Keterangan gambar :
1. lamina kribrosa
2. selulae etmoidalis
3. bula etmoidalis
4. septum nasi
5. fissura olfaktoria
6. hiatus semilunaris
7. kavum nasi
8. prosesus unsinatus
9. infundibulum etmoidalis
10. konka inferior
11. meatus inferior
12. konka media
13. meatus media
14. ostium sinus maksilaris
15. lamina papirasea
16. kavum orbita
17. antrum
Sinus maksilaris merupakan suatu rongga yg berbentuk piramid terbalik, terletak di sebelah lateral dari rongga
hidung. Sinus maksilaris disebut jg antrum Highmore mrpkn sinus terbesar dari sinus-sinus paranasal. Sinus ini
berhubungan dengan rongga hidung melalui ostium sinus maksilaris yang terletak di meatus nasi medius. Ukuran rata 2
pd org dewasa tidak jauh berbeda yaitu tinggi 33 mm, lebar 23 mm, dan panjang 34 mm. Volumenya 9,5 – 20 ml,
rata2 14,75 ml. Ukuran maksilmum dicapai pada umur 15 – 18 th.
Batas2nya :
- superior : tulang tipis yg mrpkn dasar rongga orbita
- anterior : permukaan fasial dari tulang maksila, terdapat lekukan dsbt fosa kanina, mrpkn bagian anterior
paling tipis
- posterior : permukaan infra temporal dr tulang maksila fosa pterigomaksilaris + fosa infra temporalis
- medial : mrp dinding lateral dr rongga hidung, yg dibentuk oleh bagian vertikal tlg palatum, prosesus
unsinatus os etmoid, prosesus maksilaris konka inferior, dan sebagian kecicl os lakrimalis
- inferior : bagian dr prosesus alveolaris tulang maksila berbatasan dgn gigi geraham atas
Prinsip patofisiologi terjadinya sinusitis maksilaris yaitu terganggunya sistem transport mukosiliar. Diawali terjadinya
sumbatan pada ostium oleh karena permukaan mukosa pada kompeks ostiomeatal saling berdekatan satu sama lain.
Bila terjadi udem, mukosa akan saling menempel erat shg silia tidak dapat bergerak, akibatnya mukus tidak dapat
dialirkan. Sumbatan ostium ini juga mengakibatkan vakum sinus yang akan memperberat dgn terjadinya ekstravasasi
cairan ke dalam sinus. Ventilasi yang terganggu, pH dlm sinus yang menurun menyebabkan silia hipoaktif & mukus
menjadi lebih kental. Bila berlanjut tjd hipoksia & retensi mukus, hal ini mrp kondisi ideal utk tumbuhnya kuman
patogen (infeksi & toksin bakteri akan juga mengganggu fungsi silia) shg menimbulkan sinsuitis maksilaris akut
(onset singkat).
Bila obstruksi ostium sinus berlangsung kronis akan menimbulkan perubahan ireversibel pd mukosa sinus maksilaris
(hipertrofi / polipoid / atrofi).
Disamping penyebab rinogen spt yg dijelaskan di atas, sinusitis maksilaris jg dpt disebabkan oleh faktor dentogen.
Dasar sinus berdekatan dgn akar gigi premolar dan molar 1, 2, hanya dipisahkan oleh tulang yg tipis bahkan kdg2 oleh
lapisan mukosa. Shg infeksi yg tjd pd gigi dpt meluas ke sinus maksilaris.
Kista retensi :
Terbentuk oleh krn pembesaran dr kelenjar seromukus yg terletak dlm mukosa sinus. Hal ini disebabkan krn
tersumbatnya saluran kelenjar tsb yg mungkin diakibatkan oleh alergi atau infeksi. Kista ini berisi cairan mukus
ataupun serus trgtg dr kelenjar yg tersumbat. Kista ini dpt mengecil spontan atau terus menerus membesar memenuhi
rongga antrum.
Mukokel :
caldwell-luc operation…don, fsp, end, far…
Adalah kista sekresi yg dibatasi oleh mukosa sinus & menjadi besar krn akumulasi dr hasil sekresi kelenjar seromukus
& deskuamasi. Kelainan ini tjd krn tersumbatnya ostium sinus. Sekret yg semula jernih & kental ini dapat terinfeksi
bakteri shg berubah warna & konsistensi shg disebut piokel. Mukokel ini bila membesar dapat menekan tulang
maksila shg mjd tipis.
Apa bedanya diatas?? Mukokel yg buntu ostiumnya. Kpn kista retensi dioperasi?? Jika ada keluhan yaitu
kemeng pipi karena vakum headachache.
Kista Odontogenik
Terdiri atas : kista radikuler & kista folikuler
a. Kista radikuler :
mrp kista akar gigi / kista perios. Berasal dr perubahan yg disebabkan peradangan pd membran akar gigi akibat
luka / penyakit. Tjd stlh matinya pulpa dgn diikuti tumbuhnya granuloma & kista. Pada pemeriksaan radiologi tdk
tampak adanya gigi pd kista ini. Didapatkan sktr 80% dr semua kista gigi. Ditemukan lbh srg pd rahang atas dr pd
rahang bawah. Kista ini dpt meluas cepat, merusak dasar sinus maksilaris dan alveolaris disertai rasa nyeri,
deformitas & tanda2 infeksi sekunder. Terapinya adalah dgn operasi Caldwell-Luc & fenster nasoantral harus
adekuat.
d. Bahan2 :
- alkohol 70%
- larutan H2O2 3%
- larutan lidokain adrenalin
- benang dexon
- tampon pita kemicetin
Etmoidektomi transantral
n. pada tulang yg tipis, pertemuan antara dasar orbita bagian posterior dgn dinding medial antrum
ditembus/dilubangi shg masuk ke dlm etmoid. Dengan hati2 diperlebar dgn menggunakan forsep. Lamina
papirasea hrs terindentifikasi sbg landmark pd tahap ini
o. sel2 etmoid anterior diangkat dgn menggunakan tang sfenoid atau Kerrison’s rongeur yg retrograde. Bila
mgkn fovea etmoidalis (atap sinus etmoid) dpt teridentifikasi dr anterior, selanjutnya dr anterior ke posterior
sel etmoid jaringan patologis seperti polip diangkat sampai mencapai dinding depan sfenoid. Operasi ini
sangat berisiko, shg harus dilakukan hati2 dgn menggunakan lamina papirasea & fovea etmoidalis sbg
landmarknya
p. memasang tampon pita kemicetin pada sinus maksilaris melalui fenster ke kavum nasi
q. menjahit luka operasi sebanyak 2 lapis dgn dexon, yaitu periosteum dan mukosa
caldwell-luc operation…don, fsp, end, far…
r. memeriksa kembali adakah perdarahan melalui dinding faring dgn spatula lidah
Cara eksternal :
Teknik Riedel :
Mengangkat dinding anterior & lantai dr sinus frontalis shg sinus terbuka lebar. Pd banyak kasus tdk tjd obliterasi dr
sinus, terutama bila ukuran anteroposterior besar. Cara ini dpt menimbulkan cacat.
Teknik Killian :
Mrp modifikasi teknik Riedle, yaitu dipasang suatu jembatan dr tulang yg lebarnya 1 cm & ditempatkan pd bingkai
supraorbita. Jembatan ini berfungsi utk mencegah timbulnya cacat sesudah operasi.
Teknik Lothrop :
Terdiri dr etmoidektomi anterior unilateral / bilateral dan konkotomi konka media. Septum interfrontalis & bagian atas
septum nasi diangkat. Teknik operasi ini lbh sulit tetapi sgt efektif utk penyembuhan penyakit sinus frontalis bilateral.
Teknik Lynch :
Lebih baik dr teknik sblmnya. Pd pembedahan ini etmoidektomi, pengangkatan konka media & slrh dsr sinus frontalis.
Pipa plastik / karet ditempatkan sbg bidai diantara sinus frontalis & kavum nasi melalui labiri etmoid & ditinggalkan
selama 1 – 3 bln.