Anda di halaman 1dari 16

Laporan Pendahuluan Infark Miokard

A.     Pengertian

Akut Miokard Infark (AMI) adalah suatu keadaan dimana otot jantung tiba-tiba tidak mendapat
suplai darah akibat penyumbatan mendadak arteri koroner oleh gumpalan darah karena pecahnya
plak. (Kabo, 2008). Menurut Corwin (2009) AMI adalah kematian sel-sel miokardium yang
terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan.

B.     Etiologi

Faktor penyebab Miokard Infark :

1.   Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.        

            Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain:

a.       Faktor pembuluh darah

Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel-sel
jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya:
atherosclerosis, spasme, dan arteritis.

b.      Faktor Sirkulasi

Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh sampai
kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari factor pemompaan dan volume
darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya
kondisi hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung
menyebabkan menurunnya cardac out put (COP). Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan
sirkulasi menyebabkan bebarapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk
dalam hal ini otot jantung.

c.       Faktor darah

Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya angkut darah
berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan pemompaan jantung maka hal
tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah
antara lain: anemia, hipoksemia, dan polisitemia.

2.   Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh


Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi diantaranya dengan
meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah
mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin memperberat
kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak
bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen
akan memicu terjadinya infark.

C.     Patofisiologi

AMI  terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama  yaitu lebih dari 30-45 menit
sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian jantung yang terkena infark
akan berhenti berkontraksi selamanya. Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh
penyakit arteri koroner / coronary artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak
(plaque) yang telah terbentuk dalam beberapa tahun di  dalam lumen arteri koronaria (arteri yang
mensuplay darah dan oksigen pada jantung) Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan
terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa
menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner.

Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai bagian otot jantung
yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika sumbatan
itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung ang rusak itu akan mulai mati. Selain disebabkan
oleh terbentuknya sumbatan oleh plaque ternyata infark juga bisa terjadi pada orang dengan
arteri koroner normal (5%). Diasumsikan bahwa spasme arteri koroner berperan dalam beberapa
kasus ini

D.     Manifestasi Klinik

Banyak penelitian menunjukkan pasien dengan infark miokardium biasanya pria, diatas 40
tahun, dan mengalamami ateroskelosis pada pembuluh koronernya, sering disertai hypertensi
arterial. Serangan juga terjadi pada wanita dan pria muda diawali 30-an atau bahkan 20-an.

Nyeri dada yang tiba – tiba dan berlangsung terus – menerus terletak dibagian bawah sternum
dan perut atas, adalah gejala utama dan biasanya muncul. Nyeri akan terasa semakin berat
sampai tidak tertahankan. Rasa nyeri dan tajam yang berat, bisa menyebar ke bahu dan lengan
biasanya lengan kiri. Tidak seperti nyeri angina, nyeri ini muncul secara spontan (bukan setelah
bekerja berat atau gangguan emosi) dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa hari dan
tidak akan hiang dengan istrahat maupun nitrogliserin. Pada beberapa kasus, nyeri bisa menjalar
kedagu dan leger. Nyeri sering disertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing
dan kepala ringan, dan mual serta muntah.
Pasien dengan diabetes mellitus mungkin tidak merasa nyeri berat bila menderita infark
miokardium, karena neuropati yang menyertai diabetes mempengaruhi neureseptor, sehingga
menumpulkan nyeri yang dialaminya.
A.  PENGKAJIAN

1.      IDENTITAS

a. Identitas pasien

      Nama                           : Tn.S

      Umur                           : 60 tahun

      Jenis kelamin               : Laki-laki

      Agama                         : Islam

      Pendidikan                  : SD

      Pekerjaan                     : -

      Suku/bangsa                : Jawa/ Indonesia

      Status perkawinan       : Menikah

      Alamat                       : Ds. KarangawenRt.02/06

      Tanggal masuk RS      : 28 januari 2020

      No.RM                        : 321620

      Diagnosa Medis          : OMI

b. Identitas penanggung jawab

      Nama                           : Ny. T.S

      Umur                           : 55 Tahun

      Jenis kelamin               : Perempuan

      Agama                         : Islam

      Pendidikan                  : -

      Pekerjaan                     : -

      Alamat                                    :Ds. Karangawen Rt.02/06

      Hubungan dg. Pasien  : Istri


2.      RIWAYAT KESEHATAN

a.       Keluhan utama

Nyeri dada

P: Terjadi penyempitan pembuluh darah

Q: Terasa tertusuk-tusuk

R: Dada kiri

S: 6

T: Menetap

b.      Riwayat kesehatan sekarang

keluarga pasien mengatakan klien mengeluh nyeri dada dan sesak nafas, sejak satu minggu yang
lalu, dan di bawa ke RSUD Kota bekasi

c.       Riwayat kesehatan masa lalu

Klien dan keluarga mengatakan klien tidak mempunyai riwayat darah tinggi maupun gula darah
atau dietus militus, keluarga klien mengatakan sebelumnya klien pernah di rawat di rumah sakit
1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi
obat ataupun makanan.

d.      Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang
sama.

e.       Riwayat alergi

klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan.


3.      PENGKAJIAN PRIMER

Airway                  : Tidak ada secret

Breathing              :  Look : Adanya pengembangan dada. Frekuensi

   nafas 28x/ menit

   Listen : Suara Nafas vesikuler

   Feel: Terasa hembusan nafas, 02 3 lt

Circulating            : Akral hangat CRT <2 detik nadi 104

Disability              : Composmentis GCS 15

4.      PENGKAJIAN SEKUNDER

a.       Kesadaran                   : Composmentis

b.      Penampilan                  : klien nampak lemas dan sesak nafas, terpasang oksigen dengan
nasal kanul 3 liter

c.       Vital sign                     :

Tekanan darah             :  110/70n mmHg

Nadi                            : 104

RR                               : 28

Suhu                            : 37,5%

d.      Kepala             : bentuk kepala mesocephal, warna rambut hitam dan beruban, kulit kepala
bersih dan tidak ada lesi

e.       Mata                : kemampuan melihat baik pupil isokor reflek cahaya kanan kiri positif,
konjungtivitas simetris, tidak menggunakan alat bantu

f.       Hidung            : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip hidung, klien terpasang kanul O2 3
liter

g.      Telinga            : simetris kanan dan kiri, tidak ada gangguan pendengaran, tidak
menggunakan alat bantu pendenaran.
h.      Mulut dan tenggorokan : klien berbicara normal, gigi bersih dan tidak ada gangguan
mengunyah ataupun menelan, tidak ada pembesaran tonsil

i.        Dada

Jantung           

-          Inspeksi     : ictus cordis terlihat

-          Palpasi       : detak jantung tidak sama dengan nadi

-          Perkusi      : bunyi jantung sonor

-          Auskultasi : Bunyi jantung I dan II terdengar, ada bunyi  tambahan III (Mur-mur)

Paru-Paru

-          Inspeksi    : simetris kanan kiri

-          Palpasi      : stem fremitus kiri dan kanan sama

-          Perkusi      : kanan kiri sonor

-          Auskultasi : vesikuler

j.        Abdoment

-          Inspeksi     : datar

-          Palpasi       : nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa

-          Perkusi       : timpani

-          Auskultasi  : peristaltik usus 9xmenit

k.      Genetalia

-          Inspeksi     : Tidak ada kelainan

l.        Ekstemitas

-          Atas     : Terpasang Infus RL 16 tpm di tangan kiri

         CRT <2 detik

-          Bawah  :

Akral hangat, tidak ada udem.


m.    Kulit

Turgor kulit elastis, kulit berwarna sawo matang, bersih.

n.      Data Penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Lab Hasil Analisa

Hb 15,3

Ht 45,30

Trombosit 381

Leukosit 12,3

GDS 100

Ureum/Kreatinin 30,6/0,9

Asam Urat 3,4

Colesterol total 17,1

Trigliserid 321 Hight

Bilirubin direc/ total 12,98/16,27 Hight

SGOT 50 Hight

SGPT 35 Hight

Alkali Phospate 364 Hight

Total protein 5,9

Albumin/ globulin 3,61/2,9

Natrium 139,0

Kalium 4,9

Calcium 1,2

CKMB 5,2 Hight


o.      EKG tanggal 19 April 2015

Hasil : - Sinus rythm

-          Ateroseptal Miocardiac Infaction, age undetermined

-          Cannot rate out inferior myocardial infaretion, age undermined

-          Twave abnormality, posible lateral ischemia

p.      Therapy

-          Inf RL 16 tpm

-          Cefotaxime 3x1 gr

-          Omeprazole 2x1 amp

-          CPG 1x1  

5.ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS  :  klien Gangguan rasa Penyempitan


merasakan  nyeri  dada nyaman nyeri pembuluh
darah arteri
P: Terjadi penyempitan coroner
pembuluh darah

Q: Terasa tertusuk-tusuk

R: Dada kiri

S: 6

T: Menetap

DO :- klien terlihat
meringis menahan   rasa
nyeri

2 Ds: klien mengatakan Intoleransi  aktivitas Tirah baring


merasa sesak nafas yang kelemahan
hebat jika melakukan umum
aktivitas imobilisasi

Do: Tirah baring,terlihat Sesak nafas


lemah ditempat tidur

Terpasang o2 3
liter,terpasang infus
RL 16 tpm

3 Ds : klien mengatakan Pola nafas tidak Nyeri, sesak


sesak nafas dan nyeri efektif nafas
dada

P: arteriosclerosis

Q; terasa tertusuk-tusuk

R; dada kiri

S: Menetap

Do: rr ; 28x/menit

      Pola nafas cepat dan


dangkal
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri dan sesak nafas

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan atheriosklerosis arteri koroner

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring kelemahan umum imobilisasi, sesak nafas

7. INTERVENSI

Tgl/jam dx. Tujuan & Kriteria hasi Planning Ttd


Kep

28/01/2 1 Setelah dilakukan 1.    Observasi : - observasi status


0 tindakan keperawatan nyeri, reaksi ketidaknyamanan
selama    .. . diharapkan
klien menunjukkan 2.    Nursing:- tingkatkan istirahat
kenyamanan/ nyeri      -kaji skala nyeri (P,Q, R, S, T)
berkurang  dengan criteria
hasil: 3.    Edukasi : - ajarkan klien teknik
nafas dalam.
Nyeri berkurang/ hilang
-          Anjurkan kompres hangat
pada dada

4.    Kolaborasi: - pemberian
analgesik

2 Setelah dilakukan 1.      Observasi : - monitor TTV


tindakan keperawatan sebelum dansesudah aktivitas
selama  . . . diharapkan
klien menunjukkan 2.      Nursing : - batasi aktivitas klien
intoleransi aktivitas dan tingkatkan istirahat.
berkurang dengan criteria -          Posisikan nyaman O2
hasil:
3.      Edukasi : jelaskan pola
-          Tidak ada peningkatan bertahap dari aktivitas
kelemahan
4.      Kolaborasi : ke program
-          Aktivitas normal rehabilitasi jantung

3 Setelah dilakukan 1.     Observasi : - obsevasi pola nafas


tindakan keperawatan
selama  . . . diharapkan -           Kaji nyeri, sesak nafas
klien menunjukkan pola
nafas yang efektifdengan 2.     Nursing : - berikan posisi
criteria hasil: nyaman

-          Pola nafas efektif 3.     Edukasi : - ajarkan teknik nafas


dalam.
-          Irama normal
-          Kompres hangat pada dada

-           Terapi O2

4.     Kolaborasi : - pemberian
analgetik

D. IMPLEMENTASI
Tgl/ jam DX. Implementasi Respon TTD
Kep

28/01/20 1 -        Mengobservasi status DS: - Klien mengatakan nyeri dada


nyeri, ketidaknyamanan
-           P : Aterosklerosis

-          Q :  terasa tertusuk

-          R :Nyeri pada dada kiri

-          S : 6

-          T : Nyeri menetap

-          Merasa tidak nyama

DO: Klien terlihat menahan nyeri

1 -        Ajarkan klien teknik DS : -


nafas dalam
DO : Klien mengikuti instruksi

28/01/20 2 -        Memonitor TTV DS: - klien mengatakan lemas

DO : Tekanan
darah                :  110/70n mmHg

Nadi                            : 104

RR                               : 28

Suhu                            : 37,5%

2 -        Memberikan O2 DS: -

DO : O2 : 3 liter/ menit

28/01/20 3 -        Mengobservasi pola DS: klien mengatakan sesak nafas


nafas, kaji nyeri dan sesak dan nyeri dada kiri
nafas
-          P: Arterosklerosis

-          Q : Terasa tertusuk-tusuk

-          R : nyeri pada dada kiri


-          S: 6

-          T : Menetap

DO: klien terlihat menahan nyeri dan


sesak , RR: 28x / menit

1,2,3 -        Memberikan DS: -


posisinyaman dan ajarkan
nafas dalam DO : - Posisiskan semifowler

-          Klien mengikuti instruksi

2,3 -        Memberikan terapi DS: klien mengtakan sesak


O2
DO : terpasang O2  3 liter/ menit

-        Melakukan Ds:
pemasangan infuse
Do: klien terpasang infuse rl pada
tangan kiri

-        Melakukan
perekaman jantung (ECG)

E. EVALUASI

Tgl/ jam DX. Catatan Perkembangan TTD


Kep

28/01/20 1 S: Klien mengatakan nyeri dada

    P : Arterosklerosis

    Q : tertusuk-tusuk

    R : nyeri pada dada kiri

    S : 6

    T : nyeri terasa menetap

O : Klien terlihat menahan nyeri

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2 S : - Klien mengatakan lemas

-          Klien mengatakan sesak

O : - Klien sulit beraktivitas

-          Klien tampak berbaring

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

3 S : Klien mengatakan sesak nafas dan nyeri

-          P : Arterosklerosis

-          Q : terasa tertusuk-tusuk

-          R : nyeri terasa nyeri pada dada sebelah kiri

-          S : 6

-          T : Nyeri terasa menetap

O : RR : 28 X/ Menit
-          Pola nafas : cepat dan dangkal

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai