Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Indobiosains. Vol 1. No.

1 Edisi Januari 2019


https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/biosains

PENGUJIAN SALMONELLA DENGAN MENGGUNAKAN


MEDIA SSA DAN E. coli MENGGUNAKAN MEDIA EMBA
PADA BAHAN PANGAN
Awalul Fatiqin 1*, Riri Novita 2, Ike Apriani3
123
Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

*e-mail: awalulfatiqin_uin@radenfatah.ac.id
ABSTRAK

Umumnya bahan pangan berupa ikan dan daging olahan merupakan bahan pangan yang
mudah rusak (perishable food) karena kandungan protein dan air yang cukup tinggi, oleh
karena itu perlakuan dan pengolahan yang baik sangat diperlukan untuk bahan pangan
tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi bakteri Salmonella
sp dengan media SSA (Salmonella shigela agar) dan E-coli dengan media EMBA (Eosin
Methylene Blue Agar) pada beberapa bahan pangan yang berasal dari ikan dan daging
olahan. Sampel yang diuji berupa daging ikan giling, ikan asin, makanan kaleng dan
sosis. Metode yang digunakan adalah uji pendugaan dengan menggunakan media selektif
SSA dan EMBA dengan teknik media tuang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semua bahan pangan yang diuji untuk mendeteksi adanya Salmonella Sp. dengan
menggunakan media SSA menunjukkan hasil yang negatif. Untuk uji deteksi adanya E-
coli dengan menggunakan media EMBA pada bahan pangan yang diuji menunjukkan
sampel daging ikan giling positif mengandung bakteri E-coli.

Kata kunci: Deteksi bakteri salmonella dan E-coli, EMBA, SSA

ABSTRACT

Generally Food Ingredients Form of fish and processed meat is a perishable food material
because protein content and the water is high enough, therefore treatment and processing
of good it is necessary to review the food ingredients. The purpose from research is to
review detecting bacteria Salmonella sp. with SSA (Salmonella Shigela Agar) and E-coli
with EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) on several of food derived from fish and
processed meat. The samples were tested form of minced fish meat, salted fish, canned
foods and sausage. The method used is testing with estimation using SSA and EMBA
with pour plate technique. Research shows that the initials all food ingredients the tested
to detect the presence of Salmonella Sp. review with using SSA findings indicate a
negative thing. To test the presence of E-coli detection uses EMBA with the food
ingredients the samples tested showed positive minced fish meat contains bacteria E-coli.

Keywords: Detection of bacteria salmonella and E-coli, EMBA, SSA

22
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

PENDAHULUAN memproduksi toksin yang dapat


Menurut UU RI No.7 tahun 1996, membahayakan manusia (BPOM, 2008).
yang dimaksud pangan adalah segala Meurut (Anonymous, 2010), Ikan segar,
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan ikan awetan dan olahan produknya
air, baik yang diolah maupun tidak diolah, merupakan komuditi bahan pangan yang
yang diperuntukkan sebagai makanan atau digunakan oleh masyarakat, hal ini
minuman bagi konsumsi manusia termasuk dikarenakan nilai gizi tinggi, kaya akan
bahan tambahan pangan, bahan baku protein, lemak, mineral serta zat lainnya
pangan, dan bahan lain yang digunakan yang sangat dibutuhkan tubuh. Bahan
dalam proses penyiapan, pengolahan dan pangan tersebut dapat tercemar oleh
atau pembuatan makanan atau minuman. berbagai mikroorganisme dari lingkungan
Mengingat definisi pangan mempunyai sekitar seperti mikroba Escherichia coli dan
cakupan yang luas, maka upaya untuk Salmonella sp.
mencegah pangan dari kemungkinan Proses pengolahan dan pengawetan
tercemar baik dari cemaran biologis, kimia, makanan tidak sepenuhnya dapat mencegah
dan benda lain yang yang dapat semua perubahan-perubahan yang
mengganggu, merugikan dan merugikan, seperti pada makanan yang
membahayakan kesehatan manusia telah diawetkan dengan pembekuan atau
(BPOM, 2008). pengeringan. Enzim-enzim hasil metabolit
Bahan pangan dapat bertindak bakteri yang terdapat di dalam bahan
sebagai perantara atau substrat untuk pangan masih mungkin aktif dan
pertumbuhan mikroorganisme patogenik menyebabkan perubahan warna, tekstur,
dan organisme lain penyebab penyakit. maupun cita rasa dari suatu produk pangan.
Penyakit menular yang cukup berbahaya Pengujian mutu suatu bahan pangan
seperti tifus, kolera, disentri, atau TBC diperlukan berbagai uji yang mencakup uji
mudah tersebar melalui bahan makanan. fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji
Hampir semua bahan pangan tercemar oleh organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan
berbagai mikroorganisme dari lingkungan salah satu uji yang penting, karena selain
sekitarnya. Beberapa jenis mikroba yang dapat menduga daya tahan dalam
terdapat pada bahan pangan adalah penyimpanan suatu makanan juga dapat
Salmonella sp., Staphylococcus aureus, digunakan sebagai indikator sanitasi
Escherichia coli, kapang, khamir serta makanan atau indikator keamanan
mikroba patogen lainnya. Mikroba makanan. Pengujian mikrobiologi di
mempunyai batasan tertentu dalam bahan antaranya meliputi uji kualitatif untuk
pangan yang berpengaruh terhadap menetukan mutu dan daya tahan suatu
ketahanan bahan pangan. Kondisi makanan, uji kuantitatif bakteri patogen
lingkungan juga mempengaruhi mikroba untuk menentukan tingkat keamanannya,
untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dan uji bakteri indikator untuk mengetahui
(Hartoko, 2007). tingkat sanitasi makanan tersebut (Fardiaz,
Selain harus bergizi dan menarik, 1993).
pangan juga harus bebas dari bahan-bahan Mikrobiologi pangan adalah ilmu
berbahaya yang dapat berupa cemaran yang mempelajari tentang pengaruh sel
kimia, mikroba dan bahan lainnya. Pangan mikroorganisme pada proses pengolahan
dapat menjadi beracun karena telah bahan pangan, termasuk mekanisme
terkontaminasi oleh bakteri patogen yang ketahanan mikroorganisme terhadap proses
kemudian dapat tumbuh dan berkembang pengolahannya. Ilmu mikrobiologi pangan
biak selama penyimpanan, sehingga mampu selain itu juga merupakan ilmu yang
23
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

mempelajari tentang perubahan-perubahan Zymobacteria, Order Enterobacteriales,


yang merugikan seperti kebusukan dan Family Enterobacteriaceae, Genus
keracunan makanan maupun perubahan- Escherichia, Spesies Escherichia coli.
perubahan yang menguntungkan seperti Escherichia coli merupakan bakteri
dalam fermentasi makanan (Volk 1988). indikator kualitas air minum karena
Bahan pangan dapat mengandung mikroba keberadaannya di dalam air
ataupun vektor yang mampu memindahkan mengindikasikan bahwa air tersebut
sebaran penyakit. Bahan pangan yang terkontaminasi oleh feses, yang
mengandung nutrien organik merupakan kemungkinan juga mengandung
media yang menunjang pertumbuhan dan mikroorganisme enterik patogen lainnya
reproduksi mikroba yang berlangsung pada (Anggraini dkk, 2013).
suhu lingkungan tertentu. Bahan pangan Escherichia coli menjadi patogen jika
dapat terkontaminasi oleh berbagai sumber jumlah bakteri ini dalam saluran
seperti tanah, air, peralatan, mikroba pencernaan meningkat atau berada di luar
saluran pencernaan manusia, mikroba usus. Escherichia coli menghasilkan
saluran pencernaan hewan, pekerja yang enterotoksin yang menyebabkan beberapa
menangani bahan pangan, hewan, dan kasus diare. Escherichia coli berasosiasi
pakan (Sunatmo 2009). dengan enteropatogenik menghasilkan
Pertumbuhan mikroba pada pangan enterotoksin pada sel epitel (jawetz et al.,
dapat menimbulkan berbagai perubahan, 1995 dalam Kusuma, 2010).
baik yang merugikan maupun yang Salmonella adalah bakteri pendek (1-
menguntungkan. Mikroba yang 2 μm), Gram negatif, batang yang tidak
menguntungkan berperan dalam proses- membentuk spora, biasanya motil dengan
proses perombakan dan penyusunan flagella peritrisous. Salmonella adalah
senyawa organik (makanan) sehingga anaerob fakultatif yang secara biokimia
menghasilkan berbagai produk yang dikarakterisasi dengan kemampuannya
bermanfaat bagi manusia, misalnya dalam memfermentasi glukosa yang memproduksi
pembuatan tempe, oncom, kecap, tauco, asam dan gas, dan ketidakmampuannya
tape dan lain-lain. Mikroba yang merugikan menggunakan laktosa dan sukrosa.
berperan sebagai agen pengkontaminasi dan Temperatur pertumbuhan optimumnya
pembusukan pada makanan sehingga 38oC. Salmonella dapat tumbuh pada
menyebabkan kerugian pada produksi aktivitas air yang rendah (aw ≤ 0,93) yang
pangan (Abi, 2010). responnya tergantung strain dan jenis
Escherichia coli merupakan bakteri pangan. Salmonella aktif bertumbuh pada
Gram negatif berbentuk batang pendek kisaran pH 3,6 – 9,5 dan optimal pada nilai
yang memiliki panjang sekitar 2 μm, pH mendekati normal (Isyana, 2012).
diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan Infeksi oleh bakteri Salmonella sp.
bersifat anaerob fakultatif. Escherichia coli (oleh sebab itu disebut Salmonellosis)
membentuk koloni yang bundar, cembung, menyerang saluran gastrointestin yang
dan halus dengan tepi yang nyata (Kusuma, mencangkup perut, usus halus, dan usus
2010). besar atau kolon. Beberapa spesies
Bakteri Escherichia coli termasuk Salmonella sp. dapat menyebabkan infeksi
bakteri yang berbentuk batang, Gram makanan. Termasuk kedalamnya ialah
negatif, fakultatif anaerob, dan tak mampu Salmonella enteritidis var typhimurium dan
membentuk spora (Hendri dan varietas-vairetas lain serta Salmonella
Prasetyowati, 2006). Klasifikasi bakteri choleraesuis. Bakteri ini ialah batang Gram
Escherichia coli menurut Jawest at al negatif, motil, tidak membentuk spora,
(2010), adalah sebagai berikut: Kingdom dapat memfermentasi glukosa, tetapi tidak
Prokaryotae, Phyllum Proteobacteria, Class memfermentasi laktosa atau sukrosa.
24
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

Hampir semua serotipe membentuk gas bila mm, warna hijau dengan kilap logam dan
memfermentasi gula, kecuali Salmonella bintik biru kehijauan di tengahnya
typhi (Irianto, 2006). (Kusuma, 2010).
Menurut reaksi biokimiawinya, Penghitungan jumlah bakteri coli
Salmonella dapat diklasifikasikan menjadi umumnya dilakukan dengan menggunakan
tiga spesies, yaitu: Salmonella typhi, tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan
Salmonella choleraesuis, dan Salmonella nama MPN (most probable number) atau
enteritidis. Terinfeksinya manusia oleh tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel
Salmonella hampir selalu disebabkan tersebut dapat digunakan untuk
mengkonsumsi makanan atau minuman memperkirakan jumlah bakteri coli dalam
tercemar. Meskipun demikian, sumber 100 ml dan 0,1 ml contoh air (Manurung,
Salmonellosis terbesar yang merupakan 2012).
gudang Salmonella ialah hewan tingkat Dalam kegiatan mikrobiologi
rendah (Irianto, 2006). pembuatan isolat dilakukan dengan cara
Media adalah seam substami yang mengambil sampel mikrobiologi dari
komposisinya terdin dan nutrisi tertentu lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel
yang diperlukan untuk menumbuhkan den tersebut kemudian dibiakkan dengan
mempelajari sifat-sifat bakten. Komposisi menggunakan media universal atau media
nutrisi media yang komplit mengandung selektif, tergantung tujuan yang ingin
somber karbon, nitrogen, belerang, fosfat, dicapai. Jika menggunakan media universal
logam mikro, vitamin, penyubur, NaCl dan akan diperoleh biakan mikroba campuran.
air (Sutarma, 2000). Untuk proses identifikasi maupun isolasi
Ditinjau dari sudut jenis tertentu saja, dilakukan proses
keperluan/penggunaan dan sifat-sifatnya pembuatan isolat tunggal dari isolat
dari lebih 90 macam media yang telah campuran tersebut. Isolat tunggal atau
dibuat dapat digolongkan menjadi 6 biakan murni merupakan biakan yang
klasifikasi berdasarkan sumber nutrisinya, asalnya dari pembelahan satu sel tunggal
bentuk fisik komposisi kimia, perbedaan (Manurung, 2012).
pertumbuhan bakterinya, dapat tidaknya Ada beberapa metode untuk
menyeleksi/menghambat bakteri yang tak memperoleh biakan murni dari isolat
diinginkan (Sutarma, 2000). campuran. Dua di antaranya yang sering
Media SSA merupakan media yang digunakan adalah teknik cawan gores dan
mempunyai selektif tinggi untuk isolasi teknik cawan tuang. Prinsip dari kedua
Salmonella sp.. Salmomella shigella agar teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan
adalah media selektif untuk mengisolasi biakan campuran hingga setiap individu
kuman Salmonella sp. dan Shigella sp. dari spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap
sampel feses, urin, dan makanan (Hada, koloni yang terbentuk merupakan hasil dari
2011). Media Eosin Methylen Blue Agar pembelahan satu sel (Manurung, 2012).
(EMBA) merupakan media diferensial Cara penggarisan dilakukan pada
untuk Escherichia coli. Media diferensial medium pembiakan padat bentuk lempeng.
merupakan media yang dapat Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah
menumbuhkan beberapa jenis bakteri dan yang paling praktis. Setiap laboratorium
menyebabkan koloni-koloni suatu bakteri memiliki cara atau metode pengerjaan yang
tertentu mendapatkan bentuk yang khas. berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama,
Media ini menumbuhkan bakteri kelompok yaitu untuk membuat garis sebanyak
Enterobacteriaceae, salah satunya adalah mungkin pada permukaan lempeng medium
Escherichia coli yang akan tumbuh dengan pembiakan dengan ose atau jarum bahan
membentuk koloni berwarna spesifik pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis
dengan ciri-ciri bentuk bulat, diameter 2-3 tersebut semakin lama semakin sedikit,
25
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

sehingga pada garis-garis terakhir koloni- kedalam 90 ml aquades steril


koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah (pengenceran 10-1).
agak jauh (Irianto, 2006). c. Dilakukan pengocokan kuat (vortex)
Metode cawan tuang merupakan beberapa detik untuk memastikan
teknik lain yang dapat digunakan untuk sampel telah larut secara homogen
mendapatkan koloni murni d. Sebanyak 1 ml larutan pada
mikroorganisme. Kelemahan metode ini pengenceran 10-1 diambil lalu
adalah membutuhkan waktu dan bahan masukkan kedalam tabung reaksi yang
yang lama dan banyak, akan tetapi tidak berisi 9 ml aquades steril yang baru
memerlukan keterampilan tinggi. Biakan (pengenceran 10-2)
campuran diencerkan dengan menggunakan e. Diambil sebanyak 1 ml dari larutan
medium agar yang telah dicairkan dan suspensi sampel pada pengenceran 10-
1
didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam ,dan 10-2 dengan metode tuang (pour
beberapa tahap hingga diperoleh koloni plate) pada media SSA dan EMBA
tunggal (Manurung, 2012). f. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 350 C
Isolasi bakteri dengan cara tuang ini selama 24 jam
umumnya dilakukan untuk menentukan g. Dilakukan pengamatan terhadap koloni
perkiraan jumlah bakteri hidup dalam bakteri Escherichia coli dan
cairan, misalnya air, susu, kemih atau Salmonella Sp. yang tumbuh pada
biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam media SSA dan EMBA
jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri h. Koloni Escherichia sp. (+) berwarna
hidup dalam tiap mililiter cairan yang hijau metalik dengan bintik hitam di
diperiksa (Irianto, 2006). bagian tengahnya
i. Koloni Salmonella sp. (+) berwarna
BAHAN DAN METODE transparan dengan bintik hitam
Sampel berupa daging ikan giling dibagian tengahnya.
segar, makanan kaleng, ikan awetan j. Karakteristik makroskopis koloni
(asinan), sosis/cornet daging diambil dari diamati
pasar tradisional KM 5 Palembang.
Pembuatan Media HASIL DAN PEMBAHASAN
Media SSA sebanyak 35 gr dan Hasil Pengamatan
EMBA sebanyak 37.5 gr, masing-masing Uji deteksi bakteri patogen dilakukan
dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian pada 4 jenis bahan pangan, yaitu daging
dididihkan dan disterilisasi menggunakan ikan giling, ikan asin, makanan
autoklaf selama 30 menit dengan suhu 121 0 kaleng/sarden dan sosis. Penelitian ini
C, 1 atm. menggunakan 2 jenis media selektif, yaitu
Uji deteksi Bakteri Patogen pada Bahan media SSA (Salmonella-Shigella Agar)
Pangan untuk mendeteksi bakteri Salmonella sp.,
a. Tempat dan tangan peneliti disterilkan media kedua yaitu, EMBA (Eosin
dengan menyemprotkan alkohol. Methylene Blue Agar) untuk mendeteksi
b. Sebanyak 10 g sampel (yang telah bakteri Escherichia coli. Dari hasil
dihaluskan) diletakkan diatas pengujian didapatkan data sebagai berikut:
aluminium foil, lalu dicampurkan

26
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

Tabel 1. Hasil uji bakteri patogen pada bahan pangan menggunakan media EMBA dan
SSA
No Sampel SSA (Salmonella-Shigella agar) EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
1. Ikan giling - +
2. Ikan asin - -
3. Makanan kaleng - -
4. Sosis - -
Keterangan :
+ : Positif keberadaan bakteri patogen
- : Negatif keberadaan bakteri patogen

Pengamatan Makroskopis Bakteri Patogen hasil positif pada sampel ikan giling yang
pada Bahan Pangan ditumbuhkan pada media EMBA (Gambar
Dari ke-empat sampel bahan pangan 1).
yang diujikan pada 2 jenis media, didapatkan

Gambar 1. Bakteri yang tumbuh pada media EMBA

Pembahasan makanan, juga dapat digunakan sebagai


Hasil deteksi awal bakteri indikator sanitasi makanan atau indikator
Escherichia sp. dan Salmonella Sp. pada keamanan makanan.
sampel bahan pangan ditunjukkan pada Uji deteksi bakteri Salmonella sp. pada
Tabel 1. Pengujian keberadaan bakteri pada daging ikan giling, ikan asin, makanan
bahan pangan sangat penting dilakukan kaleng/sarden dan sosis menggunakan
karena Indonesia telah mempunyai standar media selektif SSA (Salmonella-Shigella
nasional yang berkaitan dengan keamanan Agar) menunjukkan hasil negatif (Tabel 1).
pangan, yaitu Standar Nasional Indonesia Menurut (Kartika, 2014), makanan yang
(SNI). Standar ini diantaranya memuat tercemar oleh bakteri Salmonella sp. akan
tentang memproduksi bahan pangan yang tumbuh pada media SSA, berbentuk bulat,
benar, mengukur cemaran, dan menyajikan elevasinya cembung dengan pinggiran rata,
batas maksimum cemaran yang adanya perubahan warna media, yaitu
diperkenankan. Standar ini diharapkan kuning pada butt (dasar) dan merah pada
dapat memberikan jaminan keamanan slant (permukaan miring). Perubahan
produk pangan Indonesia (Nasional, 1995). warna tersebut terjadi karena adanya
Salah satu pengujian mutu suatu bahan fermentasi glukosa oleh Salmonella sp.
pangan yaitu uji mikrobiologi. Menurut Selain itu, keberadaan bakteri Salmonella
Fardiaz (1993) uji mikrobiologi merupakan sp. juga ditandai dengan pembentukan
salah satu uji yang penting, karena selain ruang udara di bawah medium sehingga
dapat menduga daya tahan simpan suatu medium akan terangkat ke atas.

27
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

Hasil negatif untuk pengujian Strain ini resisten terhadap pH 4,5 atau
Salmonella sp. pada semua sampel bahan lebih rendah. Bakteri akan mati pada suhu
pangan (Tabel 1) menunjukkan bahwa pasteurisasi 64,3°C selama 9,6 detik, tetapi
sampel tersebut aman dari bakteri sel dapat bertahan hidup pada pangan
Salmonella sp. Respon negatif dengan suhu -20°C (Sopandi dan Wardah,
menunjukkan bahwa keempat bahan 2014). Escherchia coli, atau biasa
pangan ini tidak terkontaminasi bakteri disingkat E.coli, adalah salah satu jenis
Salmonella sp. Menurut (Nasional, 1995), spesies utama bakteri gram negatif. E-coli
Salmonella sp. merupakan indikator baik merupakan indikator dari kontaminan
buruk atau aman tidaknya komoditas dengan sumber/ bahan fekal. Habitat alami
pangan daging dan olahannya. Beberapa dari E-coli adalah saluran pencernaan
bakteri Salmonella seperti Salmonella bawah hewan dan manusia (Arlita, 2008).
typhii, S.paratyphii A, dan S.paratyphi B Berdasarkan Standar Nasional
digolongkan ke dalam mikroba patogen Indonesia (SNI) SNI 01-2719-1992 batasan
yang sangat berbahaya. Berdasarkan maksimum cemaran total mikroba pada
(Nasional, 1995)batasan maksimum ikan segar adalah 5 x 105 cfu/gram atau
cemaran mikroba untuk Salmonella sp. sebesar 5.70 log cfu/gram (Chio, 1981).
dalam bahan makanan asal hewan adalah Batas maksimum cemaran mikroba dalam
negatif/25gram. bahan makanan asal hewan sesuai Standar
Hasil deteksi bakteri Escherichia sp. Nasional Indonesia diantaranya adalah
pada daging ikan giling menujukkan hasil angka lempeng total (ALT) 1 x 104 cfu/g,
yang positif. Ini ditunjukkan dengan Escherichia coli 1 x 101 cfu/g (Dewan
adanya koloni berwarna hijau metalik Standarisasi Nasional, 1995).
mengkilat dengan titik hitam dibagian Adanya kontaminasi bakteri
tengah koloni yang tumbuh pada media Escherichia sp. pada daging ikan giling
Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Hal kemungkinan disebabkan oleh beberapa
ini sesuai dengan pernyataan (Suardana, faktor. Menurut (Nasran, 1972), ada tiga
2014) dan Kusuma (2010), jika pada suatu faktor yang menyebabkan turunnya mutu
pangan terkontaminasi bakteri E. coli maka ikan segar, yaitu cara penangkapan, faktor
hasil penumbuhan pada EMBA biologis, dan cara penanganan. Upaya yang
memperlihatkan koloni berwarna hijau dilakukan oleh setiap pasar modern untuk
metalik, diameter 2-3 mm dengan titik menjaga mutu ikan segar, hanya terbatas
hitam di bagian tengah koloni. pada satu faktor saja yaitu cara penanganan
Pertumbuhan dicawan menunjukkan dan hanya selama penjajakan saja. Selain
bakteri E. coli, tidak dihambat oleh eosin itu, faktor lain adalah es batu yang
dan methylen biru, E. coli merupakan digunakan sebagai alas ikan. Es batu yang
bakteri gram negatif. Warna hijau metalik digunakan menjadi faktor penyebab
mengkilat menunjukkan E. coli dapat kontaminasi silang terhadap ikan. Ikan
memfermentasi laktosa menghasilkan yang telah lama atau rusak akan
produk akhir bersifat asam kuat. Menurut meninggalkan cemaran bakteri pada alas es
Arlita (2008), Escherchia coli merupakan batu yang digunakan kembali sebagai alas
bakteri gram negatif yang ikan segar berikutnya.
memfermentasikan laktosa yang berada Berdasarkan penelitian yang
dalam suhu kamar 37-380C dalam waktu dilakukan oleh (Hartini, 2005), terhadap
24-48 jam. lima sampel es batu, diperoleh bahwa total
Escherichia coli dapat tumbuh mikroba yang terdapat pada es batu
dengan cepat pada suhu 30-42°C, tumbuh berkisar antara 6.1 x 102 sampai 9.8 x 103
lambat pada suhu 44-45°C, dan tidak dapat cfu/ml, selain itu analisis yang lebih
tumbuh pada suhu 10°C atau lebih rendah. spesifik lagi terhadap spesies bakteri yang
28
Pengujian Salmonella...Awalul Fatiqin dkk.,….Indobiosains, Volume 1, No.1 November 2018,...22-29

terdapat pada es batu menggunakan Pada Makanan Jajanan BaksoTusuk


perangkat API 20E antara lain diperoleh di Kota Manado. Universitas
E.coli (10 %), Enterobacter sp (10 %), Samratulangi. Manado
Enterobacter cloacae (20 %),
Pseudomonas sp (10 %), Citrobacter (10
%), dan Klebsiella (20 %), hasil penelitian BPOM. (2008). Pengujian Mikrobiologi
ini menjadi dasar terhadap adanya dugaan Pangan. Jakarta: www2.pom.go.id/.
kontaminasi yang berasal dari es batu pdf.
terhadap ikan yang dijual.
Dua faktor lain yaitu (cara
penangkapan dan faktor biologis) inilah Fardiaz, S. (1993). Analisis Mikrobiologi
yang diduga menjadi penyebab rendahnya Pangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
mutu ikan sebelum ikan sampai ke tangan Persada.
penjual. Sementara itu, untuk pasar
tradisional rendahnya mutu ikan diduga
Hartini, U. S. (2005). Analisis Kandungan
akibat dari buruknya penanganan dan cara
dan Kemampuan Bertahan
penangkapan serta faktor biologis yang
Salmonella pada Es Batu dalam
berasal dari ikan itu sendiri (Nasran, 1972).
Rangka Evaluasi Keamanan Pangan.
Skripsi Fakultas Teknologi
KESIMPULAN
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Dari hasil penelitian terhadap
Bandung.
dekteksi dini bakteri Escherichia coli. dan
Salmonella Sp. pada bahan pangan
disimpulkan bahwa uji deteksi bakteri Kartika, E. (2014). Deteksi Bakteri
Salmonella sp. pada daging ikan giling, Indikator Keamanan Pangan Pada
ikan asin, makanan kaleng/sarden dan sosis Sosis Daging Ayam Di Pasar
menggunakan media selektif SSA Flamboyan Pontianak. Pontianak:
(Salmonella-Shigella Agar) menunjukkan Universitas Pontianak.
hasil yang negatif. Untuk uji deteksi
bakteri Escherichia coli pada bahan
pangan berupa daging ikan giling Nasional, D. S. (1995). SNI 01-3924-1995
menggunakan media selektif EMBA tentang Mutu Daging Pedaging.
menunjukkan hasil yang positif. Departemen Pertanian. BSN. Jakarta.
Kontaminasi E. coli pada daging ikan
giling yang diambil dari pasar KM 5
Palembang kemungkinan disebabkan oleh Nasran, S. (1972). Handling Ikan Basah.
cara penangkapan, faktor biologis, dan cara Petunjuk Praktis Dalam Handling. Di
penanganan yang kurang baik. dalam Lembaga Teknologi Perikanan
(eds.). Ikan Basah: Mutu, Cara-cara
DAFTAR PUSTAKA Handling dan Sarana yang
Anonimus. (2010). Media Uji Pemecahan Diperlukan. LTP. Jakarta.
Komponen Makanan Oleh
Mikroorganisme. Juni 2015:
http://lordbroken.wodpress.com/2010 Suardana, I. U. (2014). Identification of
/07/27.html. Escherichia coli O157:H7 from
Chicken Feces and Test of Hemolytic
Profile on Blood Agar Medium.
Arlita. (2018). Identifikasi Bakteri Jurnal Kedokteran Hewan, 8 (1).
Escherichia coli dan Salmonella sp.
29

Anda mungkin juga menyukai