Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “AGITASI DAN MIXING”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam
makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu
penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita
semua tentang tata cara pengolahan limbah plastik sebagai modal pembelajaran dalam mata
kuliah pengolahan limbah pabrik kimia.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2. Tujuan.........................................................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
2.1 Pengadukan.................................................................................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Pengaduk...................................................................................................................4
2.3.1 Pengaduk Jenis Baling-Baling (Propeller)............................................................................4
2.3.2 Pengaduk Dayung (Paddle)..................................................................................................5
2.3.3 Pengaduk Turbin...................................................................................................................5
2.3.4 Pengaduk Helical-Ribbon.....................................................................................................6
2.4 Posisi Sumbu Pengaduk Dan Pola Aliran....................................................................................7
2.5 Kecepatan Pengaduk....................................................................................................................8
2.5.1 Kecepatan putaran rendah.....................................................................................................8
2.5.2 Kecepatan Putaran Sedang....................................................................................................8
2.5.3 Kecepatan Putaran Tinggi.....................................................................................................8
2.6 Jumlah Pengaduk.........................................................................................................................9
2.7 Kebutuhan Daya Pengaduk..........................................................................................................9
2.7.1 Bilangan Reynold.................................................................................................................9
2.7.2 Bilangan Fraude..................................................................................................................10
2.8 Pencampuran (Mixing)..............................................................................................................10
2.9 Laju dan Waktu Pencampuran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
ii
BAB I PENDAHULUAN
Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai
beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi gas hidrogen disebarkan melewati fasa
cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan untuk
menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil dan jaket.
Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industi adalah pencampuran pulp dalam
air untuk memperoleh “larutan” pulp. Larutan pulp yang sudah cukup homogen disebarkan
ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah proses filtrasi vakum dan
dikeringkan.
1.2. Tujuan
3
BAB II PEMBAHASAN
Gambar 5. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)
4
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar atau
pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu
dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan
pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk
meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah
pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn
kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
5
Gambar 7. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat pada
gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial
dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke
bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat
daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan
pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna
dalam suspensi padatan.
Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
6
2.4 Posisi Sumbu Pengaduk Dan Pola Aliran
Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan pengaduk
pada pusat diameter tangki. Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat
dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan
ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini biasa
disebut dengan pusaran dengan pusat pada sumbu pengaduk. Pusaran ini akan menjadi semakin besar
seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk.
Pada sebuah proses dispersi gas-cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan
pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan
sebaliknya.
Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk.
Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan dinding
tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah
satu variasi dalam penelitian yang dilakukan. Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk.
Gambar 10. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda, (a)
Impeller,
(b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
7
Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah :
1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (3000
cP)
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp)
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan
untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan
telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s
(5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
8
rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas
sangat besar.
9
3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia. Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk
menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi
tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya
diameter tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk
mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan membuat pola aliran
fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki.
Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga salh satu
pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diameter yang
sama dengan tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan
pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan (2). Tangki dengan diamter
yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah
pengaduk yang digunakan.
dengan D = t
10
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap
komponen-komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1. Hubungan dari
dimensi pada gamba 1 adalah :
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya yaitu daerah dimana fluida bisa
digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana terjadinya biasanya berbentuk sudut
ataupun lipatan dari dinding dindingnya.
11
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap
waktu pencampuran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Djauhari, A., 2002,”Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa “, Diktat Kuliah, hal 55-59,
Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004 “Agitasi dan Pencampuran” Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik negeri Bandung
McCabe, W. L., Smith, J.C. and Harriot, P., 1993, ”Unit Operation of Chemical Engineering”
5 rd., hal 257- 260, McGraw-Hill, Singapore
13