Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI 1

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Dosen Pengampu:

Dra.Hj.Lilis Tuslinah

Ade Yeni,M.Si

Farmasi 3D

Kelompok : 8

Sri Nurdialis (31117192)


Tri Agung Laksono (31117193)
Tria Rismadiani (31117194)
Wemfi Riska Roswandi (31117195)
Widya Oktaviani (31117196)

PRODI S1 FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2019
Hari / Tanggal Praktikum : Selasa / 26 November 2019

A. Tujuan praktikum
1. Menganalisis preparasi sampel zat organic dalam sediaan farmasi
2. Menganalisis dan mengidentifikasi zat organic dalam sediaan farmasi
B. Dasar Teori
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak;
yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata
manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan
panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energy sebesar 299–149
kJ/mol. Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan
energy terendah disebut keadaan dasar (ground-state).
Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat electron
tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energy lebih
tinggi atau menuju keadaan tereksitasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat
berbed adengan cahaya yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang
tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna
komplementer.Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap warna
biru dari spectrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila
menyerap semua warna yang terdapat pada spectrum sinar tampak .Pada
spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu
tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah
satu unsure kimia, dalam table periodic unsure wolfram termasuk golongan
unsure transisi tepatnya golongan VIB atau golongan 6 dengan simbol
W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu pada
spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang
sangat tinggi yakni 5930 °C.Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi
akan linear (A≈C) apabila nilai absorbansi larut antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8)
atau sering disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika
absorbansi yang diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear
lagi. Faktor-faktor yang menyebabkan absorbansi vs konsentrasi tidak linear :
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain
komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan
gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas
yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan
absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur
dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran
sensitivitas dar ialat yang digunakan (melalui pengenceran atau
pemekatan). Zat yang dapat dianalisis menggunakan
spektrofotometri sinar tampak adalah zat dalam bentuk larutan
dan zat tersebut harus tampak berwarna, sehingga analisis
yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna disebut
juga metode kolorimetri. Jika tidak berwarna maka larutan
tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara member reagen
tertentu yang spesifik.

Vitamin B12 adalah jenis vitamin yang larut dalam air. Vitamin B12
bisa ditemukan pada berbagai jenis makanan seperti ikan, kerang-kerangan,
daging, telur, dan produk olahan dari susu. Vitamin initerikat pada protein
dalam makanan. Asam dalam perut melepaskan B12 dari protein pada saat
pencernaan. Lalu vitamin B12 bergabung dengan factor intrinsik agar bias
diserap oleh usus kealiran darah. Persediaan vitamin B12 disimpan di dalam
organ hati dan cukup untuk kebutuhan selama beberapa tahun. Oleh karena
itu, tingkat vitamin B12 yang rendah jarang sekali terjadi. Penurunan kadar
vitamin B12 umumnya terjadi pada orang tua,penderita HIV, dan vegetarian.
Selain vitamin B12 yang alami, terdapat juga suplemen vitamin B12 untuk
mengatasi masalah defisiensi vitamin B12. Suplemen ini juga bias digunakan
untuk mengobati anemia pernisiosa (anemia yang terjadi akibat defisiensi
vitamin B12).

C. Uraian Bahan
Vitamin B12 (AsamFolat) FI edisi III hal 51
Nama resmi : AcidumFolicum
Nama lain : Asam Folat, Vitamin B12
Rumus struktu : RM/BM:C19H19N7O6 / 411,40
Pemerian : Serbuk hablur; kuning jingga atau jingga kekuningan;
tidak berbau.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam
etanol (95%) p, dalam klorofom p, dalam eter p, dalam
aseton p, dalm benzen p; mudah larut dalam asam
klorida encer p panas dan dalam asam sulfat encer
panas; larut dalam asam klorida p dan dalam asam sulfat
p, larutan berwarna kuning sangat pucat; mudah larut
dalam alkal inhidroksida dan dalam larutan alkali
karbonat encer.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.
Khasiat : Hematopitekum
D. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Plat KLT silica GF 254
b. Chamber
c. Oven
d. Desikator
e. Corong pisah
f. Gelas ukur
g. Kaca
h. Pinset
i. Pipet
2. Bahan:
a. Sampel: Vitamin B12
b. Amonia
c. Metanol
d. Air
e. Metil klorida

E. Prosedur kerja
 Preparasi sampel

Sampel + pelarut etanol

Vortex &
Sentrifugasi

 Proses Aktivasi

Plat Klt Diaktivasi pada oven,


simpan pada desikator
 Proses pembuatan eluen:

Pembuatan eluen :

Campurkan etil asetat(10)


:Asamasetat(4): Air(4) : etanol (3)

Jenuhkan eluen dalam chamber


selama semalam

 Proses elusinasi

Totolkan sampel pada plat KLT


dengan pipa kapiler

Masukan kedalam chamber


untuk dielusi

Dilihat kromatogram
dibawah sinar UV 254nm
F. Hasil Pengamatan
 Larut Air dan Etanol

G. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual
dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energy cahaya oleh
spesikimia, memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian
dan pengukuran kuantitatif. Pengabsorpsian sinar ultra violet atau sinar
tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding,
akibatnya panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan
dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang sedang diselidiki.
Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk
mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul.
Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultra
violet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang
mengandung gugus-gugus pengabsorpsi.
Metode spektroskopi sinar tampak berdasarkan penyerapan sinar
tampak oleh suatu larutan berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga
sebagai metode kalorimetri. Hanya larutan senyawa yang berwarna yang
dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa tak berwarna dapat dibuat
berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan
senyawa berwarna.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar Vitamin B12 dalam
larutan sampel vial Vitamin B12 dengan metode spektrofotometri .Vitamin
B12 dapat di ukur kadarnya dengan menggunakan metode
spektrofotometri karena sampel vitamin B12 berupa larutan dan tampak
berwarna. Prinsipnya adalah pengukuran Vitamin B12 pada panjang
gelombang maksimum yang ditentukan yaitu 361 nm, Sianokobalamin
dalam air menunjukkan absorbans imaksimun (λmaks) pada 278 kurang lebih
1nm, 361 nm dan 550 kurang lebih 2nm.
Metode spektrofotometri tidak spesifik untuk sianokobalamina karena
senyawa berwarna merah dan pseudokobalamin menunjukkan spectra
absorbansi yang serupa .Metode yang paling sederhana adalah dengan
menetapkan pada 550 nm, tetapi metode ini hanya dapat digunakan terhadap
sianokobalamin yang bebas senyawa pengganggu .Metode yang lebih peka
ialah dengan melakukan penetapan pada panjang gelombang 361 nm.Setelah
larutan sampel yang mengandung Vitamin B12 dilakukan pengenceran.
Penentuan Vitamin B12 dibagi menjadi beberapa tahapan. Tahapan tersebut
antara lain pembuatan larutan baku yang terdiri atas pembuatan larutan baku
induk dan pembuatan deret baku, pengenceran larutan sampel serta
pengukuran dengan spektrofotometer.
Pengukuran menggunakan spektrofotometer, pengukuran pertama
dilakukan terhadap blanko atau aquadest. Blanko adalah larutan yang
mendapat perlakukan sama dengan analit tetapi tidak mengandung komponen
analit. Blanko dibuat untuk mengetahui besarnya serapan yang disebabkan
oleh zat yang bukan analIt,baik hanya pelarut untuk melarutkan atau
mengencerkan ataupun pelarut dan pereaksi tertentu yaang ditambahkan.
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks
(cincincorrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya.Vitamin B12 memiliki rumus
struktur sebagai berikut:

Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh


mikroorganisme.Dengan demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman
kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan
pada binatang di dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk
metal kobalamin, adenosil kobalamin, dan hidroksi kobalamin.
Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-
tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu
gliko protein yang sangat spesifik yaitu factor intrinsik yang disekresisel-sel
parietal pada mukosa lambung. Setelah diserap vitamin B12 terikat dengan
protein plasma, transkobalamin II untuk pengangkutan kedalam jaringan.
Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I. Koenzim
vitamin B12 yang aktif adalah metilkobalamin dan deoksiadenosilkobalamin.
Metilkobalamin merupakan koenzim dalam konversi Homosistein
menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat menjadi
tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi
metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A. Kekurangan atau defisiensi
vitamin B12 menyebabkan anemia megaloblastik. Karena defisiensi vitamin
B12 akan mengganggu reaksi metioninsintase.
Anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang
mempengaruhi pembentukan nucleus pada ertrosit yang baru .Keadaan ini
disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat
defisiensi tetrahidrofolat.Homosistinuria dan metilmalonatasiduria juga
terjadi.Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12
dapat terjadi sekunder akibat defisiensi relative metionin.

H. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa sampel no 31 yaitu Vitamin B12.
DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Anonim.1979.Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DEPKES RI


Anonim.1995.Farmakope Indonesia EdisiIV.Jakarta : DEPKES RI

Gandjar, IbnuGholibdan Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis .Pustaka


Pelajar :Yogyakarta.

Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar


Kromatografi . PenerbitITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai