“CERPEN INEM ”
Oleh:
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Cerpen atau cerita pendek merupakan karya sastra berupa tulisan yang
bertujuan untuk mengembangkan imajinasi kita serta dapat menyuguhkan
pengalaman tentunya yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Bisa
berupa perkawinan, percintaan , tradisi , agama, social , politik, dan yang lainnya.
Jadi, tidak mengherankan kalau orang yang membacanya itu sedang melihat
pengalaman cerita yang pernah di lakukan didalam kehidupan. Adanya perubahan
pada struktur suatu benda atau aktivitas adalah hal yang perlu diperhatikan dalam
strukturalisme. Akan tetapi, perubahan tersebut merupakan proses transformasi
bukanlah perubahan keseluruhan. Dalam proses ini elemen-elemen yang lama
masih dipertahankan dan hanya bagian-bagian tertentu saja dari suatu struktur
yang berubah sementara. Pada teori ini lebih berfokus kepada kajian hubungan
antara unsur-unsur dalam sebuah karya sastra, dimana unsur-unsur tersebut
merupakan unsur pembangun karya sastra tersebut.
Konsep oposisi biner awalnya di teorikan oleh Ferdinan de Saussure.
Tetapi antropologstrukturalis Claude Levi-Strauss yang membuatnya menjadi
sangat berpengaruh dengan adanya teori-teori bahasa Saussure sebagai sistem
struktural. Menurut Strauss oposisi biner merupakan struktur yang mengatur
sistem pemaknaan terhadap budaya dan tempat tinggal. Levi-Strauss, dengan teori
strukturalisme, berusaha memahami nalar atau pikiran bawah sadar manusia
dalam menjalani hidup. Sedangkan media yang digunakan untuk memahami nalar
tersebut yaitu mitos yang diyakini kebenarannya. Struktur bawah sadar ini dapat
menghadirkan berbagai fenomena budaya. Sistem kekerabatan misalnya,
merupakan hasil nalar untuk menjalani kehidupan. Sistem kekerabatan nalar
manusia muncul karena adanya persamaan pola pikir dalam bernarasi secara
imajiner. Contoh sistem kekerabatan muncul dalam berbagai cerita. Misalnya :
Ada seorang putri yang dibuang dan bertemu dengan pangeran tampan, ataupun
sebaliknya seorang putra raja yang dibuang dan menemukan pujaan hati.
Contohnya pada cerpen yang berjudul “Inem” karya Pramoedya Ananta
Toer menjelaskan tentang kisah gadis kecil yang menikah di usia muda. Inem
dinikahkan oleh orang tuanya pada usia sangat muda yaitu umur delapan tahun,
watak si inem ini dia sangat sopan, tidak manja, mandiri, cekatan dan rajin di
kampungnya. Ayah dari si inem ini dulunya seorang polisi karena sang ayah
pernah menerima suap akhirnya sang ayah di pecat dari pekerjaannya dan
sekarang sang ayah bekerja sebagai penjudi dan orang jahat. Maka dari itu faktor
pemicu inilah si inem di nikahkan di usia dini karena dari segi perekonomian
keluarga. Serta sang ibu menghawatirkan inem jika tidak segera di nikahkan pada
usia muda akan menjadi perawan tua, dan jika si inem di nikahkan akan
membantu meringankan keperluan sehari-hari sehingga orang tuanya segera
menikahkan inem dengan laki-laki muda itu.
Namun tak lama kemudian setelah inem menikah dengan martaban
kehidupan inem menjadi sengsara bukannya bahagia malah sebaliknya, martaban
menyiksa inem setiap hari watak martaban sangat keras , sehingga inem tidak
berani melawan suaminya tersebut dia hanya bisa menangis dan tidak berani
mengadu pada siapa-siapa. Pada saat ibunya bertanya pada inem apakah
keluarganya baik baik saja dan bahagia , inem hanya bisa menangis dan
menceritakan semuanya kepada ibunya bahwa telah mendapatkan perlakuan kasar
terhadap suaminya akibat ke egoisan sang ibu dan ayahnya. Tak lama kemudian
setahun berlalu inem memutuskan menjanda dia cerai dengan suaminya , dan
inem menjadi janda pada usia sembilan tahun rumah tangganya hanya bertahan
hanya satu tahun saja.
1.2 Masalah
Bagaimana keterkaitan antar unsur dalam cerpen “Inem”?
1.3 Teori
Teori Strukturalisme
Adanya perubahan pada struktur suatu benda atau aktivitas adalah hal yang perlu
diperhatikan dalam strukturalisme. Akan tetapi, perubahan tersebut merupakan
proses transformasi bukanlah perubahan keseluruhan. Dalam proses ini elemen-
elemen yang lama masih dipertahankan dan hanya bagian-bagian tertentu saja dari
suatu struktur yang berubah sementara. Pada teori ini lebih berfokus kepada kajian
hubungan antara unsur-unsur dalam sebuah karya sastra, dimana unsur-unsur
tersebut merupakan unsur pembangun karya sastra tersebut.
4 asumsi dasar strukturalisme
1. Terdapat ketertataan serta keterulangan pada berbagai fenomena yang
didapat melalui bahasa atau tanda simbol untuk menyampaikan pesan
tertentu.
2. Penganut strukturalisme berasumsi bahwa dalam diri setiap manusia
terdapat kemampuan untuk menstruktur, menyusun suatu struktur, atau
mengaitkan suatu struktur pada gejela yang sedang dihadapi.
3. Hubungan antara suatu fenomena budaya dengan fenomena-fenomena lain
pada suatu waktu tertentu merupakan hal yang menentukan makna
fenomena itu.
4. Berbagai relasi yang ada pada struktur dapat disederhanakan menjadi
oposisi biner. Unsur-unsur sebagai penanda atau simbol-simbol yang
direlasikan akan menjadi sebuah makna yang lebih utuh.
1.4 Metode
Metode Oposisi Biner
Konsep oposisi biner awalnya di teorikan oleh Ferdinan de Saussure. Tetapi
antropologstrukturalis Claude Levi-Strauss yang membuatnya menjadi sangat
berpengaruh dengan adanya teori-teori bahasa Saussure sebagai sistem
struktural. Menurut Strauss oposisi biner merupakan struktur yang mengatur
sistem pemaknaan terhadap budaya dan tempat tinggal.
Oposisi biner dapat diartikan sebagai suatu sistem yang saling berlawanan
namun keduanya saling berkaitan satu sama lain. Seperti halnya kata A tidak
dapat berdiri sendiri tanpa adanya hubungan struktural dengan kata B. Hanya
terdapat dua tanda atau kata yang bisa mempunyai arti jika masing-masing
beroposisi satu sama lain. Misalnya laki-laki dan perempuan seseorang disebut
laki-laki karena bukanlah perempuan, warna hitam disebut warna hitam
karena bukanlah warna putih, dan begitu seterusnya.
Konsep dasar menurut Strauss tentang oposisi biner yaitu penggunaan
kategori yang nyata. Seperti halnya demonstrasi dan silaturahmi (nyata), bisa
disejajarkan dengan oposisi biner dunia yang kejam dan dunia yang damai
(abstrak).
BAB II
PEMBAHASAN
Penggalan kalimat
Penjelasan
Penggalan kalimat
“Watak dari si inem ini sangat patuh terhadap orang tuanya dia gadis kecil
yang sopan, tidak manja, mandiri serta rajin di kampungnya..”
Penjelasan
Penggalan kalimat
“Akan tetapi setelah inem di nikahkan oleh orang tuanya dengan seorang
pemuda tersebut kehidupan inem semakin sesangsara dia di siksa setiap
hari oleh suaminya dan inem hanya bisa menerimanya dengan lapang
dada…”
Penjelasan
Tabel Analisis
Hasil Analisis
Novita Dewi. 2018. Pernikahan Dibawah Umur Dalam Cerpen Ahmad Tohari
[Di akses pada tanggal 3 Desember 2019 pukul 17.00 WIB melalui laman
https://jurnal.radenfatah.ac.id]
Muhammad Arief Setyadi, dkk. 2018. Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Sebagai