Makalah Inflasi Dan Pengangguran Kelompok 11 (S-1 Manajemen B)
Makalah Inflasi Dan Pengangguran Kelompok 11 (S-1 Manajemen B)
Disusun oleh :
KELOMPOK 11
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah kami ini kami akan mencoba
menguraikan tentang Inflasi dan pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah masalah
terbesar dalam perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci.
Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan
pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya. Oleh
sebab itu, segala kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan ucapan terima kasih
demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 11
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar………………………………………………………………………...……..........ii
Daftar isi……………..……………………………………………………………………..….....iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….....1
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..1
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI……………………………………………………………….…….....................2
1. Pengertian inflasi...........................................................................................................2
2. Jenis – jenis inflasi.........................................................................................................2
3. Efek yang ditimbulkan dari inflasi................................................................................3
4. Cara mencegah inflasi....................................................................................................4
B. PENGANGGURAN………………………………………..…….…….........................…5
1. Pengertian pengangguran...............................................................................................5
2. Penyebab pengangguran................................................................................................6
3. Bentuk – bentuk penggangguran...................................................................................6
4. Jenis – jenis pengangguran............................................................................................7
5. Strategi mengatasi pengangguran..................................................................................8
C. HUBUNGAN INFLASI......................................................................................................9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………...………………………………………………………………….…10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap negara.
Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa pengaruh buruk yang bersifat
ekonomi, politik, dan sosial. Untuk menghindari berbagai pengaruh buruk yang mungkin timbul,
berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan.
Pengangguran merupakan masalah ketenaga kerjaan yang dialami oleh banyak Negara.
Begitu seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi
masyarakat selalu dikatakan dengan tujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Namun
kebiksanaan pemecahan sudah barang tentu harus dialamatkan kepada apa yang menjadi
penyebabnya. Oleh karena itu setiap analisis masalah-masalah ini selalu berminat untuk
mengetahui profil permasalahanya.
Dalam analisis ini bertujuan untuk menerangkan tentang bentuk – bentuk masalah
pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah
yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang pengertian inflasi, jenis-jenis
inflasi, efek yang ditimbulkan dari inflasi, cara mencegah inflasi dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga umum barang – barang secara terus – menerus.
Ini tidak berarti bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang
sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat
kenaikan harga umum barang secara terus – menerus selama satu periode tertentu.
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang
sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:
a. Indeks biaya hidup (consumer price index)
Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluaran untuk membeli sejumlah
barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Angka
penimbang biasanya didasarkan atas besarnya persentase pengeluaran untuk barang
tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara
menghitung persentase kenaikan atau penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.
b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)
Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat
perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk
dalam perhitungan indeks harga.
c. GNP deflator
GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku)
dengan GNP riil (atas dasar harga konstan).
GNP deflator = GNP Nominal x 100
GNP Riil
B. PENGANGGURAN
1. Pengertian pengangguran
Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor force)untuk
memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Dengan kata lain,
pengangguran merujuk pada situasi atau keadaan dimana seseorang menghadapi ketiadaan
kesempatan kerja. Orang yang sudah memiliki pekerjaan dan menjalankan pekerjaannya juga
dapat digolongkan sebagai pengangguran karena konsep pengangguran dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu:
a. Waktu
b. Intensitas pekerjaan
c. Produktivitas
Orang yang sudah bekerja dapat digolongkan sebagai setengah pengangguran apabila
pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut tidak sesuai dengan ketrampilan dan keahlian yang
dimilikinya. Secara lebih rinci, setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Setengah pengangguran kentara (visible under-employment) kriteria setengah
pengangguran kentara yaitu:
1. Bekerja kurang dari jam kerja normal.
2. Melakukan pekerjaan secara terpaksa.
3. Sudah bekerja tapi masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia menerima
pekerjaan tambahan.
b. Setengah pengangguran tak kentara (invisible under-employment) dapat tercermin dari
adanya ketidaktepatan dalam penempatan sumber daya manusia, atau adanya ketidak
seimbangan antara tenaga kerja dengan faktor produksi. Hal ini ditandai dengan
rendahnya tingkat pendapatan, ketrampilan yang kurang dimanfaatkan, dan rendahnya
tingkat produktifitas.
Setengah pengangguran, baik yang kentara maupun yang tidak kentara dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah penduduk yang setengah menganggur pada tahun t dengan jumlah
angkatan kerja pada tahun yang bersangkutan.
Setengah penganggur = setengah penganggur tahun t
Angkatan kerja tahun t
2. Penyebab pengangguran
a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dengan
kemampuan perekonomian menyediakan lapangan pekerjaan akan menyebabkan
terjadinya pengangguran.
b. Rendahnya laju investasi produktif
Rendahnya investasi di Negara berkembang merupakan salah satu penyebab
rendahnya kesempatan kerja yang tersedia bagi masyarakat. Meskipun sumber daya alam
yang dimiliki melimpah, tetapi kapasitas produksi dan sumber daya yang ada belum
digunakan secara penuh (underemployment).
c. Siklus bisnis yang melemah
Siklus bisnis secara actual di ukur dari GNP riil yang merupakan nilai pasar dari
barang dan jasa yang dihasilkan selama satu tahun. Pada saat puncak kegiatan bisnis,
kebutuhan akan tenaga kerja sangat besar sehingga pada kondisi ini jumlah pengangguran
relative rendah atau sebaliknya.
d. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.
Pengangguran dapat terjadi karena masyarakat tidak mampu memanfaatkan
kesempatan kerja yang tersedia. Ketidakmampuan dalam memanfaatkan kesempatan
kerja tersebut, salah satunya disebabkan oleh ketidaksesuaian keahlian yang dibutuhkan
dengan keahlian tenaga kerja yang dimiliki.
e. Strategi industry yang labor saving
Kemajuan teknologi yang terjadi di satu sisi mengakibatkan jumlah output yang
mampu dihasilkan dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kemajuan
teknologi kadang juga diikuti dengan penghematan penggunaan tenaga kerja (labor
saving) pada suatu proses produksi dan menggunakan modal secara intensif yang pada
akhirnya akan menimbulkan pengangguran.
c. Bekerja secara tidak penuh yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran
terbuka dan setengah pengangguran. Yang termasuk disini adalah :
1. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment)
2. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment
Penyebab pengangguran tersembunyi adalah orang yang bekerja tidak sesuai
dengan jenis dan tingkat pendidikannya sehingga orang tersebut tidak dapat
bekerja secara maksimal.
3. Pension awal
Pension awal memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memberi kesempatan
tenaga kerja baru yang memiliki pemikiran yang lebih aplikatif maupun
mengurangi tenaga kerja tua yang produktifitasnya mulai menurun.
d. Tenaga kerja lemah (impaired)
Kelompok ini sebenarnya memiliki pekerjaan dan bekerja secara penuh, tetapi
intensitasnya rendah.
e. Tenaga kerja tidak produktif
Kelompok angkatan kerja ini sebenarnya sudah memiliki pekerjaan dan mampu
bekerja secara produktif, tapi karena kurangnya fasilitas yang dimiliki perusahaan
mengakibatkan mereka menghasilkan pekerjaan yang tidak memuaskan.
5. Strategi mengatasi pengangguran
Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran:
a. Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama dengan swasta untuk mencari jalan keluar
yang lebih baik. Hal ini dikarenakan swasta mempunyai dana untuk menggerakkan
investasi. Investasi akan terjadi apabila investor memiliki kepastian “keamanan” atas
dana yang diinvestasikan tersebut, sehingga pemerintah harus mampu menciptakan
iklim investasi yang kondusif untuk berusaha.
b. Pembenahan sector pendidikan. Ketidak sesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia
kerja berakibat kurang terserapnya angkatan kerja yang terdidik di pasar kerja.
Angkatan kerja memerlukan tambahan ketrampilan untuk dapat lebih cepat terserap di
pasar kerja. Bentuk tambahan ketrampilan itu berupa keahlian yang dibutuhkan di
dunia kerja, seperti keahlian computer, bahasa asing, perbengkelan.
c. Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang
memiliki prospek perkembangan. Sudah saatnya mengubah stigma yang ada di
masyarakat bahwa setelah mendapat pendidikan formal, maka ukuran keberhasilannya
adalah mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai.
d. Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya pertumbuhan
penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio yang tinggi pula.
A. KESIMPULAN
Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga umum barang – barang secara terus –
menerus. Ini tidak berarti bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik dengan
persentase yang sama. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa
indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain: Indeks biaya hidup
(consumer price index), Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index), GNP deflator.
Jenis inflasi menurut sifatnya: Merayap (creeping inflation), Inflasi menengah ( galloping
inflation), Inflasi tinggi ( hyper inflation). Jenis inflasi menurut sebabnya : Demand – pull
inflation , Cost – push inflation. Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab: Inflasi tarikan
permintaan, Inflasi desakan biaya , Inflasi di impor. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi : Efek
terhadap pendapatan(Equity Effect), Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects), Efek terhadap
Output ( Output Effects), Inflasi dan perkembangan ekonomi, Inflasi dan kemakmuran
masyarakat. Cara Mencegah Inflasi: Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal , Kebijakan yang
berkaitan dengan Output, Kebijakan penentuan harga dan indexing.
Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor force)untuk
memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Penyebab
pengangguran: Pertumbuhan penduduk yang tinggi , Rendahnya laju investasi produktif, Siklus
bisnis yang melemah, Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat., Strategi industry yang labor
saving. Bentuk – bentuk pengangguran: Pengangguran terbuka (open unemployment), Setengah
pengangguran (underemployment), Bekerja secara tidak penuh, Tenaga kerja lemah
(impaired), Tenaga kerja tidak produktif. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya:
Pengangguran normal atau friksiona, Pengangguran siklikal, Pengangguran
structural, Pengangguran teknologi. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya: Pengangguran
terbuka, Pengangguran tersembunyi, Pengangguran musiman, Pengangguran setengah
menganggur. Strategi mengatasi pengangguran: Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama
dengan swasta untuk mencari jalan keluar yang lebih baik,Pembenahan sector pendidikan,
Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki
prospek perkembangan, Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio yang tinggi pula
Hubungan inflasi dan pengangguran: Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi
dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas
kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran
lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka
mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000.
Boediono, Ekonomi Makro, Edisi Ke Empat, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2001.
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14,
PTRaja Grafindo Persada, Jakarta,2002.
http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
http://www.docstoc.com/docs/80226536/Inflasi-dan-Pengangguran
Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO, Edisi Pertama, Unit Penerbit
dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html
Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 174-175
Ibid, hlm: 176
Boediono, Ekonomi Makro, Edisi Ke Empat, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2001,
hlm 156
Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 177-180.
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14,
PTRaja Grafindo Persada, Jakarta,2002, hlm: 303-306
http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 181-184
http://www.docstoc.com/docs/80226536/Inflasi-dan-Pengangguran
Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 184-18186
Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO, Edisi Pertama, Unit Penerbit
dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm: 164..
http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta,2002, hlm:295
http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta,2002, hlm:299-300
Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO, Edisi Pertama, Unit Penerbit
dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm: 175
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html