Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INFLASI DAN PENGANGGURAN

Disusun oleh :
KELOMPOK 11

NAMA : 1. DINDA ARISTA KHOLIFATURRAHMAH 192347SM


2. I KOMANG ARI MASWITRA PRANANDA 192339SM
3. JIBRIL ALWI JAHIR 192335SM
4. M. ZIDAN SUPANDI 192350SM

PRODI/KELAS : S-1 MANAJEMEN/B

JURUSAN S-1 MANAJEMEN


STIE AMM MATARAM
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah kami ini kami akan mencoba
menguraikan tentang Inflasi dan pengangguran. Inflasi dan pengangguran adalah masalah
terbesar dalam perekonomian saat ini. Kami akan membahasnya secara rinci.

Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengerti tentang inflasi dan
pengangguran. Meskipun demikian, kami menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya. Oleh
sebab itu, segala kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan ucapan terima kasih
demi perbaikan makalah ini.

Penyusun

Kelompok 11

 
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar………………………………………………………………………...……..........ii
Daftar isi……………..……………………………………………………………………..….....iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….....1
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..1

BAB II
PEMBAHASAN
A. INFLASI……………………………………………………………….…….....................2
1. Pengertian inflasi...........................................................................................................2
2. Jenis – jenis inflasi.........................................................................................................2
3. Efek yang ditimbulkan dari inflasi................................................................................3
4. Cara mencegah inflasi....................................................................................................4
B. PENGANGGURAN………………………………………..…….…….........................…5
1. Pengertian pengangguran...............................................................................................5
2. Penyebab pengangguran................................................................................................6
3. Bentuk – bentuk penggangguran...................................................................................6
4. Jenis – jenis pengangguran............................................................................................7
5. Strategi mengatasi pengangguran..................................................................................8
C. HUBUNGAN INFLASI......................................................................................................9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan………...………………………………………………………………….…10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Inflasi dan pengangguran adalah dua masalah ekonomi utama yang dihadapi setiap negara.
Kedua masalah ekonomi itu dapat mewujudkan beberapa pengaruh  buruk yang bersifat
ekonomi, politik, dan sosial. Untuk menghindari berbagai pengaruh buruk yang mungkin timbul,
berbagai kebijakan ekonomi perlu dijalankan.
Pengangguran merupakan masalah ketenaga kerjaan yang dialami oleh banyak Negara.
Begitu seriusnya masalah ini sehingga dalam setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi
masyarakat selalu dikatakan dengan tujuan untuk menurunkan angka pengangguran. Namun
kebiksanaan pemecahan sudah barang tentu harus dialamatkan kepada apa yang menjadi
penyebabnya. Oleh karena itu setiap analisis masalah-masalah ini selalu berminat untuk
mengetahui profil permasalahanya.
Dalam analisis ini bertujuan untuk menerangkan tentang bentuk – bentuk masalah
pengangguran dan inflasi yang dihadapi suatu perekonomian dan bentuk kebijakan pemerintah
yang dapat dijalankan untuk mengatasi masalah tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian inflasi?


2. Sebutkan jenis –jenis inflasi?
3. Sebutkan efek yang ditimbulkan dari inflasi?
4. Bagaimana cara mencegah adanya inflasi?
5. Apa pengertian pengangguran?
6. Sebutkan jenis – jenis pengangguran?
7. Sebutkan  penyebab pengangguran?
8. Bagaimana strategi mengatasi pengangguran?

C. Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang pengertian inflasi, jenis-jenis
inflasi, efek yang ditimbulkan dari inflasi, cara mencegah inflasi dan pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. INFLASI
1. Pengertian inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga umum barang – barang secara terus – menerus.
Ini tidak berarti bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang
sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat
kenaikan harga umum barang secara terus – menerus selama satu periode tertentu. 
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang
sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:
a. Indeks biaya hidup (consumer price index)
Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluaran untuk membeli sejumlah
barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Angka
penimbang biasanya didasarkan atas besarnya persentase pengeluaran untuk barang
tertentu terhadap pengeluaran keseluruhan. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara
menghitung persentase kenaikan atau penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.
b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)
Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat
perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk
dalam perhitungan indeks harga.
c. GNP deflator
GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku)
dengan GNP riil (atas dasar harga konstan). 
GNP deflator =  GNP Nominal   x 100
                                                  GNP Riil

2. Jenis – jenis inflasi


a. Jenis inflasi menurut sifatnya :
1.  Merayap (creeping inflation)
Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari
10% per tahun).
2. Inflasi menengah ( galloping inflation)
Inflasi menengah (galloping inflation) ini ditandai dengan kenaikan harga yang
cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan kadangkala berjalan
dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai siat akselerasi.
3. Inflasi tinggi ( hyper inflation)
Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga – harga naik
sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai
uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang
makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila
pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.
b. Jenis inflasi menurut sebabnya :
1.  Demand – pull inflation
Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu
kuat. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total barang bertambah
(aggregate demand) sedangkan ongkos produksi naik.  
2. Cost – push inflation
Cost push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya
produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam
penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.
c. Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab
1. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi ini terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani
permintaan masyarakat yang wujud dalam pemasaran. Masalah kekurangan barang akan
berlaku dan ini akan mendorong kepada kenaikan harga – harga. Inflasi ini biasanya
berlaku pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan
pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat.
2. Inflasi desakan biaya
Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga – harga dalam
perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan
harga bahan mentah atau kenaikan upah.  Pertambahan biaya produksi akan mendorong
perusahaan – perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus mengambil resiko
akan menghadapi pengurangan dalam permintaan barang – barang yang diproduksinya.
3. Inflasi di impor
Inflasi di impor ini terjadi karena kenaikan harga – harga yang disebabkan oleh
kenaikan harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam
negeri.

3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi


Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk
nasional.
a. Efek terhadap pendapatan(Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada pula yang
diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan
dirugikan oleh adanya inflasi. Sebaliknya, pihak – pihak yang mendapat keuntungan
dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan
persentase yang lebih besar dari laju inflasi.
b. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor – faktor produksi. Perubahan ini dapat
terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat
mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga
mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
c.  Efek terhadap Output ( Output Effects)
Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan efficiency effects) digunakan suatu
anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui efek inflasi terhadap
distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut. 
d. Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya
yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.
Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.
Antara lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta – harta tetap seperti tanah, rumah dan
bangunan.
e. Inflasi dan kemakmuran masyarakat
Disamping menimbulkan efek buruk atas kegiatan ekonomi negara, inflasi juga dapat
menimbulkan efek – efek berikut dari individu kepada masyarakat:
1. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang – orang yang berpendapatan tetap.
2. Inflasi akan mengurangi niali kekayaan yang berbentuk uang.
3. Memperburuk pembagian kekayaan.

4. Cara Mencegah Inflasi


a. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang beredar (M). salah
satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposit). Uang giral dapat terjadi
melalui dua cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke bank dalam bentuk
giro, kedua, apabila seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi
dalam bentuk giro. Instrument lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah
politik pasar terbuka ( jual/beli surat berharga) dengan cara menjual surat berharga bank
sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat
lebih rendah.
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan
demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
c. Kebijakan yang berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat
dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang
cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung
menurunkan harga.
d. Kebijakan penentuan harga dan indexing
Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga
tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau
indeks harga naik, maka gaji/ upah juga dinaikkan.

B. PENGANGGURAN
1. Pengertian pengangguran
Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor force)untuk
memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Dengan kata lain,
pengangguran merujuk pada situasi atau keadaan dimana seseorang menghadapi ketiadaan
kesempatan kerja. Orang yang sudah memiliki pekerjaan dan menjalankan pekerjaannya juga
dapat digolongkan sebagai pengangguran karena konsep pengangguran dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu:
a. Waktu
b. Intensitas pekerjaan
c. Produktivitas
Orang yang sudah bekerja dapat digolongkan sebagai setengah pengangguran apabila
pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut tidak sesuai dengan ketrampilan dan keahlian yang
dimilikinya. Secara lebih rinci, setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Setengah pengangguran kentara (visible under-employment) kriteria setengah
pengangguran kentara yaitu:
1. Bekerja kurang dari jam kerja normal.
2. Melakukan pekerjaan secara terpaksa.
3. Sudah bekerja tapi masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia menerima
pekerjaan tambahan.
b. Setengah pengangguran tak kentara (invisible under-employment) dapat tercermin dari
adanya ketidaktepatan dalam penempatan sumber daya manusia, atau adanya ketidak
seimbangan antara tenaga kerja dengan faktor produksi. Hal ini ditandai dengan
rendahnya tingkat pendapatan, ketrampilan yang kurang dimanfaatkan, dan rendahnya
tingkat produktifitas.
Setengah pengangguran, baik yang kentara maupun yang tidak kentara dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah penduduk yang setengah menganggur pada tahun t dengan jumlah
angkatan kerja pada tahun yang bersangkutan.
Setengah penganggur        =          setengah penganggur tahun t
                                                           Angkatan kerja tahun t

2. Penyebab pengangguran
a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dengan
kemampuan perekonomian menyediakan lapangan pekerjaan akan menyebabkan
terjadinya pengangguran.
b. Rendahnya laju investasi produktif
Rendahnya investasi di Negara berkembang merupakan salah satu penyebab
rendahnya kesempatan kerja yang tersedia bagi masyarakat. Meskipun sumber daya alam
yang dimiliki melimpah, tetapi kapasitas produksi dan sumber daya yang ada belum
digunakan secara penuh (underemployment).
c. Siklus bisnis yang melemah
Siklus bisnis secara actual di ukur dari GNP riil yang merupakan nilai pasar dari
barang dan jasa yang dihasilkan selama satu tahun. Pada saat puncak kegiatan bisnis,
kebutuhan akan tenaga kerja sangat besar sehingga pada kondisi ini jumlah pengangguran
relative rendah atau sebaliknya.
d. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.
Pengangguran dapat terjadi karena masyarakat tidak mampu memanfaatkan
kesempatan kerja yang tersedia. Ketidakmampuan dalam memanfaatkan kesempatan
kerja tersebut, salah satunya disebabkan oleh ketidaksesuaian keahlian yang dibutuhkan
dengan keahlian tenaga kerja yang dimiliki.
e. Strategi industry yang labor saving
Kemajuan teknologi yang terjadi di satu sisi mengakibatkan jumlah output yang
mampu dihasilkan dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, kemajuan
teknologi kadang juga diikuti dengan penghematan penggunaan tenaga kerja (labor
saving) pada suatu proses produksi dan menggunakan modal secara intensif yang pada
akhirnya akan menimbulkan pengangguran. 

3. Bentuk – bentuk pengangguran


Pengangguran dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya:
a. Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh
tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran terbuka dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pengangguran sukarela
Pengangguran sukarela merupakan kelompok angkatan kerja yang memilih tidak
bekerja karena tidak bersedia digaji pada jumlah tertentu maupun mengharapkan
pekerjaan yang lebih baik.
2. Pengangguran terpaksa
Pengangguran terpaksa merupakan kelompok angkatan kerja yang bersedia
bekerja tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Besarnya tingkat penganggur terbuka,
dihitung dengan cara membagi jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah
angkatan kerja pada tahun yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Penganggur terbuka = penganggur terbuka
                                                       Angkatan kerja
b. Setengah pengangguran  (underemployment)
Tenaga kerja yang termasuk setengah menganggur adalah kelompok tenaga kerja
yang lamanya bekerja (dalam satuan hari, jam, ataupun minggu) kurang dari yang
seharusnya mereka kerjakan.

c. Bekerja secara tidak penuh yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran
terbuka dan setengah pengangguran. Yang termasuk disini adalah :
1. Pengangguran tak kentara (disguised unemployment)
2. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment
Penyebab pengangguran tersembunyi adalah orang yang bekerja tidak sesuai
dengan jenis dan tingkat pendidikannya sehingga orang tersebut tidak dapat
bekerja secara maksimal.
3. Pension awal
Pension awal memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memberi kesempatan
tenaga kerja baru yang memiliki pemikiran yang lebih aplikatif maupun
mengurangi tenaga kerja tua yang produktifitasnya mulai menurun.
d. Tenaga kerja lemah (impaired)
Kelompok ini sebenarnya memiliki pekerjaan dan bekerja secara penuh, tetapi
intensitasnya rendah.
e. Tenaga kerja tidak produktif
Kelompok angkatan kerja ini sebenarnya sudah memiliki pekerjaan dan mampu
bekerja secara produktif, tapi karena kurangnya fasilitas yang dimiliki perusahaan
mengakibatkan mereka menghasilkan pekerjaan yang tidak memuaskan.

4. Jenis - jenis penggangguran


a. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya :
1. Pengangguran normal atau friksional
Pengangguran normal atau friksional adalah seseorang yang berhenti bekerja
karena kurang menyukai pekerjaannya atau tidak sepaham dengan atasannya.
2.  Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah seseorang yang diberhentikan karena perusahaan
mengurangi pekerja akibat penurunan permintaan.
3. Pengangguran structural
Pengangguran structural adalah seseorang yang berhenti bekerja karena
perusahaannya ditutup, meskipun memiliki kemampuan atau kecakapan.
4. Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah seseorang yang berhenti bekerja karena adanya
pergantian tenaga kerja mesin dengan manusia.
b. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya :
1. Pengangguran terbuka
Pengangguran terbuka adalah  pengangguran yang tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.
2. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang tercipta karena kelebihan
tenaga kerja dalam suatu bagian dalam perusahaan, akibatnya banyak tenaga kerja
yang menganggur meskipun memiliki pekerjaan. Contohnya, pelayan restaurant yang
lebih banyak dari yang diperlukan.
3. Pengangguran musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
pengaruh dari musim terutama pada sector pertanian dan perikanan.
4.  Pengangguran setengah menganggur
Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran yang tercipta akibat
jam kerja yang jauh lebih rendah dari jam kerja normal.

5. Strategi mengatasi pengangguran
Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran:
a. Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama dengan swasta untuk mencari jalan keluar
yang lebih baik. Hal ini dikarenakan swasta mempunyai dana untuk menggerakkan
investasi. Investasi akan terjadi apabila investor memiliki kepastian “keamanan” atas
dana yang diinvestasikan tersebut, sehingga pemerintah harus mampu menciptakan
iklim investasi yang kondusif untuk berusaha.
b. Pembenahan sector pendidikan. Ketidak sesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia
kerja berakibat kurang terserapnya angkatan kerja yang terdidik di pasar kerja.
Angkatan kerja memerlukan tambahan ketrampilan untuk dapat lebih cepat terserap di
pasar kerja. Bentuk tambahan ketrampilan itu berupa keahlian yang dibutuhkan di
dunia kerja, seperti keahlian computer, bahasa asing, perbengkelan.
c. Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang
memiliki prospek perkembangan. Sudah saatnya mengubah stigma yang ada di
masyarakat bahwa setelah mendapat pendidikan formal, maka ukuran keberhasilannya
adalah mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai.
d. Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya pertumbuhan
penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio yang tinggi pula. 

C. HUBUNGAN INFLASI DAN PENGANGGURAN


Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu
perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus
membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi
peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas
produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut. Sebuah proses serupa akan diamati
di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga
produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat
inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk
menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam
perekonomian nasionalyang berbeda antara inflasi dan pengangguran jumlah orang yang
menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia
untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi
persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran,dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Inflasi adalah proses kenaikan harga – harga umum barang – barang secara terus –
menerus. Ini tidak berarti bahwa harga – harga berbagai macam barang itu naik dengan
persentase yang sama. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa
indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain: Indeks biaya hidup
(consumer price index), Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index), GNP deflator.
Jenis inflasi menurut sifatnya: Merayap (creeping inflation), Inflasi menengah ( galloping
inflation), Inflasi tinggi ( hyper inflation). Jenis  inflasi menurut sebabnya : Demand – pull
inflation , Cost – push inflation. Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab: Inflasi tarikan
permintaan, Inflasi desakan biaya , Inflasi di impor. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi : Efek
terhadap pendapatan(Equity Effect), Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects), Efek terhadap
Output ( Output Effects), Inflasi dan perkembangan ekonomi, Inflasi dan kemakmuran
masyarakat. Cara Mencegah Inflasi: Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal , Kebijakan yang
berkaitan dengan Output, Kebijakan penentuan harga dan indexing.
Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor force)untuk
memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Penyebab
pengangguran: Pertumbuhan penduduk yang tinggi , Rendahnya laju investasi produktif, Siklus
bisnis yang melemah, Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat., Strategi industry yang labor
saving. Bentuk – bentuk pengangguran: Pengangguran terbuka (open unemployment), Setengah
pengangguran  (underemployment), Bekerja secara tidak penuh, Tenaga kerja lemah
(impaired), Tenaga kerja tidak produktif. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya:
Pengangguran normal atau friksiona, Pengangguran siklikal, Pengangguran
structural, Pengangguran teknologi. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya: Pengangguran
terbuka, Pengangguran tersembunyi, Pengangguran musiman, Pengangguran setengah
menganggur. Strategi mengatasi pengangguran: Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama
dengan swasta untuk mencari jalan keluar yang lebih baik,Pembenahan sector pendidikan,
Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki
prospek perkembangan, Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio yang tinggi pula
Hubungan inflasi dan pengangguran: Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi
dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas
kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran
lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka
mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

 Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000.
 Boediono, Ekonomi Makro, Edisi Ke Empat, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2001.
 Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14,
PTRaja Grafindo Persada, Jakarta,2002.
http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
http://www.docstoc.com/docs/80226536/Inflasi-dan-Pengangguran
 Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO,  Edisi Pertama, Unit Penerbit
dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html
 Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 174-175
 Ibid, hlm: 176
 Boediono, Ekonomi Makro, Edisi Ke Empat, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2001,
hlm 156
 Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 177-180.
 Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14,
PTRaja Grafindo Persada, Jakarta,2002, hlm: 303-306
 http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
 Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 181-184
 http://www.docstoc.com/docs/80226536/Inflasi-dan-Pengangguran
 Nopirin Ph.D, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Dan Mikro, Edisi Pertama, BPFE-
YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 184-18186
 Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO,  Edisi Pertama, Unit Penerbit
dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm: 164..
 http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
 Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta,2002, hlm:295
 http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup
 Sadono, Sukirno, Pengantar Teori MAKROEKONOMI, Edisi Pertama Cetakan ke 14, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta,2002, hlm:299-300
 Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO,  Edisi Pertama, Unit Penerbit
dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm: 175
 http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html

Anda mungkin juga menyukai