Anda di halaman 1dari 77

PENYEBAB DAN KERUSAKAN

BETON

Ir. Lanny Hidayat, Msi


Jogjakarta, 6 – 7 Februari 2020
Apa yang terjadi apabila terjadi keruntuhan pada
struktur – BETON ???

• Struktur Gedung, Jembatan – Lalulintas ditutup, ekonomi terhambat


• Tindakan emergensi – ambulans, polisi
• Cari alternative lain
• Cari solusi penanganan yang paling cepat dan tepat untuk dapat segera
diaplikasikan
• Penyelidikan forensic
• Pembangunan ulang dengan menggunakan peraturan yang berlaku
(pembebanan, gempa, persyaratan beton, spesifikasi beton), waktu yang cepat
GEDUNG SIAPA INI ????
KERUNTUHAN AKIBAT
BAJA TULANGAN
BERKARAT
APARTEMEN
DENGAN SPALLING
PADA BAGIAN
ATAP
SPALLING PADA LANTAI
GEDUNG
KERUSAKAN DAN PENURUNAN MUTU JEMBATAN – AKAR PERMASALAHAN
KOROSI BAJA
TULANGAN

• Chloride
BOCOR • Karbonasi

RETAK STRUKTURAL RETAK NON STRUKTURAL

• Beban berlebih • Susut


• Vibrasi • AAR
• Gempa

TULANGAN STRUCTURAL
SPALLING KOROSI

• Korosi baja tulangan • Tulangan tidak diberi


• tumbukan coating
• Chloride
• air
KOROSI LANTAI SCALING PERMUKAAN
BETON
• Tidak ada
waterproofing • Erosi
• Chloride • Abrasi
• air • Garam
Survei

Metoda
Pengujian
perbaikan

Kerusakan TAHAPAN IDENTIFIKASI


beton KERUSAKAN BETON

Kerusakan, Kondisi
penurunan struktur
mutu dan
penyebabnya
Faktor
durabilitas
Tahapan penanganan kerusakan beton

Penyelidikan informasi

Pemeriksaan visual

Pengujian / pemeriksaan khusus

Kerusakan, keparahan, kuantitas


kerusakan dan kapasitas struktur

Solusi penanganan / perbaikan


PEMERIKSAAN VISUAL

Metode Uraian, keuntungan dan batasan


Uraian : dilakukan oleh pemeriksa yang sudah bersertifikat pemeriksa jembatan sehingga
dapat menilai kondisi struktur, elemen di lapangan sesuai dengan pedoman yang berlaku

Keuntungan : evaluasi langsung di lapangan, dan dapat ditentukan nilai kondisi di lapangan
Pemeriksaan visual dan prioritasnya sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan

Batasan : evaluasi lebih pada subjektif, hasil tergantung pada kualifikasi pemeriksa, mungkin
hasilnya tidak memadai. Pertimbangan hanya berdasarkan pengamatan secara visual dan
tidak dapat menentukan kerusakan yang berada di dalam struktur
PEMERIKSAAN KHUSUS

Metode Uraian, keuntungan dan batasan


Uraian : dilakukan oleh pemeriksan yang sudah bersertifikat pemeriksa jembatan sehingga
dapat menilai kondisi struktur, elemen di lapangan sesuai dengan pedoman yang berlaku
serta mampu mengoperasikan peralatan sesuai dengan jenis pemeriksaannya seperti UPV,
Hammer test, cover meter, half-cell potential
Pemeriksaan khusus
Keuntungan : mengambil data langsung di lapangan, dan kemudian dibuat dianalisa untuk
menggunakan alat
kemudian evaluasi nilai kondisi atau kapasitas struktur yang digabungkan dengan
pemeriksaan visual

Batasan : evaluasi mengandalkan ketrampilan atau keahlian operator alat dan akurasi alat
yang harus selalu dikalibrasi sesuai dengan peraturannya.
Kesalahan desain

JENIS – JENIS KERUSAKAN


keropos

Gompal / spalling

BETON
scaling

retak

Korosi baja tulangan, chloride, AAR

Mutu beton rendah dan lendutan


Dampak desain struktur terhadap resiko retak

Faktor desain struktur Dampak terhadap retak Faktor desain struktur Dampak terhadap retak

Diameter tulangan dan jarak


Tebal pelat terlalu tipis
terlalu besar

Selimut beton terlalu tipis


KEROPOS
SPALLING
• Pada lingkungan pantai (pesisir) yang dekat
laut, merupakan daerah dengan kondisi
konsentrasi garam tinggi (chlorides) yang
memicu struktur beton.

• Apabila chloride ini masuk ke dalam beton,


akan terjadi proses selimut beton yang
pasif dimana selimut beton tidak dapat
melindungi tulangan, yang mengakibatkan
karat, profil tulangan membesar, dan
akhirnya pecah. Struktur beton mengalami
spalling
SPALLING AKIBAT TUMBUKAN
KENDARAAN TINGGI BERLEBIHAN
scaling
scaling
Delaminasi pada box culvert

Sambungan pelaksanaan
• Susut agregat
• Susut dini
FISIK • Retak menyeluruh
(crazing)

• Korosi baja tulangan


BETON KERAS • AAR
KIMIA • Susut akibat
karbonasi semen

• Suhu luar yang


JENIS – JENIS bervariasi
SUHU • Kontraksi eksternal
RETAK
• Perbedaan suhu
dalam dan luar

• Beban berlebih
STRUKTURAL • Rangkak
• Beban rencana

• Susut plastis
PLASTIS • Settlement pastis
BETON SEGAR

• Bekisting bergerak
PELAKSANAAN • Sub-grade bergerak
RETAK
DEFORMASI MENYEBABKAN GAYA TARIK YANG LEBIH DARI
KETAHANANNYA

Bleeding lemah

Kekuatan
memadat beton

Lebih kuat
Susut akibat pengeringan

Volume beton dengan agregat


yang kaku akan mengurangi
masalah retak susut, karena
agregat menahannya. Hal ini
karena mengurangi gaya Tarik
dan meminimalkan retak pada
beton

Volume beton awal


Susut pengeringan
Mengurangi volume agregat
akan meningkatkan pergerakan
didalam beton pada waktu
proses susut, dimana agregat
memerlukan sedikit tahanan.
Peningkatan susut pada saat
proses pengeringan timbul gaya
Tarik yang menyebabkan retak
pada beton
Volume beton awal
FAKTOR YANG MENYEBABKAN
PELAKSANAAN YANG JELEK DAMPAK
RETAK
Mengurangi kekuatan beton
Penambahan air pada beton untuk Meningkatnya retak susut dan susut
Settlement meningkat
meningkatkan workability plastis settlement

Suhu naik dan perbedaan suhu di


susut pada saat pengeringan
dalam dan luar meningkat
Menambah kadar semen meningkat
disbanding menambah air
Volume pasta semen naik
Gaya akibat suhu

Kekurangan hidrasi semen


Susut meningkat pada saat tersebut
Curing yang tidak memadai
Pengurangan kekuatan dan mutu beton rendah

Meningkatnya settlement

Bekisting yang tidak baik, kurang Kurangnya support pada waktu


Beton retak akibat beban sendiri
pemadatan dan cara pengecoran beton setting
sebelum terjadinya kekuatan untuk
serta sambungan konstruksi yang
itu
salah Sambungan terbuka pada bagian
struktur dengan gaya yang besar
Panjang asal

pelat rol

Susut yang tidak


Susut + bebas bergerak = tidak ada retak
tertahan
pelat granular

Susut tertahan maka akan terjadi


kuat tensile (Tarik) Susut + subbase yang menahan = retak

Jika kuat Tarik yang terjadi lebih besar


daripada kuat Tarik ada, maka beton akan
retak
a. Tidak ada korosi b. Mulai terjadinya
korosi pada baja
tulangan

d. Beton spaling (gompal)


c. Korosi berlanjut, dan baja tulangan
permukaan beton retak dan terekspos
mulai terjadi karat
a. retak

b. Spalling (gompal)

c. Delaminasi

d. Dampak pada bagian ujung struktur


Retak memanjang

Baja tulangan beton


spalling

Baja tulangan beton


delaminasi

Baja tulangan beton

Kemungkinan kerusakan akibat korosi baja tulangan


Proporsi campuran beton terhadap retak dini
Sifat material Dampak terhadap retak Sifat material Dampak terhadap retak

Fas terlalu tinggi atau


Slump
rendah

Kadar semen Kuat tekan beton

Kadar air Modulus elastisitas

Jumlah agregat Rangkak (creep)

Kadar udara Panas hidrasi

Jenis semen Koefisien ekspansi


terhadap suhu
Bahan tambah kimia Penyerapan beton
(admixture) terhadap suhu

Bahan tambah kimia

Fiber reinforcement
Dampak pelaksanaan beton terhadap resiko retak
Metode pelaksanaan Dampak retak Metode pelaksanaan Dampak retak

Suhu udara rendah atau


Curing yang tidak memadai
tinggi

Kelembaban relative yang Pemadatan yang tidak


rendah sempurna

Kecepatan angin
Korosi pada baja tulangan
KARAT BAJA TULANGAN
Penyebab kerusakan
struktur beton secara
umum

Beton Korosi baja tulangan

mekanis Kimia Fisik Api Karbonasi Kontaminasi


korosi

• Abrasi • Reaksi alkali • Lingkungan • Kandungan • Kandungan


• Fatik agregat (daerah pantai ) dan jenis chloride

Kebakaran
• Tumbukan • Bahan agresif • Susut semen • Air laut
• Beban (sulfat, garam) • Erosi • FAS • Kontaminasi
berlebih • Aksi • penggunaan • Curing lainnya
• Pergerakan lingkungan • Cuaca
• vibrasi • kelembaban
retak Salah desain
Mutu beton
rendah
Retak dan bocor

Korosi baja Salah


Retak pada tulangan pelaksanaan
lantai

Selimut beton
spalling tidak memadai
Beban berlebih

scaling

PENYEBAB KERUSAKAN BETON


DAMPAK SUHU AKIBAT KEBAKARAN
• Sampai dengan 1200C – tidak terlihat dampaknya
• Sampai dengan 2500C – ada retak dan dehidrasi pasta semen, hilangnya
kelembaban, mulai terjadi penurunan kekuatan
• 3000 C – 6000 C – mulai terlihat retak pada pasta semen dan agregat
mengembang, warna beton berubah menjadi merah
muda (pink)
• 6000 C – pasta semen kering total dengan adanya retak susut dan
keropos. Beton menjadi regas, sangat berpori dan mudah
pecah. warna beton menjadi abu-abu, hilangnya kekuatan
• 12000 C – komponen / elemen mulai meleleh
• 14000 C – beton meleleh total
Akibat Penyebab

Bocor Desain
Cacat Material
settlement Pelaksanaan
Lendutan
Beban berlebih
Pecah/sobek Serangan kimia
Kerusakan
Gompal/spalling Gempa
Kebakaran
memisah
retak Erosi
Korosi baja tulangan
delaminasi Penurunan mutu Reaksi Alkali agregat
Sulfat
scaling Karbonasi
Spalling akibat baja
tulangan korosi
Karbonasi
Scaling atau permukaan beton
mengelupas
Retak akibat settlement

Jenis-jenis settlement

Penurunan satu sisi Differential settlement


Penurunan seragam
Tanpa retak Dengan retak
Retak flexural

Retak
Lendutan
diagonal pada
berlebihan
Kondisi struktur daerah geser
yang berbahaya
akibat beban
berlebih
Ikatan geser
Spallling pada runtuh (rebat
selimut beton splitting)
kolom

Kehancuran
daerah tekan
FAKTOR PENYEBAB KONDISI BERBAHAYA

EKSTERNAL INTERNAL

• Perubahan dimensi akibat


• Beban berlebih akibat beban mati, • Penetrasi kelembaban (beton
beban hidup, beban angin, gempa tidak kedap)
yang kurang diperhatikan dalam • Perubahan suhu
desain • Komponen struktur bergeser
• Terjadinya differential settlement horizontal
pada fondasi • Perubahan volume/dimensi
akibat aksi kimia
• Tidak kuat pada bagian momen dan
geser
KEMUNGKINAN PENYEBAB KERUSAKAN PADA TAHAP
PRA KONSTRUKSI

• Desain yang tidak baik


• Detail desain yang jelek
• Perhitungan lendutan yang salah
• Desain sambungan pada elemen panel pracetak
• Salah perkiraan dimensi dalam desain
KERUSAKAN AKIBAT PELAKSANAAN
RETAK SUSUT

• Curing yang terlambat

• Penguapan dini
(Tingkat penguapan
pada waktu
pengecoran > 1
kg/m2/jam)
KERUSAKAN PASCA PELAKSANAAN

• Korosi baja tulangan


• Aksi agresif kimia (karbonasi, sulfat, chloride)
• Cuaca
• Beban berlebih
• Kelembaban
• Bencana alam
• kebakaran
KERUSAKAN BETON

BETON SEGAR BETON KERAS

Sebab2 fisik
Deformasi plastis

kimia
Perancah/bekisting
Struktur bergerak Suhu

Sebab2 struktural
PENYEBAB KERUSAKAN

BETON SEGAR BETON KERAS

Deformasi plastis Pergerakan struktur pada


• Susut waktu pelaksanaan
• settlement • Bekisting, perancah
• subgrade
Retak susut plastis
MEKANISME RETAK SUSUT AKIBAT PENGUAPAN

Penguapan

Tipikal pelat
Proses settlement

Proses awal
retak

rongga

Setelah beberapa jam


PROSES RETAK AKIBAT SETTLEMENT

Elevasi awal beton pada waktu pengecoran

Perkiraan lokasi
Retak settlement tulangan

Rongga di bawah tulangan

Pada waktu air ke permukaan, volume beton berkurang


pelat Pengurangan area geser antara kolom dan pelat,
memungkinkan terjadinya keruntuhan akibat geser

Bekisting yang masuk ke


dalam system pelat dan
mengurangi luasan geser

Bekisting kolom
kolom
Beton baru
Retak pada pelat pada bagian
sambungan

Pembongkar
an perancah
sebelum
beton
mengeras
Air hilang Retak susut plastis
melalui
penguapan

Kehilangan air karena penguapan menyebabkan volume beton berkurang. Jika


tertahan, maka akan timbul gaya Tarik, yang menyebabkan retak
PENYEBAB KERUSAKAN

BETON SEGAR BETON KERAS

FISIK KIMIA SUHU STRUKTURAL

• Agregat susut • Serangan kimia • Suhu yang naik • Beban


• Susut kering • Alkali agregat turun berlebih
• Retak yang reaksi • Kontraksi akibat • Tumbukan
menyebar • Karbonasi semen suhu pada • Rangkak
(crazing) • Korosi baja waktu awal • Desain
tulangan pembebanan
Desain dan
penggambaran

Panduan
SUSUT BETON Kondisi curing
pelaksanan

FAS Lamanya curing


Tidak ada Ikatan
antara agregat
Semen dengan pasta Suhu

Bahan tambah Kelembaban


(admixture) relatif

Sifat-sifat
Agregat Angin
elastis

Ketebalan
konsentrasi teoritis
asam Basa/alkali

Tingkat
Korosi
mm/tahun

pH Beton
Korosi pada logam sangat diperngaruhi oleh pH beton
Penghambat terjadinya Pemicu korosi
korosi
• Oksigen
• Mutu beton yang • Air
tinggi • Aliran listrik
• pH tinggi (alkali) • Faktor kimia
• Selimut beton cukup • Lingkungan yang
untuk proteksi menurunkan pH
terhadap tulangan menjadi rendah
• Chlorides
Kecepatan relatif karbonasi

Kelembaban relative (%)


delaminasi

pH menurunkan dengan reaksi


CO2 + H2O + Ca(OH)2 - CaCO3 + H2O
Korosi terjadi pada
Gas asam saat pH rendah
CO2

Tahun
Batas karbonasi Karbonasi masuk di
antara retak

retak

korosi
Kedalaman
karbonasi

Penggunaan indikator dengan phenolphthalein


korosi

C = Selimut beton

D = tulangan
Keterangan:
Dengan C/D = 7,
kemungkinan retak dimulai
C/D rasio Tebal selimut Ukuran tulangan Retak akibat apabila korosi mencapai 4%,
beton Korosi % dan apabila C/D = 3 hanya
diperlukan korosi 1% beton
7 89 #4 4%
sudah retak
3 38 #4 1%
Courtessy by : Concrete repair and maintenance – Peter H.Emmons
Kapasitas elemen struktur beton akibat korosi pada baja tulangan dan retak
pada beton akan mengurangi momen lentur dan didapat bahwa dengan 1,5%
korosi merupakan titik awal penurunan kapasitas elemen struktur beton dan
pada korosi 4,5 % beban ultimit berkurang 12 %

Kehilangan profil
Panjang pengaruh

Hilangnya pot.melintang

Syarat overlap Syarat overlap

Tambahan tulangan

Panjang pengaruh
Kondisi lingkungan Lebar retak yang dizinkan
Udara kering, diberi lapisan proteksi 0,41
Lembab, tanah 0,30
Air laut, kondisi kering dan basah 0,15
bergantian
Struktur yang menahan air 0,10

% chloride (Cl) terhadap berat


Kondisi daya layan
semen
Beton pratekan 0,06
Beton bertulang dalam lingkungan lembab dan
0,10
adanya chloride
Beton bertulang dalam lingkungan lembab tanpa
0,315
chloride
Gedung dalam kondisi kering Tidak ada batasan
Kerusakan beton akibat chloride

Kerusakan beton akibat Alkali Agregate


Reaction
Retak pada beton dan pelat lantai beton

Anda mungkin juga menyukai