Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DAN PENERAPAN

UNIFORM SYSTEM OF ACCOUNTS FOR THE LODGING INDUSTRY


Dosen : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si.

Nama Kelompok 4 :

Ni Putu Yuni Kusuma Dewi (1707531126)


Ni Wayan Nonik Anggita (1707531137)
Vebyeta Listiani (1707531139)
Felisia Metanoia (1707531147)
Niellashastri Shania Gayatri (1707531156)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
A. Konsep Uniform System of Accounts for the Lodging Industry

Uniform System of Accounts merupakan penetapan format standar dan klasifikasi perkiraan
yang mengarah pada kepemilikan individu dalam penyiapan dan penyajian laporan keuangan.
Standarisasi dalam uniform systems of account membantu pemakai laporan keuangan internal
dan eksternal untuk membandingkan posisi keuangandan kinerja operasi pada jenis kepemilikan
yang sama dalam industri hotel. Ada beberapa konsep penting dari Uniform System of Accounts
for Lodging Industries,yaitu :
a. Membagi departemen fungsional menjadi 3 jenis yaitu :-
1. Departemen operasi, merupakan departemen yang memberikan kontribusi pendapatan,
seperti room, F & B, telephone, laundry dan lain-lain.
2. Departemen overhead, merupakan departemen pendukung, seperti administration &
general, marketing
3. Departemen alokasi, merupakan departemen yang berfungsi mengalokasikan beban pada
masing-masing departemen, seperti departemen personalia mengalokasikan beban gaji
karyawan.
b. Setiap departemen dalam organisasi akan dibebani oleh gaji karyawan dan pengeluaran
departemennya.
c. Memberikan keseragaman dalam departemen dan dalam klasifikasi aktiva, hutang,
penghasilan dan biaya.
d. Memberi kemampuan untuk membandingkan hasil operasi.
e. Memberikan kemampuan untuk melatih pengendalian anggaran yang kuat dimana
pengendalian anggaran merupakan alat untuk mengendalikan hasil departemen.

B. Sejarah Perkembangan Uniform System of Accounts for the Lodging Industry


Uniform System of Account Edisi pertama dari Uniform System of Account diterbitkan oleh
Asosiasi Hotel New York pada tahun 1925/1926.
Tahun 1961, The American Hotel & Motel Association (AH & MA) menetapkan The
National Association of Accountants untuk mengembangkan uniform systems of account untuk
hotel dan motel kecil. Kemudian tahun 1979, The Committee on Financial Management of the
American Hotel dalam penggunaan terminologi untuk industry penginapan (lodging industry).
Tahun 1986 dilakukan revisi lagi dan terdapat perubahan spesifik pada distribusi
pengeluaran, mengingkatkan fungsi marketing, pemrosesan data, sumber daya manusia dan
transportasi, yng di terbitkan oleh The Hotel Association of New York City. Tahun 1996
dilahirkan kembali dengan sebutan baru yaitu Uniform System of Accounts for the Lodging
Industry. Pada edisi ini, revisi dan perbaikan dilakukan denga melengkapi Expense Dictionary
dan chart of accounts. Disamping itu hal lain yang dibahas dalam edisi ini adalah penjelasan dan
rumus analisa rasio, informasi statistic departemental, pengendalian anggaran operasi serta
analisa breakeven.
Adapun hal-hal yang dibahas dalam Uniform System of Accounts yang diterbitkan oleh
Hotel Association of New York (1996), meliputi :

Bagian I : Financial Statements


Seksi 1 : Balance Sheet
Seksi 2 : Statement of Income
Seksi 3 : Statement of Owners Equity
Seksi 4 : Statement of Cash Flows
Seksi 5 : Notes to the Financial Statements
Seksi 6 : Departemental Statements

Skedul 1 : Rooms
Skedul 2 : Food
Skedul 3 : Beverage
Skedul 4 : Telecomunications
Skedul 5 : Garage and Parking
Skedul 6 : Golf Course
Skedul 7 : Golf Pro Shop
Skedul 8 : Guest Laundry
Skedul 9 : Health Centre
Skedul 10 : Swimming Pool
Skedul 11 : Tennis
Skedul 12 : Tennis Pro Shop
Skedul 13 : Other Operated Departements
Skedul 14 : Rentals and Other Income
Skedul 15 : Administrative and General
Skedul 16 : Human Resources
Skedul 17 : Information System
Skedul 18 : Security
Skedul 19 : Marketing
Skedul 20 : Franchise Fees
Skedul 21 : Tranportation
Skedul 22 : Property Operation and Maintenance
Skedul 23 : Utility Costs
Skedul 24 : Management Fees
Skedul 25 : Rent, Property Taxes and Insurance
Skedul 26 : Interest expense
Skedul 27 : Depreciation and Amortization
Skedul 28 : Income Taxes
Skedul 29 : House Laundry
Skedul 30 : Salaries and Wages
Seksi 7 : Statement For Gaming Operations
Seksi 8 : Statement for Properties Operated by a Management Company
Bagian II : Financial Analysis
Seksi 9 : Financial Statement Formats
Seksi 10 : Rasio Analysis and Statistics
Seksi 11 : Breakeven Analysis
Seksi 12 : Operation Budgeting and Budgetary Control
Seksi 13 : Guidelines for Allocating Expenses to Operated Departements Responsibility
Accounting )
Bagian III : Recording Financial Information

Seksi 14 : Sample Chart of Accounts

Seksi 15 : Simplified Bookkeeping for Limited Services Properties

Bagian IV : Expense Dictionary

Bagian V : Sample Set of Uniform System

Statement Uniform System of Accounts for the Lodging Industry berisi lima bagian yang
terbagi lagidalam 15 seksi. Adapun yang dibahas meliputi penyusunan laporan keuangan
industry perhotelan, analisa keuangan, format laporan keuangan, petunjuk dalam
mengalokasikan biaya -biaya operasional, penyusunan dan pengendalian anggaran operasional.
Contohnya penyusunan bagan arus, contoh pencatatan sederhana pada industri perhotelan, dan
kamus pengeluaran/biaya, serta contoh laporan yang dihasilkan dari penerapan Uniform
Systemof Accounts.

C. Chart of Account
Bagan akun (chart of account) digunakan dalam sistem akuntansi untuk pencatatan transaksi
usaha. Bagan akun disusun berdasarkan pada standar pelaporan yang diinginkan oleh
manajemen. Adapun penyusunan bagan akun biasanya memperhatikan beberapa spesifikasi atas
akun itu sendiri.
Adapun susunan Chart of Accounts yang baik menurut AICPA (American Institute of
Certified Accountants) adalah :
1. Membantu mempermudah penyusunan laporan keuangan dan laporan lainnya secara
ekonomis
2. Mencakup rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti
harta, hutang, modal, pendapatan, harga pokok, dan biaya secara terperinci sehingga
memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan pengawasan operasi
perusahaan.
3. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat didalam setiap rekening.
4. Memberikan batasan sejelas-jelasnya antara pos, aktiva, hutang, modal, pendapatan,dan
biaya.
5. Membuat rekening-rekening kontrol jika diperlukan.
Urutan langkah dalam menyusun klasifikasi rekening berdasarkan susunan laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Rekening-rekening buku besar dibagi menjadi dua kelompok yaitu rekening neraca (rekening
riel) dan rekening laba rugi (rekening nominal)
2. Rekening neraca dibagi menjadi kelompok yang sifatnya berbeda seperti: aktiva, hutang, dan
modal.
3. Masing-masing kelompok yang ada di nomor 2 di atas dibagi lagi menjadi golongan-
golongan sebagai berikut:
Aktiva
Aktiva Lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva lain-lain
Hutang
Hutang jangka pendek
Hutang jangka panjang
Modal
Modal disetor
Modal lain
4. Golongan-golongan yang ada dirinci lagi mungkin dalam bentuk sub golongan atau langsung
ke rekeningnya
5. Rekening laba rugi dibagi menjadi kelompok yang sejenis seperti: Penjualan, Harga pokok
penjualan, Biaya pokok produksi, biaya penjualan, biaya administrasi & umum, pendapatan
dan biaya diluar usaha.
6. Memberikan nomor kode kepada masing-masing rekening dalam klasifikasi.
Pemberian kode untuk klasifikasi rekening diperlukan karena dapat memudahkan untuk
mencari rekening-rekening yang diinginkan. Apabila pembuatan laporan keuangan dengan
menggunakan komputerisasi maka kode ini tidak dapat dihindarkan lagi. Pembuatan kode
rekening harus dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. memungkinkan adanya perluasan rekening tanpa harus mengadakan perubahan kode secara
keseluruhan
b. harus mudah diingat
c. memudahkan bagi pihak yang menggunakan
Pemberian kode rekening umunnya didasarkan pada rerangka pemberian kode tertentu
sehingga memudahkan pemakaian untuk menggunakannya. Ada lima metode pemberian
rekening yaitu:
1. Kode angka atau alphabet urut
2. Kode angka blok
3. Kode angka kelompok
4. Kode angka decimal
5. Kode angka urut didahului dengan huruf
Seperti:

XXX – XXX – XXX – XXX

Sub akun dengan kegunakan untuk analisa dan pengendalian


Akun utama pada neraca laba rugi
Departemen pendapatan atau biaya

Contoh penyusunan 3 digit kedua dari bagian akun :


Rooms department
Front office
140 Reservations
160 Housekeeping
Food department
Coffee Shop
Banquet department
240 Room Service dan seterusnya
Contoh penyusunan 3 digit ke tiga dari bagan akun :
100 – 199 Assets
200 – 279 Liabilities
280 – 299 Equity
300 – 399 Revenue
400 – 499 Cost of Sales
500 – 599 Payroll
600 – 699 Other expenses
700 – 799 Fixed charges

Berikut adalah contoh kode rekening, uniform system of acconts for the lodging industry (AH &
MA, 1996):
Kode Akun Kode Akun
Assets Cost of Sales
100 Cash 420 Cost of food sales
110 Short term investment 430 Cost of beverage sales
120 Account receivable 440 Cost of telephone calls
130 Inventory Payroll
140 Prepaids 510 Salaries and wages
160 Property and equipment 550 Payroll taxes
190 Other assets 560 Employee benefits
Liabilities Other expenses
200 Payables 600 Operating supplies
210 Employer payroll taxes 610 Linen, China, Glassware
220 Taxes 630 Information system expenses
230 Advance deposits 640 Human resources expenses
240 Accruals 650 Administrative expenses
250 Other current liabilities 660 Marketing expenses
260 Long term debt 680 Utility cost
270 Other long term debt 690 Guest transportation
Equity 700 Management fees
280 Capital stock 740 Interest expenses
289 Retained earnings 750 Depreciation & amortization
Revenue 770 Gain & loss on sale of property
300 Rooms revenue
320 Food revenue
330 Beverage revenue
340 Telephone revenue
380 Other income
381 Interest income

Laporan keuangan pokok hotel berdasarkan uniform system of account:

1. Balance Sheet
2. Statement of Income
3. Statement of Equity
a. Statement of Stockholders’ Equity
b. Statement of Partners’ Equity
c. Statement of Owners’ Equity
4. Statement of Cash Flow
5. Catatan atas laporan keuangan (notes to the financial statements)
Kelengkapan laporan keuangan, harus dilengkapi dengan catatan-catatan penjelas. CaLK
harus menggambarkan semua kebijakan akuntansi yang diikuti dengan organisasinya.
Catatan yang diperlukan meliputi kebijakan-kebijakan akuntansi.
6. Laporan Perdepartemen (departmental statement)
Laporan perdepartemen menggambarkan hasil operasi dalam suatu perode tertentu.
Laporanini menyediakan sumber-sumber informasi internal yang penting bagi manajemen
perusahaan. Laporan ini dilengkapi dengan daftar pendukung revenue dan expenses untuk setiap
departemen atau kegiatan-kegiatan dalam perusahaan.

D. Perbedaan Chart Of Account Industri Hotel Dan Perusahaan Dagang Dan Perusahaan
Manufaktur

Perbedaan bagan akun industi perhotelan dan perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang
yaitu :
1. Industry perhotelan terdiri atas beberapa department yang berhubungan dengan aktivitas
operasional hotel, seperti food, asset, inventory, equity, dll. Sedangkan pada perusahaan
manufaktur dan perusahaan dagang tidak terdapat pembagian departemen, karena pada
perusahaan dagang dan manufaktur pembagian akun-akun tersebut lebih terinci, seperti
beban/biaya, modal, aset, dll.
2. Batasan antar pos-pos akun pada perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur lebih
sederhana dari pada industry perhotelan.
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A GP ; dkk. Akuntansi Perhotelan : Pendekatan Sistem


Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://fekool.blogspot.co.id/2014/04/akuntansi-hotel-konsep-uniform-system.html
Tugas (halaman 78):

1. Jelaskan yang dimaksud uniform system of a accounts pada usaha perhotelan!


Jawab:
Uniform system of account merupakan penetapan format standard dan klasifikasi perkiraan
yang mengarah pada kepemilikan individu dalam penyiapan dan penyajian laporan keuangan
pada bidang perhotelan.

2. Sebutkan konsep dari uniform system of accounts pada usaha perhotelan!


Jawab:
Konsep dasar dan penting dari uniform system of accounts yaitu :
1. Membagi departemen – departemen berdasarkan fungsional di usaha hotel. Minimal
departemen pada hotel dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Departemen operasi merupakan departemen yang memberikan kontribusi pendapatan
seperti room, food & beverage , telephone, laundry dan lain-lain.
b. Departemen overhead merupakan departemen pendukung seperti administration &
general, marketing.
c. Departemen alokasi , merupakan departemen yang berfungsi mengalokasikan beban
pada masing-masing departemen seperti departemen personalia mengalokasikan
beban gaji karyawan.
2. Setiap Departemen dalam organisasi akan dibebani oleh gaji karyawan dan pengeluaran
departemennya
3. Memberikan keseragaman dalam departemen dan dalam klasifikasi aktiva, hutang,
penghasilan dan biaya
4. Memberikan kemampuan untuk membandingkan hasil operasi.
5. Memberikan kemampuan untuk melatih pengendalian anggaran yang kuat, dimana
pengendalian anggaran merupakan alat untuk mengendalikan hasil departemen.
3. Bagaimana peranan uniform system of accounts pada akuntansi perhotelan?
Jawab:
Standarisasi dalam Uniform system of account membantu pemakai laporan keuangan internal
dan eksternal untuk membandingkan posisi keuangan dan kinerja operasi pada jenis
kepemilikan yang sama dalam industri hotel. Untuk tujuan internal (kegunaannya bagi
manajemen) uniform system of account member turnkey sistem akuntansi dan menjelaskan
setiap perubahan kebutuhan manajemen.

4. Jelaskan sejarah perkembangan dari uniform system of accounts, berikut


perubahan yang terjadi!
Jawab:
Edisi pertama dari Uniform System of Accounts diterbitkan oleh Hotel Association of New
York pada tahun 1926. Edisi ini merupakan bentuk hasil usaha teroganisir pertama kalinya
yang sukses dalam menciptakan system akuntansi pertangungjawaban yang seragam dalam
industry hotel dan merupakan satu – satunya dan pertama dalam segala bidang industry.
Perintis Uniform System of Accounts adalah para anggota dari Hotel Association of New
York. Anggota Hotel Association of New York adalah komite pemilik (Proprietor’s
Commite), komite akuntan (Accountants’ Committee), dan lembaga akuntansi (Accounting
Societies). Hotel Accountant Association of New York menjadi pelopor pembentukan
organisasi yang sekarang dikenal dengan nama International Association of Hospitality
Accountants.
Tahun 1961, The American Hotel & Motel Association (AH & MA) menetapkan The
National Association of Accountants untuk mengembangkan uniform system of account
untuk hotel dan motel kecil. Kemudian tahun 1979, The Committee on Financial
Management of the American Hotel & Motel Association merevisi Uniform System of
Accounts, guna mencerminkan atau merefleksikan perubahan penggunaan terminology
industry penginapan (lodging industry).
Tahun 1986 dilakukan revisi, dan ini merupakan edisi kedelapan, dengan perubahan
spesifik pada distribusi pengeluaran, meningkatkan fungsi marketing, pemrosesan data,
sumber daya manusia dan transportasi. Edisi ini diterbitkan oleh The Hotel Association of
New York City. Tahun 1996 dikeluarkan lagi edisi ke Sembilan yang diterbitkan oleh The
Educational Institute of The American Hotel & Motel Association, dengan sebutan baru yaitu
Uniform System of Accounts for the Lodging Industry (USALI). Pada edisi ini, revisi dan
perbaikan dilakukan dengan melengkapai Expense Dictionary dan Chart of Accounts. Di
samping itu hal lain yang dibahas dalam edisi ini adalah penjelasan dan rumus analisa rasio,
informasi statistic departemental, pengendalian anggaran operasi serta analisa breakeven
point (BEP).

5. Jelaskan cara menyusun akun, sertakan pula contohnya!


Jawab:
Adapun cara menyusun akun (Chart of Account) yang baik menurut AICPA (Amrican
Institute of Sertified Accountant) adalah:
1. Membantu mempermudah penyusunan laporan akuntansi keuangan dan laporan
akuntansi manajemen secara ekonomis.
2. Mencakup rekening – rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan
teliti tentang: harta, hutang,, modal, pendapatan, harga pokok penjualan, biaya penjualan,
biaya administrasi & umum, dan pendapatan dan biaya diluar operasi. Bagan akan akun
dibuat secar terperinci. Hal ini digunakan untuk memuaskan manajemen di dalam
melakukan pengawasan operasi perusahaan.
3. Menguraikan secara detail dan teliti tetapi singkat apa yang harus dimuat didalam setiap
rekening.
4. Memberikan batasan sejelas – jelasnya antara pos aktiva, hutang, modal, pendapatan,
biaya, dan pendapatan & biaya diluar operasi pokok perusahaan.
5. Membuat rekening – rekening control atau buku pembantu sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.

Contohnya: (halaman selajutnya)


Neraca Saldo
Per 01 Januari 2015
Indonesia Rupiah (IDR)
Kode Saldo
Keterangan
Perkiraan Debit Kredit
100.000 Aktiva
100.100 Aktiva Lancar
101.000 Kas
101.001 Kas ~ IDR 125.500.000
101.002 Kas ~ SGD 118.500.000
$SGD 23.700
102.000 Bank
102.001 Bank BCA 426.000.000
102.002 Bank Bll 244.000.000
102.003 Bank HSBC 732.000.000
102.004 Bank BNI Syariah ~SGD 325.000.000
$SGD 65.000
102.005 Bank Mandiri ~ SGD 600.000.000
$SGD 120.000
103.000 Piutang Dagang
103.001 Piutang Dagang ~ IDR 125.000.000
103.002 Piutang Dagang ~ SGD 115.000.000
$SGD 23.000
104.000 Persediaan Barang Dagang
Persediaan Barang Dagang 1.688.070.000
105.000 Biaya Dibayar Dimuka
105.001 Sewa Dibayar Dimuka 0
105.002 Asuransi Dibayar Dimuka 0
106.000 Aktiva Tetap
106.001 Bangunan / Gedung 415.200.000
106.002 Akum. Penyusutan Gedung 54.400.000
106.003 Kendaraan 240.000.000
106.004 Akum. Penyusutan Kendaraan 53.750.000
106.005 Peralatan Kantor 360.000.000
106.006 Akum. Peny. Peralatan Kantor 81.725.000
200.000 Pasiva
200.100 Hutang Jangka Pendek
201.000 Hutang Dagang
201.001 Hutang Dagang ~ IDR 185.650.000
201.002 Hutang Dagang ~ SGD 95.650.000
$SGD 19.130
202.000 Hutang Lain – lain
202.001 Hutang Karyawan 11.500.000
202.002 Hutang Lain - lain 24.560.000
203.000 Pendapatan Diterima
Dimuka
203.001 Sewa Diterima Dimuka 15.000.000
210.000 Hutang Jangka Panjang
210.001 Hutang Obligasi 0
210.002 Hutang Bank 677.730.000
300.000 Modal
300.001 Modal 2.645.000.000
300.002 Laba/Rugi Ditahan 1.669.305.000
300.003 Laba/Rugi Bulan Berjalan 0
400.000 Penghasilan Usaha
400.001 Penjualan
400.002 Potongan Penjualan
500.000 Biaya Operasional
500.001 Pembelian
500.002 Potongan Pembelian
500.003 Ongkos Angkut Pembelian
600.000 Biaya Administrasi & Umum
600.001 Biaya Gaji Karyawan
600.002 Biaya Tunjangan
600.003 Biaya Peralatan Kantor
600.004 Biaya Transportasi/Perjalanan
Dinas
600.005 Biaya Listrik
600.006 Biaya Air
600.007 Biaya Asuransi
600.008 Biaya Koran
600.009 Biaya Serba – Serbi
600.010 Biaya Sewa
600.011 Biaya Jamuan / Sumbangan
600.012 Biaya Iklan
600.013 Biaya Keamanan dan Kebersihan
600.014 Biaya Pemeliharaan Kantor
600.015 Biaya Peny. Bangunan/Gedung
600.016 Biaya Peny. Kendaraan
600.017 Biaya Peny. Peralatan Kantor
700.000 Pendapatan Diluar Usaha
700.001 Pendapatan Jasa Giro
700.002 Pendapatan Lain – Lain
700.003 Laba/Rugi Selisih Kurs
801.000 Biaya Diluar Usaha
801.001 Biaya Bunga
801.002 Biaya Lain – Lain
888.888 Selisih Persediaan Barang Dagangan
999.999 Ikhtisar Laba/Rugi
TOTAL 5.514.270.000 5.514.270.000

6. Jelaskan dan beri contoh cara yang bisa dipakai untuk menyusun kode rekening!
Jawab:
Kode rekening harus disusun secara konsisten. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
dalam memberikan kode yaitu dengan angka, huruf ataupun kombinasi keduanya. Tidak
memandang cara mana yang digunakan, kode yang digunakan harus dapat memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Memungkinkan adanya perluasan rekening tanpa harus mengadakan perubahan kode.
b. Harus mudah diingat.
c. Memudahkan bagi pihak yang menggunakan.

Metode pemberian kode rekening yaitu:


1. Kode Angka Atau Alphabet Urut (Numerical Or Alphabetic – Sequence Code)
Dalam metode ini, rekening buku besar diberi kode angka atau huruf yang berurutan.
Kelemahan metode ini adalah jika terjadi perluasan jumlah rekening, hal ini akan
mengakibatkan perubahan menyeluruh terhadap kode rekening yang mempunyai kode
angka yang lebih besar, contoh kode angka urut:
1. Kas dan bank.
2. Investasi sementara.
3. Piutang.
4. Cadangan kerugian piutang.
5. Dll.
Pemberian kode dengan kode angka urut mempunyai karakteristik:
1. Rekening diberi kode dengan angka urut, dari angka kecil ke angka besar.
2. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening dengan kode 1 sampai 9
memiliki 1 angka dalam kode rekeningnya, sedangkan rekening dengan kode 10
sampai dengan 99 memiliki 2 angka , sedangkan rekening dan kode 100 sampai 999
memiliki 3 angka dalam kode rekeningnya,dan seterusnya.
3. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening akan mengakibatkan perubahan kode semua
rekening yang kodenya lebih besar dari kode rekening yang mengalami perluasan.
Sebagai contoh, jika rekening 21 Beban yang ditangguhkan dalam daftar rekening
diatas dirinci lebih lanjut menjadi 3 rekening : 21 Beban organisasi,22 Rugi Trial-
Run,dan 23 Beban Promosi, maka rekening-rekening yang sebelumnya berkode
diatas rekening yang dipecah tersebut (kode 22 dan selanjutnya) semuanya akan
mengalami perubahan kode.

2. Kode Angka Blok (Block Numerical Code)


Dalam metode pemberian kode ini, rekening buku besar dikelompokkan menjadi
beberapa golongan dan setiap golongan disediakan satu blok angka yang berurutan untuk
memberi kodenya. Penggunaan Kode Angka Blok ini dapat mengatasi kelemahan Kode
Angka urut, yang jika terjadi perluasan klasifikasi pada suatu rekening mengakibatkan
perubahan kode semua rekening yang kodenya lebih besar dari kode rekening yang
mengalami perluasan.
Untuk menghadapi kemungkinan perluasaan rekening, dalam setiap blok angka
disediakan angka cadangan perluasan,sehingga perluasaan kode rekening hanya akan
mempengaruhi pemberian kode rekening dalam blok yang bersangkutan.
Contoh Kode Angka Blok adalah sebagai berikut :
Rekening buku besar digolongkan menjadi golongan dan setiap golongan disediakan satu
blok angka yang berurutan :
1-24 Aktiva Lancar 25-39 Investasi Jangka Panjang
40-69 Aktiva Tetap Berwujud 70-79 Aktiva Tidak Berwujud
80-99 Aktiva Lain-lain 100-124 Utang Lancar
125-129 Utang Jangka Panjang 130-139 Modal
140-169 Pendapatan Penjualan 170-199 Harga Pokok Penjualan
200-299 Biaya Produksi 300-349 Biaya Administrasi dan Umum
350-399 Biaya Pemasaran 400-449 Penghasil Di Luar Usaha
450-499 Biaya Di Luar Usaha 500 Rugi – Laba
Pemberian kode dengan Kode Angka Blok ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Rekening diberi kode dengan blok angka yang berurutan, dari angka kecil ke angka
besar.
2. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Rekening berkode angka dalam blok
sampai dengan 9 memiliki 1 angka dalam kodenya. Dalam blok 10 sampai dengan 99
memiliki 2 angka dalam kodenya, dan yang dalam blok 100 sampai dengan 999
memiliki 3 angka dalam kodenya, dan seterusnya.
3. Perusahaan klasifikasi pada suatu rekening ditampung dengan menyediakan angka
cadangan dalam setiap blok yang diperkirakan akan mengalami perluasan klasifikasi.
Sebagai contoh, untuk klasifikasi rekening Utang Jangka Panjang disediakan angka
125 sampai dengan 129, karena diperkirakan jumlah rekening yang termasuk dalam
klasifikasi ini tidak akan lebih dari 5 rekening, Untuk sementara baru 3 angka yang
dipakai untuk memberi kode , yaitu angka 125,126, dan 127 Angka 128 dan 129
disediakan untuk menampung perluasan klasifikasi utang jangka panjang, yang
diperkirakan oleh analisis sistemnya tidak lebih dari 2 rekening tambahan. Jika
misalnya analisis sistem memperkirakan kemungkinan tambahan rekening akibat
perluasan klasifikasi utang jangka panjang berjumlah 10 rekening, maka blok angka
yang disediakan untuk klasifikasi utang jangka panjang adalah 125 sampai dengan
139, bukan hanya 125 sampai dengan 129.

3. Kode Angka Kelompok (Grup Numerical Code)


Terbentuk dari dua atau lebih subcodes yang dikombinasikan menjadi satu kode. Kode
Angka Kelompok ini mempunyai Karakteristik sebagai berikut :
1. Rekening diberi Kode angka atau kombinasi angka dan huruf.
2. Jumlah angka dan /atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu.
3. Posisi angka dan /atau huruf dalam kode mempunyai arti tertentu.
4. Perluasan Klasifikasi dilakukan dengan memberi cadangan angka dan / atau huruf ke
kanan.
Sebagai contoh adalah pemakaian Kode Angka Kelompok untuk memberi kode rekening
biaya guna menghasilkan informasi biaya yang menggambarkan :
1. Hubungan biaya dengan pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan , yang dibagi
menurut hirarkhi berikut ini : Direksi, Departemen, Bagian
2. Jenis Biaya
Berdasarkan data tersebut di atas dapat ditentukan bahwa jumlah angka dalam kode
adalah 5, dengan rincian 3 angka pertama untuk menunjukkan hubungan biaya dengan
struktur organisasi (ada 3 jenjang organisasi), dan 2 angka sisanya untuk menunjukkan
jenis biaya (karena jumlah jenis biaya diperkirakan tidak akan lebih dari 100, sehingga
hanya diperlukan 2 angka saja).
Rincian jenis biaya beserta kodenya adalah sebagai berikut :
01 Biaya bahan baku
02 Biaya bahan penolong
03 Biaya bahan bakar
04 Biaya suku cadang
05 Biaya upah
06 Biaya kesejahteraan karyawan
07 Biaya asuransi tenaga kerja
08 Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
09 Biaya depresiasi aktiva tetap
10 Biaya asuransi aktiva tetap
11 Biaya akuntan dan konsultan
12 Biaya iklan
13 Biaya pembungkus
14 Biaya telepon dan telegraf
15 Biaya lain-lain
Berdasarkan kode tersebut di atas, biaya asuransi tenaga kerja yang dikeluarkan oleh
Bagian Pulp diberi kode 21107.
Biaya bahan bakar yang dikonsumsi oleh Bagian Listrik dan Air dicatat dalam rekening
yang berkode 22203.
4. Kode Angka Decimal (Decimal Code)
Desimal berarti persepuluhan. Kode Angka Desimal memberi kode angka terhadap
klasifikasi yang membagi kelompok menjadi maksimum 10 sub kelompok dan membagi
subkelompok menjadi maksimum 10 golongan yang lebih kecil dari subkelompok
tersebut. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
I. Persediaan
1. Persediaan Suku Cadang
2. Persediaan Bahan Penolong
3. Persediaan Bahan Baku
4. Persediaan Lain-Lain
Pemberian kode dengan Kode Angka Desimal ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Rekening diberi dengan angka yang berurutan, dari angka kecil ke angka besar.
b. Jumlah angka (digit) dalam kode tidak sama. Klasifikasi besar memiliki jumlah angka
yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan klasifikasi rinciannya.
c. Perluasan klasifikasi pada suatu rekening dilakukan dengan maksimum pemecahan
tidak lebih dari 10. Pemberian kode perluasannya dilakukan dengan menambahkan 1
angka di sebelah kanannya.

5. Kode Angka Urut Didahului Dengan Huruf (Numerical Sequence Preceded By An


Alphabetic Reference)
Metode ini menggunakan kode berupa kombinasi angka dan Huruf. Setiap rekening
diberi kode angka yang di mukanya dicantumkan huruf singkatan kelompok rekening
tersebut. Misalnya : AL 101, ATL 112, MO 245
AL merupakan singkatan dari aktiva lancar, ATL singkatan aktiva tidak lancar , dan MO
singkatan dari modal.
3 Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merancang Kode Rekening
Dalam merancang kerangka kode rekening, berbagai pertimbangan berikut ini perlu
diperhitungkan :
1. Rerangka kode harus sesuai logis memenuhi kebutuhan pemakai dan metode
pengolahan data yang digunakan. Kode sembarang, seperti SSR untuk menunjukkan
Sempati Air dalam kode penerbangan, membingungkan para penumpang pesawat.
2. Setiap kode harus mewakili secara unik unsur yang diberi kode. Kode untuk rekening
piutang kepada Risa Rimendi harus hanya menunjukkan rekening debitur tersebut,
bukan debitur yang lain.
3. Desain kode harus mudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan. Jika struktur kode
harus diubah setiap kali menghadapi tuntutan perubahan, hal ini akan memerlukan
biaya perubahan dan membingungkan pemakai

Anda mungkin juga menyukai