Anda di halaman 1dari 13

4DX (4 Disciplines of execution) focus pada : 3 hal (WIG GM)

Instruktur : Ibu Maya

: Bpk

1. Penjualan
2. Kehandalan
3. Susut

Besok kita sdh punya

Displin pertama : WIG (Wildly Important Goal) sasaran yang paling utama

Disiplin kedua : Lead Measures (sasaran kedua) antara lain : saidi saifi, ganguan penyulang dll

Displin ketiga : Scoreboard (sasaran ketiga) papan nama

Displin keempat : MENCIPTAKAN IRAMA AKUNTABILITAS

1. Patuh terhadap SOP adalah prilaku


2. Tim kerja prilakunya harus berubah
3. Harus dilakukan 1 minggu sekali bukan 1 kali saja

WIG GM ada 3 al :

1. Penjualan dari 4,36 TWH menjadi 5,58 TWH sd Des 2018 diambali oleh SRM Niaga
2. SAIFI dari 3,08 menjadi 3,7 sd Des 2018 diambil oleh SRM Distribusi
3. Susut dari 5,8 % menjadi 5,1 % sd Des 2018 diambil oleh SRM Distribusi

Kalau SRM Keuang, SDMO, Perencanaan, GF sebagai supporting harung buat WIG baru diluar WIG GM
dengan membuat brainstorming

SRM Niaga & PP : mengambil salah satu WIG GM

Kemudian ditingkat MSB masing” membuat Lead Measures (LM) dari WIG yang diberikan

1. Kalau WIG di UID masalah susut maka di UP3 harus seirama

1. Kata konci pada disiplin 1 : focus pada WIG


2. Goal yang ditetapkan sebagai WIG : 2 – 3 Goal
3. Format Lag Measure : X to Y by When
4. Pengujian untuk format WIG : AKURMIT (
5. AKURMIT : Arah, Ukur, Milik, Tim
6. 2F (Eng) yang menjadi filosofi Disiplin 1 : Focus
: Finish Lines

Implementasi displin 1 :

1. Brainstorming (APA bukan BAGAIMANA)


2. Susun Peringkat Berdasarkan Dampak
3. Uji WIG
4. Definisikan WIG

NIAGA FOCUS BUAT WIG PENJUALAN

GM Note XLII
GM Note (42): 4DX: Membangun Disiplin Eksekusi

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dari seorang kawan yang merupakan jebolan sebuah
perusahaan multinasional yang terkemuka di AS. Dia menceritakan kelebihan manajemen mereka.
Ternyata bukan karena sistem aplikasi yang canggih. Cukup pakai spreadsheet, seperti Excel saja.
Sederhana saja! Tapi yang membedakannya adalah disiplin dalam mengawal eksekusi. Setiap minggu,
diadakan pertemuan membahas capaian minggu lalu, keberhasilan dan kegagalan, secara terbuka dan
diikuti seluruh dunia. Dengan cara demikian, semua orang berpacu untuk mencapai target dalam orde
mingguan, dan mengambil pelajaran (leason learned) baik dari keberhasilan maupun kegagalan secara
rutin. Inilah menurut saya, inti dari 4DX: Fokus dan disiplin dalam eksuksi program.

Salah satu jebakan kita dalam bekerja adalah kesibukan yang luar biasa ke sana ke mari, karena memang
urusan kita banyak, namun tidak memberi hasil yang jelas. Inilah jebakan yang disebut dengan “aktivitas
puting beliung” (whirwind activity). Dengan 4DX, kita diarahkan menjadi lebih fokus dan disiplin
mengawal kegiatan yang memberi hasil yang sangat penting (Wildly Important Goal).
“the 4 Diciplines of Execution” disingkat 4DX adalah metode sederhana, tapi terbukti efektif untuk
memastikan eksekusi sasaran yang paling penting. Langkahnya juga cukup sederhana. Cuma 4 Disiplin
saja, yaitu:

1. Fokus pada sasaran yang amat sangat penting (Wildly Imprtant Goals, disingkat WIG).
Daripada kehilangan fokus pada sasaran yang sangat banyak, cukup konsentrasi pada 2-3 sasaran yang
betul-betul penting bagi perusahaan. Untuk Trans-JBTB, berdasarkan analisis yang metodenya tertentu,
dipilih 3 WIG untuk tahun 2016, yaitu: 1. Menurunkan gangguan transmisi & trafo, 2. Meningkatkan
realisasi kontrak SKI 2016, dan 3. Meningkatkan tambahan kapasitas trafo.

2. Bekerja berdasarkan Lead Measurement (LM)


Sasaran-sasaran (WIG) biasanya berisi indeks, atau ukuran hasil akhir dari berbagai aktifitas. Misalnya
TLOF atau jumlah gangguan transmisi adalah hasil bukan kegiatan, sehingga tidak bisa menjadi dasar
untuk membuat rencana kerja yang bisa kita evaluasi berhasil tidaknya setiap minggu. Sehingga WIG di
atas harus diterjemahkan dalam aktivitas yang memiliki efek paling besar terhadap WIG, yang disebut
Lead Measurements (LM). Misalnya untuk TLOF, LM-nya adalah: melakukan climb up. Jika TLOF
merupakan hasil akhir (Lag Indikator dari WIG), maka melakukan climb up adalah LM. Fokus dari
pekerjaan bukan pada TLOF, tetapi pada jumlah tower yang dilakukan climb up. Berapa jumlahnya
setiap minggu.

3. Konsisten menggunakan Scoreboard yang menggugah


Nah, aktivitas di atas (climb up) dibuatkan scoreboard yang menggugah. Scoreboard tersebut dibuat:
– sederhana, sehingga gampang dibaca
– jelas, menunjukkan target dan realisasi LM maupun Lagg Indicatornya,
– mudah, dalam waktu pendek bisa menampilkan menang/kalah-nya Tim dalam melakukan LM
– menarik, membuat orang tertarik untuk melihat

4. Membuat pertanggunggjawaban secara konsisten


Secara rutin (mingguan), membuat WIG Sesion sebagai evaluasi dan komitmen mingguan. WIG Sesion
ini berisi 3 hal saja, dan tak perlu berlama-lama:
– apa komitmen (rencana) minggu lalu
– Bagaimana hasilnya? Menang/kalah?
– Komitmen apa untuk minggu depan.
Untuk melakukan WIG Sesion ini, telah dibangun infrastruktur vicon antara Kantor Induk dengan APP,
sehingga pelaksanaan menjadi lebih fleksibel.

Kita tidak ingin 4DX ini hanya untuk keperluan training belaka, namun kita optimalkan untuk
membangun disiplin eksekusi. Karena berdasarkan pengalaman, eksekusi kita masih sangat perlu
diperkuat. Keempat disiplin tersebut harus dilaksanakan dengan serius di semua lini, baik Kantor Induk
maupun APP.
Karena itu implementasi 4DX akan menjadi salah satu lomba di TW 4 ini dan di antara agenda
Manajemen dalam inspeksi ke unit adalah 4DX, khususnya meninjau scoreboard.

Salam, Warsono

RINSIP PRINSIP 4 DISIPLIN EKSEKUSI EFEKTIF

PEMBAHASAN II
#4PRINSIP UNTUK MELAKSANAKAN EKSEKUSI

Jalan keluar untuk ke-4 permasalahan dalam eksekusi adalah Rangkaian Latihan
Kedisiplinan yang harus dipraktekkan oleh setiap Tim Kerja dengan Semangat
Tinggi.

Keempat Rangkaian Kedisiplinan Diri tersebut adalah :

1. FOKUS PADA WILDLY IMPORTANT GOAL


Setiap orang dalam tim haruslah mengerti dengan jelas akan prioritas-prioritas utama
yang akan membawa kesuksesan dan membuat komitmen terhadapnya.

Wildly Important Goal adalah hal yang harus diutamakan atau dicapai, sebab jika
tidak, goal lainnya tidak ada artinya lagi.

2. BERTINDAK PADA LEAD MEASURE


Setiap orang harus tahu dan memiliki komitmen terhadap sedikitnya aktivitas pekerjaan
"80/20" yang akan memberikan dampak yang terbesar. Setelah itu, dengan
menggunakan lead measure, setiap orang dapat mengukur kemajuan pencapaian
kinerja mereka.

3. MEMBUAT SCOREBOARD YANG MEMOTIVASI


Dengan adanya scoreboard, setiap orang bisa melihat kemajuan pencapaian tujuan
mereka setiap waktu. Dengan scoreboard mereka bisa mengukur ketika mereka
sedang menang ataupun kalah. Scoreboard ini akan memotivasi orang untuk menang.
4. CIPTAKAN IRAMA AKUNTABILITAS
Setiap orang melaporkan secara teratur dan berkala mengenai perkembangan
pencapaian goal/tujuan.
4 (empat) Disiplin Eksekusi berbicara tentang bagaimana Saudara dapat mencetak
hasil nyata dan bermakna. Ke-4 Disiplin itu digambarkan dalam tanda panah karena
mereka menunjuk ke pencapaian atas hasil. Panah-panah ini digambarkan dari kanan
ke kiri karena tim kerja yang baik akan mengeksekusi dari kanan ke kiri - dimana
mereka akan secara konsisten bertanggungjawab dan ikut andil untuk melaporkan
setiap performa tugas mereka berdasarkan lead measure yang telah ditentukan,
dimana setelah semuanya berdampak pada pencapaian Wildly Important Goal dari
Tim Kerja.

Penggunaan Scoreboard yang memotivasi pada disiplin 3 adalah pusat dari metode 4
Disiplin. Wildly Important Goals (diutarakan pada disiplin 1) dan Lead Measure
(Disiplin 2) haruslah selalu ditampilkan di scoreboard sehingga tim kerja Saudara bisa
melakukan sesuatu terhadap pergerakan hasilnya.

Sementara, Ciptakan Irama Akuntabilitas (Disiplin 4) digambarkan melingkari setiap


disiplin yang ada karena itulah yang menyatukan segala sesuatu. Disiplin 1, 2, dan 3
tidak akan berhasil tanpa Disiplin 4, yang merupakan pertanggungjawaban yang mau
tidak mau harus dilakukan secara berkala dan teratur terhadap Wildly Important Goal
dan Lead Measure yang tercatat di Scoreboard. Aliran panah dalam lingkaran berarti
segala sesuatu yang dilakukan akan mempengaruhi pertanggungjawaban.

DISIPLIN 1 : FOKUS PADA WIDLY IMPORTANT GOAL

Musuh dari Hebat adalah Baik

- Jim Collins -

Untuk bisa fokus dengan baik terhadap prioritas-prioritas utama, tim-tim yang hebat
harus bisa melakukan 2 (dua) hal secara konsisten.

 Pertama : Definisikan Wildly Important Goals (WIG)


 Kedua : Definisikan Lead Measure untuk mencapai Wildly Important Goals
tersebut.

Definisikan Wildly Importance Goals (WIGs)

Tim-tim hebat seharusnya mengerti dengan jelas apa yang dimaksud dengan "Wildly
Important Goals." Pada umumnya goal tampak penting untuk dicapai, tetapi hanya
Goal yang tergolong dalam wildly Important goal saja yang harus dicapai.
Kegagalan untuk mencapainya akan membuat pencapaian-pencapaian lainnya
otomatis terhambat.
Itulah sebabnya akan sangat mudah bagi Saudara untuk terganggu dalam mencapai 6,
8, atau 8 goal penting pada saat yang bersamaan. Anda bisa saja mencapai banyak
goal dengan cukup baik, tetapi pada saat yang bersamaan Saudara hanya bisa
mencapai 1 (satu) atau 2 (dua) wildly important goal dengan hasil yang luar biasa.

Coba Saudara simak cerita si pembalap legendaris Lance Armstrong. Pada satu titik
di karirnya, ia berhenti dari semua kejuaraan balap mobil professional kecuali Tour de
France. Lance memiliki wildly importanty goal, yaitu hanya memenangkan kejuaraan
balap paling bergengsi berulang kali. Mencapai wildly important goal berarti ia berani
mengatakan tidak kepada kejuaraan-kejuaraan lainnya, tidak peduli seberapa penting
kejuaraan-kejuaraan tersebut. Ini berarti Lance harus memikirkan setiap detail dan
merencanakan bagaimana ia dapat mengeksekusi setiap jalannya perlombaan Tour de
France dengan baik. apakah hasilnya dari fokus Lance yang begitu kuat terhadap wildly
important goal miliknya ? Lance Amstrong berhasil memenangkan Tour de France 7
(tujuh) kali berturut-turut, dan tidak ada seorangpun dalam sejarah yang bisa
mengalahkan record nya.

Dalam organisasi yang memiliki performa yang tinggi, setiap tim kerja pada berbagai
level mengenal apa yang disebut wildly important goal, bahkan Wildly Important
Goal inilah yang membentuk sebuah tim.

Manfaatkanlah Important Screen - Sebagai panduan untuk menentukan Wildly


Important Goal untuk tim saudara.

Definisikan Lag Measure untuk Tercapainya Wildly Important Goal

Karena Wildly Important Goals itu sangat penting, maka pikirkan dengan seksama lag
measure yang menunjukkan keberhasilan. Definisikan lag measure - dalam hal ini lag
measure adalah tolak ukur yang akan mengindikasikan pencapaian goal Saudara.

Contoh yang terkenal adalah ketika Presiden USA - John F. Kennedy pada tahun 1961
berkomitmen, "... untuk mencapai suatu goal, sebelum dekade ini berakhir, dimana kita
akan mendaratkan awak kita di bulan dan membawanya kembali dengan selamat ke
bumi." Inilah pola yang digunakan untuk ukuran WIG : Dari X (Bumi) ke Y (Bulan dan
kembali) pada Waktu (dalam dekade ini).

Manfaatkanlah Lag Measure Builder pada sebagai panduan Saudara untuk


mendefinisikan Lag Measure terbaik untuk mendukung WIG Saudara.

EDS Consumer Industry and Retail Group (CI&R)

EDS adalah salah satu perusahaan besar berbasis TI (information technology) yang
memiliki anak perusahaan yang bergerak sebagai penyelia jasa untuk pelanggan
mereka, yaitu : Consumer Industries and Retail (CI & R). CI & R ini dikenal sukses
dalam pencapaian hasil finansial mereka, namun kemudian mereka menantang diri
mereka untuk bisa fokus kepada pekerjaan yang tepat yang pada akhirnya tidak hanya
memberi dampak untuk hasil jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak hasil yang
baik untuk jangka panjang. Tim-tim dalam perusahaan ini ternyata tidak terlalu fokus
terhadap goal-goal yang 'benar adanya' saja, dimana mereka akan dituntut untuk
menghabiskan energi mereka terhadap hal hal yang mendesak, dan tentunya mereka
akan tersedot ke dalam apa yang kita sebut 'Operation Whirlwind' (pusaran angin atas
pekerjaan rutin). Pusaran angin yang mengesampingkan hal-hal penting yang
membangun bisnis dengan rutinitas sehari-hari yang seringkali bersifat mendesak.

Dengan menerapkan Disiplin 1. : Tim CI & R Fokus pada Wildly Important Goal saja. CI
& R Tim membuat Wildly Important Goal dan mennyelaraskan dalam semua inisiatif
strategis EDS secara menyeluruh. Mereka juga membuat scoreboard, sehingga makin
jelaslah langkah-langkah yang mereka ambil dalam menuju sukses.

Dalam 1 (satu) tahun, CI & R berhasil meningkatkan value sales kontrak mereka dari
US$ 600 juta dollar menjadi US$ 1.8 milyar dollar. Mike O'Hair, vice president dari CI &
R mengatakan, "Kami memiliki pertumbuhan yang pesat dalam bidang penjualan, hal ini
disebabkan Tim kami yang bekerja keras, fokus, dan sangat gigih melaksanakan
serangkaian strategi yang terpusat pada Wildly Important Goal".

Walaupun hasil-hasil jangka pendek sudah fantastis, pelatihan atau proses mencapai
Wildly Important Goal juga mengembangkan CI & R untuk berhasil dalam jangka
panjang. Organisasi ini juga berhasil mengembangkan rencana mereka secara strategis
dan penuh taktik. Mike mengatakan, "Dalam banyak hal, bisnis kami memiliki fokus-
fokus yang sifatnya mendesak untuk kepentingan klien. Dengan terciptanya wildly
important goal dalam setiap kesempatan perkembangan bisnis baru, kami mampu
mengalokasikan sumber-sumber daya, waktu, dan juga fokus serta energi kami tanpa
mengorbankan apa yang ada di depan mata dan hasil jangka pendek kami demi
mencapai hasil terbaik. ada saat ini, CI & R tengah mencetak tahun keemasan lagi,
dimana pada semester pertama dari tahun 2006 kami sudah menghasilkan lebih dari
US$ 1.8 milyar."

Saat ini, 4 Disiplin Eksekusi berhasil membuat EDS CI & R tidak berhenti menganalisa
bagaimana caranya agar setiap bisnis mereka bisa berjalan dan kearah mana mereka
harus fokus sehingga mereka dapat terus bertumbuh.

DISIPLIN 2 : BERTINDAK PADA LEAD MEASURE

Dalam setiap tindakan, 80% hasil ditentukan dari 20% aktivitas yang dilakukan.
- Joseph M. Juran -

Untuk mendapatkan gambaran dan fokus yang jelas tentang bagaimana mencapai
wildly important goal Saudara, Tim Kerja yang baik harus melakukan 2 (dua() hal
secara konsisten :

1. Menganalisa dan mengindentifikasi aktivitas aktivitas 80/20.

2. Mengembangkan lead measure yang memungkinkan untuk diprediksi dan berada


dalam lingkaran pengaruh kita.

Menganalisa dan Mengidentifikasi Aktivitas 80/20

Untuk mencapai sebuah goal yang belum pernah Saudara capai sebelumnya, Saudara
harus melakukan tindakan-tindakan yang belum pernah Saudara lakukan sebelumnya.
Analisa secara hati-hati setiap kendala yang mungkin terjadi untuk mencapai goal
Saudara. Lalu putuskan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut. Lihatlah ke
sekeliling Saudara. Siapalah orang yang pernah mencapai Goal yang sama ataupun
yang mirip dengan goal yang ingin Saudara Capai ? Hal-hal apakah yang berbeda yang
mereka lakukan ? Gunakan imajinasi Saudara. apakah yang belum Saudara pikirkan
yang bisa membuat perbedaan.

Maka, apa yang perlu Saudara lakukan adalah memilih aktivitas yang bisa membawa
dampak dalam mencapai wildly important goal Saudara, gunakan pedoman "80/20
activity analyzer".

Manfaatkan bagai 80/20 Activity Analyzer untuk mendifinisikanaktivitas 80/20 Saudara.

Kembangkan Lead Measure yang Dapat Diprediksi dan Dipengaruhi


Gunakan LEad Measure untuk menganalisa Aktivitas 80/20.

Kunci untuk menuju kesuksesan dalam mencapai wildly important goal adalah dengan
fokus pada Lead Measure dan bukan pada Lag Measure. Lag Measure pada Wildly
important Goal biasanya bersifat "Terlalu Muluk dan Jauh Dari Bayangan" untuk
diterapkan pada pekerjaan sehari-hari. Coba Saudara perhatikan perbedaan keduanya
:

LAG Measure :
1. Mengukur Hasil
2. Pencapaian Goal
3. Lebih Sulit untuk Dipengaruhi
4. Lebih Mudah untuk Diukur

LEAD Measure
1. Memperkirakan hasil.
2. Pencapaian Goal.
3. Lebih Mudah Dipengaruhi.
4. Lebih Sulit Untuk Diukur.

Penjelasan:
Lag Measure akan memberi tahu ketika Saudara sudah mencapai Goal, namun Lead
Measure akan memberi tahu kemungkinan Saudara bisa mencapai Goal. Ketika
sebuah Lag Measure sulit untuk dipengaruhi, Lead Measure berada dalam lingkaran
pengaruh Saudara, karena dengan tolak ukur tersebut, saudara mampu mengamati
setiap tindakan Saudara. Sebagai contoh, Saudara tidak bisa mengontrol seringnya
mobil Saudara mogok di jalan (Lag Measure) , tapi secara jelas Saudara bisa
mengontrol seberapa sering Saudara membawa mobil saudara ke bengkel untuk
perawatan rutin (Lead Measure). Semakin sering Saudara melakukan sesuatu
terhadap Lead Measure, maka semakin Saudara terhindar dari kemogokan mobil di
jalan.

Namun, Lag Measure memang mudah untuk diukur. Sebagai contoh, Saudara tentu
tahu, ketika mobil Saudara mogok, sedangkan Lead Measure lebih sulit diprediksi.
Contohnya, sangat mudah bagi suatu sekolah untuk mengukur level kemampuan
membaca para muridnya dengan mengetes mereka lewat suatu ujian. Tapi tentunya
akan lebih sulit untuk membuat Lead Measure yang mampu memprediksikan
kemampuan para murid pada saat ujian. Sekolah mungkin saja mempekerjakan
beberapa pelatih ataupun memberi lebih banyak waktu untuk para murid dalam sesi
'Membaca sendiri tanpa gangguan'. Apapun itu, sekolah akan lebih mudah untuk
memperkirakan waktu yang dihabiskan untuk membaca ataupun dalam pelatihan
membaca (Lead Measure) daripada berharap nilai ujian membaca (Lag Measure)
meningkat dengan sendirinya.

Manfaatkanlah bagan Lead Measure Builder untuk mengembangkan Lead Measure


yang akan membantu Saudara menganalisa setiap aktivitas yang akan membuat
perbedaan dalam mencapai WIG Saudara.

Contoh Kasus : Savannah Morning News

Untuk membuat lead measure yang baik, saudara harus membantu anggota tim untuk
memposisikan dirinya sebagai mitra bisnis strategis dan mengikutsertakan mereka
dalam pembahasan hal-hal berbeda yang bisa mereka lakukan demi mencapai wildly
important goal.

Suatu contoh yang luar biasa adalah apa yang dilakukan oleh departemen periklanan
pada harian Savannah Morning News yang berada di Savannah, Georgia. Wildly
important goal mereka adalah untuk mengatasi masalah pendapatan yang cukup
serius. Sebelum mengenal konsep dan praktek 4 Disiplin Eksekusi, para Sales
Manager menghimbau - Staff mereka :"Pergilah ke luar dan juallah lebih banyak lagi !".
Diakhir periode, para manager akan kebingungan mengapa para stafnya tidak bisa
menjual lebih banyak lagi.

Alhamdulillah ... , segala sesuatu berubah ketika mereka mulai mempraktekkan Disiplin
ke-2 : Bertindak pada Lead Measure. Setelah memikirkan berbagai cara untuk
meningkatkan pendapatan mereka, mulai dari iklan, mereka setuju untuk beraksi atas 3
hal: 1. Meningkatkan frekuensi kontak dengan para klien baru, terutama para
pemasang iklan yang dianggap potensial yang tidak pernah melakukan bisnis dengan
koran sebelumnya, 2. Menghubungi klien yang tidak lagi memasang iklan minimum 6
(enam) bulan terakhir. 3. Meningkatkan kualitas penjualan dengan klien yang telah ada,
dengan cara meningkatkan kualitas iklan, seperti misalnya dengan memberi warna
pada iklan, menempatkan iklan pada spot yang lebih baik, ataupun memperbesar
ukuran iklan.

Dibandingkan slogan "Pergilah ke luar dan juallah lebih banyak lagi, "Sekarang para
staff memiliki sejumlah target dan action plan yang spesific. Dalam prakteknya,
masalah-masalah ini disederhanakan ke dalam Lead Measure sebagai berikut : Berapa
banyak sumbangan telepon yang Sam atau Chaterine akan lakukan; laporan
perorangan dari minggu ke minggu sebagaian dari WIG session dan sebagai bagian
dari proses; orang-orang pun berkomitmen untuk menaikkan jumlah kontak dengan
para pelanggan baru, menghubungi kembali klien-klien yang telah lama tidak dihubungi
dan juga melakukan metode up-sells (meningkatkan penjualan dengan menaikkan
penawaran terhadap produk atau jasa). Di minggu berikutnya, para salesman ini akan
melaporkan hasilnya. Mereka tidak hanya menjalankan bisnis dengan efektif, namun
juga secara reguler mengkomunikasikan/share praktek-praktek terbaik mereka di
lapangan, termasuk metode pendekatan/approach ke klien dan cara mengatasi
hambatan.

Direktur Periklanan memberi laporan kepada manajemen sebagai berikut: "Saya sudah
berada di bisnis ini selama lebih dari 20 tahu, dan saya telah menghabiskan hampir
seluruh karir saya berdoa bagi LAG MEASURE dan berdo'a agar problema yang
berhubungan dengannya lenyap." Sungguh untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa
dirinya sungguh bisa membantu rekan-rekannya lewat goal-goal yang bisa diukur
pencapaian hasilnya. Savannah Morning News akhirnya mengatasi masalah perolehan
pendapatan mereka dan mencapai goal mereka pada tahun itu. Bertindak pada Lead
Measure membuat segala sesuatunya menjadi mungkin untuk dilakukan.

DISIPLIN 3 : MEMBUAT SCORE BOARD YANG MEMOTIVASI


-->
Tujuan mendasar dari keberadaan scoreboard adalah untuk memotivasi para pemain
agar MENANG.

- Jim Stuart - Untuk memotivasi Tim agar Menang, Tim-tim hebat melakukan 2 (dua) hal
secara konsisten dan terus menerus, yaitu : (1). Membuat Score Board yang
Memotivasi dan (2). Memperlihatkan Hasil kepada seluruh Anggota Tim Secara
Berkala.
Membuat Scoreboard yang Menarik

Tim-tim hebat tahu jika mereka menang atau tidak, mereka haruslah tahu, sebab jika
tidak, mereka tidak mungkin bisa mengerti bagaimana mereka harus bermain.
Scoreboard yang menarik akan mengajarkan tim pada posisi apa mereka seharusnya
berada. Ini adalah informasi penting bagi penyelesaian masalah dan dalam membuat
keputusan.

-->Anda mungkin sudah pernah melihat anak kecil bermain sepak bola atau basket di
jalanan. Selama tidak ada yang menghitung nilai memasukkan bola, ini bukanlah
permainan yang sesungguhnya. Mereka malah akan -->
ngobrol dan bermain dengan santai/tidak serius. Tetapi ketika seseorang mulai
menghitung dan menuliskan skor, segala sesuatu berubah. Permainan menjadi sesuatu
yang serius dan sengit. Mereka akan Baling merangkul, membuat rencana, dan
mengeksekusinya dengan penuh energi. Prinsipnya mudah: Setiap orang akan bermain
dengan cara berbeda ketika ada skor dicatat.
Itulah sebabnya tim-tim hebat tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan scoreboard yang
menantang mereka.Tanpa itu, energi yang mereka miliki melemah, intensitas
berkurang, dan tim akan kembali melakukan `business as usual' atau melakukan segala
sesuatu seperti sedia kala.

DISIPLIN 4 : MENCIPTAKAN IRAMA AKUNTABILITAS

Pekerjaan yang paling kreatif dan produktif terjadi ketika setiap orang mampu membuat
komitmen satu dengan lainnya, bukan ketika para pemimpin menyuruh mereka
melakukan demikian.

-Jim Collins-

Untuk mampu mengeksekusi WIG secara terus menerus, tim-tim hebat harus
melakukan 2 (dua) hal secara konsisten.

1. Memaksimalkan waktu yang dihabiskan dalam melakukan aktivitas yang


berhubungan dengan WIG
2. Melakukan pertemuan mingguan untuk mempertanggung-jawabkan apa yang
telah di lakukan atau pelaporan.

MEMAKSIMALKAN WAKTU YANG DIHABISKAN UNTUK MENGERJAKAN WIG


Setiap orang pasti bekerja berdasarkan keempat kuadran yang dibangun atas tingkat
urgensi (mendesak) dan tingkat kepentingan. Wildly Important Goals akan berada di
kuadran I dan II. Seringkali, aktivitas - aktivitas di kuadran III dan IV mengganggu tim
dari pelaksanaan aktivitas yang berhubungan dengan WIG.
Kita harus membuat perencanaan dengan matang di tingkat individu dan tim atas setiap
aktivitas di kuadran 1 dan 2 yang akan membawa perubahan pada pencapaian hasil
setiap minggunya. Pertanyaan yang harus di berikan kepada semua orang:

"APAKAH HAL TERPENTING YANG HARUS SAYA LAKUKAN MINGGU INI UNTUK
MENDORONG PENCAPAIAN HASIL ?"

MELAKUKAN WIG SESSION


Untuk menciptakan irama akuntabilitas, dilakukan sesi Akuntabilitas Mingguan (WIG
Session) dimana kinerja minggu lalu dipertanggung-jawabkan dan dibuat rencana untuk
menggerakkan skor minggu ini.
TIM-TIM YANG EFEKTIF bertemu setiap minggunya dalam WIG Session untuk
melakukan 3 hal:
1. ACCOUNT - Report on Last Weeks Commitment.
Pertanggungjawaban. Laporan berdasarkan apa yang sudah dijanjikan minggu lalu.

"Saya telah melakukan sejumlah sambungan telepon dan inilah hasilnya ..."

"Saya sangat bangga dengan tim pendukung saya: Kita semua berhasil melewati
percobaan atau test atas kegiatan rutin yang baru di canangkan."

"Saya tidak berhasil mendapatkan persetujuan seperti yang kita harapkan semula, dan
inilah alasannya .... "

Kita akan merayakan kesuksesan dengan cara ini. Kita akan mendengar orang-orang
berbicara terbuka & mampu mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan.

2. Review The Scoreboard. Learn from Success and Failures.


Mengkaji ulang SCORE BOARD TIM. Belajarlah dari KESUKSESAN & KEGAGALAN.

"Lead Measure ini masuk dalam kategori hijau, tetapi kita memiliki tantangan untuk
mengatasi tolok ukur yang masuk dalam kategori kuning".

"Mari kami tunjukkan apa yang telah kami pelajari untuk mengatasi tolok ukur tersebut
..."

"Saya mengalami beberapa masalah, tetapi inilah yang saya pelajari."

Anda akan melihat antusias yang luar biasa ketika orang-orang berhasil melakukan
perubahan dan menaikkan hasil. Anda akan merasakan energi dari orang-orang ketika
mereka mempelajari sesuatu yang baru yang bisa mereka manfaatkan minggu depan.
3. Plan. Clear The Path and Make New Commitment.

:: Perencanaan. Singkirkan yang tidak perlu dan BUAT KOMITMEN BARU ::

"Mari saya bantu Saudara mengatasi masalah tersebut. Saya tahu seseorang yang ... "

"Mari kita memikirkan banyak alternatif solusi, lalu kita persempit pilihan."
"Inilah yang saya rencanakan minggu mendatang untuk merubah skor ..."

Anda akan menyaksikan anggota tim Anda memiliki energi yang tiada habis untuk
menyelesaikan masalah dan setiap orang akan menyodorkan diri untuk membangun
satu sama lain. Anda akan mendengar Tim Anda membuat komitmen untuk melakukan
aksi-aksi spesifik yang mampu mengatasi tolok ukur penting di scoreboard.
Manfaatkan Work Compass untuk mencatat setiap pekerjaan, setiap orang yang
bertanggung-jawab atasnya, keputusan-keputusan penting dan juga komitmen setiap
tim.

Berminat ikuti THE GAME EXECUTION bersama Human Plus Institute ?


Hub. segera 0812 8036 2015, kami insyaallah akan segera hubungi Anda, kapan dan di
mana workshop akan di laksanakan.

Kunjungi website kami Human Plus Institute Indonesia

Anda mungkin juga menyukai