Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya
selaku penulis berhasil menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Bahan Ajar dengan
berjudul ini “ Belajar Bahasa Isyarat bagi Pemula” bagi para guru SLB disingkatan dari
sekolah luar biasa atau Mahasiswa PLB” Pendidikan Luar Biasa” maupun pemula.

Sebelum mengantarkan pembaca kepada apa yang termuat dalam buku ini, kami
ketengahkan apa yang dimaksud dengan Bahasa Isyarat Indonesia sebagai ruang lingkup
buku dalam bahan ajar tersebut. Hal ini penting bagi kita agar terdapat kesamaan pandanan.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan pada
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Jakarta, 15 Juli 2019

Penulis

i
PETA KONSEP PETA KONSEP

KONSEP

Pengertian Komunikasi BAHASA ISYARAT


TINGKAT DASAR
Mengenai Bahasa isyarat

Sejarah

Tokoh ketunarungu
MANFAAT
Jenis Bahasa isyarat
SIBI Penelitian Bahasa isyarat
BISINDO

Mencari tahu media


komunikasi

SYNTESIS

Media Komunikasi

- Metode Komunikasi
- Metode Komunikasi
- Bahasa Isyarat

Latihan

Cara belajar Bahasa


isyarat tingkat dasar
bagi pemula.

ii
ii
DAFTAR
DAFTARISI
ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


PETA KONSEP ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................................1
Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II ...............................................................................................................................2
LANDASAN TEORI .........................................................................................................2
Hakekat Komunikasi Total .............................................................................................2
Komunikasi Total.............................................................................................................2
Pengertian Komunikasi Total .........................................................................................2
Prinsip prinsip utama dari Komunikasi Total ...............................................................3
Hasil dan pembahasan .....................................................................................................4
Klasifikasi Anak Tunarungu...........................................................................................4
Hakekat ketunarunguan dan komunikasi ......................................................................5
Sejarah mengenal Bahasa Isyarat pada pertama kalinya .............................................5
Sejarah Perkembangan Metode Komunikasi ................................................................6
BAB III ..............................................................................................................................9
PEMBAHASAN ................................................................................................................9
Mengenai Bahasa Isyarat ................................................................................................9
Masalah Bahasa Isyarat ..................................................................................................9
Bagaimana bila bahasa isyarat digunakan oleh lebih banyak orang? .......................12
Bagaimana Bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia? .........................................12

iii
iii
BAB IV ............................................................................................................................13
BELAJAR BAHASA ISYARAT .........................................Error! Bookmark not defined.
Perlu atau Tidak belajar Bahasa isyarat ? ...................................................................13
Cara mudah belajar Bahasa isyarat tingkat dasar bagi pemula. ...............................13
SIBI .................................................................................................................................14
SIBI ABJAD ...................................................................................................................15
SIBI - ANGKA ...............................................................................................................16
SIBI - SEHARIAN .........................................................................................................18
SIBI – ANGGOTA KELUARGA .................................................................................18
BISINDO ........................................................................................................................21
BISINDO ABJAD ..........................................................................................................22
BISINDO - SEHARIAN ................................................................................................25
BAB V .............................................................................................................................28
PENUTUP .......................................................................................................................28
Kesimpulan.....................................................................................................................28
Saran ...............................................................................................................................28
Reference ........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................29

iv
iv
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bahasa isyarat adalah salah satu media komunikasi utama bagi para
penderta Tunarungu di seluruh dunia. Pengguna Bahasa isyarat di seluruh dunia
cukup banyak. Setiap daerah mempunyai Bahasa isyarat masing-masing. Bahasa
isyarat pada dasarnya mempunyai sifat dinamis, karena menggunakan gerakan atau
perubahan gestur tubuh sebagai ganti suara tutur untuk berkomunikasi melalui
Bahasa Isyarat
Bahasa Isyarat merupakan bahasa yang biasanya sering digunakan oleh
Komunitas Tuli/Tunarungu untuk berkomunikasi. Tidak hanya itu, bahasa isyarat
juga merupakan alat bagi penggunanya untuk mengidentifikasi diri dan
memperoleh Informasi. Perbedaan mendasar antara bahasa isyarat dan bahasa lisan
terletak pada modalitas atau sarana produksi dan persepsinya. Bahasa lisan
diperoduksi melalui alat ucap (Oral) sesuai digantung teman Tuli/Tunarungu sebisa
mungkin dan dipersepsi melalui alat pendengaran (Auditoris), sementara bahasa
isyarat melalui gerakaan tangan (Gestur)dan dipersepsi melalui alat penglihatan
(Visual). Dengan demikian, bahasa lisan bahasa yang bersifat oral-auditoris,
sementara bahasa isyarat yang bersifat visual-gestur.

Gestur adalah suatu bentuk Bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal.


Gestur yang umum digunakan merupakan kombinasi atas bentuk/doa tangan,
orientasi dan gerakan tangan, ekspresi muka, dan pola bibir. Salah satu bagian dari
Bahasa isyarat adalah Bahasa isyarat yang diperagakan hanya dengan
menggunakan pose gesture tangan terutama pose dari jari-jari tangan yang disebut
dengan Bahasa isyarat finger spelling.
Dalam berinteraksi sosial manusia selalu menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu dari pengenalan dasar didalam
belajar. Terdapat beragam bahasa yang dapat digunakan, salah satunya adalah
bahasa isyarat. Bahasa isyarat merupakan salah satu media komunikasi yang
dilakukan oleh teman, orangtua dan orang sekitar dengan penyandang tunarungu..
Bila diperhatikan penyandang tunarungu secara fisik terlihat seperti orang normal
biasanya, tetapi bila diajak berkomunikasi baru terlihat bahwa orang tersebut
mengalami gangguan pendengaran.

Tujuan
1. Bahan Ajar ini berjudul bahasa isyarat bagi para guru SLB atau pemula yang niat
ingin belajar bahasa isyarat.
2. Bahasa Isyarat merupakan jembatan komunikasi melalui Bahasa isyarat untuk
masyarakat Tuli/Tunarungu.
3. Jenis Bahasa Isyarat ada yang di Indonesia diketahui.
4. Bahasa Isyarat terjunkan ke masyarakat umum yang ingin belajar bahasa isyarat.

1
BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI

Hakekat Komunikasi Total


Komunikasi total merupakan suatu pendekatan filosofis dalam pendidikan
anak tunarungu, dalam arti bahwa dengan komunikasi total diharapkan anak-anak
tunarungu dapat merealisasikan eksistensi dirinya dan meneapai taraf komunikasi
yang setara dengan anak-anak normal untuk menuju ke arah kehidupan yang wajar.
Pendekatan ini dilakukan dengan memperkecil hambatan-hambatan yang dialami
anak melalui komunikasi dengan eara mengembangkan apa saja yang ada pada
dirinya, yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana komunikasi. Dengan pendekatan
semaeam itu, dimungkinkan anak tunarungu memiliki kesempatan yang lebih luas
dalam mengembangkan dirinya seeara optimal. Anak lebih bebas memilih bentuk
dan cara mengungkapkan perasaan dan gagasan-gagasannya seeara efektif.

Komunikasi Total
Beberapa definisi tentang komunikasi total dirumuskan oleh para ahli
khususnya, dalam bidang pendidikan bagi para penyandang tunarungu. Penekanan
dan sudut pandangnya beraneka ragam, namun demikian hakekatnya adalah sama.
Beberapa ahli lain memandang komunikasi total sebagai suatu pendekatan
filosofis, yang menekankan pada keberadaan anak. Namun demikian esensi
komunikasi total adalah suatu pendekatan filosofis yang coba mengembangkan
komunikasi anak secara total, dengan memanfaatkan apa saja yang ada pada diri
anak yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana berkomunikasi.
Walaupun komunikasi total mencakup berbagai komponen, namun bukan
berarti masing – masing komponen itu nmerupakan komunikasi total, bahasa
isyarat saja atau ejaan jari saja. Sebab komunikasi total merupakan suatu
pendekatan (filosofis), bukan cara atau metode yang diterapkan dalam pendidikan
bagi para penyandang tunarungu.

Pengertian Komunikasi Total


Terdapat berbagai pengertian tentang komunikasi total yang dirumuskan
oleh para ahli, khususnya di bidang pendidikan tunarungu. Menurut Denton, yang
dikutip oleh Freeman, Roger D. (1981:147) adalah :

“ Total Communication implies that congenitally deaf child must be


introduced early in life to a reliable receptive-expressive system of symbols which
he is free to learn to manipulate for himself and from which he can abstract
meaning in the course of unrestricted interaction with other persons.

2
Total Communication includes the full spectrum of language modes; child-
devised gestures, the language of signs, speech, speechreading, fingerspelling,
reading and writing. Total communication incorporates the development ofany
remnant of residual hearing for the enhancement of speech and speechreading skill
through Jong-term consistent use of individual hearing aids and/or high nuelity
group amplification systems. “

Komunikasi Total merupakan suatu pendekatan yang f1eksibel daripada


pendekatan lain 'yang lebih spesifik dalam pendidikan anak tunarungu. Kebebasan
memilih dan menggunakan bentuk serta eara berbahasa nampak menonjol dalam
komunikasi total. Pada umumnya pendidikan anak tunarungu akhir-akhir ini dalam
pengajarannya, menggunakan dua jenis pendekatan utama, yaitu: Oral murni (pure
oral) dan kombinasi (combined method) yakni, penambahan isyarat, dan ejaan jari
pada komunikasi oral. Walaupun Komunikasi Total meiiputi pemanfaatan sisa
pendengaran, ueapan, ejaan jari, dan isyarat, tetapiKomunikasi Total, bukan berarti
:
1. Bahasa Isyarat
2. Metode gabungan atau metode tunggal lainnya
3. anti-oral
4. needed for all'd'e~f children.
(Hyde, MB, .1987:1).

But Total Communication can also involve improving hearing and speech (with or
without signing), the development of mining skills ,to enhance the child's
expressiveness, and the introduction ofsigning in infancy, long before school
entrance. (Freeman, Roger D, 1981:148)

Prinsip prinsip utama dari Komunikasi Total


sebagaimana yang dikemukakan oleh Zoerduikhola W. dan Marry Buts
(1986:7) adalah sebagai berikut :
1. Menyadari dan menggunakan semua bentuk ekspresi manusia.
2. Untuk menggunakan beberapa bentuk ekspresi secara bersamaan.
3. Komunikasi harus berfungsi dalam situasi sehari-hari yang umum.
4. The starting point must be the individual possibilities.
(sumber : https://media.neliti.com/media/publications/88040-none-a122f135.pdf )

Selanjutnya bentuk-bentuk ekspresi yang dimaksudkan pada prinsip-prinsip tersebut, dapat


dijabarkan pada skema berikut :

3
BENTUK-BENTUK EKSPRESI

Verbal Nonverbal
Suara-suara kejiwaan Reaksi-reaksi
Non- (mood sounds) Fisiologi
Linguistik - Menangis - Sentuhan
- Tertaawa - Penampilan
- Mengeluh - Ekspresi wajah
- Tersenyum - Gerakaan tubuh
- Perhatian pada suara- Memainkan atau
Pre- suara yang menggunakan
Linguistik ditimbulkan - Objek-objek nyata
- Merabaan - Miniatur
- Fotograpy
- Gambar-gambar
- Gerak-gerik
(gestures)
- Bicara - Penggunaan
Linguistik - Nyanyian symbol/kode
- Bahasa isyarat
- Ejan jari
- Tulisan

Disamping prinsip-prinsip utama di atas, maka prinsip-prinsip komunikasi total yang lain
bagi anak Tunarungu adalah :
1. Diperkenalkan sejak awal kehidupan anak.
2. Melibatkan komponen-komponen, gerak-gerik (gesture), Bahasa isyarat, membaca
ujaran (Lipreading), ejaan jari, berbicara, membaca dan menulis.
3. 3. Pemanfaatan sisa pendengaran melalui latihan mendengar dan penggunaan Alat
pembantu mendengar (Hearing Aid)
Beberapa hal tersebut yang merupakan prinsip-prinsip pendekatan Komunikasi Total
dalam Pendidikan anak tunarungu yang mulai dikembangkan.

Hasil dan pembahasan


Klasifikasi Anak Tunarungu
Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi,
Ashman dan Elkins mengklasifikasikan ketunarunguan ke dalam empat kategori,
yaitu:
1. Ketunarunguan ringan (mild hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang
masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB (desibel). Mereka
sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit
kesulitan dalam percakapan.
2. Ketunarunguan sedang (moderate hearing impairment), yaitu kondisi di mana
orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka
mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah
pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi
dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
3. Ketunarunguan berat (severe hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang
hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit
memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara

4
dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin
dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.

Hakekat ketunarunguan dan komunikasi


Dampak paling nyata bila seseorang menyandang ketunarunguan sejak usia
dini adalah terhambatna proses penguasaan bahasa secara umum dan khususnya
kemampuan berkomunikasi secara lisan. Pada anak dengar pada umumnya semasa
usia balita perkembangan kemampuan berbahasa akan terjadi dengan sendirinya.
Artinya secara bertahap mereka memiliki perbendaharaan kata dan terampil
menggunakannya sesuai aturan berbahasa dalam bahasa di mana mereka
dibesarkan. Mereka akan terampil berkomunikasi secara lisan tanpa diajarkan
formal.

Dalam dunia pendidikan, semula berkembang pandangan bahwa kaum


tunarungu sebagai kelompok minoritas perlu menyesuaikan diri pada kelompok
mayoritas yaitu orang dengar. Dengan demikian diupayakan agar mereka belajar
melalui indera penglihatan yang dikenal dengan membaca ujaran.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua anak Tunarungu akan mencapai
keterampilan berkomunikasi secara lisan/bicara secara memadai, bila mereka baru
dididik pada usia yang melebihi usia balita. Adanya kemajuan teknologi dengan
diciptakan Alat Bantu Mendengar (ABM) juga digunakan kaum Tunarungu/Tuli
mengalami ketulian berat sekitar 95-100 keatas desibal. Disamping itu
penguatan/pengerasan ABM secara teknis masih memiliki batas, sehingga bagi
mereka yang kehilangan pendengaran berat tetap tidak akan dapat menangkap suara
orang secara utuh/penuh.

Kemudian timbul pandangan bahwa untuk mengatasi hambatan dalam


komunikasi itu, maka kaum Tunarungu membutuhkan media yang tidak terdiri dari
unsur suara saja tetapi juga unsur gerak yang lebih nyata dari pada gerak bibir, yaitu
gerak tangan ataupun gestur dikenal Bahasa isyarat (sign).

Sejarah mengenal Bahasa Isyarat pada pertama kalinya

Bahasa isyarat pertama kali diajarkan oleh seorang dokter Geronimo


Cardano dari Padua, Italia pada abad ke-16. Dokter Cardano menyadari bahwa
penderita Tunarungu dapat diajarkan untuk memahami symbol dengan
mencocokkan mereka pada hal-hal yang mereka lihat. Pemahaman dokter Cardano
ini bermula saat dirinya mengajarkan Bahasa tulisan keputranya yang seorang
Tunarungu dan menyadari bahwa pemahaman yang dimiliki putranya sama dengan
anak-anak yang tidak memiliki masalah pendengaran.
Kemudian pada tahun 1775, seorang kepala biara bernama Charles Michel
de L’Eppe dari Paris mendirikan sekolah gartis pertama bagi penderita Tunarungu.
Di sekolah ini, L’Eppe mengajarkan penderita Tunarungu untuk berkomunikasi
menggunakan gerakan, tanda jari tangan dan membentuk huruf menggunakan jari
seperti gambar dibawah.

5
(sumber : https://alchetron.com/Charles-Michel-de-l%27%C3%89p%C3%A9e)

Tokoh ini bernama Charles Michel d L’ Epee, dipanggil akrab “ L’ Epee seorang
bangsaan Perancis pada tahun 1712 – 1789 mengembangkan metode isyarat atau
bahasa isyarat. Menciptakan metode Bahasa isyarat atau Bahasa Ibu orang
mengalami ketunarungu.
SEJARAH PERKEMBANGAN METODE KOMUNIKASI
Tokoh-tokoh terkenal dalam dunia pendidikan anak tunarungu sejak abad
ke-16 telah mengembangkan cara-cara komunikasi untuk anak yang mengalami
ketunarunguan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:

a. Fedro Ponce de Leon.


Pada abad ke 16 tepatnya pada tahun 1510 – 1584 di Spanyol, Leon telah
mengembangkan kemampuan berbahasa anak tunarungu agar dapat berbicara
melalui tulisan dan membaca. Cara yang dikembangkan Leon ini dikenal dengan
sebutan Metode Spanyol. Metode ini sampai sekarang sangat terkenal dan banyak
digunakan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

b. Joe L’hanes Conrad Amman.


Pada abad 17 tepatnya pada tahun 1669 – 1724 di Jerman, Amman
mengembangkan kemampuan berbahasa anak tunarungu dengan menggunakan
metode oral, pandangannya lebih modern dari pada Leon. Amman juga mengajar
melalui membaca ujaran (speech reading). Metode Amman ini, terkenal dengan
sebutan metode Jerman, dan pada abad ke 18 sekolah-sekolah untuk anak-anak
yang mengalami ketunarunguan bermunculan karena keberhasilan penggunaan
metode oral tersebut. Orang yang paling terkenal dalam mengembangkan metode
oral ini yaitu Samuel Heinicke (1727-1790)

6
c. Delgarmo.
Tahun 1680, Delgarno mengembangkan metode Dactylology. Beliau
memperkenalkan penggunaan ejaan jari (finger spelling) dengan satu tangan, dan
beliau mencitacitakan. Delgarno ini mencita-citakan pengajaran bahasa ibu.
Penerus Delgarno, yaitu Alexander Graham Bell dari Amerika (1884). Bell
menggunakan bentuk tulisan dari bahasa ibu, juga Bell ini yang menemukan
gagasan pemakaian alat bantu mendengar (ABM). Metode Bell ini terkenal dengan
sebutan Metode Aural sedangkan cara pengajarannya menggunakan metode
okasional.

d. Charles Michel d L’ Epee.


L’ Epee berkebangsaan Perancis pada tahun 1712 – 1789 mengembangkan
metode isyarat atau bahasa isyarat (sign language). L’ Epee berpendapat bahwa
bahasa isyarat merupakan bahasa alamiah orang tunarungu atau bahasa ibu orang-
orang yang mengalami ketuarunguan. L’ Epee ini, sangat memahami kalau bahasa
oral atau lisan merupakan bahasa yang paling sempurna. Metode L’ Epee ini
terkenal dengan sebutan metode Perancis. Metode Epee ini (perancis), sampai
sekarang masih banyak dugunakan di seluruh penjuru dunia.

e. Frederich Moritz Hill (1805 – 1874)


Hill adalah orang yang menerapkan metode pengajaran bahasa untuk anak
tunarungu dengan menggunakan prinsipprinsip metode pengajaran untuk anak
yang mendengar dari Johann Heinnrich Pestalozzi’s (1746 – 1827), yaitu yang
disebut dengan metode ibu (mother method). Motto metode ibu adalah “teaching
of spoken language is in everything”. Pengaruh Hill, tersebar secara pesat ke
seluruh Eropa, kemudian dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat, yaitu ke kota
Nortthampton dan Massashusetts. Sekolah oral yang sangat terkenal semenjak
jamannya Hill yaitu Clarke School for The Deaf.

f. Johane Vatter (1824 – 1916)


Vatter merupakan tokoh pendidikan anak tunarungu dari Jerman yang
sangat idealis. Vatter memiliki cita-cita yang sangat ideal yaitu beliau berharap
bahwa anak tunarungu dapat belajar berpikir dengan bahasa verbal, dan beliau juga
bercitacita agar anak tunarungu dapat berkomunikasi di lingkungannya secara
wajar layaknya orang-orang yang mendengar. Vatter dalam pengajaran bahasanya
menggunakan metode gramatikal.

g. Edmun Miner Gallaudet


Gallaudet adalah seorang tokoh pendidikan anak tunarungu berkebangsaan
Amerika Serikat (1837 – 1917) yang sangat terkenal dan sangat berpengaruh
hampir ke seluruh pelosok dunia, termasuk ke Indonesia. Beliau memberikan
pendidikan kepada anak tunarungu dengan menggunakan media isyarat dan ejaan
jaridisamping bicara dan membaca ujaran. Metode Gallaudet merupakan
campuran, yaitu mencampurkan metode bicara, membaca ujaran, isyarat dan ejaan
jari dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, metodenya disebut sebagai
Combined System.

7
h. Hellen Keller
Keller adalah seorang genius dan tokoh yang sangat terkenal dan sangat
luar biasa, baik pengabdian maupun karya-karyanya dalam bidang pendidikan.
Keller, walaupun dalam keadaan kondisi fisik mengalami kekurangan yaitu
sebagai seorang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan, tetapi
mampu menguasai bahasa verbal secara sempurna melalui penggunaan abjad
tangan dan tulisan Braille serta melalui penggunaan metode Tadoma.

METODE KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU


A. Metode Oral.
Metode oral adalah metode komunikasi dengan cara yang lazim
digunakan oleh orang dengar, yaitu melalui bahasa lisan. Pelaksanaan
metode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu pembentukan dan latihan
berbicara (Speech building and speech training), membaca ujaran (speech
training), dan latihan pendengaran ( hear training).
B. Metode Membaca Ujaran
Anak Tunrungu mengalami kesultan untuk menyimak pembicaraan
melalui pendengarannya. Oleh karena itu, ia dapat memanfaatkan
penglihatannya untuk memahami pembicaraan orang lain melalui gerak
bibir dan mimic pembicara. Kegiatan ini disebut membaca ujaran (Speech
reading).
C. Metode Manual (Isyarat)
1. Abjad jari (finder Spelling), adalah Jenis Isyarat yang dibentuk dengan jari-
jari tangan.
2. Ungkapan badaniah/Bahasa tubuh.
3. Bahasa Isyarat asli, yaitu suatu ungkapan manual dalam bentuk isyarat
Konvensional yang berfungsi sebagai pengganti kata.
4. Bahasa isyarat alamiah, yaitu Bahasa isyarat uang berkembang secara
alamiah diantara Komunitas Tunarungu
5. Bahasa Isyarat Konseptual, merupakan Bahasa isyarat yang resmi
digunakan sebagai Bahasa pengantar di sekolah yang menggunakan
metode manual atau isyarat.
6. Bahasa isyarat Formal, yaitu Bahasa nasional dalam isyarat yang biasanya
menggunakan kosakata isyarat dengan stuktur bahasa yang sama persis
dengan Bahasa lisan.
D. Komunikasi Total
Komunikasi total merupakan suatu falsafah yang memungkinkan
terciptanya iklim komunikasi yang harmonis, dengan menerapkan
beberbagai metode dan media komunikasi, seperti system isyarat, ejaan jari,
bicara, membaca ujaran, amplifikasi (Pengerasan suara dengan
menggunakan alat bantu dengar), gesti, pantomime, menggambar, menulis,
serta pemanfaatan sisa pendengaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan tunarungu secara perorangan.

8
BAB III
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

MENGENAI BAHASA ISYARAT


Mengenai Bahasa Isyarat merupakan alat komunikasi untuk kaum Tunarungu
maupun Tunawicara. Oleh itu adalah Jembatan komunikasi melalui Bahasa Isyarat bagi
kaum Tunarungu biasanya sering menggunakan Bahasa isyarat serta oral sebisa mungkin.
Tidak hanya untuk kaum Tunarungu saja, selain itu bisa digunakan orang dengar ingin
belajar Bahasa isyarat itu bermanfaat.

Dari proses pengembangan komunikasi sebagaimana disebutkan Bahasa isyarat Indonesia


bukan semata-mata mengisyaratkan Bahasa Indonesia, tetapi lebih dari itu
mempertimbangkan kesesuaian makna antara isyarat, baik isyarat dari anak Tunarungu
sendiri maupun isyarat yang diciptakan oleh komunitas Tuli.

Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan bahasa tubuh dan gerak bibir,
bukannya suara, dalam berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah kelompok utama yang
menggunakan bahasa ini dengan mengkombinasikan bentuk gerakan jari, orientasi dan
gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta gerak bibir dan ekspresi wajah untuk
mengungkapkan pikiran mereka. Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada
kenyatannya belum ada Bahasa isyarat international yang sukses diterapkan. Bahasa
isyarat unik dalam jenisnya disetiap negara. Jenis bahasa isyarat bervariasi di setiap negara.
Di Indonesia, sistem yang sekarang umum digunakan adalah Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI) yang mengacu pada bahasa isyarat Amerika atau biasa disebut dengan
American Sign Language (ASL).

Dalam proses pengenalan bahasa isyarat ada dua teknik untuk memperoleh informasi data
gerakan isyarat, yaitu device based (berdasarkan perangkat) dan vision based (berdasarkan
penglihatan). Pada teknik device based, gerakan isyarat diketahui melalui sarung tangan
mahal khusus (data glove) yang memiliki sensor yang berfungsi menghasilkan informasi
dari gerakan isyarat tangan. Sedangkan pada teknik vision based, kamera yang terhubung
pada komputer digunakan sebagai alat input untuk memperoleh informasi gerakan isyarat
tangan dan ekspresi wajah.

Masalah Bahasa Isyarat

Penutur bahasa isyarat jumlahnya memang kecil. Data yang dipacak dari
Ethnologue, lembaga yang mengkaji segala bahasa di dunia, memperkirakan
terdapat lebih dari 4,8 juta penutur bahasa isyarat di seluruh dunia. Angka tersebut,
merupakan 0,08 persen populasi penutur segala bahasa dunia. Bila dibandingkan
dengan bahasa lain, penutur bahasa isyarat sangat minim. Penutur rumpun bahasa
Austronesia, rumpun yang menaungi Bahasa Indonesia, ada lebih dari 345,8 juta
penutur. Atau setara dengan 5,55 persen populasi dunia. Padahal, orang-orang
penyandang tuli diperkirakan berjumlah jauh dibandingkan angka tersebut.
Laura Lesmana Wijaya, Direktur Pusat Bahasa Isyarat menyatakan bahwa
Bahasa Isyarat Indonesia masih sedikit penuturnya, meskipun kian berkembang

9
tiap tahun. Salah satu alasan mengapa angkanya kecil ialah masih adanya stigma
negatif di masyarakat, salah satunya melalui olok-olok. Para penutur bahasa isyarat
dianggap lain dan belajar bahasa isyarat dianggap hal yang patut dihindari. Selain
olok-olok, bahasa isyarat punya pertentangan lain: apakah bahasa isyarat
merupakan bahasa atau bukan? Dalam artikel yang dipublikasikan The New York
Times pada 8 Januari 1992 disebutkan bahwa saat bahasa isyarat baru berusia 30
tahun diakui bagian dari bahasa di dunia. Salah satu alasan mengapa bahasa isyarat
tidak diakui sebagai bagian dari bahasa karena tidak memiliki literatur, tapi
sayangnya, mengacu pada literatur bahasa konvensional. Bahasa isyarat di tahun-
tahun sebelum artikel tersebut terbit sering dianggap sebagai "pantomim". Dr.
Sherman Wilcox, ahli bahasa dari New Mexico University, mengatakan ia “sering
kali harus meyakinkan masyarakat bahasa isyarat bukan pantomim ataupun tebak
kata.”

Ursula Bellugi, neurosains dari Salk Institute, tegas mengatakan bahasa


isyarat juga merupakan bahasa. Alasannya, bahasa isyarat memiliki tata bahasa
dengan caranya sendiri. Bahasa isyarat tidak asal merepresentasikan, misalnya,
huruf A dengan isyarat seenak hati penuturnya. Segala simbol gerakan yang
menjadi inti bahasa isyarat memiliki padanannya dalam bahasa konvensional.
“Bahasa isyarat merupakan bahasa visual 3D,” tegas Dr. Roselyn Rosen, peneliti
dari Gallaudet University Washington. Bahasa isyarat sama seperti bahasa
konvensional, memiliki banyak turunan. Di Indonesia, sebagaimana dituturkan
Laura, ada banyak macam bahasa Isyarat. Namun, di dunia Bahasa Isyarat Amerika
yang berjaya. Diperkirakan, ada 500.000 orang yang jadi penutur bahasa isyarat ini.

(Sumber : judul "Sentuhan Teknologi yang Mempermudah Belajar Bahasa Isyarat",


https://tirto.id/sentuhan-teknologi-yang-mempermudah-belajar-bahasa-isyarat-cRVA)

Bagaimana cara berinteraksi dengan Teman kaum Tunarungu?

Beberapa yang perlu diketahui masyarakat terhadap kaum Tunarungu pada saat
bertemu. Bagi orang yang dengar merasa canggung atau bingung saat bertemu dengan
orang tuli. Jika biasanya Anda bisa berkomunikasi dengan mendengar dan berbicara, Anda
tentu tidak bisa melakukan hal yang sama pada orang Tuli. Lantas, bagaimana, sih, cara
yang tepat berkomunikasi dengan orang tuli? Apakah harus bisa bahasa isyarat?. Jika
terhadap teman Tunarungu ketika orang yang dengar disingung soal berkomunikasi dengan
teman Tunarungu, anda mungkin berpikir bahwa harus menguasai Bahasa isyarat. Tidak
hanya semuanya bisa komunikasi melalui Bahasa Isyarat ataupun bahas oral yang
sebisanya. Namun, bagimana jika tidak paham soal Bahasa Isyarat? Tenang! Masih ad
acara lain yang bisa Anda Lakukan untuk bisa berkomunikasi dengan teman kaum
Tunarungu. Begini cara selain itu, berikuti dibawah:

Tips lancar berkomunikasi dengan orang Tunarungu.


1. Optimalkan Pencahayaan.

10
Sebelum mulai berkomunikasi dengan
orang Tunarungu, pastikan dulu bahwa
lingkungan di sekitar Anda nyaman dengan
pencahayaan yang baik. Pasalnya,
pencahayaan yang baik dapat membantu
orang Tunarungu untuk melihat gerak bibir
Anda dengan jelas.

Hindari membelakangi cahaya,


misalnya membelakangi jendela yang
terkena sinar matahari, karena ini akan
memberikan efek siluet atau gelap. Orang Tuli akan kesulitan melihat ekspresi
wajah dan gerak bibir Anda.

2. Tatap matanya saat berbicara.

Ketika ingin berkomunikasi dengan


orang Tuli, tarik perhatiannya dengan
melambaikan tangan, mengetuk meja,
atau menyentuh pundaknya dengan pelan.
Ini akan memberitahukannya bahwa
Anda ingin mencoba berkomunikasi atau
berbicara dengannya.

Setelah itu, berdirilah di depan teman


Tuli dan saling berhadapan satu sama lain
dengan posisi yang sejajar. Maksudnya tidak membuatnya harus membungkuk
atau mendongak saat berbicara dengan Anda. Pastikan ia dapat melihat wajah
Anda dengan jelas sehingga pesan akan lebih mudah disampaikan. Yang
terpenting lagi, jangan banyak bergerak saat berbicara dengan orang
Tunarungu. Hal ini akan membuat ia sulit membaca gerak bibir atau mendengar
suara Anda dengan jelas. Fokus dan tatap matanya supaya komunikasi berjalan
lancar.

3. Bicara dengan jelas.


Kunci terpenting bagi orang Tunarungu saat berkomunikasi adalah
membaca gerak bibir seseorang. Anda mungkin berpikir bahwa untuk
berkomunikasi dengan orang Tunarungu, Anda harus berbicara sedikit lambat
supaya lebih mudah dimengerti. Selain itu, hindari hal-hal yang mengganggu
gerak bibir Anda. Contohnya mengunyah permen karet, merokok, menutup
mulut dengan tangan, atau memakai masker. Selain bisa membuatnya jadi
kurang paham, hal ini juga akan meredam suara yang Anda buat. Alhasil,
komunikasi dengan orang Tunarungu jadi kurang maksimal.
Gunakan volume suara yang normal saat mengobrol, artinya tidak terlalu
kencang (berteriak) atau terlalu pelan. Terlebih pada anak atau orang dewasa
Tuli yang menggunakan alat bantu dengar, mereka harus berkonsentrasi penuh
supaya bisa mendengar suara Anda. Sebaiknya berbicara dengan nada suara
normal, jangan berbicara terlalu kerasa justru akan memberikan kesan
membentak dan menyinggung perasaanya.
11
4. Gunakan gerak tubuh dan ekspresi yang jelas.
Jangan malu untuk menggunakan gerakan isyarat dan ekspresi yang Anda
bisa walaupun sebetulnya Anda tidak menguasai bahasa isyarat. Hal ini sedikit
banyak akan membantu melancarkan komunikasi Anda dengan orang Tuli.
Jika anda merasa kesulitan, Anda bisa menggunakan buku catatan dan
pulpen, lalu tuliskan hal-hal yang ingin disampaikan. Dengan begitu, teman
Tunarungu. Anda akan lebih mudah memahami arah pembicaraan Anda.

Bagaimana bila bahasa isyarat digunakan oleh lebih banyak orang?


Bahasa isyarat yang diperkenalkan sebagai Bahasa formal biasanya
digunakan oleh teman Tuli/Tunarungu. Hal ini disebabkan oleh orang dengan
gangguan pendengaran biasanya akan memiliki gangguan pada kemampuan
bicaranya pula sehingga komunikasi efektif yang dapat dilakukan adalah
menggunakan gerak tubuh. Gerakan-gerakan ini kemudian disepakati
maknanya sehingga secara alami lahirlah Bahasa isyarat yang digunakan secara
luas.
Untuk penggunan Bahasa isyarat ini, walaupun menggunakan gerakan
tubuh, tetap menggunakan gerak bibir sebisa mungkin dan ekspresi juga agar
lawan bicara lebih memahami konteks pesan yang ingin disampaikan. Bahasa
Isyarat ini muncul secara alami dan disesuaikan dengan budayanya masing-
masing hingga saat ini belum ada Bahasa isyarat terstandar internasional. Oleh
karena itu, setiap negara memiliki Bahasa isyaratnya masing-masing, termasuk
Indonesia.

Bagaimana Bahasa isyarat yang digunakan di Indonesia?


Jenis-Jenis Bahasa Isyarat ada yang di Indonesia, yaitu :

1. Bisindo singkataan dari Bahasa Isyarat Indonesia.


2. SIBI singkataan dari Sistem Indonesia Bahasa Isyarat.

BISINDO merupakan bahasa isyarat yang muncul secara alami dalam budaya
Indonesia dan praktis untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
BISINDO memiliki beberapa variasi di tiap daerah. BISINDO yang
pengembangannya didukung oleh salah satu Lembaga donatur dari Jepang yang
melibatkan Chinese University of Hongkong dan Universitas Indonesia.

SIBI disingkatan kata dari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia merupakan sistem
isyarat yang diakui oleh pemerintah dan digunakan dalam pengajaran di
Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu (SLB/B). Salah satu perbedaan BISINDO
dan SIBI yang cukup terlihat adalah BISINDO menggerakkan dua tangan untuk
mengisyaratkan abjad, sedangkan SIBI hanya menggunakan satu tangan saja.

12
BAB IV
BAB IV
BELAJAR BAHASA ISYARAT
BELAJAR BAHASA ISYARAT

Perlu atau Tidak belajar Bahasa isyarat ?


Komunikasi merupakan komponen yang amat penting dan sangat berpengaruh
dalam penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Namun sayangnya dalam
beberapa kasus, tak semua orang bisa berkomunikasi dengar melalui oral atau bahkan tidak
bisa sama sekali. Hal ini, misalnya disebabkan karena dirinya mengidap Tunarungu atau
Tunawicara. Meksi begitu, ada Bahasa isyarat yang bisa digunakan untuk menerima dan
menyampaikan pesan pada Tunarungu/ Tuli dan Tunawicara. Nah, ada beberapa manfaat
yang bisa kita dapatkan saat belajar Bahasa isyarat.

• MEMBANTU ORANG LAIN


Saat kita bisa menguasai Bahasa Isyarat, kita pun bisa membantu penyandang
Tunarungu jika tidak mengerti pesan yang disampaikan. Misalnya ketika bertemu
dengan penyandang Tunarungu mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain
yang tidak mengerti Bahasa isyarat. Hal ini, kita bisa membantu mereka untuk
menyampaikan pesan dengan melalui bahasa isyarat yang dimiliki.
• MENINGKATAN KEMAMPUAN BALITA DALAM BERKOMUNIKASI DAN
MEMBACA
Bahasa isyarat merupakan Bahasa asing yang bisa diajarkan ke anak-anak,
terutama sebelum usia Tiga tahun. Bahasa isyarat ini bisa memberikan beberapa
manfaat pada si Kecil.
Belajar bahasa isyarat sangat bermanfaat bagi anda bisa menambah pengalaman baru
yang cukup menyenangkan, tak da ubahnya dengan mempelajari hal-hal lainnya. Tidak
hanya itu, dengan menguasai bahasa ini kita juga bisa memperluas pertemanan.

Cara mudah belajar Bahasa isyarat tingkat dasar bagi pemula.


Berikut Tips bagi Pemula yang ingin mencoba belajar Bahasa Isyarat :
1) Pertama
Ada dua jenis metode yang harus kamu pelajari yaitu SIBI (Sistem Bahasa
Isyarat) dan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia). Kenapa harus keduanya? Karena
para penyandang tunarungu dan tunawicara ini tidak selalu menggunakan metode
yang sama, namun keduanya memang hampir mirip.
2) Kedua
Mulailah belajar dari abjad karena abjad yang akan membantu anda
berinteraksi ketika kamu belum tahu dan belum hapal semua isyarat dari setiap kata.
Maka, mau tidak mau kamu harus mengejanya bukan?
3) Ketiga
Jadilah interaktif dan ekspresif. Para penyandang tidak akan tahu apa yang
andacoba ungkapkan jika wajahmu datar saat berisyarat. Karena mereka pun tidak
mendengar apa yang kamu coba ucapkan. Maka ekspresi wajah menjadi hal penting
begitu pula dengan gerak mulut. Ada baiknya saat berisyarat, mulut kita ikut
menggerakkan kata yang ingin diucapkan.
Nah, anda harus coba juga ya untuk sesekali terjun langsung menemui
orang-orang berkemampuan khusus dan belajar dari mereka. Dengan begitu pula
secara tidak langsung mereka pasti akan merasa lebih bahagia karena ternyata ada
banyak orang yang mengerti dan mau berkomunikasi dengan mereka.

13
SIBI SIBI

14
SIBI ABJAD
SIBI ABJAD

15
SIBI - ANGKA
SIBI - ANGKA

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

16
20
100

1000
1 Juta

17
SIBI
SIBI -- SEHARIAN
SEHARIAN

18
SIBI – ANGGOTA
SIBI – AnggotaKELUARGA
Keluarga

19
20
BISINDO BISINDO

21
BISINDO ABJAD
BISINDO ABJAD

22
BISINDO - ANGKA
BISINDO-ANGKA

1 2 3 4

5 6 7 8

9 10 11 12

23
20
100

1000 1 Juta

24
BISINDO - SEHARIAN
BISINDO - SEHARIAN

25
BISINDO – –ANGGOTA
BISINDO KELUARGA
ANGGOTA KELUARGA

26
27
BAB V
BAB V
PENUTUP
PENUTUP

KESIMPULAN

Bahasa Isyarat merupakan alat komunikasi untuk kaum Tunarungu maupun


Tunawicara. Karena oleh itu adalah Jembatan komunikasi melalui Bahasa Isyarat bagi
kaum Tunarungu biasanya sering menggunakan Bahasa isyarat serta oral sebisa mungkin.
Tidak hanya untuk kaum Tunarungu saja, selain itu bisa digunakan orang dengar ingin
belajar Bahasa isyarat itu bermanfaat.

Dari proses pengembangan komunikasi sebagaimana disebutkan Bahasa isyarat Indonesia


bukan semata-mata mengisyaratkan Bahasa Indonesia, tetapi lebih dari itu
mempertimbangkan kesesuaian makna antara isyarat, baik isyarat dari anak Tunarungu
sendiri maupun isyarat yang diciptakan oleh komunitas Tuli.

SARAN
Saat kita berkomunikasi dengan orang yang penyandang Tunarungu/Tuli jika bertemu
dengannya, sebaiknya bisa menguasai Bahasa Isyarat kalua belum mahirnya nanti minta
diajarkan belajar bahasa Isyarat benar-benar bermanfaat untuk anda bisa membantu
penyandang Tunarungu jika tidak mengerti pesan yang disampaikan.

Reference

Buku Cara belajar Bahasa isyarat SIBI, tahun 2007


Buku kamus Bahasa isyarat indoneisa.

28
DAFTAR
DAFTAR PUSTAKA
PUSTAKA

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/cara-berkomunikasi-dengan-orang-tuli/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/berkomunikasi-dengan-orang-tuli/
http://rumahdifable.blogspot.com/2016/08/metode-komunikasi-anak-tunarungu.html
https://www.halodoc.com/perlu-atau-tidak-belajar-bahasa-isyarat
http://bangka.tribunnews.com/2018/10/02/sejarah-bahasa-isyarat-yang-biasa-
digunakan-tuna-rungu-berkomunikasi
https://www.bernas.id/48649-sering-lihat-tayangan-berita-dengan-bahasa-isyarat-
3-tips-ini-membantumu-belajar-bahasa-isyarat.html

29

Anda mungkin juga menyukai