Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KREATIVITAS & INOVASI

PADA UMKM

MATA KULIAH
MANAJEMEN KREATIVITAS & INOVASI

DISUSUN OLEH :

1. DONNA ULI NAINGGOLAN 1705171072


2. FERI BASTANTA PERANGIN-ANGIN 1705171054
3. MITHA ANNISYAH 1705171060

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan segala kuasa-Nya lah kami akhirnya bisa menyusun Makalah yang
berjudul “Manajemen Kreativitas dan Inovasi Pada UMKM ” ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Rasa terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Shamir selaku Dosen mata
kuliah Manajemen Kreatifitas dan Inovasi yang telah memberikan banyak
masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian
Makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut serta membantu menyumbangkan pikirannya.

Kami sangat berharap agar Makalah ini memberi banyak manfaat bagi
para pembaca terutama pada masyarakat banyak dan pemerintah setempat
sehingga pemerintah pun memiliki jalan keluar atas permasalahan yang tengah
dihadapinya.

Kami juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak
agar Makalah ini bisa menjadi lebih sempurna.

Medan, 09 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Peranan UMKM dalam perekonomian nasional dari berbagai aspek melibatkan pihak
pemerintah dalam menyusun Program Pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). RPJMN tahun 2004-2009 menekankan program
pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM dan program pengembangan kewira-
usahaan dan kemampuan bersaing. Hal ini me-nyangkut pembentukan perilaku usaha untuk
men-capai kinerja dan struktur usaha mikro kecil menengah yang lebih berhasil atau sukses.

Program Pembangunan dalam Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Nasional


Tahun 2004-2009 menekankan program pengembangan sistem pendukung usaha bagi
UMKM dan program pengembangan kewirausahaan dan kemampuan berdaya saing (RPJMN,
2005). Pemerintah memberi-kan perhatian terhadap UMKM disebabkan karena UMKM
memiliki peranan dalam perekonomian nasional. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Indonesia sangat besar dan telah terbukti menyelamatkan perekonomian bangsa
pada saat krisis ekonomi tahun 1997.

Scarborough & Zimmerer (2005) menyatakan bahwa pemulihan krisis ekonomi berjalan
selama tujuh tahun dan beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tidak
hanya mengandalkan peranan usaha besar, tetapi UMKM terbukti mem-punyai ketahanan
relatif lebih baik dibandingkan dengan usaha skala lebih besar. Tidak mengherankan bahwa
baik pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomian Indonesia saat ini, UMKM
memiliki peranan yang sangat strategis dan penting ditinjau dari berbagai aspek. Pertama,
jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua, potensinya
yang besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan
investasi yang sama pada usaha dengan skala lebih besar. Ketiga, kontribusi UMKM dalam
pem-bentukkan PDB cukup signifikan. Keempat, memiliki sumbangan kepada devisa negara
dengan nilai ekspor yang cukup stabil.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 men-jelaskan bahwa tujuan dari pemberdayaan


usaha mikro, kecil dan menengah:

a) Mewujudkan stuktur ekonomi perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan


ber-keadilan.

b) Menumbuh dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi
usaha yang tangguh dan mandiri, dan;

c) Meningkatkan peran mikro, kecil dan menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan
lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
rakyat dari kemiskinan.

Sekretaris Kementrian Negara Koperasi dan UMKM (2006), menjelaskan bahwa upaya
pember-dayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari tahun ke tahun selalu dimonitor dan
dievaluasi perkembangannya baik dalam hal kontribusinya terhadap penciptaan produk
domestik bruto (PDB), penyerapan tenaga kerja, ekspor dan perkembangan pelaku usahanya
serta keberadaan investasi usaha kecil dan menengah melalui pembentukan modal tetap bruto
(investasi). Keseluruhan indikator eko-nomi makro di atas selalu dijadikan acuan dalam
penyusunan kebijakan pemberdayaan UKM serta menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan
kebijakan yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

Perkembangan jumlah UKM periode 2006-2007 mengalami peningkatan sebesar 2,18%


yaitu dari 48.779.151 unit pada tahun 2006 menjadi 49.840.489 unit pada tahun 2007. Pada
tahun 2006, peran UKM terhadap penciptaan PDB nasional menurut harga berlaku tercatat
sebesar Rp. 1.786,22 triliun atau 53,49%, kontribusi Usaha Kecil tercatat sebesar Rp. 1.253,36
triliun atau 37,53% dan Usaha Menengah sebesar Rp. 532,86 triliun atau 15,96% dari total
PDB nasional, selebihnya adalah Usaha Besar (UB) yaitu Rp. 1.553,26 triliun atau 46,51%.
Sedangkan pada tahun 2007, peran UKM terhadap penciptaan PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp. 2.121,31 triliun atau 53,60% dari total PDB nasional, mengalami
perkembangan sebesar Rp. 335,09 triliun atau 18,76% dibanding tahun 2006. Kontribusi UK
tercatat sebesar Rp. 1.496,25 triliun atau 37,81% dan UM sebesar Rp. 625,06 triliun atau
15,79%, selebihnya sebesar Rp. 1.836,09 triliun atau 46,40% merupakan kontribusi UB.
Disisi lain, pada tahun 2006 nilai PDB nasional atas harga konstan tahun

2000 sebesar Rp. 1.847,29 triliun, peran UKM ter-catat sebesar Rp. 1.035,61 triliun atau
56,06% dari total PDB nasional, kontribusi UK tercatat sebesar Rp. 726,01 triliun atau
39,30% dan UM sebesar Rp. 309,61 triliun atau 16,76%, UB berkontribusi sebesar Rp. 811,68
triliun atau 43,94%.

Upaya pemerintah dalam mempertahankan pertumbuhan UMKM telah menghasilkan dua


pro-gram strategis, yakni program kewirausahaan dan program kemitraan. Program
kewirausahaan akan menjadi basis dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini
dipandang penting dan strategis karena sumber daya manusia adalah elemen dasar yang
menjadi subyek atau pelaku pembangunan. Semakin langkanya sumber daya alam dapat
diatasi bila sumber daya manusia berkualitas. Ternyata dalam kalkulus pembangunan
ekonomi, kewirausaha-an menjadi faktor penting yang selama ini agak terlupakan.
Kewirausahaan merupakan karekteristik kema-nusiaan yang berfungsi besar dalam
mengelola suatu bisnis, karena pengusaha yang memiliki jiwa kewira-usahaan akan
memperlihatkan sifat pembaharu yang dinamis, inovatif dan adaptif terhadap perubahan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kewirausahaan yang tinggi maka
manajemen akan dapat diperbaiki secara terus menerus.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk
menjelaskan pengaruh kreativitas dan inovasi baik secara parsial maupun simultan terhadap
kewirausahaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kreativitas

Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan
bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman,
petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari,
atau menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman,
suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan, menerima dan
merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen
dalam mengambil keputusan, berpikir dan bertindak, memerlukan dan meng-asumsikan otonomi,
percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang
diperhitungkan, gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide
yang banyak, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap feno-mena yang belum
jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif.

Memahami kreativitas (daya cipta) akan mem-berikan dasar yang kuat untuk membuat modul atau
perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang kuat
untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya: sebuah organisasi baru,
pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses manufacture yang baru, produk-
produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan
keputusan.

Suryana (2003) menyatakan bahwa kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas
sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam
memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang”.

Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai,
tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya.

Kretivitas merupakan sumber penting dalam pen-ciptaan daya saing untuk semua organisasi yang
peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan).

Roe dalam Frinces (2004) menyatakan bahwa syarat-syarat orang yang kreatif yaitu:

a. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience).

b. Pengamatan melihat dengan cara yang biasa di-lakukan (observanvce seeing things in unusual
ways).

c. Keinginan (curiosity) Toleransi terhadap ambigui-tas (tolerance of apporites)

d. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tin-dakan (independence in judgement, thought and
action)

e. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming autonomy)

f. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-reliance)

g. Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being subject to group standart and
control).
h. Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan (willing to take calculated risks).
B. Inovasi

Larsen, P and Lewis, A, (2007) menyatakan bahwa salah satu karakter yang sangat penting dari
wirausahawan adalah kemampuannya berinovasi. Tanpa adanya inovasi perusahaan tidak akan dapat
bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, ke-inginan, dan permintaan pelanggan berbah-ubah.
Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk yang sama. Pelanggan akan mencari produk
lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuha mereka. Untuk itulah diperlu-kan
adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan
usahanya. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru
oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi
orang yang baru melihat atau merasakannya.

Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang: a. Inovasi produk (barang, jasa, ide dan
tempat). b. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran, dll). Dalam
melaku-kan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Menganalisi peluang, b.
Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, c. Sederhana dan terarah, d. Dimulai dari yang
kecil, dan e. Kepemimpinan Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang
dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Suryana (2003) inovasi yaitu: “sebagai
kemampuan untuk menerap-kan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.

Keeh, et.al (2007) menjelaskan inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut:

1. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan layanan baru dari pesaing,
dan ini mendorong usaha entrepreneurial untuk bersaing dan sukses. Yang harus dilakukan adalah
menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru.

2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek, yang artinya bahwa
produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat, dan ini bisa
terjadi karena ada pemikiran kreatif yang me-nimbulkan inovasi.

3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan dalam pemenuh-an
kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga. Oleh karena itu skill inovatif
dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan konsumen sebagai
pelanggan.

4. Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat semakin mudah
ditiru, dan ini membutuhkan metode penggunaan pro-duk, proses yang baru dan lebih baik, dan
layanan yang lebih cepat secara kontinyu.
Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen pasar, dan mencipta-
kan posisi korporat yang lebih baik.
C. Usaha Makro Kecil dan Menengah (UMKM)

Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro, Kecil,
Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang per-
orangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan me-rupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undang- Undang ini.

Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) :

Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20 Tahun 2008 pada Bab IV pasal
16 menetapkan kriteria UMKM sebagai berikut:

1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau;

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta
rupiah).

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: me-miliki kekayaan bersih lebih dari Rp
50.000.000,-(Lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp 500.000.000,- (Lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah) samapi dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,- (Dua miliar lima ratus juta rupiah).

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000,-(sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (Dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah)
Peran UKM dalam Sektor Ekonomi
Peran UKM dalam perekonomian suatu negara sangatlah penting. UKM melambangkan kekuatan
pembangunan ekonomi sebuah negara. Pentingnya UKM sebagian besar berkaitan dengan sebutan
mereka sebagai tulang punggung ekonomi pembangunan. Bila dibandingkan dengan perusahan
besar, UKM memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
lingkunganya. Oleh karena itu, keberadaan UKM, menjadi penting sebagai penggerak kewirausahaan
dan pembangunan ekonomi

Seperti yang diungkapkan oleh John V. Petrof (1986) bahwa secara umum UKM memberikan
kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi dalam hal sebagai berikut ini : 1. Berfungsi membawa
calon pembeli dan penjual bersama-sama dan menyebarkan informasi mengenai kualitas produk
yang dilakukan secara memadai. 2. Perusahaan-perusahaan kecil menyerap langsung sumber daya
dalam kegiatan ekonomi. 3. Penurunan permintaan barang impor, harga domestik dengan cepat
ditransmisikan ke seluruh masyarakat sehingga merangsang permintaan produk dalam negeri serta
potensi pertumbuhan domestik dan ekspor tinggi. 4. Perusahaan kecil yang terbesar diseluruh negeri
akan memberikan manfaat pembangunan ekonomi dan memperbaiki standar hidup masyarakat.
Tantangan global dan kemajuan teknologi informasi pastinya membawa perubahan pada kehidupan
dan alur bisnis sebuah organisasi atau perusahaan. Hal ini membuat pentingnya strategi inovasi
untuk membantu perusahaan bertahan dari perubahan. Menurut Peter F. Drucker (1999), organisasi
yang baik adalah organisasi yang dapat melihat peluang dalam situasi ketidakpastian. Dalam salah
satu bukunya “Management Challenges for the 21stCentury,” Drucker menyebutkan beberapa
faktor yang menunjang organisasi bertahan terhadap perubahan

 Fleksibel: Perubahan yang ada di lingkungan membuat perusahaan harus fleksibel dalam membuat
strategi. Perusahaan pada intinya harus adaptif dan siap menghadapi perubahan agar dapat
bertahan. Strategi tersebut meliputi kebijakan, pemasaran, operasional, dan lain-lain.

 Fokus pada peluang: Sebuah perusahaan harus memiliki fokus yang jelas, hal ini terkait dengan visi
dan misi perrusahaan. Visi dan misi yang digunakan perusahaan pada akhirnya akan mempengaruhi
kinerja perusahaan. Strategi yang dibuat perusahaan juga harus jelas, misalnya produk apa yang
akan dibuat atau dijual, siapa mitra kerja yang dapat membantu dan apa target pencapaian di tahun
ke depan.

 Fasilitas: Sebuah perusahaan harus menyediakan fasilitas yang mendukung kinerja perusahaan,
baik peralatan, mesin, sumber daya dan teknologi. Hal inibertujuan untuk peningkatan produktivitas
perusahaan dan persiapan dalam menghadapi tantangan global.

 Mengelola pengetahuan: Perusahaan harus terus melakukan improvisasi terhadap perubahan


dengan cara mengelola pengetahuan yang dimiliki oleh perusahaan menjadi pengetahuan yang lebih
bermanfaat lagi. Manajemen pengetahuan bisa didapatkan dengan berbagai cara, seperti
pengetahuan pegawai dan penelitian yang telah dikembangkan.

 Inovasi: Inovasi sangat penting dalam pengembangan sebuah perusahaan. Perusahaan tidak boleh
berhenti untuk melakukan inovasi. Inovasi dapat dilakukan dengan memadukan pengetahuan dan
kreativitas yang ada dalam perusahaan dan didukung dengan fasilitas yang tersedia di perusahaan.
Kehadiran UKM merupakan dasar bagi pertumbuhan banyak negara di dunia,
termasuk indonesia. Dalam sepuluh tahun terakhir ini, kehadiran UKM di indonesia
meningkat dengan pesat. Badan pusat statistik mencatat perkembangan UKM di
indonesia mencapai angka 55,3 juta di tahun 2010, UMKM akhir tahun 2012
mencapai angka 56,53 juta, pertumbuhan 2009-2013 sebesar 2,3%/tahun, tahun
2013 mencapai angka 56,5 juta. Maka dapat dilihat bahwa UKM memberikan
pengaruh cukup besar terhadap pertumbuhan perekonomian di indonesia. Inilah
sebab nya mengapa diperlukan kerja sama pemerintah untuk mendukung
pengembangan pasar melalui manajemen inovasi di negara-negara berkembang.

Berikut adalah perbedaan anatara UKM dengan perusahaan besar berdasarkan


manajemen, struktur, budaya dan sumber daya manusia (Nada, et.al, 2012):
a) Manajemen: seorang manajer diperusahaan besar memiliki kekuatan dalam hal
mendelegasikan beberapa tanggung jawab mereka terhadap manajemen yang lebih
rendah. Sedangkan dalam UKM, biasanya manajer perusahaan adalah pemilik
perusahaan, sehingga pengambilan keputusan terpusat dan lapisan manajemen
lebih sedikit. Hal ini berati bahwa hierarki pengambilan keputusan di UKM lebih
pendek dari pada perusahaan besar. Situasi ini sebenarnya menguntungkan bagi
pemilik UKM karena kedekatan manajer dan pegawainya dapat menjadi pendorong
utama kemajuan perusahaan. Kelemahannya adalah UKM memiliki waktu terbatas
dalam menggali fokus dan isu-isu strategis perusahaan.
b) Struktur: UKM memiliki struktur yang sederhana sehingga membuat pengambilan
keputusan di UKM lebih fleksibel mengatasi perubahan. Sedangkan organisasi yang
lebih besar memiliki struktur birokrasi dan hierarki yang lebih kompleks, sehingga
pengam bilan keputusan mereka lebih lambat dan tidak fleksibel.
c) Budaya: UKM cenderung memiliki budaya yang lebih kekeluargaan dibandingkan
perusahaan besar. Hal ini bisa dilihat dari proses komunikasi yang berjalan di UKM
lebih bersifat informal, sedangkan pada perusahaan besar komunikasi perusahaan
lebih bersifat formal. Oleh karena itu,proses komunikasi yang berjalan di UKM lebih
menguntungkan dalam proses inovasi, dimana pegawai bebas untuk menyampaikan
ide dan manajemen dapat langsung meresponnya.
d) Sumber daya manusia (SDM): Kelemahan yang dihadapi oleh UKM adalah dalam
mempekerjakan SDM yang ahli dan berpengalaman. Kecenderungan yang terjadi,
SDM yang berpengalaman lebih senang bekerja pada organisasi yang lebih besar,
dimana mereka akan dibayar dengan gaji dan bonus yang lebih tinggi. Sedangkan
UKM memiliki kesulitan untuk mempertahankan karyawannya yang berpengalaman.
Hal ini dikarenakan peluang jenjang karier yang sangat kecil. UKM biasanya hanya
digunakan sebagai batu loncatan oleh para pegawainya untuk pindah keperusahaan
besar.

Kelebihan dan Kelemahan UKM Perusahaan


sebagian besar ditentukan oleh cara dimana mereka berfungsi pada pasar,
lingkungan, serta bisnis yang menjadi dasar karakteristik mereka. Stefanovic, et. Al
(2009) memaparkan dengan jelas kelebihan dan kelemahan perusahaan kecil
menengah sebagai berikut:
a) Kelebihan Kelebihan UKM:
 Tingkat fleksibilitas yang tinggi: Kecilnya dimensi perusahaan memungkinkan UKM
untuk merespon lebih cepat tuntutan pelanggan. UKM dapat secara efektif
mengadopsi semua perubahan lingkungan dengan relevan.
 Semangat kewirausahaan: UKM memiliki semangat kewirausahaan, dimana setiap
pengusaha memiliki kemandirian yang tinggi, sehingga harapan dan energi para
pengusaha dapat digunakan untuk mempertahankan budaya inovasi selalu tumbuh
dan berkembang.
 Kompetisi: Keterbatasan sumber daya manusia dan jumlah modal yang kecil
membuat UKM menganalisis secara rinci, sehingga dapat menentukan tugas-tugas
dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan bersama.
 Inovasi lebih cepat karena tanpa struktur: UKM relatif mudah untuk melakukan
koordinasi dengan karyawan. Fungsi kontrol yang langsung dan sangat cepat
membuat pemimpin UKM dapat menemukan kemungkinan peluang baruuntuk
pertumbuhan dan pengembangan inovasi lebih mudah.
b) Kelemahan-Kelemahan UKM
 Sempitnya waktu untuk melengkapi kebutuhan: UKM biasanya kesulitan dalam
mengakses pasar yang besar. Oleh karena itu, UKM memerlukan strategi yang kuat
untuk memasuki pasar global dalam hal investasi pemasaran, penelitian, kegiatan
promosi, pengembangan jaringan distribusi dan membangun kapasitas produksi.
 Terbatasnya anggaran: Setiap perusahaan yang ingin mengembangkan diri pastinya
membutuhkan dana. Inilah yang selalu menjadi masalah bagi UKM untuk
memperluas usahanya. Kebanyakan UKM tidak dalam posisi untuk mengumpulkan
cukup uang tunai dalam jangka pendek. Untuk mendapatkan bantuan dana, UKM
bisanya meminjam uang ke bank, tapi melihat peredaran bisnis yang masih terbatas
dan ketiadaan jaminan untuk pinjaman yang lebih besar membuat UKM sering kali
mengurungkan usahanya untuk memperluas pasar.
 Kurangnya sumber daya yang berkualitas: UKM biasanya tidak banyak memiliki
tenaga ahli. Hal ini juga disebabkan terbatasnya anggaran yang menyebabkan
perusahaan tidak memadai untuk mempekerjakan tenaga ahli untuk pekerjaan yang
dibutuhkan. Sering kali para pekerja di UKM dilatih melalui cara-cara yang bersifat
kekeluargaan dan kurang mendalam. Oleh karena itu, sangat sulit bagi

UKM di Indonesia Di Indonesia,


usaha kecil dan menengah mengandung pengertian secara terpisah. Usaha kecil
adalah sebuah proses kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahuanan serta kepemilikan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 9 tahun 1995. Sedangkan usaha
menengah dan usaha besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih
dan hasil penjualan tahunan usaha kecil. Menurut Keputusan Presiden RI No.99
tahun 1998, pengertian usaha kecil adalah: “kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil
dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar
Rupiah).
3. Pemilik usaha warga negara indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan
usaha menengah atau usaha besar.
5. Berbentuk usaha orang-perorangan, badan usaha yang tidak bebadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum, termassok koperasi.

Tantangan-Tantangan UKM di Indonesia


Permasalahan UKM di Indonesia biasanya sangat mendasar, seperti kurangnya
keuangan, terbatasnya teknologi, kurangnya fasilitas, sempitnya pemasaran,
kurangnya manajemen mutu, peraturan administrasi yang tidak memadai dan daya
beli yang terbatas. Berikut adalah tantangan-tantangan yang dihadapi oleh UKM dan
bagaimana cara penyelesaiannya:
a) Tantangan UKM dalam manajemen
pengetahuan Pengetahuan memainkan peran penting dalam menentukan
kemampuan inovasi perusahaan dan dalam meningkatkan kualitas kehidupan
kerja para pekerja. Pengetahuan dalam UKM dikelola secara berbeda. Pada
dasarnya, pengetahuan lebih mungkin dibuat, dibagi, ditranfer, dan diterapkan
melalui mekanisme di UKM. March (1991) menunjukkan bahwa ada dua mode
yang berbeda secara fundamental dari inovasi, yaitu eksplorasi dan eksploitasi.
Eksploitasi inovasi dibangun di atas atau memperluas pengetahuan yang ada dari
perusahaan, sedangkan eksplorasi inovasi membutuhkan pengetahuan dan
kemampuan yang baru untuk perusahaan. Perbedaan ini mungkin menunjukan
daya serap bervariasi dalam fungsi atau kepentingan untuk mencapai kedua jenis
perilaku inovasi. Studi yang dilakukan oleh Zhou, dkk. (2007) pada UKM di
belanda menunjukkan bahwa UKM berinovasi dengan cara yang berbeda.
Kecenderungan UKM memperoleh pengetahuan melalui ikatan sosial dan
komunikasi dengan sumber daya eksternal, seperti universitas, konsorsium dan
pemerintah. Oleh karena itu, pembuat kebijakan yang ingin merangsang perilaku
inovasi UKM mungkin ingin menilai lingkungan eksternal di daerah tertentu atau
suatu bangsa.

b) Tantangan UKM dalam Inovasi Produk


Flinders, et.al (2010) melakukan penelitian yang memfokuskan pada manajemen
inovasi untuk pengembangan produk baru. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah agar UKM berhasil mengatasi hambatan dan mengelola konsep untuk
produk baru. Berikut adalah suatu kerangka terpadu yang memungkinkan UKM
untuk mengatasi hambatan dalam mengelola inovasi seperti menggambarkan
tahapan, prosedur dan hasil yang spesifik
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Kreativitas meliputi terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan
cara yang tidak biasa, kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, tole-
ransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, inde-penden dalam mengambil keputusan, berpikir dan
bertindak, memerlukan dan mengasumsikan oto-nomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari
standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih, sensitif ter-
hadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak, fleksibel keasli-
an, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap penomena yang belum jelas, motivasi, bebas dari
rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif dan inovasi meliputi: menganalisi peluang, apa
yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang, sederhana dan terarah dimulai dari yang kecil,
berpengaruh secara parsial terhadap variabel kewirausahaan.

2. Inovasi yang meliputi menganalisi peluang, apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang,
sederhana dan terarah dimulai dari yang kecil, berpengaruh secara parsial terhadap variabel
kewirausahaan.
3. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kreatifitas dan inovasi berpengaruh secara simultan terhadap
kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
Kewirausahaan.

SARAN

1. Kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan usaha kecil harus mempertimbangkan kreativitas dan
inovasi dari seorang pengelelola/pemilik usaha, hal ini akan mengefektifkan program kewira-
usahaan.

2. Kebijakan kredit perbankan terhadap usaha kecil harus memperhatikan tingkat kreativitas dan inovasi
seorang pengelelola/pemilik usaha sehu-bungan dengan realisasi kredit usaha kecil sebagai upaya
program pengembangan usaha.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnalpemasaran.petra.ac.id/index.php/mar/article/view/19186

http://ced.petra.ac.id/index.php/man/article/view/18240

https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/AKSES/article/view/526

https://www.akun.biz/tips-bisnis/pentingnya-kreativitas-dan-inovasi-dalam-berbisnis/

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/djom/article/view/749

Anda mungkin juga menyukai