Disusun oleh :
Kelompok 6
Tingkat 2C
Muhamad Iqbal
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan
Dengang Gangguan Sistem Penglihatan : Glaukoma ” dengan baik dan tepat waktu. Adapun
pembuatan makalah ini dilakukan sebagai pemenuhan nilai tugas dari mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami yaitu Ibu Yati
Tursini, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini. Selain itu, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini dan kami juga
mengharapkan saran dan kritik agar daat lebih baik untuk kedepannya.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3 TUJUAN.................................................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN............................................................................................................................3
2.2 PATOFISIOLOGI........................................................................................................................3
2.3 ETIOLOGI..................................................................................................................................4
2.4 KLASIFIKASI.............................................................................................................................5
2.9 PENATALAKSANAAN..............................................................................................................7
2.10 KOMPLIKASI...........................................................................................................................9
3.1 PENGKAJIAN..........................................................................................................................11
3.4 IMPLEMENTASI......................................................................................................................20
3.5 EVALUASI................................................................................................................................20
1.1 KESIMPULAN....................................................................................................................21
1.2 REKOMENDASI................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
2.1 PENGERTIAN
Glaukoma berasal dari kata yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Glaukoma adalah gangguan yang melibatkan beberapa perubahan atau gejala
patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO). (Indriana, 2012 :
146)
Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan
bola mata. Meningkatnya tekanan bola mata ini disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara produksi cairan dan pembuangan cairan dalam bola mata dan tekanan yang tinggi
dalam bola mata bisa merusak jaringan – jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di
belakang bola mata. (Amin Huda, 2015 : 36)
Jadi Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara produksi dengan pembuangan cairan pada bola mata sehinga
meningkatkan tekanan intraokuler (TIO) ditandai dengan pupil penderita berwarna hijau
kebiruan.
2.2 PATOFISIOLOGI
Tingginya tekanan intraokular bergantung pada besarnya produksi humor aquelus
oleh badan siliari dan mengalirkannya keluar. Besarnya aliran keluar humor aquelus
melalui sudut bilik mata depan juga bergantung pada keadaan kanal Schlemm dan
keadaan tekanan episklera. Tekanan intraokular dianggap normal bila kurang dari 20
mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer Schiotz (aplasti). Jika terjadi peningkatan
tekanan intraokuli lebih dari 23 mmHg, diperlukan evaluasi lebih lanjut. Secara
fisiologis, tekanan intraokuli yang tinggi akan menyebabkan terhambatannya aliran darah
menuju serabut saraf optik dan ke retina. Iskemia ini akan menimbulkan kerusakan
fungsi secara bertahap. Apabila terjadi peningkatan tekanan intraokular, akan timbul
penggaungan dan degenerasi saraf optikus yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
2.2.1 Gangguan perdarahan pada papil yang menyebabkan deganerasi berkas serabut
saraf pada papil saraf optik.
2.2.2 Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi
penggaungan pada papil saraf optik.
2.2.3 Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut
saraf optic
2.3 ETIOLOGI
Penyebab dari Glaukoma (Sidarta Ilyas, 2004 dalam Nanda Nic Noc Jilid 2) :
Glaukoma terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses produksi dan ekskresi/
aliran keluar aqueous humor. Beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya
glaukoma adalah tekanan darah yang tinggi, diabetes melitus, miopia, ras kulit hitam,
pertambahan usia dan pasca bedah.
2.4 KLASIFIKASI
Klasifikasi Vaugen untuk glaukoma :
2.4.1 Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer (Glaukoma Simplek)
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang kuat.
Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan takanan intraokuler
b. Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis
tanpa ada kelainan lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler karena
sumbatan aliran keluar humor aquos akibat oklusi trabekular meshwork oleh iris
perifer.
2.4.2 Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan
perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital seringkali
diturunkan
2.4.3 Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder dapat terjadi karena ;
a. Karena perubahan lensa
b. Kelainan uvea (uveitis anterior)
c. Karena trauma mata
d. Pemakaian kortikosteroid local dan lainnya
e. Rubeosis iridis, sering terdapat pada DM dan oklusi vena centralis retina
f. Akibat operasi, misalnya operasi katarak dengan prolaps retina
2.4.4 Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut, adalah fase akhir dari glaukoma tidak terkontrol (visus=0, bola
mata keras dan sering sakit kepala).
http://nersjofan.blogspot.com/2013/11/pathway-glukoma-jofan-arya-pratama.html
2.9 PENATALAKSANAAN
2.9.1 Medis
a. Laser trabeculoplasty
Tindakan ini dilakukan dengan local anastesi untuk membuat lubang dijaringan
trabekular untuk membuka sudut , untuk mempermudah aliran keluar aquos
humor. Komplikasi bedah laser ditandai dengan sakit kepala yang tidak berkurang
dengan asetaminofen dan atau disertai mual, nyeri dahi, dan atau perubahan tajam
penglihatan.
b. Operasi filtrasi
Jenis ini meliputi trefinasi, sklerektomi atau sklerostomi dengan membuat saluran
dari ruang anterior ke luar subkonjungtiva.
c. Laser irodotomy atau iridectomy perifer
Kedua prosedur ini mengurangi tekanan dengan mengeluarkan bagian iris untuk
membangun kembali outflow aquos humor.
d. Cyclocryotherapy
Tindakan ini secara pemanen merusak sel dalam badan silier dan menurunkan
produksi aquos humor.
2.10 KOMPLIKASI
a) Glaukoma Kronis
Penatalaksaan yang tidak adekuat dapat menyebabkan glaukoma yang lebih parah
b) Sinekia Anterior
Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan trabecular (sinekia
anterior), sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera anterior dan
menghambat aliran aqueous humor keluar
c) Katarak
Pada keadaan tekanan bola mata yang sangat tinggi,maka akan terjadi permeabilitas
kapsul lensa sehingga terjadi kekeruhan lensa
d) Kerusakan saraf optikus
Tekanan mata yang tinggi akan menyebabkan kerusakan saraf, semakin tinggi tekanan
mata akan semakin berat kerusakan saraf yang terjadi
e) Kebutaan
Kontrol tekanan intraocular yang jelek akan menyebabkan semakin rusaknya nervus
optic dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama :
TTL/Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Golongan Darah :
Diagnosis medis :
Tanggal masuk RS :
Tanggal Pengkajian :
Alamat :
b. Identitas Penanggungjawab
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Hub. Dengan Klien :
4) Gagguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah akibat peningkatan
TIO
Dx 2. Penurunana persepsi sensori penglihatan b.d penurunan tajam penglihatan dan kejelasan
penglihatan
Intervensi Rasional
Kaji ketajaman penglihatan pasien Mengidentifikasi kemampuan visus
pasien
Pantau kemampuan pasien untuk Mengetahui perubahan visual
melihat dengan jelas. Tanyakan
kepada pasien secara rutin tentan
terjadinya perubahan visual
Sesuaikan lingkungan untuk Meningkatkan kemampuan persepsi
optimalisasi penglihatan : sensori
- Orientasikan pasien terhadap
ruanng perawat
- Letakan alat yang sering digunkan
di dekat pasien atau pada sisi mata
yang sehat
- Berikan pencahayaan yang cukup,
hindari cahaya yang menyilaukan
Anjurkan penggunaan alternative Meningkatkan kemampuan respons
rangsang lingkungan yang dapat terhadap stimulus lingkungan
diterima : audiotorik
Dx. 3 Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang prosedur operasi dan penurunan
ketajaman penglihatan
Intervensi Rasional
Kaji derajat kecemasan, faktor yang Umumnya faktor yang
menyebabkan kecemasan, tingkat menyebabkan kecemasan adalah
pengetahuan dan ketakutan pasien kurangnya pengetahuan. Pada
akan penyakit pasien glaucoma, rasa nyeri dan
penurunan lapang pandang
menimbulkan ketakutan utama
Orientasikan tentang penyakit yang Meningkatkan pemahaman pasien
dialami pasien, prognosis dan akan penyakit. Jangan memberikan
tahapan perawatan yang akan di keamanan palsu seperti mengataka
jalani penglihatan akan pulih atau nyeri
akan hilang.
Berikan kesempatan pada pasien Menimbulkan rasa aman dan
untuk bertanya mengenai peyakitnya perhatian terhadap pasien
Beri dukungan psikologis Dukungan psikologis berupa
penguatan tentang kondisi pasien,
peran serta aktif pasien dalam
perawatan
Bantu klien mengekspresikan Memberi kesempatan pasien untuk
kecemasan dan ketakutan dengan berbagi perasaan dan pendapat dan
mendengar aktif menurunkan ketegangan pikiran
Jelaskan gambaran kejadian pre dan Meningkatkan pemahaman tentang
post operasi, dan sikapi yang harus di gambaran operasi untuk
lakukan pasien selama masa operasi menurunkan asietas
Intervensi Rasional
Kaji derajat nyeri setip hari Normalnya, nyeri terjadi dalam
waktu kurang dari lima hari setelah
operasi dan berangsur menghilang.
Nyeri dapat meningkat seabab
peningkatan TIO 2-3 hari pasca
operasi
Anjurkan untuk melaporkan Memberikan rasa aman untuk
perkembangan nyeri setiap hari atau peningkatkan dukungan psikologis
segera saat terjadi peningkatan nyeri
mendadak
Anjurkan pasien untuk tidak Beberapa tindakan pasien dapat
melakukan gerakan tiba-tiba yang menyebabkan penngkatan nyeri
dapat memicu nyeri seperti gerakan tiba-tiba,
membungkuk, megucek mata, batuk
dan mengejan
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Mengurangi ketegangan,
mengurangi nyeri
Lakukan tindakan kolaboratif dalam Mengurangu nyeri dengan
pemberian analgetik meningkatkan ambang nyeri
Dx. 5 Gangguan perawatan diri b.d penurunan penglihatan, pembatasan aktivitas pasca
operasi
Intervensi Rasional
Terangkan penting nya perawatan diri Pasein di anjurkan untuk istirahat di
dan pembatasan aktivtas selama fase tempat tidur pada 2-3 jam pertama
pascaoperasi pasca operasi atau 12 jam jika ada
komplikasi. Selama fase ini,
bantuan total di perlukan pasien.
Bantu pasien untuk memenuhi Memenuhi kubutuha perawatan diri
perawatan diri
3.4 IMPLEMENTASI
Melaksanakan apa yang sudah di rencaakan di intervensi
3.5 EVALUASI
Penulisan evaluasi menggunakan teknik SOAPIER dengan berokus pada kriteria hasil
yang terdapat di intervensi
BAB IV
1.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pada tujuang laporan kasus yang penulis buat maka penulis
menyimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Pengkajian pada pasien Glaukoma terfokus pada pengkajian Nyeri daerah mata
dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga), peningkatan tekanan intraokolar
melalu tes Tonometri, Pandangan kabut, melihat halo sekitar lampu, mual,
muntah, berkeringat, mata merah, hiperemia konjungtiva, dan siliar.Penurunan
visus, oedema kornea. Bilik mata depan dangkal (mungkin tidak ditemui pada
glaukoma sudut terbuka). Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya.
Semua pengkajian diperoleh langsung dari pasien serta keluarga pasien
mengguanakan metode wawancara.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada penyakit glaukoma yaitu diagnose Pre
Operasi terdiri dari Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intraokuler, Penurunana
persepsi sensori penglihatan b.d penurunan tajam penglihatan dan kejelasan
penglihatan, Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang prosedur operasi dan
penurunan ketajaman penglihatan, Gagguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d.
mula muntah. Sedangkan diagnose post operasi terdiri dari Nyeri b.d luka pasca
operasi, Gangguan perawatan diri b.d penurunan penglihatan, pembatasan
aktivitas pasca operasi, Resiko tinggi cidera b.d peningkayan TIO perdarahan,
kehilangan vitreus, Gangguan body image .
1.2 REKOMENDASI
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan mampu memahami dan menerapkan
asuhan keperawatan yang benar pada klien dengan Glaukoma.
4.2.2 Bagi Pembaca
Dengan literatur ini, diharapkan pembaca dapat meningkatkan pengetahuan
kesehatannya dan lebih menjaga kesehatannya agar tidak terkena penyakit Glaukoma.
DAFTAR PUSTAKA
N Indriana. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC
Tamsuri Anas. 2012. Klien gangguan mata da penglihatan keperawatan medical bedah.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
Huda Amin, Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan diagnose medis dan nanda
nic noc jilid 2. Jogjakarta : Mediaction
Ilyas, Sidarta. 2007. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi). Jakarta : Sagung Seto