i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat, dan hidayah-Nya penulis dapat memenuhi tugas mata kuliah
unit operasi. Makalah yang berjudul “Sedimentasi”, memaparkan
pengertian, penerapan, proses, dan aplikasi sedimentasi dalam industri.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu selain untuk memenuhi tugas
mata kuliah juga untuk menambah wawasan penulis terkait materi
sedimentasi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................1
BAB II ISI........................................................................................................................3
2.1 Sedimentasi........................................................................................................3
2.2 Prinsip Hukum Sedimentasi...............................................................................4
2.3 Bentuk-Bentuk Bak Sedimentasi........................................................................5
2.4 Bagian-Bagian Bak Sedimentasi........................................................................7
2.5 Pelaksanaan/Operasi...........................................................................................8
2.6 Pemeliharaan....................................................................................................14
2.7 Kriteria Desain.................................................................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Flok melayang: dari atas (kiri), dari dalam air (kanan)...................
Gambar 2.8 Flok ringan yang naik ke permukaan seimentasi (ALT tinggi)....10
Gambar 2.9 Laju alur rendah (kiri), laju alir tinggi (kanan).............................11
Gambar 2.10 Kondisi air tanpa flok melayang pada laju alir yang ideal.........11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara mekanik
menjadi dua bagian, yaitu slurry dan supernatant. Slurry adalah bagian dengan
konsentrasi partikel terbesar, dan supernatant adalah bagian cairan yang bening.
Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi
hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningan (Foust, 1980).
1
4. Memahami bagian-bagian bak sedimentasi
5. Memahami proses pelaksanaan/operasi sedimentasi
6. Memahami pemeliharaan bak sedimentasi
7. Memahami kriteria desain bak sedimentasi
2
BAB II
ISI
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah salah satu operasi pemisahan campuran padatan dan
cairan (slurry) menjadi cairan beningan dan sludge (slurry) yang lebih pekat
konsentrasinya, Pemisahan dapat berlangsung karena adanya gaya gravitasi yang
terjadi pada butiran tersebut. Proses sedimentasi dalam industry kimia banyak
digunakan misalnya pada proses pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur
selulose yang akan dipisahkan menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water
treatment), dan proeses pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.
3
Ciri partikel flokulen adalah partikel yang selalu mengalami perubahan
ukuran dan bentuk selama proses pengendapan berlangsung. Mekanisme
sedimentasi adalah sebagai berikut.
4
atau horisontal dimana yang terendapkan terlebih dahulu di bawah dan yang
selanjutnya di atas.
Setelah itu pada tahun 1969 ia mengeluarkan tiga prinsip dasar dalam
sedimentasi yang dikenal dengan Hukum Steno:
1. Hukum Superposisi:
Menyatakan bahwa dalam urutan batuan yang belum mengalami
perubahan maka batuan yang lebih tua akan berada di bagian bawah
sedangkan yang tua akan berada di bagian atas.
2. Hukum Horizontalitas:
Menyatakan bahwa pada awalnya suatu sedimen diendapkan sebagai
lapisan-lapisan mendatar. Bila dijumpai lapisan yang miring berarti sudah
mengalami deformasi, terlipat atau tersesarkan oleh gaya tektonik
3. Hukum Kemenerusan Lateral (Lateral Continuity):
Menyatakan bahwa pengendapan lapisan sedimen menyebar secara
mendatar sampai menipis atau menghilang pada batas cekungan dimana ia
diendapkan.
Pada bak ini, air mengalir horizontal dari inlet menuju outlet,
sementara partikel mengendap ke bawah.
5
2. Lingkaran (circular) - center feed.
Pada bak ini, air masuk melalui pipa menuju inlet bak di bagian
tengah bak, kemudian air mengalir horisontal dari inlet menuju outlet di
sekeliling bak, sementara partikel mengendap ke bawah (Gambar 2.2).
Secara tipikal bak persegi mempunyai rasio panjang : lebar antara 2 : 1 –
3 : 1.
Pada bak ini, air masuk melalui sekeliling lingkaran dan secara
horisontal mengalir menuju ke outlet di bagian tengah lingkaran,
sementara partikel mengendap ke bawah (Gambar 2.3).
6
Gambar 2.3 Bak sedimentasi bentuk lingkaran – periferal feed:denah (a),
potongan melintang (b)
2.4 Bagian-Bagian Bak Sedimentasi
1. Zona Inlet atau struktrur influent: tempat air masuk ke dalam bak.
3. Zona lumpur: tempat lumpur mengumpul sebelum diambil ke luar bak. Kadang
dilengkapi dengan sludge collector/scrapper. Dalam zona ini lumpur
terakumulasi. Sekali lumpur masuk area ini ia akan tetap disana.
4. Zona Outlet atau struktur efluen: tempat di mana air akan meninggalkan bak,
biasanya berbentuk pelimpah (weir). Seperti zona inlet, zona outlet mempunyai
pengaruh besar dalam mempengaruhi pola aliran dan karakteristik
pengendapan flok pada bak sedimentasi. Biasanya weir/pelimpah dan bak
penampung limpahan digunakan untuk mengontrol outlet pada bak
sedimentasi. Selain itu, pelimpah tipe V-notch atau orifice terendam biasanya
juga dipakai. Diantara keduanya, orifice terendam yang lebih baik karena
memiliki kecenderungan pecahnya sisa flok lebih kecil selama pengaliran dari
7
bak sedimentasi menuju filtrasi.
2.5 Pelaksanaan/Operasi
Sedimentasi adalah proses dimana terjadi pemisahan fase padat-cair. Flok
akan tumbuh menjadi lebih besar pada proses flokulasi dan akan terendapkan
pada proses sedimentasi. Oleh karena itu, hal yang paling penting pada
sedimentasi adalah floc-carry-over (flok melayang). Flok melayang bukanlah
masalah kritis karena masih ada proses filtrasi, tetapi setidaknya hal ini adalah
indikator kurang berfungsinya sistem sedimentasi.
8
Gambar 2.6 Flok melayang: dari atas (kiri), dari dalam air
(kanan)
Alu
Too
Coagul
much
Alka
Adequate
9
Tingkat ALT bisa dihitung sebagai “dosis aluminium
(ppm)/turbiditas(ppm)”. Untuk turbiditas, ppm bisa diambil dari NTU.
Larutan alum mengandung Al2(SO4)318H2O (Mr = 474) dan massa atom
(Ar) Al = 27.
Contoh:
10
Flok akan naik ke atas jika laju alir yang tinggi. Memperlambat
pengolahan air dapat mengatasi hal ini, tetapi dapat menurunkan produksi
air. Oleh karena itu, berdasarkan manajemen filter (efisiensi backwash),
laju alir harus tetap. Secara khusus, laju alir minimum ditetapkan
berdasarkan oleh kebutuhan air. Selanjutnya, backwash dilakukan sesering
mungkin sehingga kualitas air dapat dipertahankan. Dalam rangka
memanfaatkan waktu antara tiap backwash, pengukuran kekeruhan air
filter dianjurkan.
Gambar 2.9 laju alur rendah (kiri), laju alir tinggi (kanan)
Gambar 2.10 Kondisi air tanpa flok melayang pada laju alir yang ideal
11
Ruang yang tidak merata antara plat, jarak antar plat dan dinding
luar serta penyumbatan oleh lumpur dapat menyebabkan aliran tidak
merata.
12
Gambar 2.13 Palung
13
4. Cahaya matahari
Telah dibuktikan bahwa sinar matahari memanaskan flok dan meyebabkannya
tersirkulasi. Hal ini dilakukan dengan mengamati perbedaan antara air dengan (air 1)
atau tanpa (air 2) sinar matahari. Namun, masalah di tempat pertama (air 1) adalah
bahwa ada flok dimana sinar matahari dapat mencapai flok tersebut. Oleh karena itu,
sumber masalahnya adalah tingkat ALT flok yang tinggi sehingga dapat naik ke atas
plat. Jadi, menurunkan tingkat ALT merupakan hal yang penting.
Bak sedimentasi
Hamburan flok
Pembuangan cepat
14
2.6 Pemeliharaan
1) Pembuangan lumpur
Buka atau tutup keran pipa lumpur dengan perlahan sehingga lumpur tidak
menggumpal. Selesaikan pembersihan sebelum pipa lumpur menjadi jernih sehingga
sejumlah lumpur tetap berada di dalam karena lumpur tua dapat menangkap lumpur baru
dari flokulasi.
2) Pembersihan
Cuci kolam untuk menghilangkan lumpur di dalamnya. Jika sulit untuk mengosongkan
kolam, gunakan metode sedotan untuk menghilangkan flok yang ada di atas plat untuk
mengurangi flok melayang.
15
2.7 Kriteria Desain
Tabel 2.1 Kriteria desain bak sedimentasi
16
CONTOH DESAIN BAK
Q = 100 l/det
Vo/(Q/A) = 2,15
0,08/(Q/A) = 2,15
= 0.37 l/det/m2
M2 Dimensi Bak :
Diambil Kedalaman Bak H = 2.50 m
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salah satu proses pengolahan air minum adalah sedimentasi, sedimentasi merupakan
tahap awal dalam proses pengolahan air minum dari serangkaian prosesnya. Prinsip proses
sedimentasi memisahkan partikel/suspended solid dalam air dengan cara mengendapkannya
secara gravitasi. Jenis partikel yang diendapkan adalah partikel flokulen. Pemeliharaan bak
sedimentasi dilakukan dengan cara pembuangan lumpur dan pembersihan kolam/bak untuk
menghilangkan lumpur didalamnya. Jika sulit untuk mengosongkan kolam, gunakan metode
sedotan untuk menghilangkan flok yang ada di atas plat untuk mengurangi flok melayang.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah dibahas, maka penulis mengajukan saran kepada
masyarakat yaitu untuk menghemat pengunaan air, karena kita tahu bahwa untuk
menghasilkan satu tetes air minum membutuhkan proses pengolahan panjang dan rumit.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pelatihan Kesehatan and Cikarang (2013) ‘Penjernihan Air Dengan Metode Sedimentasi’,
Penjernihan Air Dengan Metode Sedimentasi, pp. 1–15.
Direktorat Pembinaan Jalan Kota (1990) Tata Cara Perencanaan Pemisah, Pupr.
Ii, B. A. B. and Pustaka, T. (2002) ‘BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1’,
pp. 1–64.
Indrawati (2022). Prinsip Hukum Sedimentasi. [online] MATERI KULIAH. Available at:
https://www.materikuliah.my.id/2022/01/prinsip-hukum-sedimentasi.html [Accessed 1 May 2022].
Priambodo Eko Ary and Indaryanto Hariwiko (2017) ‘Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air
Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember’, Jurnal Teknik ITS, 6(1), pp. 51–56. Available
at: https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/21998/3614.
SNI 6774:2008 (2008) ‘Standar Nasional Indonesia 6774 : 2008 - Tata Cara Perencanaan Unit Paket
Instalasi Pengolahan Air’, pp. 1–24.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 6774: 2008 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi
pengolahan air, Badan Standarisasi Nasional
Yuniarti, N. and Aji, I. W. (2019) ‘Modul Pembelajaran Pembangkit Tenaga Listrik’, Jurusan
Penidikan Teknik Elektro FT. Universitas Negeri Yogyakarta, pp. 26–39.