Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMAKANAN (FEED) TERHADAP GEOMETRI DAN KEKERASAN GERAM

PADA HIGH SPEED MACHINING PROCESSES


1) 2)
Rusnaldy , Budi Setiyana

Abstrak
Meningkatnya permintaan untuk memperbesar produktivitas dengan biaya produksi rendah, menuntut untuk
dilakukannya permesinan yang cepat maka dilakukan pemesinan dengan cara meningkatkan kecepatan pemesinan.
Teknologi pemesinan kecepatan tinggi (high speed machining) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
produktivitas. Dengan kecepatan potong dan pemakanan yang tinggi, maka volume pelepasan material dari material
induk akan meningkat sehingga akan diperoleh penghematan waktu pemesinan yang cukup berarti.
Tulisan ini meneliti pengaruh kedalaman pemakanan dengan geometri dan kekerasan geram, dimana proses
pemesinan yang dilakukan pada kecepatan tinggi adalah pada mesin bubut semi otomatis dengan empat jenis benda
kerja yang mempunyai kekuatan tarik yang berbeda-rbeda. Geram yang dihasilkan di ukur geometri dan kekerasannya.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan naiknya nilai kedalaman pemakanan akan menaikkan
kekerasan geram. Disamping itu sifat dan jenis dari material benda kerja akan sangat berpengaruh terhadap geometri
geram yang dihasilkan..
.
PENDAHULUAN Geram terbentuk akibat timbulnya tegangan
(stress) di daerah di sekitar konsentrasi gaya penekanan
Meningkatnya permintaan untuk memperbesar
mata potong pahat. Tegangan pada benda kerja tersebut
produktivitas dengan biaya produksi rendah, menuntut
pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser
untuk dilakukannya pemesinan yang cepat maka
(shearing stress) yang maksimum. Apabila tegangan
dilakukan pemesinan dengan cara meningkatkan
geser ini melebihi kekuatan logam yang bersangkutan
kecepatan pemesinan. Teknologi pemesinan kecepatan
maka akan terjadi deformasi plastis (perubahan bentuk)
tinggi (high speed machining) merupakan salah satu
yang menggeser dan memutuskan benda kerja di ujung
cara untuk meningkatkan produktivitas. dengan
pahat pada satu bidang geser (shear plane)
kecepatan potong yang tinggi, maka volume pelepasan
material dari material induk akan meningkat sehingga
akan diperoleh penghematan waktu pemesinan yang
cukup berarti. Di samping itu pemesinan kecepatan
tinggi mampu menghasilkan produk yang halus
permukaannya serta ukuran yang lebih presisi.
Sejauh ini penelitian untuk mengetahui
mampu mesin dari material dilihat dari segi geram
(chip) sebagai hasil dari proses pemesinan pada
kecepatan tinggi jarang sekali dilakukan. Tulisan ini
ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
proses high speed machining terhadap mampu mesin Proses terbentuknya chip(geram)
(machinability) dari sebuah material. Dan yang diteliti
adalah geram yang dihasilkan dari proses high speed Jenis Geram (chip)
machining mengenai geometri dan kekerasannya. Dilihat dari ukuran pajang pendeknya adalah :
a. Chip Discontinous
TINJAUAN PUSTAKA
Pembentukan geram (Chip Formation)
Geram merupakan bagian dari material yang
terbuang ketika dilakukan sebuah proses pemesinan.
Dalam proses metal cutting akan selalu dijumpai istilah
: kecepatan potong (Speed), kecepatan makan (Feed)
dan kedalaman potong (Depth of Cut) untuk
menjelaskan masalah tersebut ilustrasinya akan b. Geram Continous
menggunakan proses bubut (turning).

_________________________
1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT-UNDIP
2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT-UNDIP

ROTASI – Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 15


c. Geram Continous dengan built up edge (BUE)

d. BUE akan hilang dengan meningkatnya kecepatan

Diagram Proses Pemotongan

tc = chip thickness (Ketebalan geram); mm


to = tebal geram mula -mula ; mm
 = Shear angle
α = Rake angle
Dilihat dari bentuk penampangnya :
Perhitungan dalam proses pembentukan chip.
1. Straight Chips Sebelum dilakukan proses pemesinan
1. Lebar pemotongan
a
b (mm)
sin .k
2. Snarling Chips Di mana k merupakan sudut potong utama
(principle cutting edge angle).
2. Tebal geram
H = f sin k (mm)

Sesudah dilakukan proses pemesinan


1. Rasio Pemampatan geram
3. Infinite Helix Chips Rasio pemampatan geram dirumuskan dengan:
tc

t0
Jika rasio pemampatan geram semakin tinggi maka
nilai sudut geser semakin besar pula.
4. Full Turn Chips
2. Shear plane angle (sudut geser)
Sudut geser (shear angle) dirumuskan
(t c / t 0 )  sin 
cot  
cos 
di mana:
5. Half Turn Chip
tc= lebar geram sesudah pemotongan (mm)
t0= tebal geram mula-mula (mm)

Dalam proses pemotongan sudut geser sangat


ditentukan oleh sudut geram (rake angle).
3. Shear strain
6. Tight Chips Shear strain menunjukkan banyaknya deformasi
plastis yang terjadi, dirumuskan dengan
cos 
 
sin  cos(   )
4. Luas penampang bidang geser
Perhitungan dalam Proses Pemesinan Luas penampang bidang geser yang terjadi
Diagram dari proses pemotongan diberikan dirumuskan dengan
pada gambar berikut.

ROTASI – Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 16


A tebal geram yang dihasilkan dengan tebal geram mula-
Ashi  (mm2) mula.
sin 
tc
A = b.h (mm2) 
b = lebar geram (mm) t0
h = tebal geram sebelum dilakukan pemotongan dengan bertambahnya feed akan menambah pula luas
(mm) penampang geram.
a Sedangkan dilihat dari bentuk geram yang
b (mm) dihasilkan dapat diketahui bahwa pemakanan (feed)
sin   bepengaruh terhadap bentuk geram yang dihasilkan.
h  f . sin   (mm) Continous chip terjadi pada proses pemesinan dengan
pemakanan (feed) yang tinggi. Sedangkan discontinous
Temperatur Pemotongan chip terjadi pada pemakanan(feed) rendah. Tetapi hal
Pada proses pemotongan hampir seluruh energi ini juga dipengaruhi oleh sifat material benda kerja.
pemotongan diubah menjadi panas melalui proses
gesekan antara geram dengan pahat dan antara pahat Pengaruh Pemakanan (feed) Terhadap Sifat Mekanik Geram
dengan benda kerja, serta perusakan molekuler atau Dengan bertambahnya Pemakanan (feed)
ikatan atom pada bidang geser (shear plane). akan menurunkan temperatur pemotongan.. Padahal
Ada tiga sumber panas yang dihasilkan ketika bertambahnya temperatur akan menyebabkan
melakukan proses pemotongan: terjadinya pelunakan oleh sebab tidak mantapnya
1. Panas yang dihasilkan ketika tool mengubah bentuk struktur sel. Proses pelunakan ini dikenal dengan
( bekerja) pada logam proses annealing.
2. Friksi pada muka potong (cutting face)
3. Friksi pada tool flank

Terjadinya panas pada proses pemotongan


Keterangan :
Pemanasan yang paling tinggi terjadi pada a = Regangan Iintern c = Keuletan
ujung pahat, kemudian diikuti dengan geram dan benda b = Kekuatan d = Ukuran Butir
kerja.
Hubungan Temperatur dan sifat material pada
pengerjaan dingin

Mampu Mesin (Machinability )


Mampu mesin dapat didefinisikan dengan
mudah tidaknya suatu material untuk di mesin atau
dengan kata lain kemampuan material untuk di mesin.
Mampu mesin suatu benda kerja sering diiukur dengan
jumlah komponen yang mampu dihasilkan perjam,
biaya proses pemensinan, atau kualitas akhir dari
Distribusi panas selama proses pemotongan proses pemesinan. Mampu mesin dari suatu material
dapat diukur dengan salah satu faktor di bawah ini.
Pengaruh Pemakanan (Feed) Terhadap Geometry Geram
1. Tool life : umur pahat .
Pemakanan (feed) yang tinggi akan 2. Limiting rate pada metal removal hal ini berkaitan
menyebabkan kenaikan luas penampang bidang geser. dengan laju maksimum material yang dapat
Kenaikan luas penampang bidang geser akan dimesin dengan standar pendeknya umur pahat.
menurunkan nilai sudut geser (shear angle). Turunnya 3. Gaya pemotongan (cutting force) menyatakan gaya
sudut geser justru akan menaikkan rasio pemampatan yang bekerja pada pahat yang diukur dengan
geram. Dengan demikian feed yang tinggi akan menggunakan dynamometer.
menaikkan rasio pemampatan geram. Rasio 4. Permukaan Akhir (surface finish) menunjukkan
pemampatan geram sendiri merupakan perbandingan permukaan akhir yang mampu dicapai pada
kondisi pemesinan tertentu.

ROTASI – Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 17


5. Geram yang terbentuk . terjadi putaran benda kerja yang tidak stabil sehingga
kontak dengan pahat tidak bisa seragam.

Analisa Grafik Hubungan Antara Feed dan Luas Penampang


Bidang Geser Geram
Grafik hubungan antara feed dan luas
penampang bidang geser geram geram adalah sebagai
berikut:
HUBUNGAN FEED DAN LUAS GERAM

0.35

0.30
stainl
0.25 ess
st 90

LUAS (m^2)
0.20
st 40
0.15

st 60
0.10

0.05

0.00
0 0.05 0.1 0.15 0.2
FEED (mm)

Dari grafik terlihat bahwa naiknya feed diikuti dengan


meningkatnya luas penampang bidang geser geram, hal
Faktor yang mempengaruhi Machinability ini dikarenakan luas geram merupakan perkalian antara
lebar geram dan tebal geram mula-mula.
DATA HASIL PENELITIAN Hubungan ShearPlane Angle dengan Shear Strain
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data
sebagai berikut. HUBUNGAN SHEAR PLANE ANGLE DAN
SHEAR STRAIN
Grafik hubungan antara feed dankekerasan 4.0

3.5 STAIN
HUBUNGAN FEED DAN KEKERASAN 3.0 LESS
SHEAR STRAIN

2.5 St 90
600 2.0
St 40
500 1.5
STAINL
KEKERASAN (VHN)

ESS 1.0
400 St 60
St 90 0.5
300
St 40 0.0
200 0 10 20 30 40 50
St 60 SHEAR PLANE ANGLE (DEG)
100

0 Hubungan antara shear plane angle dan shear


0 0.05 0.1 0.15 0.2
FEED (mm)
strain adalah berbanding terbalik. Kenaikan nilai shear
plane angle justru menurunkan nilai shear strain
seperti yanjg terlihat pada grafik diatas.
Semakin tinggi temperatur yang dicapai maka
nilai kekerasan cenderung menurun. Bertambahnya Hubungan Feed dan Rasio Pemampatan Geram
temperatur akan menyebabkan terjadinya pelunakan
oleh sebab tidak mantapnya struktur sel. Proses HUBUNGAN FEED DAN RATIO
pelunakan ini dikenal dengan proses annealing. PEMAMPATAN GERAM
Padahal semakin tinggi pemakanan akan menurunkan 3.5
RATIO PEMAMPATAN GERAM

temperatur pemesinan, jadi semakin tinggi pemakanan 3.0 STAIN


akan mengakibatkan kekerasan geram semakin naik. 2.5 LESS
ST 90
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa 2.0
1.5 ST 40
naiknya feed dikuti dengan kenaikan nilai kekerasan
1.0 ST 60
pada geram, kecuali pada baja ST 40 yang justru nilai
0.5
kekerasannya semakin turun dengan meningkatnya 0.0
nilai feed. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh 0 0.05 0.1 0.15 0.2
beberapa hal antara lain karena pemasangan benda FEED (mm)
kerja yang kurang center sehingga sewaktu proses

ROTASI – Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 18


Kenaikan kedalaman pemakanan akan memberikan Pada geram yang dihasilkan pada St 40
kenaikan tebal geram, dan kenaikan tebal geram akan sebenarnya seluruhnya continous. Namun terputus-
menjadikan nilai rasio pemampatan geram akan turun. putus karena geram melilit pada benda kerja dan pada
pahat. Geram yang terbentuk adalah straight chip
Hubungan Rasio Pemampatan Geram dan Shear Angle (seperti pita), yang menandakan bahwa material
tersebut lunak.
Pada Geram Stainless Steel 304 sebagian
HUBUNGAN RATIO PEMAMPATAN
GERAM PADA V 249
memiliki bentuk infinite helix chip (berbentuk spiral)
50 yang memiliki jari –jari spiral yang kecil.
45 Pada St 60 dan St 90 geram yang terbentuk
40 STAIN
LESS memiliki bentuk snarling chip (keriting) yang
SHEAR ANGLE

35
30
ST 90
menunjukkan bahwa material tersebut adalah keras.
25 ST 40 Pada benda kerja yang ulet menghasilkan
20
15 ST 60 geram yang continuous Keuntungannya membutuhkan
10 gaya permesinan yang lebih rendah. Namun yang
5
mengakibatkan luas bidang geram semakin besar ,hal
0
0.9 1.4 1.9 2.4 2.9 3.4 3.9 ini membuat gesekan terus menerus dengan pahat yang
RATIO PEMAMPATAN mengakibatkan pahat cepat aus sehingga tool life
Berdasar grafik di atas dapat dilihat bahwa rendah.
naiknya nilai rasio pemampatan geram akan dikuti pula Pada benda kerja yang keras dihasilkan geram
dengan menurunnya nilai shear angle. yang discontinuous serta dibutuhkan gaya yang lebih
besar. Tapi memiliki keuntungan yaitu dari hasil geram
GeramYang Dihasilkan Dalam Penelitian yang discontinous maka dihasilkan luas permukaan
geram yang lebih kecil sehingga penetrasi dengan
Dari penelitian yang dilakukan di dapat jenis pahat lebih sedikit yang mengakibatkan umur pahat
geram pada putaran 2500 Rpm untuk feed 0.045, 0.09, lebih lama.
0.18 mm/rev Mampu mesin (machinability) dari benda
kerja dapat diketahui dari umur pahat dan gaya
1. Pada feed 0.045 mm/put pemotongan. Makin tinggi umur pahat maka mampu
STAIN mesinnya akan semakin baik. Sedang untuk gaya
ST 40 ST 60 ST 90 pemesinan, makin rendah gaya yang dibutuhkan maka
LESS
mampu mesinnya justru akan semakin baik. Namun
kondisi pahat menjadi hal yang lebih dipertimbangkan,
karena kalau pahat mengalami keausan justru akan
menyebabkan timbulnya beberapa kerugian antara lain:
- Gaya pemotongan akan naik
- Kualitas permukaan benda kerja menurun/tidak
halus
2. Pada feed 0.09 mm/put - Perubahan dimensi produk
Geram discontinous terdiri dari beberapa tipe
STAIN berdasarkan ukuran radiusnya. Makin besar radius
ST 40 ST 60 ST 90
LESS
kurva dari geram, maka makin besar pula gaya yang
dibutuhkan dalam proses pemesinan.
Dari keempat benda kerja yang dipakai, dengan
melihat bentuk geram yang dihasilkan terlihat Stainless
Steel menghasilkan geram yang discontinous dengan
radius kurva yang lebih kecil. Sehingga dapat
dikatakan bahwa Stainless Steel memiliki mampu
mesin (machinability) yang lebih baik dibanding
3. Pada feed 0.18 mm/put dengan benda kerja yang lain jika dilihat dari bentuk
STAIN
geramnya.
ST 40 ST 60 ST 90
LESS
Hubungan Gaya Geser, Laju Regangan dan
Kerja padaBidang Geser
Geram terputus karena adanya tegangan geser
(shearing stress) yang bekerja pada bidang geser
(shear plane) dan melebihi kekuatan logam/benda
kerja.
Apabila gaya geser besar maka kerja yang
terjadi pada bidang geser juga akan semakin besar.

ROTASI – Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 19


Gaya pada bidang geser sendiri dirumuskan dengan - Semakin besar pemakanan akan mengakibatkan
Fs  Ashi . shi di mana : kekerasan geram semakin besar.
- Semakin besar pemakanan akan mengakibatkan
Ashi = luas penampang bidang geser rasio pemampatan geram semakin kecil .
A - Semakin besar pemakanan berpengaruh pada
= (mm2 )
sin  meningkatnya gaya geser serta meningkatkan nilai
sudut geser.
 shi = tegangan geser (shear stress) pada bidang
geser,
sehingga gaya geser dapat ditulis dengan : DAFTAR PUSTAKA
A. shi 1. Rochim, Taufik, “Teori dan Teknologi Proses-
Fs 
sin  proses Pemesinan”, Higher Education
Development Support Project
Dari rumus di atas maka dapat diketahui bahwa nilai
2. E.M TRENT. PhD, Dmet, FIM, “Metal
gaya geser dipengaruhi oleh :
Cutting”,Third edition, 1991, Butterworth-
- Luas penampang geram sebelum terpotong (A
Heinemann L.td
= a.f) apabila nilainya semakin besar maka gaya
3. E.Dieter, George, Djaprie, Sriati, “Metalurgi
juga akan semakin besar. Padahal luas penampang
Mekanik”, edisi Ketiga, Erlangga,Jakarta, 1987
geram dipengaruhi oleh pemakanan (feed). Maka
4. A. Schey, John, “Introductin To Manufacturing
jika pemakanan semakin besar maka akan
Process”, Second Edition, McGraw-Hill Book
mengakibatkan gaya geser semakin besar pula.
Company
- Tegangan geser dari benda kerja nilainya
5. http://machinetools.netfirms.com/01_Chip_Format
tergantung dari kekuatan tarik benda kerja, semakin
ion.htm
besar kekuatan tariknya maka nilai tegangan geser
6. http://electron.mit.edu/~gsteele/mirrors/www.nmis
juga akan semakin besar.
.org/EducationTraining/machineshop/physics/intro
- Sudut geser (shear angle) yang semakin besar akan
.html
memberikan gaya potong yang besar.
7. http://www.minicut.com/TechnicalData/chipforma
tion.html
KESIMPULAN
8. http://www.thirdwavesys.com/chipbreaking.pdf
Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik 9. http://www.mf-ze.unsa.ba/Ekin/44.pdf
kesimpulan bahwa : 10. http://www.petra.ac.id/english/courses/production/
- Pada St 40 Geram yang terbentuk adalah Straight machinin.htm
chip (seperti pita), yang menandakan bahwa 11. http://www.me.iastate.edu/me324_bahadur/Sectio
material tersebut lunak. n%203.2/Chip%20formation.htm
- Pada Geram Stainless Steel 304 sebagian memiliki 12. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/man
bentuk infinite helix chip (berbentuk spiral) yang ufact/manufact-15.html
memiliki jari –jari spiral yang kecil. Stainless Steel 13. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/man
menghasilkan geram yang discontinous dengan ufact/manufact-16.html
radius kurva yang lebih kecil. Sehingga dapat 14. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/man
dikatakan bahwa Stainless Steel memiliki mampu ufact/manufact-18.html#pgfId-155244
mesin (machinability) yang lebih baik dibanding 15. http://claymore.engineer.gvsu.edu/~jackh/eod/man
dengan benda kerja yang lain jika dilihat dari ufact/manufact-19.html
bentuk geramnya. 16. http://www.efunda.com/processes/machining/chip.
- Pada St 60 dan St 90 geram yang terbentuk cfm
memiliki bentuk snarling chip (keriting) yang 17. Ekinovic, Sabahudin, PhD, Dolinsek, Slavko,
menunjukkan bahwa material tersebut adalah keras. PhD, Brdrevic, Safet, phD, Kopac, Janez, phD,
- Semakin besar pemakanan akan mengakibatkan “Chip Formation and Some Particularities of
dimensi geram semakin besar dan akan High-Sped Milling of Steel Material”.
menurunkan mampu mesin dari benda kerja.

ROTASI – Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 20

Anda mungkin juga menyukai