Anda di halaman 1dari 13

A.

PENGERTIAN
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan
lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia kehamilan 36 – 42
minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan
Persalinan Normal, 2003).
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk
menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat
melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya. (Perawatan Ibu
bersalin, Fitramaya 2000).
Bayi Baru Lahir merupakan hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim
seorang ibu melalui jalan lahir normal atau dengan cara pembedahan. Pada umumnya
kelahiran bayi biasanya di ikuti oleh beberapa perubahan yang terjadi setelah
kelahiran seperti perubahan pernapasan, perubahan jantung dan sirkulasi, perubahan
system digestivus, perubahan system perkemihan dan berat badan.

B. ETIOLOGI
1. His(Kontraksi otot rahim)
2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
C. FISIOLOGI
1. Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi
paru-paru
a. Taksemia
b. Hipertensi
c. Diabetes Berat
d. Infeksi
e. Ketuban Pecah dini
f. Insufisiensi plasenta

Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat
menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.

2. Jantung dan Sirkulasi darah


Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke
dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior
melalui duktus venosus arantii.Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi
menghirup udara dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan
mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru
dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan
tali pusat sebagai berikut:
a. Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun,
sehingga tekanan jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang
sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
b. Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini
menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan
air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui
mukosa saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan
adanya mekonium.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah
bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di
dalam hepar.
5. Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih
besar dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya
lebih besar.
6. Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara
pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak
energy dari pada lemak biasa.
7. Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan
sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini
diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates
kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat
missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu
atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid
pada bayi perempuan.
8. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah
pada kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan
diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9. Susunan Syaraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat
bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan menelan pada
janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap terjadi
pada kehamilan 6 bulan.
10. Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang
mengandung zat antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G). Pada
neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi
dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.
D. TANDA GEJALA/MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda Bahaya Pada BBL
Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi
segera untuk perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus
diwaspadai pada BBL yaitu:
a. Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas
b. Suhu terlalu panas lebih dari 38 C, terlalu dingin kurang dari 36 C
c. Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering
(terutama pada 24 jam pertama) biru
d. Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
e. Tali pusat merah, engkak, keluar cairaan, bau busuk, berdarah
f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, bernanah, bau busuk
g. Gangguan gastrointestinal. Misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3
hari setelah lahir, muntah terus menerus, pada perut bengkak, tinja hijau tua/
berdarah/ berlendir
h. Tidak berkemih dalam 24 jam,
i. Menggigil, tangisa tidak biasa, lemas, mengangguk, kejang halus
j. Mata mengkak dan mengeluarkan cairan
2. Manifestasi Klinis
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia).
3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal).
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil
ketonuria.
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
F. PENATALAKSANAAN
1. Lakukan penilaian sepintas
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif
c. Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah
resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
2. Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan vernik. Ganti handuk basah denga handuk/kain
kering. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu
3. Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
(hamil tunggal)
4. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada bagian 2 cm distal dari klem pertama
5. Potong dan ikat tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi)
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkar kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya
c. Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah disediakan
6. Latakan bayi agar kontak kulit dengan ibu
Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel didada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
7. Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
8. Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling
sedikit 1 jam)
a. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam
waktu 30 -60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15
menit. Ber cukup menyusu dari satu payudara
b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
9. Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi
10. Berikan salep mata/tetes mata antibiotik profilaksi
11. Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah kontak kulit
ibu dan bayi
12. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1/ Neo
K0 di paha kanan anterolateral
13. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)
14. Bounding atachment
15. Usahan untuk mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan
dengan tujuan agar bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat
membantu pemulihan kesehatan
16. Ajari ibu menyusui yang benar
a. Mengatur posisi terhadap payudara ibu
b. Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu
dan areola mamae
c. Jelaskan pada ibu bagaimanan teknik memegang bayi
d. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang
lain menopong bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk
membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukan kemulut
bayi
e. Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan
bibir bayi ke puting susu
f. Tunggu bibir bayi membuka lebar
g. Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu
yang digerakan kemulut bayi
h. Perhatikan selama menyusui
17. Ajari ibu tentang perawatan bayi baru lahir
a. Mulai dari perawatan tali pusat
b. Hal-hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena
akan menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing
bayi karena air kencing bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya
infeksi pada tali pusat bayi. Memakaikan popok selai sebaiknya dibawah
pusar. Merawat tali pusat dengan prinsip bersih kering.
c. Cara memandikan
Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam
pertama setelah kelahiran dapat menyebabkan hipotermi.
d. Menjaga kehangatan bayi
Idealnya bayi baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini
adalah cara paling mudah untuk menjaga bayi tetap hangat
18. Motivasi untuk ASI Esklusif
a. Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi
b. ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman apapun kecuali vitamin dan imunisasi
c. ASI diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot
19. Motivasi untuk memberikan imunisasi 5 L
a. < 7 hari : Hepatitis B
b. 1 bulan : BCG, POLIO 1
c. 2 bulan : DBT / Hb 1, POLIO 2
d. 3 bulan : DBT / Hb 2, POLIO 3
e. 4 bulan : DBT / Hb 3, POLIO 4
f. 9 bulan : campak
20. Beritahu ibu akan tanda bahaya pada bayi baru lahir
21. Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda
bahaya.
G. KOMPLIKASI
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
H. PENGKAJIAN FOKUS
1. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-
koma,saat tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat (REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
2. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai
120 dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer mungkin
melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi, TD berentang dari
60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik). Tali pusat diklem dengan aman
tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam
kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.
3. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah
kelahiran. Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24
jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
4. Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram. Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
Mulut: saliva banyak, mutiara Epstein (kista epithelial) dan lepuh cekung adalah
normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
5. Neurosensori
a. Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar,
Kaput suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan
kelopak mata mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering
ada.
b. Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata (telinga
tersusun rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik).
c. Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan
babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan
fraktur klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara
mungkin terlihat.
d. Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.
6. Pernapasan
a. Takipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
b. Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari
dada dan abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan
abdomen menunjukan distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping
hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau
ekspirasi dapat menandakan aspirasi)
7. Keamanan
a. Warna kulit : akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik
dapat tampak di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai
akibat dari penggunaan forsep pada kelahiran.
b. Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran.
c. Ekstremitas : gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan
menunduk ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
8. Seksualitas
a. Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda
vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah
sedikit (pseudo menstruasi) mungkin ada.
b. Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).
I. FOKUS INTERVENSI .
1. Resiko Tinggi infeksi b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali
pusat.
Hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi
b. Tali pusat kering dan putus pada waktunya.
 Intervensi Keperawatan:
1) pantau tanda2 infeksi,balut tali pusat dgn kasa kering,pertahan
kanpusat ttp krng,obs kulit dan tali pusat setiap hari.cuci tgn sblm dan
ssdh memegang bayi.
2. Kurang pengetahuan cara merawat bayi b/d kurang pengalaman..
Hasil :
a. ibu mengatakan sdh mgrti cara merawat bayi,ibu mampu mengetahui cara
merawat bayi dan beri asi,ibu jga mgtkan mengerti cara merawat tali pusat.
 Intervensi keperawatan;
1) ajarkan cara cara menyusui bayi yang bnr,ajarkan cara memandikn
bayi,ajarkan pd ibu cara merawat tali pusat bayi,
3. Resiko hipotermi b/d adaptasi lingkungan dari intra ke ekstra uteri.
Hasil :
a. Suhu tubuh dalam batas normal,akral hangat,bayi tidak mengiggil.
 Intervensi keperawatan;
1) ukur suhu neonatus,atur suhu ruangan,keringkan tubuh bayi dan
pakaikan baju dll,anjurkan ibu selalu dekap bayi supaya ttp hangat,kaji
suhu tubuh bayi.
J. PATHWAYS

Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami
oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang
hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna
(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan
orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan
kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi.
Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa
sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil
serta menggunakan glukosa.
1. Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-
paru secara mekanis (Varney, 551-552). Interaksi antara sistem
pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan
pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

1) Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.


2) Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama
kali.

2. Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.


Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Oksigen
menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara
mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran
darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :

1) Pada saat tali pusat dipotong.


Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke
atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2
sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru
dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama
menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-
paru.
3) Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan
volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan
tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen
ovale secara fungsional akan menutup. Dengan pernafasan, kadar O2
dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus
berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri
hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir
dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa
berlangsung 2-3 bulan.
3. Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan
Kekebalan Tubuh.
a. Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban
menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi.
Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya
melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis
dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
b. Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2
jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila
bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.
4. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat
lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan.
Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada
bayi.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc
dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin.
5. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi.
Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :
a. Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b. Fungsi jaringan saluran nafas.
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang
membantu membunuh organisme asing.

K. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Azizi Alimul.2009.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC
Saifudin, Adbul Bari.2009.Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.Jakrta : JNPKKR– POGI
Varney, helen.2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakrta :EGC
Winjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan : YBP - SP

Anda mungkin juga menyukai