beracun 2.

Disesuaikan dengan material yang diledakkan 3. Partikuler set dari standart blasting 4.

Besarnya biaya. 2. Mucking (pemuatan/loading) Pemuatan pada tbt istilahnya hamper

sama dengan pemuatan tambang terbuka (tb) yaitu pemuatan broken ore, dimuat keatas

alat angkut untuk selanjutnya diangkut keluar permukaan (pengangkutan) Macam-

macam alat muat yang digunakan a. Continous loader b. Scraper c. Coal catter d. Lhd

(load haul dump) e. Overshoot loader f. Gathering arm loader 3. Hauling

(pengangkutan) Kegiatan pengangkutan tbt adalah - Usaha atau cara untuk

mengeluarkan bijih hasil penambangan ke permukaan - Kegiatan pengangkutan dimulai

dari tempat penambangan ke penampungan sementara selanjutnya ke mulut shaft

kemudian ke happer, lori, atau langsung ke dump truck untuk diangkut kepermukaan
atau: a. Dari tempat penambangan ke penampungan sementara b. Dari penampungan ke

mulut shaft (hosting dengan lori) c. Dari penampungan ke hopper (belt conveyord) lori

ataupun langsung ke truck lewat incline. Macam-macam jalan masuk ke tbt dan alat

angkut yang sesuai: 1. Shaft vertical : incline kombinasi 2. Tunnel 3. Adit Jenis-jenis

alat angkut : 1. Shaft : cage, skip, pipa/pompa, kenekan. 2. Tunnel/adit : lokomotif dan

lori, truck, belt conveyord, lhd, pipa/pompa, shuttle car Jenis jalan pengangkutan : 1.

Auxiliary haulage digunakan untuk mengangkut material dari stop eke chute atau dari

stop eke loading point 2. Main haulage ialah mengangkut material dari pit bottom ke

shaft station/keluar tambang. Macam-macam alat angkut : Alat angkut mekanis : 1.

Cage skip 2. Truck 3. Belt conveyord 4. Lori-lokomotif 5. Lhd 6. Rope haulage 7.

Hoisting 8. Pipa pompa dan sutlle. System pengangkutan tbt Pengangkutan tbt

merupakan upaya untuk mengeluarkan ore dari permukaan kerja ke permukaan tanah,

ataupun pengiriman alat dan bahan dari permukaan kedalam tambang dan pengangkutan

bawah tanah rancangan system pengangkutan yang baik harus mencakup secara

keseluruhan. Pengangkutan didalam tbt dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Gathering haulage

adalah system pengangkutan yang langsung berhubungan atau berhadapan dengan

permukaan kerja. 2. Auxalary/secondary haulage adalah system pengangkutan yang

mengangkut material dari penambangan ke penampungan sementara. 3. Main haulage

adalah system pengangkutan yang mengangkut material dari penampungan sementara

ke mulut shaft, ke happer langsung kepermukaan tanah. Macam-macam cara

pengangkutan 1. Manual hauling adalah penangkutan dengan menggunakan tenaga

manusiandengan bantuan alat sedrhana dan atau hewan 2. Mechanical hauling adalah

pengangkutan dengan alat-alat mekanis 3. Transport raise adalah pengangkutan dengan


mengguakan system grafitasi (ore press atau ore chute atau menggunakan raise) 4.

Hoisting adalah pengangkutan dengan menggunakan kerekan. Peralatan berbeda dengan

peraltan tambang terbuka yakni dalam hal : 1. Geometri 2. Fungsi 3. Kekuatan Jenis

peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah tergantung pada beberapa hal

seperti : 1. Geometri endapan : bentuk, ketebalan, kemiringan dan struktur. 2.

Karakteristik endapan adalah jenis endapan, kadar kekuatan, kondisi struktur, kondisi

pelapukan. 3. Karakteristik batuan samping 4. Posisi endapan terhadap permukaan 5.

Kondisi air tanah 6. Tingkat produksi dan umur tambang Macam-macam peralatan tbt:

1. Alat pemboran - Rock drill - Drill jumbo - Drill rigs 2. Alat muat/gali - Overshoot

loader - Continous loader - Gathering arm loader - Scraper - Goal chutter - Lhd (load

haul dump) 3. Alat angkut - Truck - Belt conveyord - Lori + lokomotif - Lhd - Rope

haulage - Hoisting - Pipa + pompa dan chage/skip A. Scrafer Penggunaan scraper pada

tambang bawah tanah apabila metode gravitasi tidak bias dimanfaatkan 30o – 35o,

penggunaan scraper dapat menurunkan biaya development, meningkatkan produksi, dan

menurunkan biaya timber. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan scrafer ; 1. Sifat

Material dan kondisi lantai kerja 2. Sudut adalah digging angle 3. Kapasitas scrafer dan

berat buatan 4. Typy hoist yang digunakan dipengaruhi oleh tempat kerja Untuk daerah

naik atau turun pengaruhnya terhadap sudut gali, untuk daerah naik digging angle

relative besar dan material yang digali ditarik lebih sedikit, sedangkan untuk daerah

turun digging angle relative kecil dan material yang digali relative besar. Hal-hal yang

dibutuhkan untuk menetukan tipe dan ukuran scrafer : 1. Kondisi material yang akan

dipisahkan berat, basah, kering atau lengket, ukuran material. 2. Tonage yang

diinginkan : perjam pada jarak rata-rata, perjam pada jarak terjauh, waktu produksi. 3.
Kondisi tempat kerja : luas, lebar, panjang front kerja, jarak tempuh rata-rata dan

maksimum, kondisi lantai (kasar, licin), arah angkut material, gardien lantai kerja (naik-

turun) 4. Tenaga yang tersedia: tekanan udara, listrik 5. Maksud pemakaian scrafer

untuk pekerjaan persiapan, produksi dan pengisian. Alat muat Klasifikasi scrafer

berdasrkan jumlah hoistnya scrafer diklasifikasikan menjadi 2 : 1. Single drum hoist -

Konstruksi, sebuah motor penggerak, 2 buah drum, sebuah tail rape, sebuah mainrape,

sebuah shape, sebuah scrafer. - Aplikasi cocok untuk daerah dimensi sempit dengan

produksi sedikit. 2. Double drum hoist - Konstruksi sebuah motor penggerak, 2 buah

drum, sebuah tail rape, sebuah main rape, sebuah shape, sebuah scrafer. - Aplikasi

cocok untuk daerah dimensi sempit dengan produksi besar. 3. Tree drum hoist -

Konstruksi sebuah motor penggerak, 3 buah drum 3 buah amin rope, 2 buah tail rope, 2

buah toil shafe, sebuah scafer - Aplikasi cocok untuk daerah dimensi stope luas dan

produksi luas. B. Overshoot loader Adalah alat muat yang bekerja dengan cara

mendorong bucket kedalam tumpukan material hingga penuh kemudian bucket diangkat

kebelakang melewati mesinnya dan menumpahkan muatan kealat angkut yang berada

dibelakangnya tanpa memutar alat muat. - Digerakkan dengan udara bertekanan tinggi

(hydraulic) - Overshoot loader bekerja di drift heading sempit - Ukuran busket

bervariasi 0,14-0,60 m3 C. Gathering arm loader Sering digunakan pada tambang

batubara, pada bagian depan dilengkapi dengan alat pengumpal material yang

bertumput kemudian didorong menuju belt conveyor yang berada dibelakang,

selanjutnya kea lat angkut berikutnya, dilengkapi dengan klaurel dan digerakkan dengan

tenaga listrik. D. Slushier Adalah suatu alat garu digerakkan dengan udara dimana efek

pengaraannya diperoleh melalui sebuah garu yang dihubungkan dengan kawat masuk
dalam tumpukan material lepas yang terletak didasar lantai dan membawa material

ketempat penumpahan, sering digerakkan pada screen drift dari dasar scrape. E. Load

haul dump Alat muat-angkut tambang bawah tanah merupakan kombinasi front end

loader dengan dump truck mampu memuat mengangkut dan menumpahkan material

pada alat angkut berikutnya enaga penggerak adalah tenaga diesel dan jarak pengangkut

dekat. Alat angkut - Untuk mengangkut jarak dekat lebih kecil 5 km menggunakan truck

berukuran kecil atau lhd - Untuk pengangkutan jarak sedang 5-20 km menggunakan

truck besar, belt conveyor, cable way - Untuk pengangkutan jarak jauh > 20 km

menggunakan pompa/pipa. a. Truck (mine truck) Truck yang digunakan pada tbt hampir

sama pada tambang terbuka berdasarkan roda penggeraknya (wheel drive) - Roda

penggeraknya roda depan (front wheel drive) - Roda penggeraknya roda belakang (real

wheel drive) - Roda penggeraknya roda depan dan roda belakang (four wheel drive) -

Roda penggeraknya semua roda belakang (double rear wheel drive) Berdasarkan

pengosongannya muatan - End dump atau rear dump mengosongkan muatan kebelakang

- Side dump : mengosongkan muatan kesamping - Bottom dump : mengosongkan

muatan ke bawah. Berdasarkan ukurannya : - Ukuran kecil kapasitas 25 ton - Ukuran

sedang kapasitas 25-100 ton - Ukuran besar kapasitas > 100 ton Keuntungan

menggunakan truck - Jarak angkut bias mencapai 2 km - Fleksibel dalam menambah

alat tanpa menganggu produksi - Kecepatan relative tinggi Kerugian menggunakan

truck - Kondisi jalan harus baik dan tidak licin - Jumlah operator banyak - Ventilasi

harus baik - Jalan harus lebar dan tidak boleh menyudut Hambatan-hambatan yang

terjadi pada penganggutan truck - Grade resistence (hambatan pada tanjakan) - Rolling

resistance (hambatan akibat ban dan jalan) b. Lokomotif + lori (mine car) Pemilihan
penggunaan loko tambang lori berdasarkan pada pertimbangan: - Jalan relative datar -

Kemiringan maks. 5 % - Jarak angkut panjang - Tonase relative besar - Umur pekerjaan

panjang Berdasarkan tenaga lokomotif dibedakan menjadi 6 macam : - Lokomotif uap

(steam lokomotif) - Lokomotif bakar (bensine / gasoline) - Lokomotif diesel (diesel

lokomotif) - Lokomotif udara bertekanan tinggi (compressive air lokomotif) -

Lokomotif listrik (elektrik headley loc) - Lokomotif batrey (storage battray loc)

Berdasarkan mengosongkan muatan lori dibedakan menjadi : - Rear dumper - Bottom

dumper - Side dumper - Overtunner dumper Keuntungan menggunakan lokomotif -

Diperlukan mine fower lebih sedikit - Fleksibel dan mudah diperpanjang -

Pengangkutan dapat dilakukan bersama-sama - Mempunyai kecepatan tinggi - Lebih

mudah menyesuaikan dengan belokan Kekuurangan menggunakan lokomotif : -

Mempunyai kemiringan yang terbatas - Lantai harus kuat - Bahaya kebakaran,

kebocoran arus gas-gas beracun menjadi meningkat Hambatan-hambatan yang terjadi

pada pengangkutan dengan lokomotif menurut (daris formula) 1. Tram resistence :

lb/ton = 1,3 + 29/w + 0,03 v + 0,00240/WN Hambatan untuk gerbang = 1,3 + 29/w +

0,03 v + 0,0034 Av2 / WN Hambatan untuk gerbang barang = 1.3 + 29/w + 0,045 v +

0,085 Av2 /WN Dimana : w = rata-rata ton/as roda N = Jumlah as roda V = Kecepatan

(mph) A = Luas area 2. Gradian resistance : 20 lb/ton 3. Curve resistance : 0,8 lb/ton 1o

kelengkungan Perhitungan tenaga lokomotif Hal-hal yang mempengaruhi dalam

perhitungan lokomoif : 1. Adhesi (A) Koefisien adhesi atau statistic fricting diantara

ragam lokomotif dengan rel tergantung pada : - Material yang menyusun roda dan rel -

Kondisi rel (basah, kering dan berpasir) - Pusat gravitasi lokomotif koefisien adhesi

mempengaruhi pulling power (kekuatan tarik) atau tractive effort lokomotif. 2. Tracrif
ef fort (TE) Adalah tenaga tarik yang ditimbulkan lokomotif untuk menggerakkan

lokomotif beserta rangkaian dan muatannya tractif effort diperoleh melalui roda-roda

lokomotif sehingga tenaga lokomotif tersebut tergantung pada berat lokomotif dan

koefisien adhesinya. Jenis roda Kondisi rell Nilai koefisien adhesi Roda baja Roda baja

Roda baja Rel kering Rel basa/greasay Rel berpasir 0,25 v 0,15 0,30 Nilai koefisien

adhesi - Untuk lokomotif diesel / trolley TE = WL x 0,25 x 2240 Dimana : wl = Berat

Lokomotif A = koefisien adhesi (0,25) - Untuk batheney TL = wl x 0,15 x 2240 3. Draw

ball pull (DBP) Adalah daya tarik beban (DBP) besarnya daya tarik yang dibutuhkan

untuk menarik - Lokomotif itu sendiri - Rangkaian beserta muatannya Biasanya DBP

tergantung pada : 1. Tahanan tarik = w x 2240 x koefisien gesek = w x R x 2240

Dimana w = berat R = Rolling resistance 2. Resistance akibat gravitasi = w x 2240 x sin

τ = w x 2240 / x = w x 2240 x 6/100 Dimana : A = Sudut kemiringan X = Nilai naik

turun G = Gravitasi dalam % Untuk ton = 1 x 2240 x 1/100 = 22,4 lb/ton 3. Percepatan

lenear dan rotary acceberation F = m x a F = w/g x p = 2240/32,2 = 0,2 x 5280/ 60 x 60

= 10,2 lb/ton Dimana : g = percepatan gravitasi 32,3 Ft/det3 F = percepatan oil mph/det

= 1 mile = 5280 ft Rotary acceleration = 0,6 lb/ton (yang umum) Jadi linear dan rotary

acceleration pada percepatan 0,1 mph/det = 10,2 + 0,6 = 10,8 lb/ton DBP = W ( R + G +

L) + L (RL + G + F) Dimana : W = berat rangkaian kereta (ton) R = Rolling resistence

(lb/ton) G = Gradian resistence 22,4 lb/ton untuk setiap kemiringan 1 % L = Berat

lokomotif RL = Rolling resistence lokomtif (lb/ton) Dari perhitungan perhitungan

tersebut diperoleh dua persamaan TE : 1. TE diperlukan dari loko untuk menggerakkan

kereta dan rangkaiannya = L (RL + G + F) – W (K + G +F) 2. TE yang dihasilkan

lokomotif = L x 2240 x A Maka : L x 2240 x A = L (RL + G + F) + W (R+G+F) L = w


(R+G+F)/ 2240 a – (RL+G+F)

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Anda mungkin juga menyukai