Anda di halaman 1dari 5

INFLUENZA

A. DEFINISI

Influenza merupakan suatu penyakit virus akut yang menyerang saluran pernafasan
ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza, sakit tenggorokan
dan batuk. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2 – 7 hari. (1),(2)

B. EPIDEMIOLOGI
Menyerang masyarakat umum sekitar 10%-20% dan menyerang populasi tertentu sekitar
50% (sekolahan dan perumahan perawat). Pada daerah tropis sering terjadi saat musim
hujan. Sebanyak 30 -50 % anak mempunyai bukti serologis infeksi virus influenza pada
tahun tertentu. Anak yang mengalami pemajanan primer terhadap strain influenza
mempunyai pelepasan virus jauh lebih tinggi dan lebih lama dibanding dengan orang
dewasa, sehingga merupakan penular infeksi yang efektif. (1),(4)

C. ETIOLOGI
Influenza pada manusia adalah penyakit saluran pernafasan akut yang disebabkan infeksi
virus famili orthomyxoviridae dengan subtype A, B atau C. Influenza tipe A merupakan
virus penyebab influenza yang bersifat epidemik. Tipe B biasanya hanya menyebabkan
penyakit yang lebih ringan dari tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan
epidemi. Tipe C adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia, mungkin hanya
menyebabkan gangguan ringan saja. (3),(4)

D. MANIFESTASI KLINIS (3)


 Demam
 Batuk
 Pilek
 Nyeri tenggorokan
 Kepala pusing
 Nyeri otot

E. PATOMEKANISME
Dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi penempelan spikes virion dengan
reseptor spesifik yang ada di permukaan sel hospesnya. Virion akan menyusup ke
sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya,
dan dengan menggunakan mesin genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi
membentuk virion-virion baru, dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel
disekitarnya. Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah
virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasinya. Virus
influenza A melalui spikes hemaglutinin (HA) akan berikatan dengan reseptor yang
mengandung sialic acid (SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya. Maka terjadi
proses infeksi. (5)

F. DIAGNOSIS
Pada anamnesis biasanya pasien datang dengan keluhan batuk, pilek, demam, mudah lelah,
dan nyeri saat menelan. Lalu pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan inspeksi hidung dan
tenggorokan untuk melihat adanya secret pada hidung dan eritem pada tenggorokan. Dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes serologi dan tes laboratorium. (6)

G. PENATALAKSANAAN (7),(8)
Non farmako :

 Beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan


 Meningkatkan gizi makanan. Makanan dengan kalori dan protein yang tinggi akan
menambah daya tahan tahan tubuh. Makan buah-buahan segar yang banyak
mengandung vitamin
 Banyak minum air, teh, sari buah akan mengurangi rasa kering di tenggorokan,
mengencerkan dahak dan membantu menurunkan demam
 Sering-sering berkumur dengan air garam untuk mengurangi rasa nyeri di
tenggorokan

Farmakologi :

 Analgesik dan antipiretik

Secara umum obat golongan ini mempunyai cara kerja obat yang dapat
meringankan rasa sakit dan menurunkan demam.

Zat aktif yang memiliki khasiat analgesik sekaligus antipiretik yang lazim
digunakan dalam obat flu adalah : parasetamol.

 Antihistamin

Antihistamin adalah suatu kelompok obat yang dapat berkompetisi melawan


histamin, yaitu salah satu mediator dalam tubuh yang dilepas pada saat terjadi
reaksi alergi. Zat aktif yang termasuk golongan ini antara lain klorfeniramin maleat,
deksklorfeniramin maleat.

 Dekongestan hidung

Dekongestan hidung adalah obat yang mempunyai efek mengurangi hidung


tersumbat. Obat-obat yang dapat digolongkan sebagai dekongestan hidung antara
lain : fenilpropanolamin; fenilefrin, pseudoefedrin dan efedrin.
 Ekspektoran dan Mukolitik

Ekspektoran dan mukolitik digunakan untuk batuk berdahak, dimaksudkan untuk


mempermudah pengeluaran dahak.
Zat aktif yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain gliseril guaiakolat,
ammonium klorida, bromheksin.

 Antitusif

Antitusif yaitu obat yang bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk
dan menaikkan ambang rangsang batuk. Zat aktif yang termasuk antitusif antara
lain dekstrometorfan HBr dan difenhidramin HCl (dalam dosis tertentu).

H. PROGNOSIS
Penyakit ini bersifat self limited ( dapat sembuh sendiri ).(2)

I. KOMPLIKASI
Influenza merupakan suatu penyakit yang self limiting, dimana bila tidak terjadi
komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari akan sembuh sendiri. Tetapi
influenza dapat menyebabkan pneumonia, pericarditis, encephalitis, dll. (8)
DAFTAR PUSTAKA

1. Fisher, R.G, Moffet’s Pediatric Infectious Diseases a Problem-Oriented


Approach, Fourth Edition, New York.1974. p:153-157.
2. James Chin, diterjemahkan I Nyoman Kandun Manual Pemberantasan
Penyakit Menular. Edisi 17, Cetakan II.2006
3. Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, WHO Indonesia,. Pedoman Surveilans
Epidemiologi Avian Influenza Integrasi di Indonesia.Jakarta. 1 Juli 2006.
4. Nelson, W.E, Nelson Textbook of Pediatrics, WB. Sounders Company, Philadelphia,
p: 215-218. 1996.
5. Russel CJ and Webster RG. The genesis of a pandemic influenza virus. Cell. 123(3):
368-371. 2005
6. OIE. Manual of Diagnostic Test and Vaccines for Terrestrial Animal. World
Organisation for Animal Health. 2014

7. BPOM, 2006, Obat Flu, (online), (http://www.pom.go.id, diakses 12 April 2019).


8. Abelson, B., 2009, Flu Shots, Antibiotics, & Your Immune System, (online),
http://www.drabelson.com/PDF/Flu.pdf, diakses 12 April 2019.

Anda mungkin juga menyukai