Anda di halaman 1dari 13

Makalah

STUDI ISLAM ASIA TENGGARA


“Studi Islam di Timor Leste”

Dosen pengampu:
Dr. Adnan M.Ag

KELOMPOK 11
CENDI YUNUS

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, banyak nikmat yang Allah berikan kepada manusia


tetapi sangatlah sedikit yang kita ingat, puji syukur kita panjatkan kehadirat-NYA, Tuhan
semesta alam, yang mana dengan rahmat, taufik, dan hidayah-NYA, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Islam di Timor Leste”
Sholawat beserta sala, tak lupa pula kita haturkan kepada nabi junjungan kita yakni
nabi yullah nabi muhammad SAW.
Pengharapan yang besar dari kami menginginkan bahwasanya makalah ini lepas dari
kesalahan, namun pasti selalu ada yang kurang, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, agar makalah ini dapat lebih baik lagi nantinya,
Akhir kata saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Gorontalo, 28 November 2019

Penulis, Cendi Yunus


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................2
A. Sejarah Islam di Timor Leste......................................................2
B. Kedatangan Islam di Timor Leste...............................................3
C. Proses Penyebaran dan Perkembangan Islam di Timor Leste.....4
BAB III PENUTUP.................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Timor Leste islam adalah agama yang sangat minoritas, seperti yang
dikatakan badan intelejen AS dan fakta peneliti sedunia CIA bahwa islam di Timor
Leste hanya 1% meskipun banyak organisasi lain yang mengatakan lebih dari itu.
Organisasi adalah kebutuhan mendasar pada manusia untuk membawa mereka
bersama menyampaikan aspirasi agar tersalur, melindungi hak serta kewajiban dan
sebagainya, namun yang menjadi permasalahan bagi umat muslim di Timor Leste
adalah adalah golongan mereka sangat minoritas.
Sejarah datangnya hingga berkembangya islamdi Timor Leste  tidak lepas
menjadi pengaruh minimnya jumlah umat islam disana, sejarah Timor Leste banyak
dibaca dan diberitakan di berbagai macam media, sejarah Timor Leste sendiri
merupakan suatu konflik karena banyak berbagai macam pertentangan, sejarah
pertentangan ini merupakan sejarah yang panjang sejarang yang diruntut kepada masa
lalu sebelum umat islam Timor Leste bersentuhan dengan bangsa barat.
Banyak yang mengatakan bahwa masuk dan berkembangnya islam di Dilli ibu
kota Timor Leste tidak lepas dari peran para pedagang arab dari Hadromaut, Yaman
Selatan yang berdagang sambil berdakwah.
B. Rumusan Masalah
Dengan berpedoman pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas maka pemakalah merumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Islam di Timor Leste?
2. Bagaimana Kedatangan Islam di Timor Leste?
3. Bagaimana Proses Penyebaran dan Perkembangan Islam di Timor Leste?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat agar lebih mengetahui tentang sejarah perkembangan islam
di Timor Leste.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Islam Timor Leste


Timor Leste merupakan wilayah bekas koloni portugis selama 450 tahun.
Negara bekas provinsi bagian Indonesia sebalah Timur ini dulunya bernama Timor
Timur, namun setelah berhasil memisahkan diri dari negara kesatuan Republik
Indonesia pada 20 Mei 2002 namanya resmi diganti menjadi Timor Leste.
Islam masuk kewilayah Asia Tenggara melalui berbagai macam cara, terutama
melaui jalur perdagangan. Dimana islam masuk melalui pesisir sebagai basis dari para
niagawan untuk singgah dan melakukan transaksi disana. Berkenaan  dengan
masuknya Islam ke Nusantara  seperti yang kita ketahui umumnya kesultanan Islam
pertama lahir pada kerajaan Pasai di Aceh, dan pada perkembangannnya menyebar
hingga keseluruh nusantara takterkecuali di daerah papua, namun demikian perjalanan
islam mengalami pasang surut di nusantara, karena berbagai faktor yang
mendorongnya seperti, kedatangan kolonial eropa yang hampir berbarengan datang ke
nusantara dengan hadirnya Islam. Karena Kawasan Asia Tenggara sejak awal abad
masehi telah berfungsi sebagai jalur lintas perdagangan bagi kawasan di sekitarnya,
karena Asia Tenggara terletak pada jalur silang antara Asia Timur (China) dan Asia
Selatan (India).  Melalui jalur perdagangan ini kawasan Asia Tenggara pada abad ke-
5 dan seterusnya menjadi lebih ramai dengan hadirnya para pedagang dan pelaut yang
biasa berlayar melalui wilayah tersebut.  
Namun kehadiran Islam yang terlebih dahulu ke Nusanatara telah memiliki
suatu kekuatan yang  menjadi dasar bagi keberlangsungan agama Islam hingga saat
ini. Kedatangan kolonial eropa di mulai dari Portugis dan kemudian di ikiuti oleh
bangsa Eropa Lainya menciptakan ke unikan tersendiri bagi sejarah Islam
Nusanatara. 
Seperti halnya yang terjadi di Malaysia, dari sejak kedatangannya Islam telah
menjadi identitas bagi masyarakat yang mendiami semenanjung malaya hingga kini
dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyrakatnya seperti kehidupan
Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi dan pendidikan. 
Sama halnya dengan Timor-Timur yang saat ini merupakan wilayah dari
negara Republik Timor Leste yang memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999
melalui referendum yang ditentukan rakyatnya untuk masalah pembentukan negara
republik ini. Sama halnya dengan Islam di Asia Tenggara lainnya, Timor Leste juga
memiliki sejarah yang sama mengenai kehadiran Islam diwilayah ini. Namun yang
perlu jadi perhatian ada mengenai perkembangan Islam di Timor Leste ini tersendiri
dimana Islam sebagai agama yang telah masuk lama namun tidak menjadi agama
yang mayoritas dianut oleh masyarakat  Timor Leste. Maka dari itu perlu kita
diskusikan bersama mengenai perkembangan islam di Timor Leste tentang sejarah
masuk dan perkembangannya hingga saat ini. Melihat perkembangan wilayah lain
yang di sejarah masuk dan perkembangan islamnya sama dengan perkembangan islam
lainnya di asia tenggara.
1. Sejarah Masuknya Islam di Timor Leste
a. Awal Masuknya Islam
Untuk Mengetahui sejarah masuk dan berkembangnnya islam di Timor Leste
maka kita akan terpojok  pada beberapa fase mengenai kehadiran islam di Timor
Leste ini tersendiri, Muslim Timor  Timur , muslim Timor Leste dapat di bagi atas
tiga fase yakni fase pertama fase dimana islam masuk ke Timor Melalui Kehadiran
Pedaganag Arab atau pedaganag Hadrami, fase kedua Islam Masuk ke Timor melalui
para paendatang dari Afrika khususnya wilayah Magribi dimana dari pada mereka
adalah Pentadang Buangan  dari pemerintah kolonial Portugal di wilayah Magrib, fase
Kedatangan Muslim Indonesia 
Kedatangan Pertama Islam di Timor Timur, kepastian kehadiran Islam di
Timor Timur bermula pada tahun sebelum kedatangan orang-orang Portugis datang ke
Timor pada thun 1512 M, berdasarkan Tulisan Ambarak A. Bazher seoarang penulis
keturunan arab di Timor  dalam bukunya Islam di Timor Timur ia menyatakan bahwa
Menurut infomasi dari masyarakatt setempat dan juga kalangan keturunan, ketika
bangsa portugis tiba dari Gowa Sulawesi Selatan, portugis di sambut oleh masyarakat
Dili yang dimpin Abdullah Afif. 
Dengan demikian dapat dikatakan kedatangan umat islam telah lebih dahulu
tiba di Pulau Timor,  mengenai tepat waktu tahunya tentang kedatangan Islam ke
Timor tidak ada yang mengetahui secara pastinya, namun menurut tuturan muslim
keturunan islam masuk ketimor (Dili) sejak awal abad Hijriah seperti halnya terjadi di
kepulauan Indonesia lainnya, bersamaan dengan masuknya  islam kepulauan malauku
pada awal abad 14M ketika kekuasaan kesultanan Ternate dan Tidore sedang berada
di Puncaknya.  
pada kedatangannya bangsa Arab tidak terang-terangan memperkenalkan
Islam namun menggunakan bahasa perdagangan dikarenakan penduduk Timor ketika
itu belum siap dalam menerima agama maupun kebudayaan luar. Masyarakat Timor
masih memegang kuat adat istiadat dan kebudayaan Asli Timor, kebudyaan nenek
moyang yang percaya dengan keberdaan benda ghaib yang daianggap keramat seperti
Lulik. 
Namun demikian menurut Ambarak, Timor pada abad ke 14 M telah takluk
kedalam kekuasaan kerajaan Malaka, hal ini daat di buktikan dengan adanya pantun
malaka yang menerangkan bahwa Timor takluk dalam wilayah kekuasaan Malaka, di
katakan bahwa di timor terdapat tiga raja (Liurai) seperti Liurai Lorosa'e (Raja Besar
di Timor bagian timur) Liurai Loromonu ( Raja Besar di Timor bagian Barat) dan
Liurai Waihale  (Raja Besar di Timor bagian tengah) yang masing-masing
berkedudukan di Liquisa, Molo Fatumenutu dan Kamansa Betun (Atambua). Pada
waktu itu di katakan terjadi konfederasi Malaka -Timor (Kesepakatan Malaka
Timor). 
Mengenai bukti kedatangan Islam bersamaan dengan persebaran islam lainnya
di nusantara dikatakan dengan melalui jalur dagang antar Selat Malaka kemudian
dilanjutkan melalui jalur utara Laut Jawa dan di teruskan ke wilayah Maluku  dan
kemudian dianjutkan ke Sorong Papua dan dilanjutkan ke Morotai dan pada akhirnya
sampai di Timor. Dili menjadi magneet tersediri sebagai pusat dagang antar pulau
dikatakan terdapat pulau di depan kantor Guberbur dan Sional(Kantor Angkatan Laut)
namun daratan tersebut telah tertutp air. Menurut Abarak juga terdapat hubungan
dengan para pedangan Makasar, Bugis dan Buton serta pedangan Arab. 
Dari penjelasan ini mengenai masuknya Islam di Timor Leste, dapat kita
simpulkan dalam beberapa bagian.Yaitu :  
Teori Pertama, Islam masuk memasuki Dili Timor Leste bersamaan dengan
masuknya agama Islam Kepulauan Nusantara. Hal ini dapat kita simpulkan dari
berbagai penutupan kalangan tokoh Islam Keturunan Arab-Dili. 
Teori Kedua, penduduk asli Timor Leste mengatakan bahwa Islam masuk
lebih  awal di bandingkan dengan bangsa Eropa dan agama lain. 
Teori Ketiga, saat Islam masuk Ke Timor Leste yang bertepatan dengan
masuknya Islam di kepulauan Nusantara yang di bawa oleh para pedagang
Hadramaut. Namun para pedagang dari Hadramaut saat itu belum menetap, mereka
mualai menetap di Dili sejak Awal Abad ke-17 M. 
Teori Keempat, sebagian orang mengatakan bahwa Islam masuk di Timor Dili
bersamaan dengan datangnya para pedagang Eropa, seperti Portugal, Spanyol,
Belanda. Ketika melakukan Pelayaran di Kepulauan Nusantara dan Asia Pasifik, para
pedagang Arab senantiasa berhubungan dengan pedagang-pedagang Eropa. Mereka
berlayar ke Timor melaui Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kepulauan
Maluku 
Teori Kelima, pedagang Arab Hadramaut pertama yang menetap di Dili
adalah Habib Umar Muhdlar pada Abad ke-17 M. 
Teori Keenam, kalangan keturunan Arab Di Dili pernah mengatakan dari
leluhur mereka bahwa para pedagang Arab itu datang di tanah Timor Dili sejak awal
abad permulaan Islam Jazirah Arab. 
Pada dasarnya umat Islam di daerah Dili adalah bagian dari beberapa Tokoh
Sejarah yang berkembang persebaran Islam di daerah tersebut. Menurut informasi-
informasi masyarakat setempat dan juga kalangan keturunan Arab Hadramaut,
sebelum bangsa Portugis, Belanda, Jepang, Australia, Cina. Dan bangsa-bangsa asing
lainnya, bahwa para pedagang Arab sudah datang di daerah Dili membawa
perdagangan dari Hadramaut, Yaman Selatan. 
Menurut H Abdullah Basyarewan sebagai Ketua MUI Timor-Timur
menegaskan bahwa ketika kapal pertama Portugis tiba Di Timor-Timur  pada tahun
1512. mereka di sambut oleh masyarakat Dili yang ketika itu di pimpin oleh 
Abdullah afif (adalah salah satu seorang pedagang Arab). Namun masyarakat  Dili
generasi sekarang tidak mengetahui kapan para pedagang Arab datang ke Dili yang
Pasti Para Pedagang Arab datang lebih dahulu di bandingkan dengan bangsa Eropa.  
b. Pengaruh Penjajahan Portugal
dikatakan sebelumnya terdapat emapat fase kehadiran Islam di Timor Leste,
penjajahan portugal atas afrika juga berdamapak pada hadirnya islam di Timor Timur
dimana ketika Portugal menjajah wilayah Magribi, banyak pejuang dari wilayah
afrika yang di buang ke Timor-Timur yang kalai itu merupakan bagian dari wilayah
jajahan dari Portugal. Hal serupa juga terjadi di berberapa wilayah jajahan Portugal
lainnya seperti : Mozambik, Angola, Macao, dan India. 
Dari para buangan tersebut merupakan pejuang yang beraga Islam dan
memegang teguh ajaran agamanya dan dari sebagaian buangan tersebut merupakan
Raja di daerah asalnya.  Diantaranya adalah buangan dari Mozambik :  Muhammad,
Ahmadi  Yusuf, Ibrahim, Umar, Musa (Seorang Raja)  yang bersama seorang anaknya
yang bernama Hasan (yang ibunya merupakan penduduk Pribumi.  Dan buangan dari
Pakistan dan India  diantaranya : Sultan Syah, Yusuf Ibrahim, dan Daulat Khan.
Kehidupan pengasingan tidak membuat mereka menjadi terasing karena mereka
sama-sama bertemu dengan komunitas Islam Dili yang menjadikan mereka tidak 
tidak terasing dan akrab karena menemukan orang-orag yang seiman dan seagama. 
Kebiasaan mereka yang bersal dari Mozambik tidak ubahnya dengan muslim
arab yang kerap menggunakan baju Gamisnya sehingga pada kunjungan mereka ke
komunitas arab kerap menggunakan baju gamis tersebut dan saling berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa arab, diantara mereka amat pandai dalam Ilmu Falak
serta Ilmu Agama Lainnya. Sebagian dari pada mereka menikah dan memiliki
keturunan.
c. Kedatangan Muslim Hindia Belanda (Indonesia) dan Masa Integrasi dengan Indonesia
Dalam masa Integrasi dengan Indonesia, Keberdaan Umat Islam Di Timor
Timur amat  naik secara signifikan dikarenakan banyak berdatangan dari wilayah
Indonesia Tercatat berdasarkan Statistik Umat islam di Timor Leste yang di
Keluarkan Cencistil (Centro de Comunidade Islamica  de Timor Leste). 
Keadaan jumlah penduduk muslim mengalami perkembangan yang signifikan
dimana    jumlah penduduk muslim di Timor -Timur dikatakan bahwa jumlah Muslim
pada tahun 1990-an mencapai 31579  jiwa, dimana terdapat 13 Masjid, 30 Mushala,
21 Madrasah, 20 Lembaga    Islam dan 116 Ustazd, namun perbendaan terjadi disaat
perpisahan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Jumlah Muslim Mengalami
penurunan yang amat drastis, dianataranya : 5.011 Muslim, 3 Masjid, 5 Mushala, 5
Madrasah, 7 Lembaga Islam dan 21 Ustadz.  
Sejak tahun 1977 sampai 1979, Madrasah Diniyah An-Nur mulai menunjukan
perkembangan karena hanya Madrasah An-Nurlah satu-satunya Madrasah tempat
menggodok generasi muda di timor Leste, dengan demikian fasilitas dari umat Islam
Dili selalu mengalir, anak didik sering mendapatkan bantuan alat-alat tulis dari
beberapa pihak, dalam tahap perkembangan selanjutnya dari awal berdirinya
madrasah ini pada tahun 1976/1977, kebanyakan pengurus-pengurus madrasah An-
Nur ini adalah orang-orang dari Sulawesi Utara, hal ini ada sedikit informasi
mengenai beberapa tokoh dari Sulawesi Utara yang pernah menjadi pejabat di
madrasah ini. 
Beberapa tokoh Islam sulawesi utara yang pernah menjabat Madrasah An-Nur
diantaranya: 
 Usman Huwole ( kepala Madrasah An-nur) 
 Salman Maspeke ( kepala Madrasah An-Nur 1979) 
 Muhsin Kanon ( pernah menjadi Kepala Madrasah An-Nur) 
 Rustam Timole ( guru Madrasah An-Nur) 
 Piris Iko (guru Madrasah An-Nur) 
 Gafar Kioana (pernah menjadi Kepala Madrasah An-Nur) 
Mereka yang disebutkan di atas itu merupakan pengganti tugas pengajar lama
di Madrasah Diniyah An-Nur Dili hingga terbentuknya Madrasah Ibtidaiyah Swasta
(MIS) dan An-Nur yang ada sekarang ini. 
Kemajuan yang di alami Madrasah ini dari tahun ke tahun semakin bertambah,
sejak awal integrasi dengan Indonesia. berdampak dan mempunyai pengaruh serta
memberikan inspirasi, hingga banyak Madrasah-Madrasah yang berdiri di Timor
Leste. Seperti Madrasah diniyah Asyafiiyyah dan Madrasah Diniyah Hasanuddin. 
Berkat keuletan para pengurus An-Nur, secara bertahap Madrasah Diniyah
An-Nur ditingkatkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah, dan pada tahun-tahun berikutnya
berhasil membuka Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah dengan tenaga pengajar baru di
departemen pendidikan dan kebudayaan Dili. Dengan demikian, Madrasah yang
terdapat di Timor Leste pada waktu itu adalah Madrasah Ibtidaiyah swasta, Taman
kanak-kanak, Tsanawiyah, Aliyah, dan Madrasah khusus memerlajari Al-Qur’an
(TPA). 
Selain Madrasah yang disebutkan di atas, yayasan An-Nur pun mendirikan
Taman kanak-kanak paralel, selain itu yayasan An-nur juga mendatangkan para da’i
dari Jawa melalui yayasan Al-Falah Surabaya dan dewan dakwah Islamiyah Jakarta.
Dai-dai itu datang tiga tahap yaitu sekitar pada tahun 1981, 1983, 1985. Selain itu,
siswa-siswa yang dahulu dikirim ke pondok pesantren di Sulawesi selatan, Jawa, telah
berdatangan dan diangkat sebagai da’i atau guru agama di Madrasah Timor Leste.  
Perkembangan Islam di Timor Leste pasca kemerdekaan Timor Leste memang
memprihatinkan, berdasarkan data tahun 1995, jumlah muslim mencapai 31.579
orang, namun saat ini masyarakat Muslim di Timor Leste hanya berjumlah 5.011 atau
hanya 3 % dari jumlah penduduk Timor Leste yang mencapai 800.000 jiwa. Hal ini
berdampak terhadap perkembangan pendidikan Islam disana. 
Informasi terakhir bahwa Lembaga Islam yang saat ini ada di Timor Leste
hanya tersisa 7 Lembaga, sebelum merdeka jumlah Lembaga di Timor Leste
mencapai 20. Hal ini pun berpengaruh terhadap jumlah ustadz yang ada, saat ini
jumlah ustadz di Timor Leste hanya mencapai 21 orang dari sebelumnya yang
mencapai 116 orang ustadz.  
B. Kedatangan Islam ke Timor Leste
Kedatangan Islam ke Timor Leste tidak lepas dari peranan para pedagang arab
dari Hadromaut yang berdagang sekaligus myebarkan dan mengajarkan agama islam,
hal ini bersamaan dengan berkembangnya islam di Nusantara, pada beberapa artikel
tidak sedikit penduduk asli Timor Leste mengatakan Islam datang lebih awal
dibandingkan Eropa dan agama lain, namun sebagian orang mengatakan islam mauk
di Timor Dili bersamaan dengan datangnya pedagang Eropa seperti Portugal, Spanyol
dan Belanda. Ketika melakukan pelayaran di kepulauan Nusantara dan Asia Pasifik
para pedagang arab senantiasa berhubungan dengan pada pedagang Eropa. Mereka
berlayar ke Pulau Timor melalui pulau Sumatra, jawa Nusa Tenggara, Irian Barat
serta kepulauan Maluku.
Sebagian pendapat mengatakan Habib Umar Muhdlar adalah pedagang Arab
hadromaut yang pertama kali menetap di Dili, sebenarnya kapan kedatangan Islam ke
Dili tidak diketahui secara pasti namun masyarakat Timor Leste meyakini bahwa
Islam lebih awal datang, hal tersebut dapt diketahui dari sejarah ketika kedatangan
kapal pertama Portugis ke Timor Timur pada tahun 1512 mereka disambut oleh
masyarakat Dili yang saat itu dipimpin oleh Abdullah Afif yang merupakan seorang
pedagang dari Hadromaut.
C. Proses Penyebaran dan Perkembangan Islam di Timor Leste
Proses penyebaran Islam di Timor Leste yaitu melalui para pedagang dari
Hadromaut yang berdagang sekaligus menyebarkan islam, juga para muslim
Indonesia yang datang ke Timor Leste pada abad ke 19 dengan berbagai macam
tujuan yang kebanyakan berdagang dan mengikuti sanak saudara yang lebih dulu
datang ke Dili.
Perkembangan islam di Timor Leste ini mulai terlihat ketika didirikan sebuah
masjid di tengah-tengah mereka, masjid An-nur masjid yang pertama di Timor Leste
mereka fungsikan untuk pengajaran dan pembelajaran serta kajian agama Islam.
Perkembangan pendidikan Islampun dimulai dengan adanya masjid An-nur
sebagai pusat perkumpulannya. Ddengan didirikannya masjid an-nur inilah lahir
madrasah diniyah dn belakangan ini mulai di bangun pesantren.
Minoritas muslim di Timur Leste membuat perkembangan Islam berjalan
sangat lamban dan kondisi mereka tertindas, pada tahun 2006 ketika bulan Ramadhan
500 muslim di Dili mendapat serangan dari umat Katolik yang jumlahnya sangat
besar sehingga mereka di paksa untuk mendapatkan perlindungan di masjid An-nur.
Namun tidak selamanya minoritas itu tertindas sebagai bukti Mari Alkatiri perdana
menteri pertama di Timor Leste adalah Muslim yang taat.
Muslim menjadi minoritas di Timor Leste karena sangat lama menjadi koloni
Portugis, mereka berbaur menjadi satu dan mungkin saja sekarang lebih banyak
masyarakatnya keturunan Portugis daripada Pribumi asli. Muslim menjadi semakin
berkurang seiring dengan lepasnya Timor Leste dari negara kesatuan republik
Indonesia yang sebagian pindah ke Indonesia.
Kondisi masyarakat muslim Timor Leste meskipun jumlahnya semakin
berkurang namun kini menjadi lebih baik dengan adanya masjid an-nur, madrasah
pendidikan islam, panti asuhan yatim piatu serta pesantren yang kini mulai
berkembang.
Peran MUI tidak lepas dari ketetap bertahanan muslim Timor Leste, anak-
anak yang diislamisasi tidak sedikit yang difasilitasi untuk belajar dan disekolahkan
bahkan dipesantrenkan di Indonesia.
Perkembangan Muslim Timor-Leste Pasca Kemerdekaan
a. Lahirnya Lembaga Islam Timor Leste
Semangat Keislaman tetap tumbuh dan konsiten di Timor Leste, walau sudah
tidak bergabung kedalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, Muslim Timor
Leste tetap berusaha Meraih hak-hak warga negara di tengah kehidupan negara yang
baru pada masa sebelum masa campur tangan PBB melalui UNTAET Muslim Timor
Leste telah mempersiapakan diri  dengan membentuk Lembaga Islam Timor Leste
dengan nama CENCISTIL. 
CENCISTIL adalah singkatan dari Centro da Comunidade Islâmica de Timor-
Leste. Dalam bahasa Iempersiapkan diri ndonesia-nya adalah Pusat Komunitas Islam
Timor-Leste. Lebih kurang Islamic Centre of Timor-Leste dalam bahasa Inggris.
CENCISTIL didirikan pada tanggal 10 Desember 2000 (sebelum masa UNTAET) di
Dili, Timor-Leste  
Tujuan utama pendirian CENCISTIL adalah: 
 Sebagai sebuah wadah pengayomi Umat 
 Sebagai satu-satunya corong Suara Komunitas Islam Timor-Leste. 
 Untuk usaha menjawab kesulitan Umat paska kemerdekaan 
 Untuk menjawab kebutuhan Umat Islam ketika itu, kini dan akan datang 
Dengan Misi Utama Menegakan prinsip-prinsip Al-Qur'an dan Sunnah Nabi
Muhammad SAW disamping Memperhatikan undang-undang Negara setempat
(Konstitusi Republik Demokrasi Timor Leste). Dalam rangka mengakomodir
Kepentingan Umat Islam Timor Leste baik Internal maupun Ekternal.
b. Perkembangan CENCISTIL
Keberdaan CENCISTIL lahir sebagai Mitra Pemerintah dalam pengurusan
mengenai kepentingan Umat Islam. Sejak dirikannya CENCISTIL mendapat Subsidi
dari Pemerintah mengenai pendanaan seperti berita yang dilangsir oleh
Cencistil.tl.com situs Resmi di CENCISTIL diakatakn selama tahun 2007-2009
Pemerintah memberikan Subsidi yang jumlahnya kurang lebih 200.000 dollar
Amerika, namun sejak tahun 2009 Subsid tersebut tidak lagi cair. 
Dalam urusan keamanan badan aparatur Negara seperti polisi dan intel bekerja
sama dengan CENCISTIL dalam mencegah ganguan yang datang dari pihak-pihak
yang tidak bertanggung-jawab. Dalam hal tempat ibadah misanya pemerintah
menolong CENCISTIL dengan mengawasi pro-kontra pembangunan gedung TPA di
Maliana. 
Presiden Republik dan Wakil Perdana Menteri urusan social sangat
memperhatikan keberadaan Umat Islam di Timor-Leste lewat pemerintah, pasal 12
dan 45 Konstitusi RDTL menjamin kebebasan beragama di Timor-Leste. Selain,
pemerintah juga menghormati Umat Islam dengan menjadikan hari-hari besar Islam
sebagai hari libur nasional seperti Idul Fitri, Idul Adha, sedang Maulid Nabi, Isra’
Mi’raj, Muharram masih diperjuangkan termasuk dua jam break bagi staf dan siswa
Islam pada hari Jum’at. CENCISTIL juga telah menyampaikan komitmennya agar
bisa menjembatani pemerintah TL dengan Negara-Negara Islam di dunia.
c. Perkembangan Mualaf
Perkembangan Mualaf di Timor Leste tercatat bertambah 500 orang pada
tahun 2011,  Namun dalam pembinaannnya mualaf Timor Leste  amat kurang,
disebabkan sedikitanya  ulama  atau ustadz yang membina para mualaf tersebut. 
Informasi terakhir bahwa Lembaga Islam yang saat ini ada di Timor Leste
hanya tersisa 7 Lembaga, sebelum merdeka jumlah Lembaga di Timor Leste
mencapai 20. Hal ini pun berpengaruh terhadap jumlah ustadz yang ada, saat ini
jumlah ustadz di Timor Leste hanya mencapai 21 orang dari sebelumnya yang
mencapai 116 orang ustadz.  
Kehadiran Islam di Tmor Leste telah sejak lama, bahkan sebelum kehadiran
orang-orang Portugis di Timor Leste, hal ini di dari dari jalur perdagangan yang
menempatkan Pelabuhan Dili sebagai temat singgah dari kepulauan yang ada di
wilayah Indonesia Bagian Timur Khususnya daerah Nusa Tenggara Timur. 
Kehadiran pedagang arab tidak bisa secara langsung menkonversi agama
peduduk Timor yang telah memiliki kepercayaan Nenek moyang yang di pegang
teguh, ditambah kedatangan orang-orang portugis yang hampir berbarengan denggan
pedagang arab yang makin mempesulit tersebarnya Islam di Timor. 
Fase kehadiran umat islam di Timor tidak hanya di sokong oleh para pedangan
arab namun juga di kontribusikan oleh penjajah portugis sendiri yang mendatangkan
para tahanan pemberontak penjajahan Portugis di Afrika Barat, India dan Pakistan
yang merupakan penduduk yang memeluk Islam. 
Kemerdekaan Indonesia berdamapak pula pada hubungan diplomatik anatar
pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kolonial Portugis di Timor.  Yang  pada
akhirnya banyak orang-orang Indonesia yang beraga Isam datang ke Timor, terlebih
setelah bergabungnya Timor Portugal ke wilayah Indonesia perkembangan umat
Islam amat signifikan baik secara kuantitas pemeluk hingga lembaga hingga bagunan
sarana dan prasarana Islam di Timor Leste. 
Kemerdekaan Timor Leste amat berdampak pada berkurannya kuantitas umat
Islam Timor Leste, hal ini tidak menyurutkan semangat umat Islam Timor untuk tetap
memiliki kekuatan dalam mengakomodasi kepentingannya di Timor Leste. Kehadiran
CENCISTIL merupakan bukti bahawa Umat Islam Timor Leste tetap eksis dalam
mengupayakan pengakomodiran kepentigan Umat Islam Tmor Leste.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam di Timor Leste datang lebih awal dibandingkan Eropa dan agama lain,
Islam disebarkan oleh para pedagang dari Hadromaut yang berdagang sekaligus
menyebarkan ajaran Islam. Perkembangan Islam di Timor Leste sangat lambat karena
muslim disana sangat minoritas. Perkembangan Islam di Timor Leste mulai terlihat
ketika didirikan sebuah masjid yang diberi nama An-nur yang menjadi pusat
perkumpulan dan pendidikan Islam. Dimulai dari masjid ini kini ada madrasah
diniyah An-nur, panti asuhan yatim piatu dan kini mulai ada pesantren.
DAFTAR PUSTAKA

Bazher, Ambarak. Islam di Timor-Timur (Jakarta: Gema Insani Press, 1995)


Kettani, M. Ali. Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005)
Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam
Indonesia, (Jakarta: P T Logos Wacana Ilmu, 1998). 
Bazher, Ambarak. A Islam di Timor-Timur (Jakarta : Gema Insani Press, 1995). 
Zacky Anwar Mukarim dkk, Hari-hari Terakhir Timor-Timur, (Jakarta: PT sportif Media
Informasindo, 2003

Anda mungkin juga menyukai