LP Jiwa Waham
LP Jiwa Waham
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM
1. Masalah Utama :
Perubahan isi pikir : waham
2. Proses terjadinya masalah
a. Pengertian
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien (1).
Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang
kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak
mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung (2).
b. Penyebab
Penyebab secara umum dari waham adalah gannguan konsep diri : harga diri
rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan.(3)
c. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang
ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang
lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
3. a. Pohon masalah
Perubahan isi
pikir : waham
5. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
a. Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Rasional : hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksinya
Tindakan :
1.1. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat
menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai
ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai
ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat
yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan
klien sendirian.
1.4. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Rasional : dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan
memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang
bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya
Tindakan :
2.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
2.2. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang realistis.
2.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan
untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari
dan perawatan diri).
2.4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa
klien sangat penting.
1. Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
2. Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
3. Tim Direktorat Keswa. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung: RSJP.2000
4. Townsend M.C. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri; pedoman
untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC. 1998
5. …………..Pelatihan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Semarang.
20 – 22 Novembr 2004. unpublished
I. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Sdr. SW
Umur : 29 Tahun
Alamat : Pati
Pendidikan : SMA
Tanggal pengkajian : 18 Mei 2005
IV. FISIK
Tanda-tanda vital : T : 120 / 70 mmHg RR : 18 x/ menit
N : 78 x / menit S : 37 o C
BB :49 Kg TB : 153 cm
PEMERIKSAAN FISIK :
Kepala : rambut hitam, kotor tetapi tidak ada ketombe, kering
Mata : ada serumen di sudut mata, konjungtiva tidak anemis, sclera
putih
Telinga: bersih, tidak mengalami penurunan pendengaran
Hidung : bersih, tidak ada masalah dengan peghiduan
Mulut dan gigi: gigi kekuningan, tanggal 5 gigi klien mengatakan tetap gososk
gigi sehari 2 kali pagi dan sore
Dada : retraksi dada kuat, simetris, tidak ada keluhan nyeri dada
Abdomen : tidak ditemukan asites, ataupun adanya massa
Ekstremitas Atas & bawah : kulit kering, bersisik, kuku tangan dan kaki bersih
Tangan kanan bertato : “Nabi Mohammad”, tangan kiri : “Donya Kiamat”
Keluhan fisik yang dirasakan pasien adalah badan lemas dan kadang pusing.
V. PSIKOSOSIAL
6. Genogram
28
Keterangan :
: Klien : laki-laki
: Meninggal : wanita
: Tinggal Serumah
7. Konsep diri
a. Citra tubuh
Kien mengatakan bahwa keseluruhan bagian tubuhnya dari kepala
sampai dengan kaki disenangi. Tidak ada yang tidak disenangi.
b. Ideal diri
Saat ini yang menjadi keinginan pasien bisa sembuh trus di jemput
pulang dan bisa bekerja, lalu bisa menikah dan punya anak. Pasien
sebelum masuk RSJ tidak mempunyai pekerjaan, di rumah hanya
duduk-duduk saja..
c. Peran
Tugas klien sebelum sakit, selama dirumah tidak banyak, biasanya
memberi makan ayam dan burung, menyapu dll jarang dilakukan. Klien
senang dengan peran yang diterima di rumahnya. Di masyarakat, klien
tidak pernah menjadi pengurus Karang taruna, tetapi aktif ikut dengan
teman-teman pemuda kalau ada acara olah raga : sepakbola.
d. Identitas diri
Sebelum dirawat di RSJ, klien tidak bekerja, hanya duduk-duduk saja,
merasa terganggu dengan predikat pengangguran.Di rumah klien senang
bisa berkumpul bersama dengan teman-teman karang taruna Yang
dikeluhkan klien saat ini adalah merasa tidak enak sama tetangga, dicap
sebagai laki-laki pengangguran
e. Harga diri
Pasien merasa kalau dirinya menjadi anak yang baik, teman-teman main
juga banyak. Tetapi karena belum bekerja dan cuma dirumah saja sang
kakak sering marah-marah sering marah pada klien. Disamping itu sang
kakak melarang klien kerumahnya apalagi disaat sang kakak tidak di
rumah. Klien mengatakan sang kakak merasa cemburu kalau klien ke
rumah dan menemui istrinya. Padahal klien Cuma ingin menonton TV
saja, dan ketemu dengan keponakan. Klien juga mengatakan dia masuk
rumah sakit ini juga karena dianggap sakit oleh sang kakak jadi
dimasukkan ke RSJ
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan kalau dirinya senang dengan kumpul-kumpul bersama
karang taruna tetapi hanya sebatas bermain sepakbola, teman-teman dan
lingkungan masih mau menerima dia.
4. Spiritual
Agama pasien adalah Islam tetapi klien tidak menjalankan sholat. Alasan
karena Tuhan sudah datang dan membisikkan padanya bahwa dia adalah
Nabi Muhammad. Jadi tidak sholat Tuhan tidak bakalan marah.
Masalah :
Halusinasi dengar
Waham keagamaan
X. PENGETAHUAN
Pasien mengatakan pernah sekolah selesai SMU di UNTAG fakultas hokum tetapi
hanya sampai semester 1 saja. Klien merasa bahwa selama sekolah tidak pernah
juara dan tidak bodo-bodo amat.
O:-
2 S:
Klien mengatakan: Tuhan sudah datang dan Gangguan proses
membisikkan padanya bahwa dia adalah Nabi pikir : waham
Muhammad SAW. keagamaan
Klien mengatakan bertemu dengan Tuhan dan
dialah Sang Nabi Muhammad
Aku ini Nabi Muhammad
O:
Tangan kanannya bertato: “Nabi
Muhammad”
Tangan kanan bertato: “Donya kiamat”
3 S: Halusinasi dengar
Selama dirumah sering mendengar suara dan lihat
yang asalnya dari Tuhan, yang mengatakan
bahwa dialah sang wahyu sang Nabi Muhammad
Klien mengatakan Tuhan datang dan
menemui dirinya
Orang lain tidak akan mampu melihat Tuhan
O:
Tangan kanannya bertato: “Nabi
Muhammad”
Tangan kanan bertato: “Donya kiamat”
Selalu berusaha mempertahankan
pendapatnya bahwa dialah Nabi Muhammad
4 S: Harga diri rendah
Klien mencoba mencari pekerjaan tetapi tidak
dapat-dapat
Klien selalu merasa dimarah oleh kakanya karena
kakaknya merasa cemburu
Tidak bekerja, di rumah hanya duduk-duduk saja
Tidak enak sama tetangga dan dicap sebagai
pengangguran
Dianggap sakit gila oleh kakaknya sehingga di
bawa ke RSJ
O:
Klien kooperatif, kontak mata baik,
Waktu memberi penjelasan jelas
5 S:
Klien pernah di rawat di RSJ Amino Gondoutomo Tidak efektifnya
sebanyak 3 kali penatalaksanaan
Selama proses penyembuhan, tidak ada yang regiment
mengontrol pengobatnnya terapeutik
Klien minum obat sendiri karena dianggap
keluarga sudah sembuh
O:
Klien kooperatif, kontak mata baik,
Waktu memberi penjelasan jelas