Anda di halaman 1dari 14

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB SERTA

PENGABDIAN
Dalam Rangka Mendapatkan Nilai Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar

Kelompok

Alfalaq Miftakhul

Anwar Sadat 2013410068

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH JAKARTA
Jalan Cempaka Putih Tengah 27, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10510,
Indonesia

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Dengan semangat pembelajaran kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian”

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, Januari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN ...................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2

Tanggung Jawab ............................................................................................................... 2

Pengabdian dan Pengorbanan ........................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Manusia dalam bermasyarakat selalu bersinggungan dengan orang lain baik


dalam hal sosial, ekonomi, kebaikan, keburukan dan lain sebagainya. Dalam
perjalanan hidupnya manusia terus berjalan dan berkembang mulai dari dilahirkan,
menjadi anak-anak, menjadi remaja, menjadi dewasa dan menua hingga akhir hayat.
Dalam proses berkembang beriringan dengan usia manusia pasti memiliki tanggung
jawab dan memiliki kewajiban, tanggung jawab dan kewajiban lah yang apabila
dilakukan dengan baik kehidupan bermasyarakat serta pribadi akan beralan dengan
baik.

Tanggung jawab serta kewajiban bisa dikatakan juga dengan tanggung jawab
dan pengabdian adalah hal mutlak yang dimiliki manusia yang asalnya bisa dari diri
sendiri maupun dari orang lain dalam bersosial, tanggung jawab dari diri sendiri
biasanya untuk kebaikan dan kemajuan pribadi sedangkan tanggung jawab dari orang
lain biasanya untuk keberlangsungan hubungan antar individu. Manusia harus
menjalankan tanggung jawab serta pengabdian agar berguna bagi masyarakat serta
menjaga eksistensi diri dalam bermasyarakat apapun profesinya, apapun kelebihan
dan kekurangannya manusia pasti memiliki tanggung jawab dan pengabdian.

Seperti halnya orang tua yang melahirkan anak, tentu orang tua sudah tau
tanggung jawab dan pengabdian kepada anak yang dilahirkan agar sang anak
berkembang menjadi individu baik yang memberikan dampak baik pula kepada
lingkungannya, mulai dari memberikan pendidikan, pengajaran, kasih sayang hingga
moral dan matrial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat


hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai yang
diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga
tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.

Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu


yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap hak,
dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah
tanggung jawab terhadap kewajibannya.

Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Kewajiban terbatas

b) Kewajiban tidak terbatas

Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.


Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung
akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang
mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas
segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya

2
tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab.
Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa
tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi,
yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi
pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula
yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si
pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan
cara individual maupun dengan cara masyarakat.

Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus
dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai
akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban
atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain
dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia
dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggung
jawab itu cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh
atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.

Berdasarkan penjalasan di atas, maka dapat kita jelaskan macam-macam dari bentuk
tanggung jawab sebagai berikut :

3
Macam-macam Tanggung jawab :

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

“If it is to be, it is up to me” maksud dari pepatah lama tersebut adalah hanya diri kita
yang sepenuhnya bertanggungjawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri.
Ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggungjwab kehidupan ini
dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang
ada dalam diri sendiri. Selain itu, memahami tujuan hidup supaya langkah untuk
dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan
bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait
erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan dalam merespon keadaan
menentukan tingkat keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon
secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. Sebagai contoh
adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian
ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini
berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk
sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar,
maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat. Sedangkan saudara
kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga
ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menghancurkan dirinya sendiri. Akibatnya,
ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindakan kejahatan
yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya
sendiri merupkan penyebab dari nasib buruknya itu. Dalam kisah tersebut terdapat
perbedaan rasa tanggung jawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama
adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak
merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab
itu, ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupannya yang lebih baik.
Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya.
Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggung jawab kehidupam ini
dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga

4
setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang
pasti. Sehingga, ia merasa tidak perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini.
Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Dilain pihak, sang
adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka.
Perbedaan tingkat rasa tanggung jawab hidup diantara mereka berdua telah
menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.

Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita
sendirilah yang bertanggungjawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita
harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun
esuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang
melengkapai usaha diri kita sendiri.

2. Tanggung jawab terhadap Keluarga

Secara tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan


tanggung jawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota
keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan
susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah
kehidupan itu berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi tanggungjawab,
orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak.
Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai
anak adalah orang tuanya, jadi secara tidak langsung ayah dan ibu adalah guru
pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang tua itu sendiri.

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung


akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma. Ini merupakan
bentuk dari tanggung jawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah
ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang
kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu

5
masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum
tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila
aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau
sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat
menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP.

4. Tanggungjawab terhadap bangsa / negara

Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggung jawab


masyarakat atau lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena
pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Sumber Daya Manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung
perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini
tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Sedikitnya
terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka
panjang.

– Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan


sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern,
salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik
pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis
merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya
pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi
yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa
pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi
manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan
adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi
konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih
lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat
ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah

6
menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan
lulusan pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan
akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk
perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka
semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini
dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi
oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam
menggerakkan pembangunan nasional.

– Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang


lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan
adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang
lulus dan memasuki dunia kerja.

– Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain


fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi
budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada
kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial
pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Jelaslah bahwa investasi dalam
bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan
ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu perkembangan ekonomi. Perkembangan
ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika,
moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan
kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang
baik. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang
amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi
bangsa.

7
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan

Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka tentu saja
keberadaannya disertai dengan berbagai tanggung jawab. Konsekuensi kepasrahan
manusia kepada Tuhan dibuktikan dengan menerima seluruh tanggung jawab
(akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya.
Berbagai tanggung jawab ini, membentuk suatu relasi tanggung jawab yang terjadi
antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggung jawab
manusia terhadap Tuhan, tanggung jawab manusia terhadap sesama, tanggung jawab
manusia terhadap alam semesta serta tanggung jawab manusia tehadap dirinya
sendiri. Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok.
Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.

Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian


dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua
itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung
jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu
berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi
merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi
kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan
merupakan perwujudan tanggung jawab kepad Tuhan.

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan
demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yang
tidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral

8
yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak
begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan
sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah
tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame
teman.

Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa


harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi,
kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan,
tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

9
BAB III

PENUTUP

Tanggung jawab dan pengabdian akan selalu ada dalam kehidupan manusia
semenjak lahir hingga akhir hayat,

10
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho Widy dan Muchji Achmad, “Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya
Dasar” 22 Desember 2017.

http://amrozi-gitz.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html

http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/manusia-dan-tanggung-jawab.html

11

Anda mungkin juga menyukai