Sebelum mengantarkan pembaca kepada apa yang termuat dalam buku ini, kami
ketengahkan apa yang dimaksud dengan Bahasa Isyarat Indonesia sebagai ruang lingkup
buku dalam bahan ajar tersebut. Hal ini penting bagi kita agar terdapat kesamaan pandanan.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang
benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski
begitu tentu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan pada
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Penulis
i
PETA KONSEP PETA KONSEP
KONSEP
Sejarah
Tokoh ketunarungu
MANFAAT
Jenis Bahasa isyarat
SIBI Penelitian Bahasa isyarat
BISINDO
SYNTESIS
Media Komunikasi
- Metode Komunikasi
- Metode Komunikasi
- Bahasa Isyarat
Latihan
ii
ii
DAFTAR
DAFTARISI
ISI
iii
iii
BAB IV ............................................................................................................................13
BELAJAR BAHASA ISYARAT .........................................Error! Bookmark not defined.
Perlu atau Tidak belajar Bahasa isyarat ? ...................................................................13
Cara mudah belajar Bahasa isyarat tingkat dasar bagi pemula. ...............................13
SIBI .................................................................................................................................14
SIBI ABJAD ...................................................................................................................15
SIBI - ANGKA ...............................................................................................................16
SIBI - SEHARIAN .........................................................................................................18
SIBI – ANGGOTA KELUARGA .................................................................................18
BISINDO ........................................................................................................................21
BISINDO ABJAD ..........................................................................................................22
BISINDO - SEHARIAN ................................................................................................25
BAB V .............................................................................................................................28
PENUTUP .......................................................................................................................28
Kesimpulan.....................................................................................................................28
Saran ...............................................................................................................................28
Reference ........................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................29
iv
iv
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bahasa isyarat adalah salah satu media komunikasi utama bagi para
penderta Tunarungu di seluruh dunia. Pengguna Bahasa isyarat di seluruh dunia
cukup banyak. Setiap daerah mempunyai Bahasa isyarat masing-masing. Bahasa
isyarat pada dasarnya mempunyai sifat dinamis, karena menggunakan gerakan atau
perubahan gestur tubuh sebagai ganti suara tutur untuk berkomunikasi melalui
Bahasa Isyarat
Bahasa Isyarat merupakan bahasa yang biasanya sering digunakan oleh
Komunitas Tuli/Tunarungu untuk berkomunikasi. Tidak hanya itu, bahasa isyarat
juga merupakan alat bagi penggunanya untuk mengidentifikasi diri dan
memperoleh Informasi. Perbedaan mendasar antara bahasa isyarat dan bahasa lisan
terletak pada modalitas atau sarana produksi dan persepsinya. Bahasa lisan
diperoduksi melalui alat ucap (Oral) sesuai digantung teman Tuli/Tunarungu sebisa
mungkin dan dipersepsi melalui alat pendengaran (Auditoris), sementara bahasa
isyarat melalui gerakaan tangan (Gestur)dan dipersepsi melalui alat penglihatan
(Visual). Dengan demikian, bahasa lisan bahasa yang bersifat oral-auditoris,
sementara bahasa isyarat yang bersifat visual-gestur.
Tujuan
1. Bahan Ajar ini berjudul bahasa isyarat bagi para guru SLB atau pemula yang niat
ingin belajar bahasa isyarat.
2. Bahasa Isyarat merupakan jembatan komunikasi melalui Bahasa isyarat untuk
masyarakat Tuli/Tunarungu.
3. Jenis Bahasa Isyarat ada yang di Indonesia diketahui.
4. Bahasa Isyarat terjunkan ke masyarakat umum yang ingin belajar bahasa isyarat.
1
BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Komunikasi Total
Beberapa definisi tentang komunikasi total dirumuskan oleh para ahli
khususnya, dalam bidang pendidikan bagi para penyandang tunarungu. Penekanan
dan sudut pandangnya beraneka ragam, namun demikian hakekatnya adalah sama.
Beberapa ahli lain memandang komunikasi total sebagai suatu pendekatan
filosofis, yang menekankan pada keberadaan anak. Namun demikian esensi
komunikasi total adalah suatu pendekatan filosofis yang coba mengembangkan
komunikasi anak secara total, dengan memanfaatkan apa saja yang ada pada diri
anak yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana berkomunikasi.
Walaupun komunikasi total mencakup berbagai komponen, namun bukan
berarti masing – masing komponen itu nmerupakan komunikasi total, bahasa
isyarat saja atau ejaan jari saja. Sebab komunikasi total merupakan suatu
pendekatan (filosofis), bukan cara atau metode yang diterapkan dalam pendidikan
bagi para penyandang tunarungu.
2
Total Communication includes the full spectrum of language modes; child-
devised gestures, the language of signs, speech, speechreading, fingerspelling,
reading and writing. Total communication incorporates the development ofany
remnant of residual hearing for the enhancement of speech and speechreading skill
through Jong-term consistent use of individual hearing aids and/or high nuelity
group amplification systems. “
But Total Communication can also involve improving hearing and speech (with or
without signing), the development of mining skills ,to enhance the child's
expressiveness, and the introduction ofsigning in infancy, long before school
entrance. (Freeman, Roger D, 1981:148)
3
BENTUK-BENTUK EKSPRESI
Verbal Nonverbal
Suara-suara kejiwaan Reaksi-reaksi
Non- (mood sounds) Fisiologi
Linguistik - Menangis - Sentuhan
- Tertaawa - Penampilan
- Mengeluh - Ekspresi wajah
- Tersenyum - Gerakaan tubuh
- Perhatian pada suara- Memainkan atau
Pre- suara yang menggunakan
Linguistik ditimbulkan - Objek-objek nyata
- Merabaan - Miniatur
- Fotograpy
- Gambar-gambar
- Gerak-gerik
(gestures)
- Bicara - Penggunaan
Linguistik - Nyanyian symbol/kode
- Bahasa isyarat
- Ejan jari
- Tulisan
Disamping prinsip-prinsip utama di atas, maka prinsip-prinsip komunikasi total yang lain
bagi anak Tunarungu adalah :
1. Diperkenalkan sejak awal kehidupan anak.
2. Melibatkan komponen-komponen, gerak-gerik (gesture), Bahasa isyarat, membaca
ujaran (Lipreading), ejaan jari, berbicara, membaca dan menulis.
3. 3. Pemanfaatan sisa pendengaran melalui latihan mendengar dan penggunaan Alat
pembantu mendengar (Hearing Aid)
Beberapa hal tersebut yang merupakan prinsip-prinsip pendekatan Komunikasi Total
dalam Pendidikan anak tunarungu yang mulai dikembangkan.
4
dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin
dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua anak Tunarungu akan mencapai
keterampilan berkomunikasi secara lisan/bicara secara memadai, bila mereka baru
dididik pada usia yang melebihi usia balita. Adanya kemajuan teknologi dengan
diciptakan Alat Bantu Mendengar (ABM) juga digunakan kaum Tunarungu/Tuli
mengalami ketulian berat sekitar 95-100 keatas desibal. Disamping itu
penguatan/pengerasan ABM secara teknis masih memiliki batas, sehingga bagi
mereka yang kehilangan pendengaran berat tetap tidak akan dapat menangkap suara
orang secara utuh/penuh.
5
(sumber : https://alchetron.com/Charles-Michel-de-l%27%C3%89p%C3%A9e)
Tokoh ini bernama Charles Michel d L’ Epee, dipanggil akrab “ L’ Epee seorang
bangsaan Perancis pada tahun 1712 – 1789 mengembangkan metode isyarat atau
bahasa isyarat. Menciptakan metode Bahasa isyarat atau Bahasa Ibu orang
mengalami ketunarungu.
SEJARAH PERKEMBANGAN METODE KOMUNIKASI
Tokoh-tokoh terkenal dalam dunia pendidikan anak tunarungu sejak abad
ke-16 telah mengembangkan cara-cara komunikasi untuk anak yang mengalami
ketunarunguan. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:
6
c. Delgarmo.
Tahun 1680, Delgarno mengembangkan metode Dactylology. Beliau
memperkenalkan penggunaan ejaan jari (finger spelling) dengan satu tangan, dan
beliau mencitacitakan. Delgarno ini mencita-citakan pengajaran bahasa ibu.
Penerus Delgarno, yaitu Alexander Graham Bell dari Amerika (1884). Bell
menggunakan bentuk tulisan dari bahasa ibu, juga Bell ini yang menemukan
gagasan pemakaian alat bantu mendengar (ABM). Metode Bell ini terkenal dengan
sebutan Metode Aural sedangkan cara pengajarannya menggunakan metode
okasional.
7
h. Hellen Keller
Keller adalah seorang genius dan tokoh yang sangat terkenal dan sangat
luar biasa, baik pengabdian maupun karya-karyanya dalam bidang pendidikan.
Keller, walaupun dalam keadaan kondisi fisik mengalami kekurangan yaitu
sebagai seorang mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan, tetapi
mampu menguasai bahasa verbal secara sempurna melalui penggunaan abjad
tangan dan tulisan Braille serta melalui penggunaan metode Tadoma.
8
BAB III
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Bahasa isyarat adalah bahasa yang mengutamakan bahasa tubuh dan gerak bibir,
bukannya suara, dalam berkomunikasi. Kaum tunarungu adalah kelompok utama yang
menggunakan bahasa ini dengan mengkombinasikan bentuk gerakan jari, orientasi dan
gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta gerak bibir dan ekspresi wajah untuk
mengungkapkan pikiran mereka. Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada
kenyatannya belum ada Bahasa isyarat international yang sukses diterapkan. Bahasa
isyarat unik dalam jenisnya disetiap negara. Jenis bahasa isyarat bervariasi di setiap negara.
Di Indonesia, sistem yang sekarang umum digunakan adalah Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI) yang mengacu pada bahasa isyarat Amerika atau biasa disebut dengan
American Sign Language (ASL).
Dalam proses pengenalan bahasa isyarat ada dua teknik untuk memperoleh informasi data
gerakan isyarat, yaitu device based (berdasarkan perangkat) dan vision based (berdasarkan
penglihatan). Pada teknik device based, gerakan isyarat diketahui melalui sarung tangan
mahal khusus (data glove) yang memiliki sensor yang berfungsi menghasilkan informasi
dari gerakan isyarat tangan. Sedangkan pada teknik vision based, kamera yang terhubung
pada komputer digunakan sebagai alat input untuk memperoleh informasi gerakan isyarat
tangan dan ekspresi wajah.
Penutur bahasa isyarat jumlahnya memang kecil. Data yang dipacak dari
Ethnologue, lembaga yang mengkaji segala bahasa di dunia, memperkirakan
terdapat lebih dari 4,8 juta penutur bahasa isyarat di seluruh dunia. Angka tersebut,
merupakan 0,08 persen populasi penutur segala bahasa dunia. Bila dibandingkan
dengan bahasa lain, penutur bahasa isyarat sangat minim. Penutur rumpun bahasa
Austronesia, rumpun yang menaungi Bahasa Indonesia, ada lebih dari 345,8 juta
penutur. Atau setara dengan 5,55 persen populasi dunia. Padahal, orang-orang
penyandang tuli diperkirakan berjumlah jauh dibandingkan angka tersebut.
Laura Lesmana Wijaya, Direktur Pusat Bahasa Isyarat menyatakan bahwa
Bahasa Isyarat Indonesia masih sedikit penuturnya, meskipun kian berkembang
9
tiap tahun. Salah satu alasan mengapa angkanya kecil ialah masih adanya stigma
negatif di masyarakat, salah satunya melalui olok-olok. Para penutur bahasa isyarat
dianggap lain dan belajar bahasa isyarat dianggap hal yang patut dihindari. Selain
olok-olok, bahasa isyarat punya pertentangan lain: apakah bahasa isyarat
merupakan bahasa atau bukan? Dalam artikel yang dipublikasikan The New York
Times pada 8 Januari 1992 disebutkan bahwa saat bahasa isyarat baru berusia 30
tahun diakui bagian dari bahasa di dunia. Salah satu alasan mengapa bahasa isyarat
tidak diakui sebagai bagian dari bahasa karena tidak memiliki literatur, tapi
sayangnya, mengacu pada literatur bahasa konvensional. Bahasa isyarat di tahun-
tahun sebelum artikel tersebut terbit sering dianggap sebagai "pantomim". Dr.
Sherman Wilcox, ahli bahasa dari New Mexico University, mengatakan ia “sering
kali harus meyakinkan masyarakat bahasa isyarat bukan pantomim ataupun tebak
kata.”
Beberapa yang perlu diketahui masyarakat terhadap kaum Tunarungu pada saat
bertemu. Bagi orang yang dengar merasa canggung atau bingung saat bertemu dengan
orang tuli. Jika biasanya Anda bisa berkomunikasi dengan mendengar dan berbicara, Anda
tentu tidak bisa melakukan hal yang sama pada orang Tuli. Lantas, bagaimana, sih, cara
yang tepat berkomunikasi dengan orang tuli? Apakah harus bisa bahasa isyarat?. Jika
terhadap teman Tunarungu ketika orang yang dengar disingung soal berkomunikasi dengan
teman Tunarungu, anda mungkin berpikir bahwa harus menguasai Bahasa isyarat. Tidak
hanya semuanya bisa komunikasi melalui Bahasa Isyarat ataupun bahas oral yang
sebisanya. Namun, bagimana jika tidak paham soal Bahasa Isyarat? Tenang! Masih ad
acara lain yang bisa Anda Lakukan untuk bisa berkomunikasi dengan teman kaum
Tunarungu. Begini cara selain itu, berikuti dibawah:
10
Sebelum mulai berkomunikasi dengan
orang Tunarungu, pastikan dulu bahwa
lingkungan di sekitar Anda nyaman dengan
pencahayaan yang baik. Pasalnya,
pencahayaan yang baik dapat membantu
orang Tunarungu untuk melihat gerak bibir
Anda dengan jelas.
BISINDO merupakan bahasa isyarat yang muncul secara alami dalam budaya
Indonesia dan praktis untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
BISINDO memiliki beberapa variasi di tiap daerah. BISINDO yang
pengembangannya didukung oleh salah satu Lembaga donatur dari Jepang yang
melibatkan Chinese University of Hongkong dan Universitas Indonesia.
SIBI disingkatan kata dari Sistem Isyarat Bahasa Indonesia merupakan sistem
isyarat yang diakui oleh pemerintah dan digunakan dalam pengajaran di
Sekolah Luar Biasa untuk Tunarungu (SLB/B). Salah satu perbedaan BISINDO
dan SIBI yang cukup terlihat adalah BISINDO menggerakkan dua tangan untuk
mengisyaratkan abjad, sedangkan SIBI hanya menggunakan satu tangan saja.
12
BAB IV
BAB IV
BELAJAR BAHASA ISYARAT
BELAJAR BAHASA ISYARAT
13
SIBI SIBI
14
SIBI ABJAD
SIBI ABJAD
15
SIBI - ANGKA
SIBI - ANGKA
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
16
20
100
1000
1 Juta
17
SIBI
SIBI -- SEHARIAN
SEHARIAN
18
SIBI – ANGGOTA
SIBI – AnggotaKELUARGA
Keluarga
19
20
BISINDO BISINDO
21
BISINDO ABJAD
BISINDO ABJAD
22
BISINDO - ANGKA
BISINDO-ANGKA
1 2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12
23
20
100
1000 1 Juta
24
BISINDO - SEHARIAN
BISINDO - SEHARIAN
25
BISINDO – –ANGGOTA
BISINDO KELUARGA
ANGGOTA KELUARGA
26
27
BAB V
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Saat kita berkomunikasi dengan orang yang penyandang Tunarungu/Tuli jika bertemu
dengannya, sebaiknya bisa menguasai Bahasa Isyarat kalua belum mahirnya nanti minta
diajarkan belajar bahasa Isyarat benar-benar bermanfaat untuk anda bisa membantu
penyandang Tunarungu jika tidak mengerti pesan yang disampaikan.
Reference
28
DAFTAR
DAFTAR PUSTAKA
PUSTAKA
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/cara-berkomunikasi-dengan-orang-tuli/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/berkomunikasi-dengan-orang-tuli/
http://rumahdifable.blogspot.com/2016/08/metode-komunikasi-anak-tunarungu.html
https://www.halodoc.com/perlu-atau-tidak-belajar-bahasa-isyarat
http://bangka.tribunnews.com/2018/10/02/sejarah-bahasa-isyarat-yang-biasa-
digunakan-tuna-rungu-berkomunikasi
https://www.bernas.id/48649-sering-lihat-tayangan-berita-dengan-bahasa-isyarat-
3-tips-ini-membantumu-belajar-bahasa-isyarat.html
29