Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “AGITASI DAN MIXING”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu
penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang tata cara pengolahan limbah plastik sebagai modal pembelajaran dalam mata
kuliah pengolahan limbah pabrik kimia.

Yogyakarta, 07 Mei 2014


 

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2. Tujuan.........................................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
2.1 Pengadukan.................................................................................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Pengaduk...................................................................................................................4
2.3.1 Pengaduk Jenis Baling-Baling (Propeller)............................................................................4
2.3.2 Pengaduk Dayung (Paddle)..................................................................................................5
2.3.3 Pengaduk Turbin...................................................................................................................5
2.3.4 Pengaduk Helical-Ribbon.....................................................................................................6
2.4 Posisi Sumbu Pengaduk Dan Pola Aliran....................................................................................7
2.5 Kecepatan Pengaduk....................................................................................................................8
2.5.1 Kecepatan putaran rendah.....................................................................................................8
2.5.2 Kecepatan Putaran Sedang....................................................................................................8
2.5.3 Kecepatan Putaran Tinggi.....................................................................................................8
2.6 Jumlah Pengaduk.........................................................................................................................9
2.7 Kebutuhan Daya Pengaduk..........................................................................................................9
2.7.1 Bilangan Reynold.................................................................................................................9
2.7.2 Bilangan Fraude..................................................................................................................10
2.8 Pencampuran (Mixing)..............................................................................................................10
2.9 Laju dan Waktu Pencampuran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan
reduksi gerakan pada tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari
operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen
yang teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan,
yaitu membuat suspensi, blending, dispersi dan mendorong terjadinya transfer panas dari
bahan ke dinding tangki.

Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai
beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen disebarkan melewati fasa
cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan untuk
menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil dan jaket.
Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industi adalah pencampuran pulp dalam
air untuk memperoleh “larutan” pulp. Larutan pulp yang sudah cukup homogen disebarkan
ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah proses filtrasi vakum dan
dikeringkan.

1.2. Tujuan

1. Mencampur dua cairan yang saling melarut


2. Melarutkan padatan dalam cairan
3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung
4. Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam tangki.
5. Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk.
6. Menentukan daerah rezim aliran dalam operasi pengadukan.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana bentuk pola aliran yang dibentuk oleh berbagai pengaduk dalam tangki.

2. Bagaimana bentuk pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Agitsi (Pengadukan)


Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi).

gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)

Dimana : C  = tinggi pengaduk dari dasar tangki


D  = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H  = tinggi fluida dalam tangki
J  = lebar baffle
W = lebar pengaduk

2.3 Jenis-Jenis Pengaduk


Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum, yaitu
pengaduk baling – baling, pengaduk turbin, pengaduk dayung dan pengaduk.

2.3.1 Pengaduk Jenis Baling-Baling (Propeller)


Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-
baling berdaun tiga.

Gambar 5. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)

4
Baling-baling ini digunakan  pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

2.3.2 Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam
sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari
diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.

Gambar 6. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau
pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu
dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan
pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk
meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah
pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn
kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

2.3.3 Pengaduk Turbin


Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk dan
berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang
kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari
diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin dengan
daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas
yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun
pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.

5
Gambar 7. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat pada
gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial
dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke
bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat
daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan
pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna
dalam suspensi padatan.

Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling-baling.

2.3.4 Pengaduk Helical-Ribbon


Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk
dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling helicopter dan ditempelkan ke
pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada
bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.

Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral

6
2.4 Posisi Sumbu Pengaduk Dan Pola Aliran
Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan pengaduk
pada pusat diameter tangki. Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat
dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan
ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola  ini biasa
disebut dengan pusaran dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin besar
seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk.
Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan
pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan
sebaliknya.

Gambar 3. (Posisi Center dari sebuah Pengaduk  yang menghasilkan Vortex

Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk.
Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan dinding
tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah
satu variasi dalam penelitian yang dilakukan. Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk.

 Gambar 10. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a)
Impeller, 
(b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon

7
Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah :

1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (3000
cP)
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp)
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan
untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan
telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s
(5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.

2.5 Kecepatan Pengaduk


Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan
putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan
gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang dibutuhkan dalam
proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan putaran pengaduk
dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi.

2.5.1 Kecepatan Putaran Rendah


Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengadukan
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur dimana terdapat
serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Jenis pengaduk ini meghasilkan
pergerakan batch yang empurna dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk menjaga
temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.

2.5.2 Kecepatan Putaran Sedang


Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang rendah,
mengurangi waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan
bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan.

2.5.3 Kecepatan Putaran Tinggi


Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya
air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang

8
rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas
sangat besar.

2.6 Jumlah Pengaduk


Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya  untuk tetap menjaga
efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih besar dari
diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dann diameter pengaduk
yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk
yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak
pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana
lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan Pengaduk

2.7 Mixing (Pencampuran)


Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan
ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih.  Proses
pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki. Faktor-faktor yang mempengaruhi  proses
pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki
dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan
putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk
yaitu dan. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa
digunakan untuk mempelajari operasi dari pengadukan dan pencampuran tersebut.
Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu :

1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara


keseluruhan  (bulk flow).
2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang
terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran.

9
3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.

Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan


adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen
dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Secara khusus, proses pengadukan dan
pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis permasalahan utama, yaitu :

1. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase


multikomponen.
2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari
sistem yang tidak seragam.
3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.

Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk
menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi
tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya
diameter tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk
mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan  dan membuat pola  aliran
fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki.

Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga salh satu
pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diameter yang
sama dengan tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan
pencampuran. Diameter tangki ditentukan  dengan persamaan (2). Tangki dengan diamter
yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah
pengaduk yang digunakan.

dengan D = t

10
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap
komponen-komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1. Hubungan dari
dimensi pada gamba 1 adalah :

Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya yaitu daerah dimana fluida bisa
digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya biasanya berbentuk sudut
ataupun lipatan dari dinding dindingnya.

2.8 Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga diperoleh
keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang
telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses
pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir. Pada operasi pencampuran dalam
tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :
- Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
- Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
- Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
- Laju putaran pengaduk
- Ledudukan pengaduk pada tangki, seperti :
*Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
*Pola pemasangan :
                                   - Center, vertikal
                                   - Off center, vertical
                                   - Miring (inclined) dari atas
                                   - Horisontal
- Jumlah daun pengaduk
-  Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk
2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :
- Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
- Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
- Jumlah kedua cairan yang diaduk
- Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

11
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap
waktu pencampuran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djauhari, A., 2002,”Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa “, Diktat Kuliah, hal 55-59,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004 “Agitasi dan Pencampuran” Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik negeri Bandung

McCabe, W. L., Smith, J.C. and Harriot, P., 1993, ”Unit Operation of Chemical Engineering”
5 rd., hal 257- 260, McGraw-Hill, Singapore

13

Anda mungkin juga menyukai