Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PELAKSANAAN PROGRAM

SANITASI INDUSTRI DAN K3 DI PT CLARIANT ADSORBENTS


INDONESIA TAHUN 2019

Oleh :

Emi Nuraeni P17333116011


Nena Yuliana P17333116023

Disusun sebagai persyaratan untuk menempuh mata kuliah


Praktik Kerja Industri

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PRODI D-III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2019
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : EMI NURAENI


NIM : P17333116011
ALAMAT RUMAH : JL. RAYA CIPONGPOK RT 10 RW 04 DESA
TEGALLEGA KECAMATAN LENGKONG
KAB SUKABUMI
NOMOR TELEPON : 081398181390
INSTITUSI TEMPAT PRAKTIK : PT CLARIANT ADSORBENTS INDONESIA
NAMA INSTITUSI : POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
UNIT KERJA : DIVISI ESHA
ALAMAT INSTITUSI : JL. BABAKAN LOA NO 10 A CIMAHI
UTARA KOTA CIMAHI
NOMOR TELEPON :
PEMBIMBING LAPANGAN : TATANG SUPRIATNA
PEMBIMBING AKADEMIK :

Bandung, April 2019


FOTO 3X4
Peserta Praktik Kerja Industri

EMI NURAENI

NPM: P17333116011
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : NENA YULIANA


NIM : P17333116023
ALAMAT RUMAH : JL. RANCAKIHIANG NO.14 RT.01 RW.09
RANCAEKEK KAB. BANDUNG 40394
NOMOR TELEPON : 081394431208
INSTITUSI TEMPAT PRAKTIK : PT CLARIANT ADSORBENTS INDONESIA
NAMA INSTITUSI : POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
UNIT KERJA : DIVISI ESHA
ALAMAT INSTITUSI : JL. BABAKAN LOA NO 10 A CIMAHI
UTARA KOTA CIMAHI
NOMOR TELEPON :
PEMBIMBING LAPANGAN : TATANG SUPRIATNA
PEMBIMBING AKADEMIK :

Bandung, April 2019


FOTO 3X4
Peserta Praktik Kerja Industri

NENA YULIANA

NPM: P17333116023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke-Hadirat Allah SWT Yang Maha Suci
lagi Maha Tinggi, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Clariant Adsorbents
Indonesia Tahun 2019.

Dalam melaksanakan pembuatan Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di


PT Clariant Adsorbents Indonesia penyusun telah banyak mendapat bantuan baik moril
dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penyusun
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. H. Osman Syarief, MKM., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Bandung yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian.
2. Bapak Teguh Budi Prijanto, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandung
3. Bapak Dindin Wahyudin, S.Pd., M.Sc, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Kesehatan Lingkungan dan selaku dosen Pembimbing praktik kerja
lapangan
4. Bapak Tatang Supriatna selaku pembimbing lapangan Praktik Kerja lapangan di
PT Clariant Adsorbents Indonesia
5. Bapak Lubis Bambang Purnama, SKM., M.Kes selaku dosen pembimbing Praktik
Kerja Lapangan Industri di PT Clariant Adsorbents Indonesia
6. Seluruh staff dan karyawan di PT Clariant Adsorbents Indonesia
7. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, motivasi
yang tiada henti kepada penyusun.
8. Teman-teman angkatan 32 yang senantiasa selalu memberikan semangat
9. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak bisa di sebutkan satu per satu.
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Clariant Adsorbents Indonesia ini
dibuat dengan sebaik-baiknya dan penyusun menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini belum dapat dikatakan sempurna dikarenakan keterbatasan yang
penyusun miliki baik pengetahuan, pengalaman, maupun kemampuan. Oleh karena itu
penyusun mohon maaf atas kekurangannya dan mengharapkan kritik serta saran demi
kemajuan dan kebaikan di masa yang akan datang. Walaupun demikian, penyusun
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Cimahi, April 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan
realistis sesuai pentahapannya.
Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokokdalam
usaha dibidang kesehatan seperti yang dijelaskan dalam UU No.36 Tahun 2009
tentang kesehatan bahwa: “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.” Untuk mewujudkan hal tersebut, maka
diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan perlu dilakukan
di lingkungan industri, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja tranportasi dan
lain-lain.
Menurut PERMENKES RI No 70 tahun 2016 tentang standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja di industri bahwa setiap industri harus melakukan
pemantauan secara berkala terkait lingkungan kerjanya. Untuk mencegah
timbulnya gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan di industri, lingkungan
kerja industri harus memenuhi standar dan persyaratan kesehatan agar pekerja
dapat melakukan pekerjaan sesuai jenis pekerjaannya dengan sehat dan produktif
dan untuk mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan kerja industri perlu
ditetapkan Nilai Ambang Batas (NAB), Indikator Pajanan Biologi (IPB), dan
Standar Baku Mutu (SBM), serta persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri.
Lingkungan industri setiap tahunnya selalu berkembang dan menjadi sektor
yang sangat potensial dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
lapangan usaha. Di setiap lingkungan kerja tidak terlepas dari aspek-aspek yang
berkaitan dengan lingkungan seperti udara, air bersih, limbah, vektor, pengolahan
makanan minuman, pengelolaan sampah . yang dapat menimbulkan dampak yang
negatif apabila tidak ditangani dengan baik. Dampak negatif yang timbul di
lingkungan kerja industri antara lain berupa pencemaran lingkungan yang dapat
membahayakan kesehatan tenaga kerja, dan dapat terjadi penularan penyakit,
misalnya air limbah yang ditangani dengan tidak baik akan berdampak pada
pencemaran air sehingga dapat menimbulkan penyakit bagi manusia, sampah yang
pengolahannya masih kurang baik, juga dapat menimbulkan bau dan penyakit yang
dibawa oleh vektor misalnya lalat, tikus, kecoa, dll.
Oleh karena itu salah satu upaya menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif adalah dengan pengendalian terhadap faktor-faktor yang berbahaya bagi
lingkungan kerja seperti suhu, kelembaban, intensitas pencahayaan, tingkat
kebisingan, dan kadar partikel debu yang tidak sesuai dengan standar atau Nilai
Ambang Batas (NAB).
PT Clariant Adsortbents Indonesia (PT CAI) merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang adsorbent dan aditif. Adsorbent yang diproduksi yaitu
bleaching earth untuk pemucat warna minyak sawit dan COG untuk adsorbent
dalam proses pemurnian minyak bumi. PT Clariant Adsorbents Indonesia
merupakan perusahaan yang memiliki beberapa site di seluruh dunia. Perusahaan
ini sangat mengedepankan environmental health and safety . Perusahaan ini
memiliki kebijakan K3LH sebagai pedoman dan arahan dalam pengelolaan
Keselamatan, Kesehatan Kerja, Lingkungan hidup yang bertujuan untuk
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan mitra kerja, serta lingkungannya.
Selain itu, merupakan pedoman mengenai Sistim Manajemen Keselamatan,
Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup bagi manajemen dan tenaga kerja dalam
menangani bidang keselamatan, Keshatan Kerja, dan Lingkungan agar dalam
pengelolaannya efektif dan efisien.
Dari latar belakang tersebut, kami sebagai mahasiswi Politeknik Kesehatan
Bandung, khususnya Jurusan Kesehatan Lingkungan sangat tertarik untuk
mengetahui kondisi real dilapangan mengenai aspek sanitasi lingkungan dan
program K3 yang sudah berjalan di PT. Clariant Adsorbents Indonesia sebagai
tempat untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan, agar kami dapat
mengiplementasikan teori perkuliahan dan mengetahui gambaran secara umum
maupun spesifik serta mendapatkan pengalaman secara langsung mengenai
pengawasan dan pemeriksaan sanitasi industri serta K3 di lapangan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan kegiatan yang terkait
dalam pengelolaan sanitasi industri dan Kesehatan, Keselamatan, Kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis penyediaan air bersih secara kualitas dan kuantitas PT
Clariant Adsortbents Indonesia
2. Menganalisis pengelolaan tanah dan sampah di PT Clariant Adsortbents
Indonesia
3. Menganalisis pelaksanaan penyehatan udara dan pengendalian
pencemaran udara PT Clariant Adsortbents Indonesia.
4. Menganalisis Pengelolaan limbah di PT Clariant Adsortbents Indonesia
5. Menganalisis keberadan vektor dan binatang pengganggu serta
pengendaliannya di PT Clariant Adsortbents Indonesia
6. Menganalisis kegiatan pengawasan penyehatan makanan dan minuman
di PT Clariant Adsortbents Indonesia
7. Menganalisis bahaya dan risiko, pencegahan, pemantauan, dan
pengendalian pada potensi bahaya yang ada di PT Clariant Adsortbents
Indonesia
8. Menganalisis hasil dari pengawasan dan pemeriksaan sanitasi industri
di PT Clariant Adsortbents Indonesia
9. Menganalisis monitoring lingkungan kerja untuk pemeriksaan
kesehatan pekerja PT Clariant Adsortbents Indonesia
1.3 WAKTU
Waktu praktik kerja lapangan yaitu mulai tanggal 1 sampai dengan 27 april 2019
selama 24 hari kerja mulai jam 07.00 – 16.00 WIB.
1.4 LOKASI
lokasi yang di jadikan tempat praktik kerja lapangan yaitu PT Clariant Adsorbents
Indonesia Site Cimpag yang beralamat di jl neglasari desa neglasari kecamatan
lengkong kabupaten sukabumi jawa barat.
BAB II
HASIL
2.1 Profil Pt Clariant Adsorbents Indonesia
2.1.1 gambaran umum PT Clariant Adsorbents Indonesia
Nama Perusahaan : PT Clariant Adsorbents Indonesia (site cimapag)
Jenis Badan Hukum : Badan Usaha Milik Swasta

Alamat Perusahaan : Jln. Neglasari desa neglasari kecamatan


lengkong kab sukabumi jawa barat
No. Telepon : (62) 215538589
Nomor Fax : (62) 215520390
Status Pemodalan : BUMS
Bidang usaha/kegiatan : Industri Kimia
SK izin lingkungan : UKL/UPL 503/4177-DPMPTSP/2018
Penanggung Jawab : Direktur Umum dan SDM
Prestas i: 1. ISO 22716:2007 Cosmetics-good
manufacturing practice (GMP)
2. ISO 50001:2011 Energy Management
System
3. ISO 9001:2008 Quality Management
System
4. ISO 14001:2004 Environmental
management System
5. OHSAS 18002:2007 Occupational health
and safety Management system
6. PROPER BIRU
7. 2015 Responsible Care Gold Award
8. Zero Accident Award 2016
9. Halal Certificate 2016
2.1.2 Sejarah PT Clariant Adsorbents Indonesia
PT Süd-Chemie Indonesia (PT SCI) merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang adsorbent dan aditif. Adsorben yang diproduksi yaitu bleaching earth
untuk pemucat warna minyak sawit dan COG untuk adsorben dalam proses
pemurnian minyak bumi. Pada bidang manufaktur PT SCI memproduksi
lumpur gipsum yang dapat digunakan dalam bidang teknik sipil. Bahan baku
yang digunakan perusahaan ini berasal dari alam dengan empat tahap
pembentukan bentonite clay, yakni hasil pelapukan, hydrothermal,
transformasi, dan sedimentasi.
Sejarah didirikannya Süd-Chemie AG berawal dari negara Jerman dengan
didirikannya The Bayerische Aktiengesellschaft Für Chemische Und
Landwirtschaftlich-Chemische Fabrikate pada tahun 1857 dengan Justus Von
Liebig sebagai pemegang saham dan anggota dari dewan pengurus.
Pertumbuhan perusahaan ini sejak awal abad ke 20 bersamaan dengan
pertumbuhan dari the Townwerk A. & M. Ostenrieder, the Sirius-Werke AG
and the Possehl Group; the antecedent companies of Vereinigte
Bleicherdefabriken AG dan pada akhirnya semua perusahaan tersebut
bergabung menjadi sebuah perusahaan yang bernama Süd-Chemie AG pada
tahun 1941. Kemudian pada tahun 1989 PT Süd-Chemie memulai aktivitas di
Indonesia, yaitu di Cimapag, Sukabumi.
Perusahaan ini dibangun untuk memproduksi bleaching earth. Sementara itu,
perluasan wilayah kerja dari perusahaan ini pada akhirnya membangun cabang
di Cileungsi Kabupaten Bogor yang sekaligus menjadi kantor pusat PT Sud-
Chemie. Perluasan selanjutnya yakni berada di Kota Medan yang dibangun
pada tahun 2002. Sejak tahun 2013, PT Sud-Chemie berganti nama menjadi PT
Clariant Adsorbents Indonesia. Investor yang bekerja sama dengan perusahaan
ini yakni berasal dari Swiss.
Pasokan produk yang berasal dari Site Cimapag-Sukabumi Perubahan nama
perusahaan ini sesuai dengan Surat Izin Perubahan Penanaman Modal Asing
Nomor 1956/1/IP-PB/PMA/2013 dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Azasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHO-68646.AH.01.02.Tahun 2013
tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Perusahaan ini
telah memenuhi standar pengelolaan kualitas lingkungan yang terdiri dari
kualitas air limbah, air sungai, udara ambien, dan udara emisi.
Rujukan peraturan terbaru mengenai kualitas air terdiri dari Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang
Kriteria Mutu Air. Sedangkan rujukan peraturan terbaru mengenai kualitas
udara yakni Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2011 tentang Baku
Mutu Kualitas Udara Ambien, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.
7/V/2007 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008
mengenai Baku Mutu Kualitas Udara Emisi.
Kegiatan pemantauan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
atau gambaran mengenai aspek teknik lingkungan dan sistem pengelolaan air
limbah secara menyeluruh di PT Clariant Adsorbents Indonesia cabang
Cimapag Sukabumi. Selama lima bulan berturut-turut tepatnya pada bulan Juli,
Agustus, September, Oktober, dan November 2014 pihak eksternal dari
Seameo Biotrop Service Laboratory mengambil sampel air di titik inlet dan
outlet IPAL, serta titik upstream dan downstream Sungai Cikaso yang
merupakan badan air untuk pembuangan air limbah pabrik. Sedangkan pada
bulan September 2014 dan bulan April 2015 pihak eksternal dari Seameo
Biotrop Service Laboratory mengambil sampel udara ambien di 3 lokasi
pemantauan, dan sampel udara emisi di 7 lokasi pemantauan.

2.1.3 Visi dan Misi


2.1.3.1 Visi
Kita ingin menjadi perusahaan terkemuka yang mengutamakan pelayanan
dan mitra pilihan dalam industri kimia khusus.
2.1.3.2 Misi
Komitmen kita terhadap pelayanan memberikan kontribusi terhadap
kesuksesan pelanggan. Kita menggabungkan teknologi dan inovasi mutakhir
dengan penerapan dan keahlian pelayanan pelanggan yang prima.
2.1.4 struktur organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


2.1.5 Produk
Produk dan jasa yang kami layani untuk industri personal care dan home care,
oil and gas, crop protection, dan industrial care. PT Clariant melayani pasar lokal
dan regional di berbagai industri seperti additive, coating, paint, printing, plastic
dan packaging.

Produk yang di hasilkan di PT Clariant Adsorbents Indonesia Site Cimapag


yaitu :

1. Pemurni minyak nabati


2. Pemurni minyak bumi
3. Pengecoran
4. aditif untuk pengeboran lumpur di bidang kontruksi dan terowongan
5. aditif pakan ternak
6. stabilisator untuk industri plastik
7. dan bahan penyerap fisik untuk kemasan.

2.1.6 Waktu kerja


Waktu kerja di PT Clariant Adsorbents Indonesia yaitu untuk bagian
perkantoran atau administrasi dari hari senin – jumat dari jam 07.00-16.00 dan
sabtu dari 07.00-12.00. sedangkan untuk bagian produksi 6 hari dalam seminggu
dengan jadwal libur berbeda setiap orang sesuai departemen nya. Waktu kerja
untuk bagian produksi di bagi menjadi 3 shift yaitu dengan waktu kerja sbb :
Tabel 2.1 Waktu kerja di PT Clariant Adsorbents Indonesia
Shift Kerja Waktu Kerja Istirahat
Normal
Shift I 07.00 s.d. 15.00 12.00 s.d. 13.00
Shift II 15.00 s.d. 23.00 18.00 s.d 19.00
Shift III 23.00 s.d. 07.00 06.00 s.d 07.00
Sumber: PT Clariant Adsorbents Indonesia
2.1.7 Ketenagakerjaan
Sistem pembagian tenaga kerja di PT Clariant Adsorbents Indonesia dibagi
menjadi dua bagian menurut jenis pekerjaannya, yaitu:
1. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Langsung yaitu tenaga kerja yang turun langsung dalam
penanganan proses produksi, misalnya operator.
2. Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga Kerja Tidak Langsung yaitu tenaga kerja yang tidak turun
langsung dalam penanganan proses produksi, misalnya karyawan bagian
personalia, keuangan dll.
Selain itu, sistem kepegawaian di PT Clariant Adsorbents Indonesia dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Karyawan Temporary/ Kontrak
Karyawan kontrak adalah karyawan yang masih dalam tahap percobaan
pada masa tertntu, lamanya kontrak satu tahun. Setelah menjalani kontraak
tersebut maka perusahaan akan memutuskan pegawai tersebut diperpanjang
kontraknya attau diputus.
2. Karyawan Tetap
Karyawan tetap adalah karyawan yang sudah lama bekerja dan diangkat
menjadi pegawai tetap. Kesempatan kerja diberikan kepada lulusan
STM/SMA/Perguruan Tinggi/Sekolah Pendidikan lain yang sekiranya
dibutuhkan.
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang saat ini bekerja di PT Clariant
Adsorbents Indonesia site cimapag adalah:
a. Karyawan tetap : 120 orang
b. Karyawan kontrak : 48 orang
Sumber: PT. Clariant Adsorbents Indonesia
2.1.7 Proses produksi
Produksi di PT Clariant Adsorbents Indonesia menggunakan bahan baku tanah.

] CLY SUPPLY

Rawclay Treatment

Activation Area

water
Filtration Area basin

Neutrali
zation

Gasifier
COG Cake Area
Cake
Coal
HE Contr Area
room

Gasifier
Drier PRODUCT
Dryer
cog STORAGE
area Cake
Area
Silo

ERT Room

Bagging Loading
Area

gambar 2.2 alur produksi


Proses produksi bleaching earth yaitu dari bahan baku bentonite clay yang di
hancurkan , kemudian di haluskan lalu di aktivasi menggunakan asam sulfat
menggunakan aktivator, bleaching earth kemudian di filtrasi dan di keringkan
menggunakan flash dryer kemudian didinginkan menggunakan cooling
conveyor lalu kemudian produk di bagi menjadi beberapa hasil sesuai campuran
zat yang di tambahkan.

2.2 Kebijakan sanitasi industri dan K3 yang di terapkan


1. Program 5S yaitu Sort ( Ringkas) , Set to Order (Rapih), Shine (Resik),
Standard (Rawat), Sustain (Rajin).
2. Pemanfaatan limbah
Limbah sisa produksi berupa gypsum dimanfaat kan dengan bekerjasama
dengan pihak konstruksi
3. Pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah
Melakukan pemeriksaan setiap satu minggu sekali pada bak kontrol ipal ,
melakukan pemeriksaan kualitas air limbah di outlet setiap satu bulan sekali
4. Pemeliharaan sarana air bersih
5. Pemeliharaan cerobong dust collector dan aspirator
6. Program efisiensi kerja dan zero accident
7. Program penurunan beban cemaran air
8. Pemberantasan vektor dan binatang pengganggu setiap satu bulan sekali
9. Meningkatkan human capital dengan mengadakan training berkaitan
kesehatan keselamatan kerja , mengadakan seminar K3.
10. Pemasangan slogan , leaflet, poster, dan spanduk mengenai kesehatan
keselamatan kerja
11. Manajemen risiko , identifikasi risiko kecelakaan dan dampak lingkungan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyediaan Air Bersih
3.1.1 Identifikasi masalah
Sumber air bersih di PT Clariant Adsorbents Indonesia untuk keperluan
produksi dan hygiene sanitasi dan pendistribusian air bersih kepada masyarakat
bersumber dari sungai cikaso yang di olah melalui proses fisik dan kimia yang
bertujuan untuk menghilangkan beban pencemar . sungai cikaso merupakan
aliran sungai yang masih di gunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi
dan mencuci sehingga masih banyak mengandung detergen dan banyak nya
sampah karena masyarakat masih ada yang membuang sampah di sungai.

3.1.2 Kebutuhan Air Bersih Di PT Clariant Adsorbents Indonesia

Kebutuhan air yang telah ditetapkan oleh PERMENKES No. 70 Tahun


2016 tentang standar persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
bahwa untuk kebutuhan minimal dikaitkan dengan perlindungan kesehatan
dasar dan hygiene perorangan. Ketersediaan air sebanyak 20 L orang/hari
hanya mencukupi untuk kebutuhan kesehatan pekerja yang optimal
diperlukan volume air yang lebih, yang biasanya berkisar 50 -100
L/orang/hari. Maka, perhitungan kebutuhan air untuk karyawan yaitu :

= 50 liter/orang/hari x jumlah karyawan


= 50 liter/orang/hari x 168 orang = 8.400liter/hari = 8,4 m3/hari

Kebutuhan air untuk proses produksi setiap bulan nya yaitu 68603 M3/
bulan .

3.1.3 proses pengolahan air bersih

Proses pengolahan air bersih dari sumber air baku sungai cikaso yaitu
masuk ke intake penangkap air melewati pintu air yang di lengkapi bar screen
untuk memisahkan sampah yang terbawa , selanjutnya melalui bak sedimentasi
, lalu setelah itu masuk ke pengolahan chemical treatment yaitu di tambahkan
koagulan PAC , setelah itu di lewatkan ke media filtrasi pasir zeolit lalu masuk
ke reservoir.

Gambar 3.1 Alur pengolahan air sungai

Penyaringan Penetralan

A
I
Koagulasi Pengendapan
R

S
U Bak Penampungan Air
Pengendapan
N Bersih

G
A
i
Air bersih
Gambar 3.2 Alur pemanfaatan air bersih
PT Clariant Adsorbents Indonesia

Produksi
Water
Treatment Plant

Sungai cikaso
Housing

Air Permukaan
Warga Instalasi
Pengolahan Air
Limbah (IPAL)

3.1.4 Hasil pemeriksaan air bersih

Tabel 3.1
Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Bersih dari Outlet WTP
Bulan maret 2019

BML (PP No
NO PARAMETER HASIL 82 tahun KETERANGAN
2001)
1 Temperatur 25 - -
2 TDS 195 1000 MS
3 TSS 10 50 MS
4 pH 7.8 - -
5 BOD 3 3 MS
6 COD 12 25 MS
7 DO 3.8 4 MS
8 Fosfat 0.01 0.2 MS
9 Nitrat 0.7 10 MS
10 Amonia 0.1 - -
11 Klorida 5 - -
12 Sianida <0.001 0.02 MS
13 Fluorida 0.12 1.5 MS
14 Nitrit 0.01 0.06 MS
15 sulfat 82 - -
16 klorin bebas 0.02 0.03 MS
17 hidrogen sulfida <0.002 0.002 MS
18 fenol 0.0007 0.001 MS
19 minyak dan lemak <0.4 1 MS
20 surfaktan <0.008 0.2 MS
21 arsen 0.0003 1 MS
22 kobait 0.0003 0.2 MS
23 barium 0.01 - -
24 boron <0.0003 1 MS
25 selenium 0.00008 0.05 MS
26 kadmium 0.00002 0.01 MS
27 krom helsavalen <0.002 0.05 MS
`28 tembaga 0.002 0.02 MS
29 besi 0.3 - -
30 timbal 0.002 0.03 MS
31 mangan 0.03 - -
32 air raksa <0.00004 0.002 MS
33 seng 0.01 0.05 MS
34 koliform fekal 170 1000 MS
35 koliform total 1100 5000 MS
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-1903141A

Dari tabel 3.1 data sekunder hasil pemeriksaan yang di lakukan dan di bandingkan
dengan PP No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air semua parameter air
bersih 100% memenuhi syarat .
Tabel 3.2
Data Primer Pemeriksaan Kualitas Air Bersih Secara Fisik

NO Lokasi Parameter Baku mutu Hasil Ket


Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa MS
Bau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
Tidak Tidak
1 Office Warna MS
Berwarna Berwarna
Tidak
Tidak Keruh Tidak Keruh MS
Keruh
Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa Ms
Bau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
Tidak Tidak
2 Kantin Warna MS
Berwarna Berwarna
Tidak
Tidak Keruh Tidak Keruh MS
Keruh
Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa Ms
Bau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
Tidak Tidak
3 Toilet Warna MS
Berwarna Berwarna
Tidak
Tidak Keruh Tidak Keruh MS
Keruh
Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa Ms
Bau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
Mess Tidak Tidak
4 Warna MS
excecutif Berwarna Berwarna
Tidak
Tidak Keruh Tidak Keruh MS
Keruh
5 Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa Ms
Bau Tidak Berbau Tidak Berbau MS
Tidak Tidak
Mess Warna MS
Berwarna Berwarna
formen
Tidak
Tidak Keruh Tidak Keruh MS
Keruh
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019

Dari tabel 3.2 hasil pemeriksaan kualitas air bersih secara fisik 100% memenuhi
syarat sesuai dengan PERMENKES No.32 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan
Pemandian Umum.

3.2 Pengelolaan Tanah Dan Sampah


3.2.1 Identifikasi Masalah
Pengelolaan Sampah Domestik di PT Clariant Adsorbents Indonesia .
Sampah padat domestik berasal dari sampah perkantoran serta sampah dari
kantin, pengelolaan dilakukan dengan cara pengumpulkannya di tempat
sampah dimasing – masing titik tempat sampah di setiap ruangan maupu diluar
ruangan. Sampah padat domestik berupa daun – daun kering di area
perkantoran dan sisa – sisa makanan yang berasal dari kantin, plastik, dan lain
– lain yang sudah terkumpul diangkut ke TPS sampah domestik dan diangkut
oleh Dinas Kebersihan Kabupaten Sukabumi setiap harinya ketempat
pembuangan akhir.
3.2.2 Diagram alir pengelolaan sampah PT Clariant Adsorbents Indonesia

Pewadahan Pengumpulan pengangkutan

TPA TPS

Gambar 3.3 PT Clariant Adsorbents Indonesia

Berdasarkan gambar diatas pengelolaan sampah di PT Clariant


Adsorbents Indonesia diwali dengan tahap pewadahan. Pada tahap pewadahan,
tempat sampah dibedakan menjadi 3 yaitu warna merah untuk B3, warna
kuning untuk anorganik, warna hijau untuk organic. Ketiga tempat sampah
tersebut disimpan disetiap ruangan dan lingkungan kawasan industry. Sampah
domestik di PT Clariant Adsorbents Indonesia berasal dari bagian kantor,
kantin, dan karyawan di bagian produksi. Tahap kedua adalah pengumpulan,
pada tahap ini sampah pada setiap gedung dikumpulkan oleh cleaning service.
Sampah pada setiap gedungnya dikumpulkan dengan menggunakan troli untuk
mempermudah pekerjaan. Tahap ketiga yaitu pengangkutan, pada tahap ini
sampah disetiap gedungnya di angkut sebanyak 1 kali sehari yaitu sore hari ke
TPS menggunakan mobil bak terbuka. dari TPS diangkut oleh Dinas
Kebersihan Kabupaten Sukabumi ke tempat pembuangan akhir.
3.2.3 Dasar hukum sampah PT. Clariant Adsorbents Indonesia
a. Undang – undang RI no.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
b. Peraturan pemerintah RI no.81 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah
rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga.
c. Peraturan menteri dalam negeri nomor 33 tahun 2010 tentang pedoman
pengelolaan sampah.
3.2.4 Timbulan sampah PT. Clariant Adsorbents Indonesia
Berdasarkan data sekunder pengangkutan sampah yang diperoleh
diketahui bahwa jumlah sampah yang dihasilkan yaitu 149,3 l/Hari .
3.2.5 Hasil Observasi Pengelolaan Sampah Domestik PT. Clariant Adsorbents
Indonesia

Tabel 3.3 Hasil Observasi Pengelolaan Sampah PT. Clariant Adsorbents


Indonesia Bulan April Tahun 2019
No Variabel Kategori
Jumlah
MS TMS
1. Tahap Pewadahan 4 0 4
2 Tahap Pengumpulan 2 2 4
TPS
3 Tahap Pengangkutan 4 1 5
4 Tahap Pembuangan 1 0 1
Akhir
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019
Dari tabel 3.3 di dapatkan hasil 3 Tidak Memenuhi Syarat karena tahap
pengumpulan dan pengangkutan yang tidak memenuhi syarat .

Hasil observasi pengelolaan sampah Berdasarkan UU No.18 Tahun


2018 Tentang Pengelolaan Sampah, hasil observasi yang dilakukan tidak
memenuhi syarat. , aspek yang tidak memenuhi syarat adalah pada tahap
pengumpulan di TPS dan tahap pengangkut karena frequensi pengangkutan
tidak setiap hari dan petugas pengangkut maupun pengumpul tidak
menggunakan APD yang lengkap.

3.2.6 Identifikasi Pengelolaan Sampah/limbah B3 di PT PT. Clariant Adsorbents


Indonesia
PT Clariant Adsorbents Indonesia menghasilkan limbah B3 yaitu
limbah sisa Batu Bara , limbah Oli bekas , majun, bahan kimia kadaluarsa, sisa
limbah laboratorium, limbah b3 rumah tangga seperti lampu bekas , batu baterai
bekas . Penyimpanan sampah B3 di TPS Sampah B3 sudah ditata dan
dikelompokan sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
No.101 tahun 2014. Selanjutnya Sampah B3 tersebut diserahkan ke perusahaan
pengelolaan sampah B3 yang berizin dari KLHK sesuai dengan karakter
sampah B3 yang dapat dikelola. PT Clariant Adsorbents Indonesia bekerja
sama dengan PT Gema Putra Buana untuk semua jenis sampah B3 .

3.2.7 Dasar hukum pengelolaan sampah B3 PT Clariant Adsorbents Indonesia

a. Undang – undang RI no.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah


b. Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
c. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.18 tahun 2009 tentang Tata Cara
Perizinan Pengelolaan Limbah B3
d. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.14 tahun 2013 tentang symbol dan
label limbah B3
e. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.Kep-01/
BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah B3
f. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.Kep-02/
BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah B3
g. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No.Kep-03/
BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

3.2.8 Hasil Observasi Penyimpanan Sampah B3 PT Clariant Adsorbents Indonesia


Tabel 3.5 Hasil Observasi Pengelolaan Sampah B3
PT Clariant Adsorbents Indonesia
Bulan April Tahun 2019

No Uraian Kategori

1 Penyimpanan Kemasan B3 Memenuhi Syarat


2 Persyaratan bangunan penyimpanan Memenuhi syarat
kemasan B3
3 Persyaratan bangunan penyimpanan B3 Memenuhi Syarat
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil observasi pengelolaan sampah
B3 di PT Clariant Adsrorbents Indonesia 100% Memenuhi syarat menurut Keputusan
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995
dan Peraturan Pemerintah No.101 tahun 2014.

3.2.9 Penentuan Prioritas Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang menjadi prioritas masalah
adalah pada petugas kebersihan yang tidak melakukan pengangkutan setiap hari
dan tidak menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pengangkutan
sampah .
3.2.10 Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
Pengangkutan sampah saat pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
petugas masih kurang baik, salah satu penyebabnya yaitu kurangnya
pengetahuan yang dimiliki oleh petugas mengenai pentingnya alat pelindung
diri sehingga dapat mengganggu kesehatan dari petugas tersebut.
3.2.11 Rencana Tindakan
Pengetahuan yang dimiliki oleh petugas masih kurang, sehingga perlu
adanya kegiatan penyuluhan bagi petugas mengenai pentingnya penggunaan
alat pelindung diri agar pengetahuan petugas meningkat.
3.2.12 Tindakan Intervensi
Setelah melakukan analisa dan membuat rencana tindak lanjut
intervensi yang dibuat adalah melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
penggunaan alat pelindung diri kepada para petugas kebersihan di Clariant
Adsrorbents Indonesia dalam kegiatan induction petugas kebersihan .
3.3 Penyehatan Udara
3.3.1 Identifikasi masalah

Untuk mengetahui kualitas udara dilakukan pemantauan kualitas udara


ambient dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999.
Maka dari itu terdapat dua data hasil pengukuran yaitu Data sekunder
merupakan data yang didapat dari pihak ESHA di PT. Clariant Adsorbents
Indonesia site cimapag , Data ini didapat dari hasil pemeriksaan pada
laboratorium Sky Pasific Indonesia . dan data primer yaitu hasil pengukuran
yang di lakukan oleh mahasiswa praktik kerja lapangan.

3.3.2 hasil pengukuran kualitas udara

Tabel 3.10
Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Halaman Depan Pos Securit
y PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PP 41
NO PARAMETER HASIL
TAHUN
1999)
1 Suhu 24,9 -
2 Kelembaban 64,3 -
3 Tekanan Udara 757,4 -
4 Kecepatan Angin 0.3-1.3 -
5 TSP 111 -
6 SO2 82 900
7 CO 1363 30000
8 NO2 71 400
9 O3 47 235
10 Timah Hitam (Pb) <0.1 -
11 Hidrocarbon (HC) <13 -
12 Kebisingan Leq 62 -
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U

Dari tabel 3.10 kualitas udara ambien di halaman depan pos security 100%
memenuhi syarat sesuai dengan PP RI No 41 tahun 1999.

Tabel 3.11
Tabel Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien Ruang Produksi
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PP 41
NO PARAMETER HASIL
TAHUN
1999)
1 Suhu 28.6 -
2 Kelembaban 64.6 -
3 Tekanan Udara 757.6 -
4 Kecepatan Angin 0.4-1.1 -
5 TSP 149 -
6 SO2 85 900
7 CO 1854 30000
8 NO2 73 400
9 O3 55 235
10 Timah Hitam (Pb) <0.1 -
11 Hidrocarbon (HC) <13 -
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U

Dari tabel 3.11 kualitas udara ambien di Ruang Produksi 100% memenuhi
syarat sesuai dengan PP RI No 41 tahun 1999.

Tabel 3.12
Tabel Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien Halaman Belakang
Pabrik PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PP 41
NO PARAMETER HASIL
TAHUN
1999)
1 Suhu 28.2 -
2 Kelembaban 65.2 -
3 Tekanan Udara 757.7 -
4 Kecepatan Angin 0.1-0.9 -
5 TSP 117 -
6 SO2 83 900
7 CO 1527 30000
8 NO2 71 400
9 O3 45 235
10 Timah Hitam (Pb) <0.1 -
11 Hidrocarbon (HC) <13 -
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U

Dari tabel 3.12 kualitas udara ambien di Halaman Belakang Pabrik 100%
memenuhi syarat sesuai dengan PP RI No 41 tahun 1999.

Tabel 3.13
Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Lurgi
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
NO PARAMETER HASIL (PERMEN
LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 33.9 -
4 Kecepatan Angin 757.2 -
5 TSP 9 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 <2 825
9 Suhu cerobong 108 -
10 CO 4.2 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U
Dari tabel 3.13 kualitas emisi di bagian lurgi 100% memenuhi syarat sesuai
dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.

Tabel 3.14
Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Dust collector atas
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PERMEN
NO PARAMETER HASIL LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 31.1 -
4 Kecepatan Angin 757.5 -
5 TSP 8 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 <2 825
9 Suhu cerobong 32.0 -
10 CO 2,3 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U

Dari tabel 3.14 kualitas emisi di bagian dust collector atas 100% memenuhi
syarat sesuai dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.

Tabel 3.15 Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Boiler


PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PERMEN
NO PARAMETER HASIL LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 32.8 -
4 Kecepatan Angin 757.4 -
5 TSP 13 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 <2 825
9 Suhu cerobong 132.7 -
10 CO 197.0 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-1811739U

Dari tabel 3.15 kualitas emisi di bagian boiler 100% memenuhi syarat
sesuai dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.

Tabel 3.16
Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Dust Collector Aspirator
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PERMEN
NO PARAMETER HASIL LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 32.0 -
4 Kecepatan Angin 757.6 -
5 TSP 1.3 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 <2 825
9 Suhu cerobong 33.0 -
10 CO 2.3 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U
Dari tabel 3.16 kualitas emisi di bagian dust collector aspirator 100%
memenuhi syarat sesuai dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.

Tabel 3.17
Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Dust Collector COG Bawah
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PERMEN
NO PARAMETER HASIL LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 32.8 -
4 Kecepatan Angin 757.5 -
5 TSP 3 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 <2 825
9 Suhu cerobong 42.0 -
10 CO 2.3 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U
Dari tabel 3.17 kualitas emisi di bagian dust collector COG bawah 100%
memenuhi syarat sesuai dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.

Tabel 3.18
Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Genset
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PERMEN
NO PARAMETER HASIL LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 31.6 -
4 Kecepatan Angin 757.6 -
5 TSP 16 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 70 825
9 Suhu cerobong 127.7 -
10 CO 119 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U

Dari tabel 3.18 kualitas emisi di bagian genset 100% memenuhi syarat
sesuai dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.

Tabel 3.19
Tabel Pemeriksaan Kualitas Emisi Coal Oven HE
PT Clariant Adsorbents Indonesia
November 2018
BML
(PERMEN
NO PARAMETER HASIL LH NO 7
TAHUN
2007 )
1 Suhu 31.0 -
4 Kecepatan Angin 757.5 -
5 TSP 14 230
6 SO2 <3 750
8 NO2 72 825
9 Suhu cerobong 132.4 -
10 CO 133.7 -
11 Opositas <20 20
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-
1811739U
Dari tabel 3.19 kualitas emisi di bagian coal oven HE 100% memenuhi
syarat sesuai dengan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.
Tabel 3.20
Kebisingan di PT Clariant Adsorbents Indonesia
Bulan April 2019
NAB Ket
HASIL
NO DEPARTEMEN LOKASI
dB(A) (dB)

1 Raw Clay ballmill-lab 84.5 85 MS

2 Clay supplay HE Workshop 73.2 85 MS

3 Bagging Bagging small, COG 89.3 85 TMS

4 Gasifier dryer 81 85 MS

5 HE Coal Oven 96.5 85 TMS


Dryer
6 Hammer Mill 89.2 85 TMS

7 Gasifier COG 86.8 85 TMS

8 Blower Dust Collector atas 84.2 85 MS


Blower
9 Blower Dust Collector bawah 89.8 85 TMS
Hopper CaCO3/Dust 85 MS
10 Neutralization 83
Collector
Area Pompa- 85 TMS
11 Pump area 87.5
bawah bubbling
12 Boiler 91.3 85 TMS
13 pos security pos security depan 63.14 85 MS
14 area kantin kantin 75.5 85 MS
15 area office office 64.2 85 MS
Sumber data primer mahasiswa paktik kerja lapangan

Dari tabel 3.21 Hasil pengkuran kebisingan terdapat 7 titik yang melebihi
Nilai Ambang Batas atau tidak memenuhi syarat yaitu bagging small cog,
HE coal oven, hammer mill , gasifier cog, dust collector bawah, pump area
dan area boiler

Dari Hasil pengkuran kebisingan sebanyak di PT Clariant Adsorbents


Indonesiadapat di simpulkan Tidak Memenuhi Syarat menurut
PERMENKES RI NO 70 TAHUN 2016 Tentang Standar Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri yaitu 85 dB selama 85 jam kerja .
Tabel 3.22
Hasil Pemeriksaan Suhu dan Kelembaban
PT Clariant Adsorbents Indonesia
Bulan April 2019

Suhu Kelembaban
N
LOKASI Hasil NAB Keterangan Keterangan
o HASIL NAB (%)
(O
(%) C)
1 Pos secuity 28.3 18-28 TMS 48 40-60 MS
Ruang
2 26 18-28 MS 51 40-60 MS
miting
Ruang plant
3 27.4 18-28 MS 50 40-60 MS
admin
4 Ruang leader 27.7 18-28 MS 48 40-60 MS
5 Ruang esha 26.4 18-28 MS 52 40-60 MS
6 Ruang SM 26.3 18-28 MS 51 40-60 MS
7 Mushola 28.6 18-28 TMS 47 40-60 MS
8 Kantin 28.7 18-28 TMS 48 40-60 MS
Mess
9 27 18-28 MS 51 40-60 MS
excekutif
10 Mess formen 27.8 18-28 MS 48 40-60 MS
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019

Dari tabel 3.22 terdapat 3 titik pengukuran suhu yang tidak memenuhi
syarat dan pengukuran kelembaban seluruhnya memenuhi syarat.

Dari tabel 3.22 dapat di simpulkan bahwa suhu di PT Clariant Adsorbents


Indonesia tidak memenuhi syarat dan kelembaban memenuhi syarat.

Tabel 3.24
Hasil pemeriksaan pencahayaan
PT Clariant Adsorbents Indonesia
Bulan April 2019

no Lokasi result Standard Keterangan


1 pos security 142.5 200 TMS
2 laboratory 81.9 200 TMS
3 loading dock 118.5 150 TMS
4 workshop 43.7 200 TMS
5 bagging tabble 76.3 200 TMS
6 bagging machine 154.2 200 TMS
7 finish good store 119.4 100 MS
8 gasifier dryer 12.39 100 TMS
9 Dryer 201.9 200 MS
10 panel dryer 95 100 TMS
11 COG 223.3 100 MS
12 gasifier COG 13.21 100 TMS
13 HE 46 100 TMS
14 Neutral 28.49 150 TMS
15 Bubling 19.05 150 TMS
16 filtrasi fp 175.5 150 MS
17 filtrasi table 52.5 200 TMS
18 filtrasi panel 46.6 100 TMS
19 aktivasi 55.1 150 TMS
20 power house 38.47 150 TMS
21 coal boiler 15.53 150 TMS
22 raw clay ballmill 36.25 150 TMS
23 raw clay panel 42 150 TMS
24 raw clay mixer 72.1 150 TMS
25 raw clay box 64.9 150 TMS
feeder
26 raw clay stock 32.26 150 TMS
clay
27 dosing acid 28.6 150 TMS
28 loading sudflock 26.72 150 TMS
29 wtp ii/iii 18.3 100 TMS
30 wtp ii/iii 5.75 100 TMS
31 office 46.17 200 TMS
32 r performance 75.6 200 TMS
dialog
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019
Dari tabel di atas terdapat 28 titik yang tidak memenuhi syarat pencahayaan.

Dari tabel 3.24 dapat di simpulkan bahwa kualitas pencahayaan tidak


memenuhi syarat .

3.3.3. Penentuan Prioritas Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang menjadi prioritas masalah
adalah tingkat pencahayaan yang kurang dari Nilai Ambang Batas dan
kebisingan yang melebihi nilai ambang batas.
3.3.4 Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab rendahnya tingkat pencahayaan adalah karena pada saat pengukuran
pencahayaan dalam keadaan mendung dan lampu tidak dalam keadaan
menyala. Dan penyebab kebisingan melebihi nilai ambang batas karena belum
ada pengendalian secara teknis pada sumber bising.
3.3.5 Rencana Tindakan
Memberikan edukasi kepada para pekerja di mengenai pentingnya
pencahayaan dalam melakukan pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja
ataupun penyakit akibat kerja dan memberikan induction penggunaan ear plug
atau ear muff pada pekerja. Memberikan punishment kepada pekerja yang
tidak menggunakan APD .
3.4 Pengolahan Air Limbah
3.4.1 Identifikasi Masalah
PT Clariant Adsorbents Indonesia menghasilkan limbah yang berbentuk
cair, Limbah tersebut dihasilkan dari setiap proses produksi maupun buangan
dari aktivitas manusia. Limbah cair yang di hasilkan di olah di instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) di departemen Neutral sebelum di buang ke
sungai cikaso dengan surat izin dari dinas lingkungan hidup kabupaten
sukabumi dengan nomor 503/4177-DPMPTSP/2018 .
3.4.2 Hasil pengukuran kualitas limbah cair
Tabel 3.26
Data Sekunder Pemeriksaan Kualitas Air Limbah
PT. Clariant Adsorbents Indonesia
Bulan April 2019
NO Parameter yang Baku Mutu (Permen Keterangan
dipantau Bulan
Mar-19 LH No. 5 Tahun 2014)

gol 1 gol 2
Temperatur 24.9 - - -
TDS 1109 2000 4000 MS
TSS 20 200 400 MS
pH 9.37 - - MS
Besi (Fe) 4.9 5 10 MS
Mangan (Mn) 0.07 2 5 MS
Barium (Ba) 0.02 2 3 MS
Tembaga (Cu) 0.01 2 3 MS
Seng (Zn) 0.02 5 10 MS
Cr(6+) <0.002 0.1 0.5 MS
Krom Total, Cr 0.02 0.5 1 MS
Cd <0.02 0.05 0.1 MS
Raksa (Hg) <0.00004 0.002 0.005 MS
Pb 0.009 0.1 1 MS
Sn 0.0004 2 3 MS
Arsen (As) Total 0.0004 0.1 0.5 MS
Selenium 0.002 0.05 0.5 MS
Ni <0.0002 0.2 0.5 MS
Co 0.0003 0.4 0.6 MS
Sianida, CN¯ 0.0010 0.05 0.5 MS
Hidrogen Sulfida, <0.002 0.5 1 MS
H₂s
Fluorida (F) 1 2 3 MS
Klorin Bebas (Cl2) 0.010 1 2 MS
Amonia (sebagai 1 5 10 MS
NH3-N)
Nitrat (NO3-N) 1 20 30 MS
Nitrit (NO2-N) 0.009 1 3 MS
Total Kjeldahl 2 30 60 MS
Nitrogen
BOD 5 9 50 150 MS
COD 25 100 300 MS
MBAS <0.008 5 10 MS
Fenol 0.02 0.5 1 MS
Minyak dan Lemak <1 10 20 MS
E-Coli <1.8 1000 1000 MS
Sumber: Bagian ESHA/ Laporan Hasil Pengujian PT.Clariant Adsorbents Indonesia SPI-1903141A

Dari tabel 3.26 dapat di simpulkan bahwa kualitas air limbah yang di hasilkan
di outlet ipal PT Clariant Adsoebents Indonesia 100% memenuhi syarat
menurut Permen LH No. 5 Tahun 2014 .

3.4.3 Penentuan Prioritas Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah, yang menjadi prioritas adalah


pemantauan dan pemeliharaan sarana IPAL .

3.4.4 Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

Melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap sarana intalasi


pengolahan air limbah untuk meningkatkan proses pengolahan air limbah
sehingga parameter air limbah tetap memenuhi syarat sesuai dengan baku mutu
dan aman untuk dibuang ke lingkungan.
3.4.5 Rencana Tindakan
Memberikan saran kepada pihak ESHA agar melakukan pemantauan dan
pemeliharaan secara berkala terhadap sarana intalasi pengolahan air limbah.
3.5 Pengendalian Vektor Dan Binatang Pengganggu
3.5.1 Identifikasi Masalah
Untuk pengendalian vektor dan binatang pengganggu di serahkan kepada
pihak ke 3 pes control yaitu PT Proton Gumilang dilakukan pemantauan
keberadaan vektor setiap satu bulan sekali dan ada kegiatan pemberantasan
vektor secara rutin seperti fogging di lakukan setiap bulan.

3.5.2 hasil observasi dan pengukuran keberadaan vektor dan binatang pengganggu

Tabel 3.27
Hasil Survey Keberadaan Jentik di Lingkungan PT Clariant Adsorbents
Indonesia Bulan April Tahun 2019
Departemen Jumlah Status Jumlah Kontainer
Kontainer (+) (-)

Bagging 1 - 1 Dispenser
/loading

Warehouse 1 - 1 Dispenser

1 - 1 Westafel

Dryer 1 - 1 Bak Penampungan

1 - 1 Ember

1 - 1 Dispenser

SKL 1 - 1 Dispenser

Rawclay 1 - 1 dispenser

Kantor 1 - 1 Bak Penampungan

1 - 1 Ember dan Dispenser

1 - 1 Ember dan Dispenser

Masjid 1 1 0 Ember

Kantin 2 - 2 Ember dan Dispenser

Satpam 1 1 0 Bak Penampungan

Jumlah 15 2 13
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019

Setelah dilakukan survei, hasil yang didapat dimasukan pada perhitungan


kepadatan jentik dengan menggunakan persamaan berikut ini :

Container Indeks (CI) : Presentase kontainer yang positif jentik dari seluruh
kontainer yang diperiksa.

Jumlah container yang ditemukan jentik


CI = 𝑥 100%
Jumlah container yang diperiksa

2
= 𝑥 100%
13

= 15 %
Menurut PERMENKES No. 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
bahwa kepadatan jentik nyamuk dengan nilai CI = 15% sehingga kepadatan jentik
nyamuk tidak memenuhi syarat

Tabel 3.28
Hasil Survey Kepadatan Lalat di PT Clariant Adsorbents Indonesia
April 2019

Pengulangan Ke- Jarak Kategori


∑ 5 Nilai Lokasi ke
Lokasi/Titik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tertinggi Sumber
Pencemar
TPS titik 1 3 7 3 5 2 4 1 1 4 5 21 1m Cukup
Padat
TPS titik 2 2 2 1 1 1 4 4 4 5 4 12 2m Cukup
Padat
TPS titik 3 7 6 7 8 5 5 4 6 5 7 26 1m Cukup
Padat
Lokasi Tikus/Rodent Bait
Pos Security 4
Sumber : data primer praktek
Taman 4
kerja lapangan R Klinik 1 tahun 2019
Toilet 0
Saluran Drainase 4
Luar Office 4 Berdasarkan
Luar Warehouse 4
tabel diatas, dapat
Luar Kanan 4
diketahuai Workshop 4 bahwa
kepadatan Gudang 4 lalat di TPS
R Elektrik 1
dengan jarak 1 m di kedua
Luar Mess
4
titik Excekutif dikategorikan
Luar Lab 4
cukup padat yang artinya
Luar Mess 4
perlu Tps 6 dilakukan
penanganan pada tempat berkembangbiaknya, jika perlu dilakukan pengendalian

Tabel 3.29
Hasil Survey Kepadatan Tikus di
PT Clariant Adsorbents Indonesia
April 2019
Sumber : data sekunder pes control
Dari tabel 3.29 dapat di simpulkan bahwa keberadaan tikus di PT Clariant
Adsorbents Indonesia termasuk kategori tidak terkendali .
3.5.3 Penentuan Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang menjadi prioritas masalah
adalah kepadatan lalat di TPS , kepadatan jentik , kepadatan tikus.

3.5.4 Analisis Alternatif Pemecahan Masalah


Penyebab tingginya angka kepadatan lalat di TPS adalah karena terdapat
tumpukan sampah akibat proses pengangkutan yang tidak sesuai jadwal.
Sedangkan tingginya angka kepadatan jentik disebabkan oleh faktor lingkungan
yang mendukung untuk tempat perkembangbiakan jentik, serta kurangnya
pengetahuan petugas CS mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk . untuk
kepadatan tikus akrena tidak ada perangkap husus yang di simpan untuk
menangkap tikus, hanya di lakukan selama satu hari dalam satu bulan.
3.5.5 Rencana Tindakan
Di lakukan pemantauan khusus dalam proses pengangkutan sampah agar tidak
menjadi tempat berkembang biak vektor.
3.6 Pengawasan Kualitas Makanan Minuman
3.1.1 Identifikasi Masalah
PT Clariant Adsorbents Indonesia memberikan fasilitas makan kepada
karyawannya. Setiap shift kerja akan di berikan jatah satu kali makan di kantin
yang telah di sediakan. Karyawan akan makan dengan cara parasmanan di kantin
setiap jam istirahat. Menu makanan yang di sediakan di kantin berubah-ubah
setiap hari nya. Jumlah penjamah makanan di kantin ada 2 orang penjamah.
Makanan yang di sajikan di masak langsung di kantin.
3.1.2 Hasil Observasi Dan Pemeriksaan Kualitas Makanan
Tabel 3.30 Hasil Observasi Pengelolaan Makanan Minuman di kantin
PT Clariant Adsorbents Indonesia Bulan April Tahun 2019

No Variabel Kategori
Jumlah
MS TMS
1. Tahap Pemilihan dan 8 0 8
penyimpanan bahan
makanan
2 Hygiene sanitasi 6 2 8
penjamah makanan
3 Pengolahan bahan 27 0 27
makanan
4 Distribusi makanan 7 0 7
Sumber : data primer praktek kerja lapangan tahun 2019

Berdasarkan tabel 3.30 terdapat 2 item tidak memenuhi syarat dari variabel
penjamah makanan yaitu penjamah makanan tidak menggunakan penutup
kepala dan alas kaki saat melakukan pengolahan makanan.

dari hasil observasi yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa pengolahan


makanan di kantin PT Clariant Adsorbents Indonesia tidak memenuhi syarat.
Tabel 3.38 Hasil Pemeriksaan Kualitas Bakteriologi Makanan di
kantin PT Clariant Adsorbents Indonesia
Bulan April Tahun 2019
No Jenis Makanan yang diperiksa Kategori
1. Ayam sayur (salmonella) Memenuhi Syarat
2. Sayur Sop (Angka Lempeng Total) Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Praktek Belajar Lapangan Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kualitas bakteriologi pada


ayam sayur dan sayur sop memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Kepala
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016
tentang Kriteria Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan.

3.1.3 Penentuan Prioritas Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang menjadi prioritas masalah
adalah pada hygiene sanitasi penjamah makanan yang tidak menggunakan
penutup kepala dan alas kaki saat melakukan pengolahan makanan.
3.6.4 Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
Penyajian makanan yang dilakuakn oleh penjamah makanan masih kurang
baik, salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
penjamah makanan sehingga dapat mempengaruhi perilaku penjamah pada saat
menyajikan makanan.
3.6.5 Rencana Tindakan
Memberikan alat pelindung diri untuk penjamah makanan, adanya kegiatan
penyuluhan bagi penjamah mengenai prinsip hygiene sanitasi makanan agar
pengetahuan penjamah makanan meningkat, dan dapat melakukan penyajian
makanan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
3.6.6 Tindakan Intervensi
Setelah melakukan analisa dan membuat rencana tindak lanjut
intervensi yang dibuat adalah melakukan penyuluhan mengenai prinsip hygiene
sanitasi makanan kepada penjamah makanan di kantin PT Clariant Adsorbents
Indonesia.
3.7 Hasil observasi ruang bangunan

Tabel 3.39 Hasil Observasi Persyaratan Ruang dan Bangunan PT


Clariant Adsorbents Indonesia.
di Bulan April Tahun 2019
Kategori
No Variabel Jumlah Presentase
MS TMS
1. Bangunan 5 - 5 100%

2 Lantai 6 - 6 100%

3 Dinding 4 - 4 100%

4 Langit-langit 4 - 4 100%

5 Atap 2 - 2 100%

6 Jendela 1 - 1 100%

7 Ventilasi 3 - 3 100%
4 Sumber: Hasil Observasi Mahasiswa Bulan April tahun 2019

Dari tabel 3.39 dapat disimpulkan bahwa Hasil Observasi Persyaratan


Ruang dan Bangunan di PT. Clariant Adsorbents Indonesia Bulan April 2019
1005 Memenuhi Syarat berdasarkan KEPMENKES RI No.
1405/MENKES/SK/XI/ 2002 dan PERMENKES RI No. 70 Tahun 2016.
3.8 kesehatan keselamatan kerja
3.8.1 Identifikasi Masalah
Di PT Clariant Adsorbents Indonesia bagian yang berkaitan dengan
Kesehatan keselamatan kerja adalah Departemen ESHA ( Environmental
Health Safety A fire ) .
3.8.2 Komitmen Kesehatan Keselamatan Kerja di PT Clariant Adsorbents
Indonesia
1. Regulasi terkait yang di terapkan
a. Undang-Udang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
d. Standar OHSAS 18001:2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
f. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
h. ISO 14001:2004 Environmental management system
i. ISO 9001-2008 Quality Management System
j. ISO 50001:2011 Energy management system
2. Informasi Kebijakan K3 yang diterapkan di ESHA PT Clariant Adsorbents
Indonesia

Kebijakan perusahaan ini meliputi upaya perusahaan dalam


merencanakan, menerapkan, mengendalikan dan melakukan perbaikan
pengeloaan ESHA .

1. Perusahaan melaksanakan ESHA secara teritegrasi dalam aktivitas


ditempat kerja sesuai peraturan perundang-undangan dan standar yang
berlaku.
2. Perusahaan menyusun, melaksanakan,, mendokumentasikan, dan
memelihara sistem manajeman ESHA yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan (zero accident), penyakit akibat
kerja dan penurunan beban cemaran lingkungan serta terciptanya tempat
kerja yang aman, efesien, dan produktif.
3. Perusahaan menyusun program pencegahan, pengurangan dan
penanggulangan bahaya kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan, gangguan
kesehatan akibat kerja, dan pencermaran lingkungan.
4. Perusahaan melaksanakan inspeksi, pemgukuran, atau pengujian,
pemantauan dan audit.
5. Perusahaan melakukan perbaikan pengelolaan berdasarkan hasil
pengukuran, pemantauan dan audit.
6. Perusaah menumbuhkan, mengembangkan dan memelihara kesadaran
karyawan dan mitra kerja dalam melaksanakan pekerjaan dengan rutin
mengadakan training atau induction .
7. Perusaahn membentuk Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
serta kegawat daruratan lingkungan kerja
3. Program-Program K3 yang diterapkan oleh ESHA PT Clariant Adsorbents
Indonesia
a. Program 5S yaitu Sort ( Ringkas) , Set to Order (Rapih), Shine (Resik),
Standard (Rawat), Sustain (Rajin).
b. Pemanfaatan limbah ,Limbah sisa produksi berupa gypsum dimanfaat kan
dengan bekerjasama dengan pihak konstruksi
c. Pemeliharaan instalasi pengolahan air limbah , Melakukan pemeriksaan
setiap satu minggu sekali pada bak kontrol ipal , melakukan pemeriksaan
kualitas air limbah di outlet setiap satu bulan sekali
d. Pemeliharaan sarana air bersih
e. Pemeliharaan cerobong dust collector dan aspirator
f. Program efisiensi kerja dan zero accidentProgram penurunan beban
cemaran air
g. Pemberantasan vektor dan binatang pengganggu setiap satu bulan sekali
h. Meningkatkan human capital dengan mengadakan training berkaitan
kesehatan keselamatan kerja , mengadakan seminar K3.
i. Pemasangan slogan , leaflet, poster, dan spanduk mengenai kesehatan
keselamatan kerja
j. Manajemen risiko , identifikasi risiko kecelakaan dan dampak
lingkungan
4.Standar Operational Prosedur (SOP) dan Pendokumentasian yang di terapkan
ESHA PT Clariant Adsorbents Indonesia
1. Petunjuk keselamatan kerja pada mesin panas
2. Petunjuk keselamatan kerja pengelasan denghan las listrik.
3. Petunjuk keselamatan kerja pengoperasian crane.
4. Petunjuk penanganan dan penyimpanan material.
5. Petunjuk keselamatan kerja pengoperasian forklif.
6. Petunjuk keselamatan kerja pengelasan dengan las gas.
7. Petunjuk keselamatan kerja pemeriksaan alat bantu angkat crane.
8. Petunjuk umum keselamatan dan kesehatan kerja bagi operator mesin.
9. Petunjuk keselamatan kerja pada pekerjaan instalasi listrik bertegangan.
10. Petunjuk keselamatan kerja pada pekerjaan area panas
11. Petunjuk keselamatan kerja pada pekerjaan dengan ketinggian
12. Petunjuk kerja pada zona merah
13. Petunjuk keselamatan kerja perkantoran.
14. Petunjuk keselamatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
15. Petunjuk umum penanggulangan keadaan darurat.
16. Penanggulangan keadaan darurat disetiap unit bangunan.
17. Petunjuk pemeriksaan atau pemeliharaan alat pemadam api ringan.
18. Petunjuk pengoperasian alat pemadam kebakaran api ringan .
19. Petunjuk penggunaan hydrant
20. Petunjuk penggunaan tabung oxygen
21. Petunjuk penggunaan safety shower
22. Petunjuk penggunaan emergency eyeshower
23. Petunjuk kegiatan prinsip 5S
3.9 Tugas Pokok, Tanggung Jawab dan Wewenang ESHA di PT Clariant
Adsorbents Indonesia
1. Tugas Pokok: Merumuskan, Merancang, Keselamatan Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Hidup
2. Merancang sistem pembinaan budaya K3 perusahaan
3. Merencanakan, mengevaluasi dan memperbaiki media visualisasi
pembinaan budaya seperti film, poster, penghargaan keselamatan
kesehatan kerja .
4. Mengkoordinir penyusunan dan mengevaluasi kurikulum dan materi
pelatihan keselamatan kesehatan kerja.
5. Mengelola, mengadakan dan mendistribusikan dokumen K3.
6. Menyusun, mengevaluasi dan memperbaiki metoda pembinaan budaya
5S perusahaan.
7. Melakukan pembinaan evaluasi dan peningkatan kinerja 5S perusahaan.
8. Mengelola rekaman dan laporan kegiatan keselamatan kesehatan kerja
9. Merencanakan, mengukur, memeriksa, menganalisa dan mengevaluasi
implementasi dan kinerja keselamatan kesehatan kerja perusahaan guna
mencapai tingkat kualitas, kemampuan, kompetensidan
profesionalisme perusahaan dalam menerapkan prinsip zero accident.
10. Mengidentifikasi, menganalis dan merancang teknik pengukuran, dan
pengendalian aspek keselamatan kesehatan kerja.
11. Menganalisis, mengevaluasi dan mengendalikan, pelaksanaan
keselamatan kesehatan kerja.
12. Memeriksa dan mengevaluais penerapan standar dan prosedur
keselamatan kesehatan kerja dan Mengembangkan, teknik dan metoda
penerapan keselamatan kesehatan kerja
13. Mengoordinasikan dan mengawasi sertifikasi peralatan keselamatan
kesehatan kerja dan lingkungan hidup.
14. Melakukan investigasi, menganalaisis, dan menyusun, laporan
kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan dan keadaan darurat.
15. Mengukur, menganalisis, merancang rekomendasi pengelolaan
lingkungan.
16. Menganalisis, mengevaluasi dan mengelola B3.
17. Melakukan audit dan inspeksi keselamatan kesehatan kerja dan
lingkungan hidup serta memberikan rekomendasi perbaikannya.
3.10 Pemeriksaan Kesehatan Prakerja
Pemeriksaan kesehatan pada karyawan di PT Clariant Adsorbents Indonesia
dilakukan secara berkala setiap 1 tahun sekali. Untuk penanganan atau
pengobatan karyawan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan di bagi menjadi
dua tempat yaitu Dr.Leadermen dan Puskesmas jampang tengah.
3.11 Hazard dan Risk Assesment
Hazard and risk assesment adalah proses identifikasi bahaya dan pengendalian
risiko terkait dengan pekerjaan / kegiatan dalam lingkup usaha/aktivitas
organisasi atau perusahaan
HIRADC bertujuan untuk mengidentifikasi potensi potensi bahaya yang
terdapat di suatu perusahaan untuk di nilai besar nya peluang terjadinya suatu
kecelakaan atau kerugian. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
pengontrolannya harus di lakukan di seluruh aktifitas perusahaan. Termasuk
aktifitas rutin atau non rutin , baik pekerjaan tersebut di lakukan oleh karyawan
langsung maupun karyawan kontrak , suplier,dan kontraktor serta aktifitas
personal yang masuk ke dalam tempat kerja.
Cara melakukan identifikasi bahaya dengan mengidentifikasi seluruh proses
atau area yang ada dalam segala kegiatan, mengidentifikasi sebanyak mungkin
aspek keselamatan kesehatan kerja pada setiap proses atau area yang telah di
identifikasi sebelumnya dan identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja
baik pada kondisi normal, abnormal, emergency, dan amintenence.
Jumlah Kalkulasi
Risiko Jenis Tingkat
karyawan Risiko
No Tugas Bahaya-bahaya (Risiko Risiko Risiko
yang
murni) (S/H) Kons Frek (Murni)
terpapar

1. kendaraan
Tertabrak 11 S 5 6 30
pengangkut

Menghirup
Proses 2. Debu tanah 11 H 2 7 14
1 debu berlebih
rawclay
3. Ketinggian
Tergelicir,
tumpukan 11 S 4 6 24
jatuh
bahan baku

Gangguan
konsentrasi
7 S 1 2 2
1. Panas kerja
Pekerjaan di
2 bagian
Ledakan 7 H 4 6 24
boiler
Gangguan
2. Bising konsentrasi 7 S 1 2 2
kerja

Gangguan
1. Panas dari genset konsentrasi 7 H 1 2 2
Pengoprasian kerja
3
SKL ON Terbakar ,
2. Panas dari genset dapat
terluka ,cacat 7 H 4 6 24
menimbulkan kebakaran
, meninggal
3. Panas dari genset dapat terluka ,cacat
7 H 4 6 24
menimbulkan ledakan , meninggal

Gangguan
4. Bising mesin genset konsentrasi 7 S 1 2 2
kerja

Pekerjaan di Terhirup ,
1. Tumpahan bahan kimia 18 S 2 6 12
4 bagian iritasi mata
neutral 2. Lantai licin Terpeleset 18 S 2 6 12

Kulit
1. Percikan api terbakar, 4 S 4 6 24
mata iritasi

Gangguan
konsentrasi,
stress,
2. Paparan panas 9 H 2 6 12
Pembakaran kelelahan
5
batu bara fisik yang
ekstrem

Terhirup, dan
menyebabkan
3. Partikulat Matter
infeksi 9 H 3 6 18
(PM 2,5)
saluran
pernafasan

Tangan
Pekerjaan di
6 1. Tertabrak forklif patah, dan 4 S 3 6 18
cake area
terluka
Terhirup,
2. debu 4 H 3 5 15
terkena mata

Gangguan
konsentrasi,
stress,
1. paparan panas 14 H 2 6 10
kelelahan
fisik yang
ekstrem
Pekerjaan di
7 2. panas
dryer ccog terluka ,cacat
mengakibatkan 14 H 4 6 24
, meninggal
ledakan

Gangguan
konsentrasi
3. bising mesin COG 14 H 2 6 12
kerja ,
ketulian

Tertusuk
1. mesin jahit 20 H 2 6 12
jarum

Pekerjaan di Terluka ,
2. Tertabrak forklift 20 S 4 5 20
8 finish cacat ,
product gangguan
3. bising konsentrasi 20 H 2 6 12
kerja

Gangguan
Pekerjaan di 1. paparan panas konsentrasi,
9 16 H 1 2 2
Maintenance mesin stress,
kelelahan
fisik yang
ekstrem

2. terkena
Terbakar 16 H 2 6 12
percikan api

3. tertimpa
Terluka 16 H 3 6 18
peralatan

Catatan : Efektivitas Kontrol 0%-100%


No Tingkat
Jenis Kontrol Yang Ada Tingkat Tambahan
Ref Risiko Efektivitas
Risiko Untuk Mitigasi Risiko Risiko Kontrol Yang Di
(No Kontrol
(Murni) (S/H) Murni Sisa Rekomendasikan
Tugas)
Menambah
30 Menggunakan jalur rambu
S 50 % 15
khusus pejalan kaki keselamatan
(administrasi)
Menambah
1
14 Menggunakan APD rambu
H 25% 10.5
Masker peringatan
(administrasi)
24 Menggunakan APD Membersihkan
S 75% 6
Safety shoes anti slip lantai
2 Menggunakan APD Mengurangi
S 50% 1
lengkap beban kerja
24 Menggunakan APD Memasang
H 75% 6
2 lengkap alarm peringatan
memasang
2 S Memakai ear plug 25% 1.5 peredam pada
mesin
2 Menggunakan APD Mengurangi
H 50% 1
lengkap beban kerja
24 Memasang apar dan
H 100%
3 hydrant
Memasang alarm
24 H peringatan , 100%
menggunakan APD
Memasang
2 Menggunakan ear peredam pada
S 25% 1.5
plug ruangan atau
sumber bising
Menambah
12 Menggunakan APD
S 75% 3 rambu
kacamata dan Masker
4 peringatan
12 Menggunakan sepatu Membersihkan
S 100%
safety anti slip area lantai
Mengunakan baju Menambah
24 S khusus , kacamata 75% 6 rambu
safety , sarung tangan peringatan
Menambah
12 Menggunakan APD
5 H 75% 3 rambu
lengkap
peringatan
Menambah
18 Menggunakan APD
H 50% 9 rambu
masker
peringatan
Menambah
18 Menggunakan jalur
S 25% 13.5 rambu
khusus pejalan kaki
peringatan
6
Menambah
15 Menggunakan APD
H 50% 7.5 rambu
Masker dan kacamata
peringatan
Menambah
10 Menggunakan APD
H 75% 2,5 rambu
lengkap
peringatan
Memasang alarm
7 24 H peringatan , 100%
Menggunakan APD
Menggunakan
12 Menggunakan APD
H 25% 9 peredam pada
Ear Plug
mesin
Mengganti
12 Menggunakan APD
H 25% 9 dengan mesin
Sarung tangan
yang otomatis
Menambah
20 Menggunakan ja;ur
8 S 50% 10 rambu
khusus pejalan kaki
peringatan
Menambah
12 Menggunakan APD
H 25% 9 rambu
ear plug / ear muff
peringatan
Menambah
2 Menggunakan APD
H 75% 0.5 rambu
lengkap
peringatan
Menggunakan APD
Menambah
12 baju khusus ,
9 H 75% 3 rambu
kacamata dan sarung
peringatan
tangan
Menambah
18 Menyimpan peralatan
H 75% 4.5 rambu
di rak
peringatan
.

Berdasarkan hasil identifikasi dan observasi lapangan untuk aspek


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Clariant Adsorbents Indonesia
penerapan manajemen K3 sudah dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
Hasil identifikasi hazard ,menunjukan bahwa pihak ESHA sudah melakukan
pengendalian risiko kecelakaan, sehingga masalah yang terjadi diminimalisir.

3.12 Plan Of Action


Plan of action adalah rencana tindak lanjut yang akan di lakukan dari hasil
identifikasi masalah yang telah di lakukan pada semua aspek yang tidak
memenuhi persyaratan.
Waktu &

Uraian Hasil Yang


Target

Tempat

No Program Tujuan Sasaran Pj


Kegiatan Diharapkan

1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Sampah
1. Merekomenda agar Pihak 100% Mei Menjelaskan Sasaran mulai
sikan untuk sampah- Managemen 2019 di terkait dapat
melakukan sampah t dan PT. pengolahan melakukan
pemilahan tersebut seluruh clariant sampah pengoahan
sampah bisa karyawan adsorbe sampah
domestic dimanfaatk nts
organik dan an kembali indonesi
anorganik dan a
terpisah
antara
sampah
organik
dan
anorganik
2 Merekomenda Agar CS dan 100% Mei Melakukan Petugas
sikan untuk proses petugas 2019 penyuluhan menggunakn
melakukan pengangkut pengangkut APD
penyuluhan an sampah sampah
kepada tidak
petugas CS menyebabk
atau an
pengangkut kecelakaan
sampah kerja atau
mengenai penyakit
APD yang akibat kerja
harus di
gunakan
B. Vektor
1. Merekomdasi Agar Pihak 100% Mei-Juli Menjelaskan Tidak terdapat
kan adanya menciptaka managemen 2019 terkait tikus di PT.
pengendalian n hygiene t pengendalian clariant
tikus lingkungan ESHA tikus adsorbents
di industri indonesia
dan tidak
menjadi
tempat
perindukan
C. Udara
1 Merekomenda Mengurang Pihak 100% Mei Membuat Nilai kebisingan
sikan untuk i dampak ESHA dan 2019 rancangan menurun
menggunakan akibat maintenance pembuatan
peredam pada kebisingan peredam
mesin atau berlebih
pada ruangan
D. kesehatan dan keselamatan kerja
1. Menambah Meminimal Pihak 100% ApriL Membuat Kesadaran
rambu i- ESHA 2019 desain rambu karyawan
peringatan sir angka peringatan meningkat
penggunaan kecelakan kebisingan
APD Lengkap kerja
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Penyediaan Air Bersih
1.Sumber air baku yang di gunakan di PT Clariant Adsorbents Indonesia
yaitu dari sungai cikaso
2. Pengolahan air di PT Clariant Adsorbents Indonesia dilakukan secara
fisik dan kimia.
3. Hasil pemeriksaan kualitas air bersih di PT Clariant Adsorbents
Indonesia 100% memenuhi syarat menurut PP No 82 tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air
4. Hasil observasi pengukuran kualitas air bersih secara fisik di Housing
100% memenuhi syarat sesuai dengan Permenkes No 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
4.1.2 Pengelolaan Sampah dan Tanah
1. Sampah yang dihasilkan di PT Clariant Adsorbents Indonesia yaitu
sampah domestik dan sampah B3.
2. Berdasarkan UU No.18 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah,
hasil observasi yang dilakukan 50% tidak memenuhi syarat, aspek
yang tidak memenuhi syarat adalah pada tahap pengumpulan di TPS
dan tahap pengangkut karena frequensi pengangkutan tidak setiap hari
dan petugas pengangkut maupun pengumpul tidak menggunakan
APD yang lengkap.
3. Pengelolaan sampah B3 di PT Clariant Adsrorbents Indonesia 100%
Memenuhi syarat menurut Keputusan Kepala Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995 dan Peraturan
Pemerintah No.101 tahun 2014.
4.1.3 Penyehatan Udara
1. Hasil pengukuran kualitas udara dan Emisi menurut hasil
pemeriksaan PT Clariant Adsorbents Indonesia pada bulan november
2018 100% hasil pengukuran memenuhi syarat berdasarkan PP No
41 Tahun 1999 dan PERMEN LH NO 7 TAHUN 2007.
2. Dari hasil pengukuran kualitas kebisingan dapat di simpulkan
sebanyak 46,7% Tidak Memenuhi Syarat menurut PERMENKES RI
NO 70 TAHUN 2016 Tentang Standar Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industri yaitu 85 dB selama 85 jam kerja yaitu di
area bagging small cog, HE coal oven, hammer mill , gasifier cog,
dust collector bawah, pump area dan area boiler .
3. Dari hasil pengukuran kualitas fisik udara suhu dan kelembaban
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 30% suhu yang tidak memenuhi
syarat menurut Permenkes ri no 70 tahun 2016 tentang standar
persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri yaitu di area pos
security, mushola dan kantin. Dan untuk kelembaban 100%
memenuhi syarat menurut Permenkes ri no 70 tahun 2016 tentang
standar persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri
4. Dari hasil pengukuran kualitas pencahayaan ruangan dapat di
simpulkan sebanyak 87,5 % Tidak Memenuhi Syarat Pencahayaan.
4.1.4 Pengolahan Air Limbah
1. Limbah cair di PT Clariant Adsorbents Indonesia diklasifikasikan
menjadi limbah cair produksi dan limbah cair domestik.
2.Hasil pemeriksaan kualitas air limbah di outlet IPAL limbah yang
akan di buang ke sungai cikaso 100% memenuhi syarat sesuai dengan
Permen LH No 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
4.1.5 Vektor dan Binatang Pengganggu
1.Untuk pengendalian vektor dan binatang pengganggu di serahkan
kepada pihak ke 3 pes control yaitu PT Proton Gumilang dilakukan
pemantauan keberadaan vektor setiap satu bulan sekali dan ada
kegiatan pemberantasan vektor secara rutin seperti fogging di
lakukan setiap bulan.
2.hasil observasi dan pengukuran CI jentik nyamuk Menurut
PERMENKES No. 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, berdasarkan tabel diatas,
dapat diketahui bahwa kepadatan jentik nyamuk dengan nilai CI =
15% sehingga kepadatan jentik nyamuk tidak memenuhi syarat
3.Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahuai bahwa kepadatan lalat di
TPS dengan jarak 1 m di kedua titik dikategorikan cukup padat yang
artinya perlu dilakukan penanganan pada tempat
berkembangbiaknya, jika perlu dilakukan pengendalian.
4.Dari tabel 3.29 dapat di simpulkan bahwa keberadaan tikus di PT
Clariant Adsorbents Indonesia termasuk kategori tidak terkendali .
4.1.6 pengawasan kualitas makanan minuman
1. PT Clariant Adsorbents Indonesia memberikan fasilitas makan
kepada karyawannya. Setiap shift kerja akan di berikan jatah satu kali
makan di kantin yang telah di sediakan. Karyawan akan makan
dengan cara parasmanan di kantin setiap jam istirahat. Menu makanan
yang di sediakan di kantin berubah-ubah setiap hari nya. Jumlah
penjamah makanan di kantin ada 2 orang penjamah. Makanan yang di
sajikan di masak langsung di kantin.
2. berdasarkan hasil observasi dan pemeriksaan kualitas makanan
terdapat 25% tidak memenuhi syarat karena variabel penjamah
makanan yaitu penjamah makanan tidak menggunakan penutup
kepala dan alas kaki saat melakukan pengolahan makanan.
3. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa kualitas
bakteriologi pada ayam sayur dan sayur sop memenuhi syarat sesuai
dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 tentang Kriteria
Mikrobiologi Dalam Pangan Olahan.

4.1.6 Observasi ruang dan bangunan


hasil observasi ruang dan bangunan dapat disimpulkan bahwa Hasil
Observasi Persyaratan Ruang dan Bangunan di PT. Clariant Adsorbents
Indonesia Bulan April 2019 1005 Memenuhi Syarat berdasarkan
KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/ 2002 dan
PERMENKES RI No. 70 Tahun 2016.

4.1.7 Keselamatan dan Kesehatan Kerja


1. Hasil identifikasi dan observasi lapangan untuk aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT Clariant Adsorbents
Indonesia penerapan manajemen K3 sudah dilakukan sesuai
dengan standar yang berlaku.
2. Hasil identifikasi hazard menunjukan bahwa pihak ESHA sudah
melakukan pengendalian risiko kecelakaan, sehingga masalah
yang terjadi dapat diminimalisir

4.2 Saran
4.2.1 Pengelolaan Sampah dan Tanah
1. Memberikan edukasi kepada petugas kebersihan mengenai
penggunaaan APD.
2. Memberikan edukasi mengenai pengangkutan sampah yang
sesuai dengan regulasi yang berlaku kepada petugas pengangkut
sampah
4.2.1 Penyehatan Udara
Menambah rambu kebisingan dan peringatan penggunaan APD
ear plug / ear muff , menambah pencahayaan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja
4.2.2 Pengolahan Air Limbah
Melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap sarana intalasi
pengolahan air limbah untuk meningkatkan proses pengolahan air
limbah sehingga parameter air limbah memenuhi syarat sesuai dengan
baku mutu dan aman untuk dibuang ke lingkungan.
4.2.3 Vektor dan Bianatang Penggagu
Melakuakan pengawasan secara berkala terhadap kepadatan lalat dan
kepadatan jentik dan kepadatan tikus
4.2.5 Penyehatan Makanan dan Minuman
Mengadakan pelatihan mengenai hygiene sanitasi makanan kepada
penjamah makanan di kantin PT Clariant Adsorbents Indonesia

Anda mungkin juga menyukai