Anda di halaman 1dari 61

Keselamatan Pertambangan

dan SMKP Minerba


Kepdirjen Minerba Nomor 185/37.04/DJB/2019

Direktorat Teknik dan Lingkungan


Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik

Keputusan Dirjen
Mineral dan Batubara
Nomor
185/30/DJB/2019

Petunjuk Teknis
Permen ESDM No 26 Tahun 2018 Pelaksanaan Keselamatan
Kepmen ESDM No Pertambangan dan
Pelaksanaan Kaidah Pertambangan 1827K/30/MEM/2018 Pelaksanaan, Penilaian,
Yang Baik dan Pengawasan dan Pelaporan SMKP
Pertambangan Mineral dan Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Minerba
Batubara Teknik Pertambangan yang Baik
Ruang Lingkup Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019

Lampiran I Lampiran II

Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem


dan Keselamatan Pengolahan dan/atau Manajemen Keselamatan Pertambangan serta
Permurnian Mineral dan Batubara Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian
Mineral dan Batubara 3
Ruang Lingkup Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019

Lampiran I Lampiran II

Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem


dan Keselamatan Pengolahan dan/atau Manajemen Keselamatan Pertambangan serta
Permurnian Mineral dan Batubara Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian
Mineral dan Batubara 4
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan
dan/atau Permurnian Mineral dan Batubara

Keselamatan dan Keselamatan Operasi


Kesehatan Kerja Pertambangan dan
Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pengolahan Pemurnian Mineral
dan/atau Pemurnian dan Batubara
Mineral dan
Batubara
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan
dan/atau Permurnian Mineral dan Batubara

Keselamatan dan Keselamatan Operasi


Kesehatan Kerja Pertambangan dan
Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pengolahan Pemurnian Mineral
dan/atau Pemurnian dan Batubara
Mineral dan
Batubara
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian Mineral dan Batubara

Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja Pertambangan


Pertambangan dan Pengolahan dan Pengolahan dan/atau
dan/atau Pemurnian Pemurnian

Lingkungan Kerja Pertambangan


dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian

7
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian Mineral dan Batubara

Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja Pertambangan


Pertambangan dan Pengolahan dan Pengolahan dan/atau
dan/atau Pemurnian Pemurnian

Lingkungan Kerja Pertambangan


dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian

8
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan Kerja
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Siklus Manajemen Risiko

Penetapan Konteks

Komunikasi Pemantauan
Identifikasi Bahaya dan
dan
Konsultasi Peninjauan

Penilaian
dan
Pengendalian
Risiko
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Penyusunan Program Pendidikan dan Pelatihan
#3 pelaksanaan #4 monitoring dan evaluasi
pendidikan program pendidikan dan
#2 penyusunan analisis
dan pelatihan pelatihan
kebutuhan pendidikan
• on the job • Reaction
dan pelatihan
• off the job • Learning
(training need analysis)
• Behaviour
• Result

#1 pengumpulan
#5 tindaklanjut
data dan informasi
perbaikan dan
• identifikasi
peningkatan
pekerjaan
• identifikasi
pekerja
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Kampanye

• Penyusunan Substansi
Kampanye Keselamatan
Pertambangan

• Bentuk Kampanye
Keselamatan Pertambangan

• Evaluasi dan Tindak Lanjut


Kampanye
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Administrasi Keselamatan Pertambangan

Untuk Kejadian Berbahaya,


kejadian akibat penyakit tenaga
kerja, dan Penyakit Akibat Kerja
didokumentasikan secara
khusus oleh KTT atau PTL sesuai
dengan format khusus yang
ditentukan oleh KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT.
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Administrasi Keselamatan Pertambangan
Rekapitulasi Kejadian Berbahaya

Nomor Urut Kronologis Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Akibat Kejadian
Kejadian Lokasi Kejadian KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Berbahaya
Berbahaya Berbahaya nama KaIT

Rekapitulasi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja

Nomor Urut Akibat


Departemen, Jabatan, Kronologis Kejadian Dilaporkan kepada
Kejadian Waktu, Hari, Kejadian
Lokasi Lama Akibat Penyakit KaIT/Kadis atas Catatan
Akibat Penyakit Tanggal Akibat Penyakit
Bekerja Tenaga Kerja nama KaIT
Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Rekapitulasi Penyakit Akibat Kerja

Nomor Urut Departemen, Jabatan, Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Hasil Diagnosis Kasus Penyakit
Penyakit Akibat Lokasi Lama KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Dokter Perusahaan Akibat Kerja
Kerja Bekerja nama KaIT
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Administrasi Keselamatan Pertambangan
Rekapitulasi Kejadian Berbahaya

Nomor Urut Kronologis Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Akibat Kejadian
Kejadian Lokasi Kejadian KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Berbahaya
Berbahaya Berbahaya nama KaIT

Rekapitulasi Kejadian Akibat Penyakit Tenaga Kerja

Nomor Urut Akibat


Departemen, Jabatan, Kronologis Kejadian Dilaporkan kepada
Kejadian Waktu, Hari, Kejadian
Lokasi Lama Akibat Penyakit KaIT/Kadis atas Catatan
Akibat Penyakit Tanggal Akibat Penyakit
Bekerja Tenaga Kerja nama KaIT
Tenaga Kerja Tenaga Kerja

Rekapitulasi Penyakit Akibat Kerja

Nomor Urut Departemen, Jabatan, Dilaporkan kepada


Waktu, Hari, Hasil Diagnosis Kasus Penyakit
Penyakit Akibat Lokasi Lama KaIT/Kadis atas Catatan
Tanggal Dokter Perusahaan Akibat Kerja
Kerja Bekerja nama KaIT
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Administrasi Keselamatan Pertambangan

Penyusunan Prosedur dan/atau instruksi kerja


paling sedikit mengacu pada langkah-langkah:
• bentuk tim penyusun prosedur dan/atau
instruksi kerja;
• memahami bisnis proses terkait dengan
prosedur dan/atau instruksi kerja yang akan
dibuat;
• menyusun alur kerja atau flow chart;
• simulasikan prosedur dan/atau instruksi
kerja yang telah dibuat;
• evaluasi dan tindak lanjut perbaikan; dan
• penetapan prosedur dan/atau instruksi kerja.
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Manajemen Keadaan Darurat

01 • identifikasi dan penilaian potensi


keadaan darurat

02 • pencegahan keadaan darurat

03 • Kesiapsiagaan keadaan darurat

04 • respon keadaan darurat

05 • pemulihan keadaan darurat


Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Inspeksi Keselamatan Kerja

Prosedur inspeksi

Tahapan Inspeksi
• perencanaan inspeksi
• pelaksanaan inspeksi
• evaluasi kegiatan inspeksi
• laporan dan penyebarluasan
hasil inspeksi
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Investigasi Kecelakaan: Penentuan Hari Kerja Hilang

Ketentuan perhitungan hari kerja hilang akibat kecelakaan tambang diatur sebagai berikut.
• jumlah hari kerja hilang dihitung berdasarkan jumlah hari korban tidak mampu bekerja
seperti semula akibat kecelakaan, termasuk hari libur.
• dalam hal korban tidak mampu bekerja seperti semula akibat kecelakaan, dan selanjutnya
kontrak kerjanya habis, maka hari kerja hilang tetap dihitung berdasarkan lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk korban bekerja pada posisi semula, berdasarkan pertimbangan
medis yang dibuktikan oleh Surat Keterangan Dokter.
• penentuan hari kerja hilang adalah sebagai berikut:
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Investigasi Kecelakaan: Penentuan Hari Kerja Hilang
cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan Pekerja cacat tetap (invalid)

jari dan telapak tangan beserta punggungnya

Hari Kerja Hilang


No Amputasi Tulang
Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking

1 Ruas ujung 300 100 75 60 50

2 Ruas tengah - 200 150 120 100

3 Ruas pangkal 600 400 300 240 200

Telapak tangan
4 900 600 500 450 400
beserta punggungnya

Ujung jari tangan


5 3.000
sampai pergelangan
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Investigasi Kecelakaan: Penentuan Hari Kerja Hilang
jari dan telapak kaki beserta punggungnya

Amputasi Hari Kerja Hilang


No
Tulang Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking
1 Ruas ujung 150 80 60 45 35
2 Ruas tengah - 150 125 100 75

3 Ruas pangkal 300 225 200 175 150


Telapak kaki
4 beserta 600 450 400 375 350
punggungnya
Ujung jari kaki
5 sampai 2.400
pergelangan
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Investigasi Kecelakaan: Penentuan Hari Kerja Hilang
tangan bagian atas dan bawah mata dan telinga

Hari Kerja Hari Kerja


No. Amputasi Tulang No. Hilang Fungsi
Hilang Hilang
1 Satu mata 1.800
1 Tangan Bagian Bawah (siku sampai
3.600 2 Kedua mata 6.000
ke bawah)
3 Satu telinga 600
2 Tangan Bagian Atas (Pergelangan
4.500 4 Kedua telinga 3.000
bahu sampai ke bawah)

kaki bagian atas dan bawah


lumpuh total
Hari Kerja
No. Amputasi Tulang Hilang Fungsi Hari Kerja Hilang
Hilang
Lumpuh total 6.000
1 Kaki bagian bawah (lutut sampai ke
3.000
bawah)
2 Kaki bagian atas (pangkal paha
4.500
sampai ke bawah)
Keselamatan Kerja: Pengaturan Baru
Investigasi Kecelakaan: Penentuan Hari Kerja Hilang
cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan:
• keretakan tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas jari, lengan atas, paha
sampai ruas jari kaki, dan lepasnya tengkorak bagian wajah;
• pendarahan di dalam ata pingsan disebabkan kekurangan oksigen;
• luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap; atau
• persendian yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi,
hari kerja hilangnya dihitung berdasarkan Pekerja yang mengalami cidera tersebut di atas dapat kembali
melakukan pekerjaan semula

Mati

Akibat Kecelakaan Hari Kerja Hilang

Mati 6.000
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian
Mineral dan Batubara

Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja Pertambangan


Pertambangan dan Pengolahan dan Pengolahan dan/atau
dan/atau Pemurnian Pemurnian

Lingkungan Kerja Pertambangan


dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian

24
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Kesehatan Kerja

1
• Program Kesehatan Kerja

2
• Higiene dan Sanitasi

3
• Pengelolaan Ergonomi

4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang

5
• Diagnosis & Pemeriksaan PAK
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Program Kesehatan Kerja: Konsep 4 Pilar
Program kesehatan kerja dibuat, ditetapkan, dan
dilaksanakan dengan pendekatan promotif atau promosi
kesehatan, preventif atau pencegahan penyakit, kuratif
atau pengobatan dan rehabilitatif atau pemulihan

dengan lebih mengutamakan pada program promotif dan


preventif mengacu kepada peraturan perundang-
undangan dan standar terkait yang berlaku; persyaratan
lainnya yang terkait; kebijakan perusahaan; hasil
Manajemen Risiko terhadap seluruh proses, kegiatan, dan
area kerja; evaluasi kinerja program kesehatan kerja
Pertambangan; hasil pemeriksaan terhadap Kejadian
Akibat Penyakit Tenaga Kerja dan Penyakit Akibat Kerja;
ketersediaan sumber daya, antara lain manusia, finansial,
peralatan.
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Program Kesehatan Kerja: Detail Pemeriksaan Kesehatan
pemeriksaan kesehatan awal
paling sedikit meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
paru-paru, dan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, kimia
darah, gula darah, urin lengkap, dan hepatitis (HbsAg)), elektrokardiogram untuk usia
kurang dari 40 tahun, treadmill test untuk usia diatas 40 tahun serta pemeriksaan lain yang
dianggap perlu sesuai dengan risiko kesehatan di tempat kerja.

pemeriksaan kesehatan berkala


paling sedikit meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
paru-paru, dan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, kimia
darah, gula darah dan urin lengkap), elektrokardiogram untuk usia kurang dari 40 tahun,
treadmill test untuk usia diatas 40 tahun serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu sesuai
dengan risiko kesehatan di tempat kerja.

pemeriksaan kesehatan akhir


paling sedikit meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen
paru-paru dan pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, kimia
darah, gula darah, urin lengkap, dan hepatitis (HbsAg), treadmill test, dan pemeriksaan
khusus sesuai dengan risiko pekerjaannya serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu
sesuai dengan risiko kesehatan di tempat kerja
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Pelayanan Kesehatan Kerja: Tenaga Kesehatan Kerja & Sarana Prasarana
Tenaga kesehatan kerja
Tenaga kesehatan kerja merencanakan, melaksanakan,
melaporkan, dan mengevaluasi program pelayanan
kesehatan kerja.
Laporan pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja
disampaikan kepada KTT atau PTL paling sedikit 1 (satu)
bulan sekali.
Sarana dan Prasarana
• Sarana Dasar :
- Perlengkapan Umum
- Ruangan
• Sarana Penunjang
- Alat Pelindung Diri
- Alat Evakuasi
- Peralatan Penunjang Diagnosa
- Peralatan Pemantau atau Pengukuran Lingkungan
Kerja
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Pelayanan Kesehatan Kerja: Kualifikasi Sarana Pelayanan
Kualifikasi Sarana
Tingkat Keterisoliran Pelayanan Ruang Lingkup Pelayanan
(minimum)
tingkat keterisoliran rendah, pelayanan pelayanan yang terbatas pada upaya
yaitu jarak tempuh dari lokasi kegawatdaruratan pertolongan pertama kepada
tambang ke rumah sakit tipe kecelakaan, Kejadian Akibat Penyakit
A/B/C kurang dari 60 (enam puluh) Tenaga Kerja, dan kondisi gawat
menit. darurat medis lainnya yang bertujuan
untuk menjaga kehidupan dan
mengurangi keparahan.
tingkat keterisoliran menengah, Pelayanan pelayanan yang mencakup pelayanan
yaitu jarak tempuh dari lokasi pratama kegawatdaruratan dan pelayanan
tambang ke rumah sakit tipe medis dasar baik umum maupun
A/B/C antara 60 - 120 (enam puluh khusus
sampai dengan seratus dua puluh)
menit.

tingkat keterisoliran tinggi, Pelayanan pelayanan yang mencakup pelayanan


yaitu jarak tempuh dari lokasi utama kegawatdaruratan, pelayanan medis
tambang ke rumah sakit tipe dasar, dan pelayanan medik
A/B/C lebih dari 120 (seratus dua spesialistik disesuaikan dengan risiko
puluh) menit. yang ada
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Pelayanan Kesehatan Kerja: Penyelenggaraan Pelayanan
• sendiri oleh pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi Produksi
khusus untuk Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan IPR;
• bekerjasama dengan tenaga kesehatan kerja yang
kompeten atau pelayanan kesehatan lain yang memiliki
izin resmi. Kerjasama tersebut dilengkapi dengan nota
kesepahaman penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja antara pimpinan pemegang IUP, IUPK, IUP Operasi
Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, dan IPR dengan kepala unit pelayanan
kesehatan yang bersangkutan; dan/atau
• bersama-sama oleh beberapa pemegang IUP, IUPK, IUP
Operasi Produksi khusus untuk Pengolahan dan/atau
Pemurnian, dan IPR.
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan: Isi Kotak P3K
Kelompok Kerja
Isi Tipe A Tipe B Tipe C
No
(Satuan) (kurang dari atau sama dengan (51 sampai dengan 100
(26 sampai dengan 50 Pekerja)
25 Pekerja) Pekerja)

1 Kasa Steril terbungkus (bungkus) 20 40 40

2 Perban (lebar 5 cm) (gulung) 2 4 6


Perban (lebar 10 cm)
3 2 4 6
(gulung)
4 Plester (lebar 1,25 cm) (gulung) 2 4 6
5 Pembalut Cepat (bungkus) 10 15 20
6 Kapas (25 gram) (bungkus) 1 2 3
7 Kain Segitiga / Mittela (lembar) 2 4 6
8 Gunting (buah) 1 1 1
9 Peniti (buah) 12 12 12

10 Sarung Tangan Sekali Pakai (pasangan) 2 3 4

11 Masker (buah) 1 1 1

12 Masker untuk Resusitasi Jantung-Paru (buah) 1 1 1

13 Kantong Plastik Bersih (buah) 1 1 1


14 Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1

15 Buku Panduan P3K di tempat kerja 1 1 1


Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Pengelolaan Kelelahan Kerja (Fatigue)
Pengelolaan kelelahan kerja (fatigue) meliputi:
a. melakukan identifikasi, evaluasi, dan
pengendalian faktor yang dapat menimbulkan
kelelahan pekerja tambang;
b. memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada
semua pekerja tambang tentang pengetahuan
pengelolaan dan pencegahan kelelahan
khususnya bagi pekerja dengan waktu kerja
bergilir (shift);
c. mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja
tambang; dan
d. melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat
kelelahan pada pekerja tambang sebelum
awal gilir kerja (shift) dan saat pekerjaan
berlangsung.
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Rekaman Data: Pengukuran Kinerja Kesehatan Kerja
Pengukuran kinerja kesehatan kerja dengan
menggunakan 2 (dua) indikator yaitu
• indikator proses (leading indicator)
• indikator hasil akhir (lagging indicator) yang
meliputi:
- Rasio Kelaikan Kerja,
- Crude Morbidity Rate (CMR)
- Morbidity Frequency Rate
- Spell Severity Rate
- Absence Severity Rate,
- Penyakit Akibat Kerja
untuk dilaporkan oleh KTT atau PTL kepada
KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
formulir yang ditentukan.
Kesehatan Kerja: Pengaturan Baru
Tahapan Pengelolaan Ergonomi
Tahapan pengelolaan ergonomi:
• Melakukan identifikasi dan penilaian risiko
ergonomi, serta pengendalian berdasarkan
hasil ergonomic risk assessment;
• Menyediakan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang sesuai dengan kemampuan,
kondisi, dan postur pekerja;
• Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan
kapasitas pekerja; dan
• Menyediakan perlengkapan penunjang untuk
mendukung pekerjaan.
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola
kesesuaian antara pekerjaan, lingkungan kerja,
peralatan, dan pekerja.
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian Mineral dan Batubara

Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja


Pertambangan dan Pengolahan Pertambangan dan Pengolahan
dan/atau Pemurnian dan/atau Pemurnian

Lingkungan Kerja Pertambangan


dan Pengolahan dan/atau
Pemurnian

35
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Lingkungan Kerja

1
• Pengelolaan Debu 6
• Pengelolaan Iklim Kerja

2
• Pengelolaan Kebisingan 7
• Pengelolaan Radiasi

3
• Pengelolaan Getaran 8
• Pengelolaan Faktor Kimia

4
• Pengelolaan Pencahayaan 9
• Pengelolaan Faktor Biologi

• Pengelolaan Kuantitas • Pengelolaan Kebersihan


5 dan Kualitas Udara Kerja 10 Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja: Pengaturan Baru
Tahapan Pengelolaan Lingkungan Kerja
Pengelolaan lingkungan kerja
Pertambangan dilakukan dengan
cara:
• antisipasi
• pengenalan,
• pengukuran dan penilaian,
• evaluasi,
• serta pencegahan dan
pengendalian bahaya dan risiko di
lingkungan kerja
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan Pengolahan
dan/atau Permurnian Mineral dan Batubara

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Keselamatan Operasi
Pertambangan dan Pertambangan dan
Pengolahan Pengolahan dan/atau
dan/atau Pemurnian Pemurnian Mineral
Mineral dan dan Batubara
Batubara
Lampiran II Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan Operasi
1 Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
2 Pengamanan Instalasi
3 Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang
Keselamatan Operasi
4 Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
5 Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
6 Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
7 Keselamatan Fasilitas Pertambangan
8 Keselamatan Eksplorasi
9 Keselamatan Tambang Permukaan
10 Keselamatan Tambang Bawah Tanah
11 Keselamatan Kapal Keruk/Isap
12 Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
• membuat daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• mengidentifikasi jenis dan karakteristik atas pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• menyusun dan menetapkan prosedur pemeliharaan atau perawatan berdasarkan
hasil identifikasi jenis dan karakteristik sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan;
• merencanakan program dan jadwal pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• melaksanakan program pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan yang sudah ditetapkan.
• melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.
• melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dan peningkatan kinerja
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Pengamanan Instalasi
• membuat daftar instalasi;
• mengidentifikasi kebutuhan pengaman atas
instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan desain
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur proses
pemasangan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pemeliharaan pengamanan instalasi; dan
• menerapkan, memantau dan mengevaluasi
sistem pengamanan instalasi oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
Keselamatan Operasi;
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang Keselamatan Operasi

Dalam menyusun dan menetapkan prosedur,


membuat program dan jadwal, serta
melaksanakan pengujian kelayakan,
pengamanan dan pemeliharaan terhadap
sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pertambangan dilakukan oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
Keselamatan Operasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
• mengidentifikasi kebutuhan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan sesuai dengan karakteristik
kegiatan pertambangannya;
• menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang dibutuhkan sesuai hasil identifikasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur pengujian
kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan.
• melaksanakan pengujian kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan;
• evaluasi hasil pengujian kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan terhadap standar
yang menjadi acuan; dan
• menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang dinyatakan layak untuk dioperasikan.
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
Kelayakan Peralatan dan Instalasi
• Ketentuan perencanaan dan fabrikasi
instalasi
• Ketentuan pengoperasian peralatan
dan/atau instalasi
• Penyampaian dokumen teknis peralatan
yang dibuat berdasarkan pesanan dan
bukan produksi massal kepada KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
dengan kewenangannya.
• Ketentuan pembongkaran instalasi
• Ketentuan perhitungan sisa umur pakai
peralatan
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
• Kelayakan Instalasi Kelistrikan
- Ketentuan pemeriksaan, pengujian, pemeliharaan, dan
perawatan terhadap instalasi kelistrikan
- Ketentuan keselamatan instalasi kelistrikan
• Ketentuan Keselamatan Instalasi Kelistrikan
• Ketentuan Kelayakan Instalasi Komunikasi
• Ketentuan Kelayakan Perkakas
• Ketentuan Kelayakan Operasi Ban Berjalan (conveyor)
• Ketentuan Kelayakan Operasi Pipa Penyalur
• Ketentuan Kelayakan Bejana Tekan dan Katup Pengaman
• Ketentuan Kelayakan Operasi Peralatan Putar
• Ketentuan Kelayakan Operasi Pesawat Angkat dan/atau Angkut
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
Kajian teknis dilakukan pada saat awal kegiatan atau
sebelum dimulainya kegiatan pertambangan. Apabila
terjadi perubahan atau modifikasi terhadap proses,
sarana, prasarana, instalasi, da peralatan pertambangan
maka hasil evaluasinya disampaikan kepada KaIT/Kepala
Dinas atas nama KaIT.
Manajemen perubahan dilakukan apabila terjadi
perubahan pada sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan paling sedikit meliputi:
• spesifikasi;
• fungsi; dan/atau
• peralatan keselamatan.
Keselamatan Operasi: Pengaturan Baru
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian

Perencanaan dan desain


untuk pabrik pengolahan
dan/atau pemurnian
dilakukan dengan analisis
potensi bahaya proses
(prosess hazard
analysis), rencana
pencegahan dan mitigasi.
Ruang Lingkup Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019

Lampiran I Lampiran II

Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan Pelaksanaan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem


dan Keselamatan Pengolahan dan/atau Manajemen Keselamatan Pertambangan serta
Permurnian Mineral dan Batubara Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian
Mineral dan Batubara
Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Mineral dan Batubara atau Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan khusus pada
pengolahan dan/atau pemurnian.

Ruang Lingkup Penilaian Penerapan


Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
SMKP Mineral dan Batubara atau Sistem Manajemen
MINERBA Keselamatan Pertambangan khusus pada
pengolahan dan/atau pemurnian.

Pelaporan
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral
dan Batubara atau Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan khusus pada pengolahan dan/atau
pemurnian.
ELEMEN SMKP

Kebijakan

Tinjauan
Manajemen dan Perencanaan
Peningkatan Kinerja

Organisasi dan
Dokumentasi Personel

Pemantauan,
Evaluasi, dan Implementasi
Tindak Lanjut
50
Pengaturan Baru: Elemen II Perencanaan – Penelaahan Awal
Penelaahan awal menggambarkan tingkat pencapaian kinerja Keselamatan Pertambangan
Tingkat Terencana
Tingkat Dasar • telah terdapat sistem yang terencana dan
dikembangkan, namun hanya berfokus
• sistem yang ada hanya sekedar terhadap penurunan angka kecelakaan,
1 pemenuhan regulasi;
• implementasi hanya dilakukan saat
Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit 3
tenaga kerja, dan PAK; dan
dilakukan kegiatan pengawasan. • fokus hanya pada penerapan program
Keselamatan Pertambangan yang telah
direncanakan.
Tingkat Reaktif Tingkat Proaktif
• sistem bekerja berdasarkan • target dan sasaran Keselamatan Pertambangan
kejadian/insiden; telah ada di masing-masing departemen/bagian
2 • hanya fokus terhadap dan menjadi poin utama dalam penyusunan 4
masalah/kejadian; dan rencana kegiatan; dan
• investigasi hanya difokuskan terhadap • sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
kesalahan manusia. pekerjaan.
Tingkat Resilient
5 seluruh Pekerja baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja sesuai
dengan peraturan dan budaya Keselamatan Pertambangan.
Pengaturan Baru: Elemen IV Implementasi - Pengelolaan Operasional
Dalam pengelolaan operasional, Pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mempertimbangkan pendekatan keselamatan
berbasis perilaku Pekerja Tambang
(behavior based safety)
Audit SMKP Minerba:
Pembobotan Nilai Elemen Kebijakan 10%
Perencanaan 15%

Organisasi dan Personel 17%

Implementasi 35%

Pemantauan, Evaluasi
15%
dan Tindak Lanjut

Dokumentasi 3%

Tinjauan Manajemen dan


5%
Peningkatan Kinerja
Audit SMKP Minerba:
Penilaian (Scoring) Sub Elemen
• Range Penilaian 0 s.d. 4
• Setiap Sub Elemen memiliki kriteria penilaian yang berbeda, yang
terdefinisikan dengan jelas untuk setiap nilai.
• Penilaian lebih menitikberatkan pada keberhasilan dan konsistensi
penerapan pada kegiatan operasional lapangan, bukan pemenuhan
dokumen.

2 3 4
0 1
Contoh kriteria penilaian: “Isi Kebijakan”

0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan


perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat visi, misi, dan tujuan, dan
1
belum terdapat komitmen dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi, dan tujuan, serta komitmen
dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan
2
Keselamatan Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja Keselamatan
Pertambangan.
perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi, dan tujuan, serta komitmen
dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan
3
Keselamatan Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja Keselamatan
Pertambangan.
perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi, dan tujuan, serta komitmen
4 dalam melaksanakan Keselamatan Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja Keselamatan Pertambangan.
Contoh kriteria penilaian: “Isi Kebijakan”
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018 Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
Nilai
Isi Kebijakan
Maksimum
Memuat: 0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan
a. Visi, misi dan tujuan perusahaan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat
b. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan 2 1 visi, misi, dan tujuan, dan belum terdapat komitmen dalam
c. Kerangka dan program kerja 2 melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
d. Komitmen K3 Pertambangan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
e. Komitmen KO Pertambangan 2 dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
Komitmen untuk mendorong keterlibatan 2 Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan Keselamatan
f. 2
pekerja tambang Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja
Komitmen untuk mematuhi ketentuan dan Keselamatan Pertambangan.
g. peraturan perundang-undangan serta 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
persyaratan lainnya yang terkait dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
3 Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan Keselamatan
NILAI PEMENUHAN Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
0 Tidak ada upaya Keselamatan Pertambangan.
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi persyaratan perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan yang 4 Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
diharuskan dalam elemen dan subelemen Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) Keselamatan Pertambangan.
SKEMA PROSES PELAKSANAAN AUDIT SMKP

PERMULAAN PENYIAPAN, PENGESAHAN &


PELAKSANAAN PENYAMPAIAN LAPORAN
AUDIT KEGIATAN AUDIT AUDIT

PENYELESAIAN AUDIT

PELAKSANAAN
TINJAUAN PERSIAPAN
DOKUMEN KEGIATAN AUDIT
PELAKSANAAN TINDAK
LANJUT AUDIT
PERSYARATAN AUDIT INTERNAL (KEPDIRJEN 185/2019)

 Tim audit internal diangkat dan diberhentikan


oleh KTT atau PTL;
 Audit internal dipimpin oleh seorang ketua tim
audit internal;
 Ketua tim audit internal bertanggung jawab kepada
KTT atau PTL;
 Auditor yang duduk dalam tim audit internal
bertanggung jawab secara langsung kepada ketua tim audit internal;
 Auditor internal memiliki integritas dan perilaku
yang profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugas;
 Auditor internal memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan
disiplin ilmu yang relevan dengan bidang tugasnya, yang dibuktikan dengan surat
keterangan atau sertifikat pelatihan audit SMKP Minerba atau SMKP khusus pada
Pengolahan dan/atau Pemurnian dari instansi pembina yang diregistrasi oleh KalT.
PERSYARATAN AUDIT EKSTERNAL (KEPDIRJEN 185/2019)
 audit eksternal dilakukan oleh lembaga audit eksternal, yaitu
lembaga independen terakreditasi yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal.
 tim audit eksternal diangkat dan diberhentikan oleh lembaga
independen terakreditasi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal;
 tim audit eksternal dipimpin oleh seorang ketua tim audit
eksternal;
 ketua tim audit eksternal bertanggung jawab kepada pimpinan
lembaga independen terakreditasi yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal;
 auditor yang duduk dalam tim audit eksternal bertanggung jawab
secara langsung kepada ketua tim audit eksternal;
 di dalam tim audit eksternal terdapat sekurang-kurangnya 1
(satu) orang tenaga ahli dari instansi Pembina yang mendapat
penugasan dari KalT.
PERSYARATAN AUDIT EKSTERNAL (KEPDIRJEN 185/2019)

 lembaga audit eksternal menyampaikan Laporan Audit Eksternal


Penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan
dan/ atau Pemurnian selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah
audit eksternal dinyatakan selesai.
 lembaga audit eksternal menerbitkan Sertifikat Audit Eksternal
Penerapan SMKP Minerba atau SMKP khusus pada Pengolahan
dan/atau Pemurnian sesuai dengan format yang telah ditentukan
oleh KalT.
 sertifikat Audit Eksternal Penerapan SMKP Minerba atau SMKP
khusus pada Pengolahan dan/ atau Pemurnian diregistrasi oleh
KalT.
TERIMA KASIH
DRM Software Review

Anda mungkin juga menyukai