Anda di halaman 1dari 22

TEORI EVOLUSI DAN REKAYASA REPRODUKSI DALAM

PERSPEKTIF BARAT SEKULER

MAKALAH

Disusun Oleh: Kelompok 4 (B)

Fina Aisiyatul Ibroh (18383032064)


Moh. Marzuq (18383031125)
Sapta Safryan Amien (18383031155)
Sukron Makmun (18383031186)
Warid Ariskawati (18383032196)
Zainal Arifin (18383031210)

EKONOMI SYARIAH

EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2018
TEORI EVOLUSI DAN REKAYASA REPRODUKSI DALAM
PERSPEKTIF BARAT SEKULER

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar Yang

Diampu Oleh:

Abd. Hannan, S.Sos., M.Sosio.

Disusun Oleh: Kelompok 4 (B)

Fina Aisiyatul Ibroh (18383032064)


Moh. Marzuq (18383031125)
Sapta Safryan Amien (18383031155)
Sukron Makmun (18383031186)
Warid Ariskawati (18383032196)
Zainal Arifin (18383031210)

EKONOMI SYARIAH

EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

November 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah yang berjudul, Teori Evolusi dan Rekayasa Reproduksi Dalam Perspektif
Barat Sekuler, telah disetujui pada:

Dosen Pengampu:

ABD. HANNAN, S.Sos., M.Sosio.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang bejudul, Teori
Evolusi dan Rekayasa Reproduksi Dalam Perspektif Barat Sekuler, sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan. Shalawat serta Salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
baginda Rasulullah SAW., semoga kita semua selalu mendapat syafa’atnya nanti di hari
kiamat, aamiin.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1) Bpk. Abd. Hannan, S.Sos., M.Sosio. Yang telah memberikan judul makalah ini.
2) Orang tua yang telah memberikan support pada kami serta menyediakan materi
untuk kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
3) Segenap teman-teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharap adanya kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini. Atas segala
sesuatunya kami ucapkan banyak terima kasih.

Pamekasan, 13 November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Mengapa Terjadi Evolusi.................................................................... 3
2.2. Teori Evolusi Menurut Pengetahuan Barat ....................................... 5
2.3. Rekayasa Reproduksi Menurut Pengetahuan Barat ........................... 9

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 13
3.2. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

DAFTAR RALAT ...................................................................................................... 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sebuah gelombang peradaban yang abadi dibingkai oleh hasrat manusia yang
terus bersemayam dalam diri. Manusia senantiasa merasa tidak puas dan tidak dapat
bertahan dengan perkembangan pengetahuan pada periode-periode sebelumnya.
Secara teologis, pengetahuan animisme, bergeser menuju dinamisme dari dinamisme
menuju ke politeisme, dan politeisme menuju konsep monoteisme. Selalu terus untuk
memperbaharui pengetahuan, dan keinginannya.
Manusia sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah dibekali dengan hasrat
ingin tahu. Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah memperoleh
pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan. Tetapi sudah menjadi sifat manusia
yang mana setelah memperoleh pengetahuan mengenai suatu masalah, maka akan
disusul oleh kecenderungan ingin lebih tahu lagi, begitu seterusnya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa manusia tidak pernah mencapai kepuasan muntlak
untuk menerima realita yang dihadapinya sebagai titik terminasi yang mantap. Untuk
mendukung dan menyalurkan keingintahuanya, maka manusia akan cenderung
mengadakan penelitian dan sekaligus menumbuhkan kreativitas.
Dalam pandangan sederhana, teori biasanya selalu terungkap di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Seringkali tanpa sadar kita sesungguhnya telah berteori.
Teori muncul karena adanya suatu kebutuhan manusia untuk memberikan penjelasan
akan berbagai kenyataan yang ada. Teori lahir karena manusia membutuhkan
pengetahuan. Secara kategoris dapat dikatakan bahwa pengetahuan terdiri atas unsur
experiental reality dan agreement reality. Experiental reality adalah pengetahuan
yang kita dapat berdasar pengalaman kita sehari-hari, sedangkan agreement reality
adalah pengetahuan yang kita dapat berdasar kesepakatan bersama. Jika dalam
kehidupan sehari-hari kita bisa mendapatkan pengetahuan dari salah satu unsur yang
ada, maka dalam ilmu pengetahuan, pengetahuan didapat dari dengan
mengombinasikan kedua unsur tersebut. Teori sendiri diartikan sebagai sejumlah
pernyataan yang terangkai secara sistematis, dan dapat digunakan untuk memberikan
penjelasan tentang suatu fenomena atau gejala.
Kemudian, berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju
dan perlenkapan pengamatan yang semakin sempurna maka mereka mulai cenderung
menggunakan akal sehat atau rasio. Kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa
ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuannya mengingat dan berfikir,
manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang diperoleh hingga
menghasilkan pengetahuan yang baru.
Dalam upaya untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia selalu mengadakan penelitian, yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk
mencari jawaban atas suatu keingintahuan dan senantiasa mencari penjelasan atau
jawaban tentang penyebab, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta akibat-akibat
yang ditimbulkannya. Dari penemuan-penemuan tersebut, kemudian manusia mulai
menciptakan sesuatu yang dianggap berguna atau bermanfaat bagi kepentingan hidup
manusia. Ilmu pengetahuan terus berkembang dengan pesat, tidak hanya melalui
penemuan, penciptaan, dan inovasi, tetapi juga berkembang melalui rekayasa.
Dengan kemajuan dalam bidang genetika dan biologi reproduksi, maka
dimungkinkan rekayasa duplikasi atau multiplikasi manusia secara seksual dengan
klonasi (kloning).
2. Rumusan Masalah
1. Mengapa Terjadi Evolusi
2. Teori Evolusi Menurut Pengetahuan Barat
3. Rekayasa Reproduksi Menurut Pengetahuan Barat
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Mengapa Terjadi Evolusi
2. Untuk Mengetahui Teori Evolusi Menurut Pengetahuan Barat
3. Untuk Mengetahui Rekayasa Reproduksi Menurut Pengetahuan Barat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mengapa Terjadi Evolusi


Evolusi makhluk hidup merupakan teori yang dipelajari sejak zaman Romawi
dan Yunani kuno meskipun secara ilmiah teori ini dikemukakan oleh Darwin pada
tahun 1859. Secara garis besar teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup yang
ada di dunia sampai dengan saat ini merupakan hasil perkembangan dari makhluk
hidup yang telah ada sebelumnya baik berkaitan dengan struktur maupun fungsi,
secara turun temurun dari generasi ke generasi atau dengan kata lain berlangsung
dalam waktu yang amat panjang seiring evolusi alam semesta. Secara komprehensif,
kajian teori evolusi meliputi evolusi alam semesta, evolusi geologik, evolusi fisik-
kimiawi, dan evolusi biologis.1
Menurut Soerjono Soekanto, evolusi merupakan suatu perubahan yang terjadi
dengan sendirinya tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan
terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan,
keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul dengan pertumbuhan masyarakat.2
Menurut Spencer, evolusi menjadi prinsip umum semua realitas: alam dan sosial.
Adanya sifat umum (generality) ini adalah karena realitas pada dasarnya adalah
material, terdiri dari zat, energi, dan gerakan. Evolusi didefinisikan sebagai
perubahan dari homogenitas tak berurutan ke heterogenitas yang logis, yang diikuti
kehilangan gerak dan integrasi zat. Model proses ini disediakan oleh pertumbuhan
organik.
Singkatnya, evolusi berlangsung melalui diferensiasi struktural dan
fungsional sebagai berikut: (1) dari yang sederhana menuju yang kompleks; (2) dari
tanpa bentuk yang dapat dilihat ke keterkaitan bagian-bagian; (3) dari keseragaman,
homogenitas ke spesialisasi, heterogenitas; dan (4) dari ketidakstabilan ke
kestabilan.3
Dalam biologi, evolusi berarti bahwa semua bentuk kehidupan yang beragam
dan ada saat ini merupakan hasil dari modifikasi bentuk-bentuk nenek moyang secara
bertahap dan terus menerus. Proses pewarisan dengan modifikasi (descant with

1
Alaninda Saputra, Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi Tentang Pembelajaran Materi Evolusi di SMA,
Dalam Jurnal Bioeducation, Vol. 1, No. 1, (Maret 2017), 1.
2
Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2010), 83.
3
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: Prenada, 2005), 119.
modification) tersebut tidak mengarah pada terbentuknya produk akhir yang selesai.
Evolusi modifikasi semua makhluk hidup dan akan terus menghasilkan perubahan di
masa depan, seperti yang telah dilakukannya di masa kini.4
Evolusi diajukan sebagai faktor kebudayaan pada sekitar abad ke-19 dan
dengan segera pula menjadi kategori budaya yang sangat popular. Mereka yang
menerapkan gagasan evolusi pada pertumbuhan kebudayaan tidak begitu melukiskan
proses yang sungguh-sungguh terjadi, melainkan hanya menyusun sebuah artificial
selection diantara ratusan peristiwa dan kejadian yang lalu diurut-urutkan menurut
skema evolusi. Menurut J. W. M. Baker S. J, mereka tidak sampai menerangkan
jalan kebudayaan dengan teori evolusi, tetapi mencoba membuktikan evolusi dengan
data budaya yang ada.5
Di dalam evolusi manusia, kerja ialah ambang batas yang memisahkan
manusia dari kera. Kerja berakar dari proses materiil, tetapi kemudian
melampauinya. Dalam istilah dialektika, kerja merupakan nagasi atas alam yang
telah mengangkat manusia melampaui alam fisik meski tidak lantas membuat
manusia berada di luar alam sepenuhnya. Kerja telah menjadikan manusia bagian
alam yang aktif mengubah dan karenanya juga ikut berubah di dalamnya.6
Adanya norma atau hukum-hukum alam selalu disertai dengan ketaatan, dan
keharusan untuk tunduk pada norma atau hukum alam tersebut. Meskipun demikian
manusia sering secara sadar ingin mendobrak kewajiban tunduk pada norma dan
hukum alam tersebut. Alasan yang digunakan adalah ketidaksesuaian norma atau
hukum alam tersebut, sehingga perlu diubah atau diperbaharui. Van Peursen
menyebutkan pada taraf seperti ini, sejarah umat manusia selalu memperlihatkan
suatu sejarah baru, yaitu penilaian moril, pembelokan arah kebudayaan, dorongan
pembaruan. Dimensi tersebut dinamakan transendensi, sebab menerobos dan
mendobrak imanensi. Unsur inilah yang menjadikan riwayat hidup manusia penuh
kedinamisan, dan terus mengalami perkembangan-perkembangan yang pesat.7
Evolusi dimasa kini berkembang dari ilmu tentang asal mula kehidupan
manusia menjadi hal yang baru mengarah kepada kata perubahan, tidak hanya
mengenai asal usul makhluk hidup, pada bidang ilmu yang lainnya kata evolusi juga

4
George Fried dan George J. Hademenos, Biologi (Jakarta: Erlangga, 2006), 287.
5
Suratman, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Malang: Intimedia, 2015), 110.
6
Dede Mulyanto, Marxisme dan Evolusi Manusia (Bandung: Ultimus, 2016), 20.
7
Jannes Alexander Uhi, Filsafat Kebudayaan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 138.
digunakan. Tidak banyak pertentangan mengarah kepada evolusi sebagai perubahan
yang terjadi secara berangsur-angsur dalam waktu yang lama.
2.2. Teori Evolusi Menurut Pengetahuan Barat
Pada abad ke-20, banyak sekali penemuan-penemuan baru dalam bidang
biologi, kimia dan fisika, sehingga tidak mengherankan bila persoalan asal usul
kehidupan manusia selama ini dipikir dan dianalisa menjadi hangat kembali. Para
ahli seolah-olah terangsang dan termotivasi untuk meneliti masalah munculnya
kehidupan pertama di jagat raya ini secara alamiah dan menganggapnya sebagai
kenyataan dalam tata hukum alam.8
Istilah evolusi muncul untuk pertama kali di dalam pengertian ilmiah modern
oleh seorang Geologis berkebangsaan Skotlandia bernama Charles Lyell (1832).
Selanjutnya Charles Darwin kemudian menggunakan istilah ini satu kali dalam
paragraf penutup bukunya yang berjudul On The Origin of Species (Asal mula
Spesies) pada tahun 1859. Kata evolusi ini kemudian dipopulerkan oleh Herbert
Spencer dan ahli biologi lainnya. Seorang ahli filsafat bernama Herbert Spencer yang
berasal dari Inggris untuk pertama kalinya menuliskan istilah evolusi. Menurut
Spencer dalam bukunya “Social Static”, konsep evolusi sangat berkaitan dengan ciri
atau sifat dari waktu ke waktu melalui perubahan bertingkat. Pengertian yang
dikemukakan oleh Spencer tersebut memperlihatkan kejadian suatu proses
perubahan. Akantetapi, tampak bahwa pengertian yang dimaksud tidak terkait
dengan kajian biologi, dan pada perkembangannya istilah tersebut tenggelam
bersamaan dengan perkembangan pemikiran para ahli filsafat yang lain.9
Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta
sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi
alamiah. Teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun fakta yang sudah terbukti. Di
balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan
ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis.
Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan
dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas
di abad ke-19. Paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui
faktor-faktor materi dan mengingkari penciptaan. Filsafat materialistis, yang

8
Ahmad Syafii, Kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin, Dalam Jurnal Hunafa, Vol. 3, No. 3 (September
2006), 263.
9
Helmi, Evolusi Antar Spesies: Leluhur Sama Dalam Perspektif Para Penentang, Dalam Jurnal Ilmiah Multi
Sciences, Vol. IX, No. 2 (2017), 84.
bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia ini, memunculkan
“teori evolusi” di pertengahan abad ke-19.10
Teori tentang evolusi berkembang seiring dengan perkembangan ilmu dan
pengetahuan yang berkaitan dengan teori tersebut. Terdapat berbagai macam versi
mengenai teori evolusi yang berkembang di masyarakat ilmuan. Tidak menutup
kemungkinan bahwa di masa yang akan datang akan semakin banyak versi tentang
teori evolusi. Namun demikian, pada dasarnya bahwa teori evolusi merupakan
perpaduan antara gagasan (ide) dan kenyataan (fakta).
1. Teori Lamarck (1744-1829)
Menurut Lamarck evolusi terjadi karena adaptasi, sedangkan adaptasi
timbul karena diinginkan, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang terjadi
karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan
lingkungan. Menurutnya, tingkat perkembangan suatu organ sebanding dengan
penggunaanya dan apa yang diperoleh atau diubah pada individu dalam masa
hidupnya adalah kekal, dan bilamana terdapat dalam dua jenis kelamin, sifat itu
akan diturunkan.11
Misalnya dalam pandangan Lamarck “Jerapah telah berevolusi dari
binatang sejenis kijang yang memanjangkan leher terus-menerus saat berusaha
mendapatkan makanan di dahan pohon yang lebih tinggi”. Namun, kemunculan
ilmu genetika telah mengubah teori Lamarck sekali dan untuk selamanya.12
2. Teori Darwin (1809-1882)
Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti
eksplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia pada tahun
1831. Di sepanjang perjalanan inilah Darwin meneliti berbagai hewan dan
tumbuhan yang dijumpainya. Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama
kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap bermacam-
macam hewan yang ada di kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan ini, dan
juga berbagai pengamatan lanjutan yang dilakukannya selama puluhan tahun
atas koleksi hewan dan tumbuhan yang diperolehnyalah Darwin membentuk
embrio teori evolusi. Pada 1859, Darwin menerbitkan “On the Origin of Spesies
by Means of Natural Selection”, yang menyajikan bukti-bukti yang

10
Ahmad Syafii, Op.Cit, 264.
11
Mawardi dan Nur Hidayati, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2004), 53.
12
Ahmad Syafii, Op.Cit, 264.
menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan
bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam.
Teori evolusi Darwin pada pokonya adalah sebagai berikut:
a. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup pada masa
lampau.
b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.13
Sebagai contoh, menurut Darwin; ikan paus berevolusi dari beruang yang
mencoba berburu di laut. Sementara dalam buku The Descent Man terbit tahun
1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia dan kera berasal dari satu nenek
moyang yang sama, sedangkan kerabat terdekat manusia yang belum punah,
yakni gorilla dan simpanse. Sejak itu, para pengikut Darwin telah berusaha
untuk mempertahankan kebenaran pernyataan tersebut. Tetapi, walaupun telah
melakukan penelitian, pernyataan “evolusi manusia” belum pernah dilandasi
oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya di bidang fosil.
Seleksi alam membahas seputar gagasan bahwa makhluk hidup paling
kuat menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi
dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang
tidak mampu akan punah. Misalnya, dalam sekelompok rusa yang dimangsa
oleh binatang buas, rusa yang mampu lari lebih cepat akan bertahan hidup.
Tetapi, tentu saja mekanisme seperti ini tidak akan menyebabkan rusa
berevolusi, hal ini rusa tidak akan merubah mereka menjadi spesies lain.14
3. Teori Darwin-Weismann (1834-1914)
Friedrich Leopold August Weismann (1892) mendalilkan “teori plasma
nutfah” untuk menjelaskan faktor hereditas. Menurut Weismann tubuh
organisme mengandung dua jenis sel yaitu sel somatik dan reproduksi. Sel
somatik yang bertanggung jawab membentuk tubuh dan berbagai jenis organ
sedangkan sel reproduksi membentuk sperma dan ovum. Sel somatik
mengandung “somatoplasma” sedangkan sel reproduksi mengandung plasma
nutfah. Plasma nutfah dapat membentuk somatoplasma tetapi tidak sebaliknya.
Berdasarkan percobaan Weismann pada ekor tikus yang dipotong pada beberapa
generasi, perubahan sel-sel somatik karena lingkungan tidak dapat
mempengaruhi sel-sel reproduksi dengan percobaan tersebut Weismann menolak

13
Abdullah Aly dan Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2104), 69.
14
Ahmad Syafii, Op.Cit, 264-265.
Lamarckisme. Meski teori partikulat Weismann menghadapi banyak
pertentangan tetapi teori tersebut menjadi konsep dasar dari pemahaman
genetika modern.15
Pada zaman Darwin belum diketahui tentang kromosom dan gen sebagai
asal dari sifat keturunan. Weismann melengkapi teori Darwin dengan
pernyataan sebagai berikut: Evolusi merupakan masalah genetika, yaitu
menyangkut masalah bagaimana diwariskannya gen-gen melalui sel-sel kelamin.
Sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap faktor genetika.16
4. Teori Darwin-Wallace (1823-1913)
Alfred Russel Wallace, secara terpisah mengembangkan pemikirannya
dan menghasilkan konsep yang sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Darwin. Ia menyatakan persetujuannya pada konsep Survival of the fittest (siapa
yang kuat dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh Darwin. Terjadinya
proses evolusi ditunjukkan dengan berbagai bukti antara lain dari perbandingan
anatomi, perbandingan embriologi, perbandingan fisiologi, petunjuk secara
biokimia, petunjuk adanya domestikasi, petunjuk dari alat tubuh yang tersisa,
serta petunjuk paleontologi. Berbagai bukti tersebut, menghasilkan bentuk akhir
dari makhluk hidup yang berbeda-beda baik dari asesoris tubuh yang dimiliki,
fungsi masing-masing asesoris tubuh tersebut, maupun sifat-sifat dari makhluk
hidup yang bersangkutan.
Salah satu mekanisme utama yang terjadi untuk menghasilkan perubahan
evolusioner dari suatu makhluk hidup adalah adanya seleksi alam. Seleksi alam
pada dasarnya memiliki pengertian, bahwa mutasi gen akan meningkatkan
keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi lebih umum dari satu
generasi ke generasi selanjutnya pada sebuah populasi. Dalam proses ini, sifat-
sifat yang menguntungkan akan diwariskan ke keturunan, sedangkan sifat-sifat
yang tidak menguntungkan cenderung tidak diwariskan.17
Proses evolusi, pada akhirnya mempengaruhi segala aspek dari bentuk
fisik dan perilaku dari suatu organisme. Dikenal dua macam evolusi, yaitu

15
Meilinda, Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains), Dalam Jurnal
Pembelajaran Biologi, Vol. 4, No. 1 (Mei 2017), 64.
16
Ibnu Mas’ud dan Joko Paryono, Ilmu Alamiah Dasar (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 123.
17
Ucu Yanu Arbi, Sejarah Dan Bukti Evolusi Pada Gastropoda, Dalam Jurnal Oseana, Vol. XXXVII, No. 2
(2012), 43.
evolusi progresif dan evolusi regresif (retrogresif). Evolusi progresif
menitikberatkan pada hasil akhir, yaitu makhluk hidup dapat bertahan hidup
pada lingkungannya (survive), sedangkan evolusi regresif memiliki
kecenderungan pada kepunahan dari makhluk hidup yang mengalami evolusi
karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungannya. Ke dua
macam evolusi tersebut, pada dasarnya dibagi berdasarkan pada pengaruh akhir
dari proses evolusi yang terjadi, yaitu bertahan karena mampu beradaptasi atau
punah karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang
terjadi.18
5. Teori De Vries (1848-1935)
Hugo De Vries (Botanikus-Belanda) dalam teorinya mengungkapkan
bahwa perubahan pada evolusi disebabkan adanya mutasi gen. Mutasi adalah
perubahan sempurna yang tumbuh dalam gen dan mengakibatkan adanya
perubahan sifat dan keturunan.19
6. Teori Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Seorang filosof yang berasal dari yunani mencetuskan teori evolusi. Ia
menyatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam,
maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari
bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.20
2.3. Rekayasa Reproduksi Menurut Pengetahuan Barat
Rekayasa Reproduksi merupakan usaha manusia mengembangbiakkan
makhluk hidup baru dengan cara tanpa meninggalkan proses reproduksi atau tahap-
tahap yang berlangsung secara alami. Namun dalam rekayasa reproduksi juga
menyangkut rekayasa genetika. Rekayasa reproduksi tidak hanya dilakukan pada
hewan ataupun tumbuhan, pada manusia pun juga bisa. Rekayasa reproduksi antara
lain:
1. Kloning
Kloning merupakan proses penggandaan makhluk hidup dengan cara
nucleus transfer dari sel janin yang sudah berdiferensial dari sel dewasa, atau
penggandaan makhluk hidup menjadi banyak dengan memindahkan inti sel
tubuh kedalam indung telur pada tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel

18
Ucu Yanu Arbi, Ibid, 43.
19
Rudy Haryanto, Ilmu Alamiah Dasar (Pamekasan: STAIN Pamekasan press, Cet. 1, 2010), 62.
20
Trianto, Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Perspektif Islam dan Barat (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2007), 245.
bagian-bagian tubuh. Namun, pada saat ini, seiring berkembangnya tekhnologi,
kloning tidak lagi menggunakan sel sperma seperti yang dilakukan Jerry Hall.
Tapi Kloning menggunakan sel telur dan sel selain sperma.21 Kloning berasal
dari bahasa cloning yang artinya usaha manusia untuk menciptakan suatu
organisme dengan cara menduplikasi yang dilakukan secara aseksual, dengan
kata lain seperti halnya menggandakan organisme makhluk hidup melalui cara
nonseksual.22
Menurut ilmu Barat yang dapat kita ambil contoh, yaitu teknik kloning
yang sudah pernah dilakukan di Scotlandia, Ian Wilmut (1996) menggunakan sel
kelenjar susu domba Finn Dorset sebagai donor nukleus, dan sel telur domba
Scottish Blackface yang dihilangkan nukleusnya. Kemudian sel kelenjar susu
domba Finn Dorset difusikan dengan sel telur domba Blackface (yang tanpa
nukleus). Hasil fusi ini kemudian berkembang menjadi embrio (dalam tabung
percobaan), kemudian dipindahkan kedalam rahim domba Blackface, dan
kemudian embrio berkembang dan dilahirkan dengan ciri-ciri fisik sama dengan
domba Finn Dorset (walaupun dilahirkan oleh domba Blackface). Domba hasil
kloning ini diberi nama domba Dolly yang sebenarnya saudara kembar domba
Finn Dorset yang telah menyumbangkan nukleus sel kelenjar susu.23
2. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode pemeliharaan bagian tumbuhan
yang sudah di isolasi dari tanaman induknya pada medium buatan dalam kondisi
steril secara in vitro. In vitro merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau
bagian dari individu secara buatan yang dilakukan di luar individu yang
bersangkutan. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit
dikembangbiakkan secara generatif.24
Salah satu proses pembentukan menjadi tanaman lengkap (planlet) dalam
teknik kultur jaringan adalah embryogenesis somatic, yaitu suatu proses
pembentukan embrio dari eksplan yang berupa sel-sel somatik yang telah
mengalami dediferensiasi. Sel-sel somatik yang telah mengalami dediferensiasi

21
Titik Kuntari dan Lip Wijayanto, Prinsip Kesehatan dan Kedokteran Islam (Sleman: Pustaka Nisa, 2011),
59.
22
Aziz Musthafa dan Imam Musbikin, Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan, Tantangan dan
Pertentangan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 16.
23
Sulchan Sofoewan, Kloning dan Rekayasa Reproduksi (Yogyakarta: Tarjih, Edisi ke-2, 1997), 23.
24
Begot Santoso, Biologi (Jakarta: Erlangga, 2006), 192.
selanjutnya ditransfer ke dalam medium yang sesuai dan jika proses induksi
dediferensiasinya benar, maka gen-gen yang bertanggung jawab terhadap
totipotensi akan berfungsi, pembelahan sel-selnya menjadi terkendali, dan
akhirnya terbentuk embrio. Embrio yang terbentuk dari sel-sel somatik akan
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh melalui proses yang identik
dengan proses embryogenesis zigotyk.25
3. Bayi Tabung
Dewasa ini, ilmu dan teknologi di bidang kedokteran mengalami
perkembangan yang sangat pesat serta memberikan dampak positif bagi manusia
yaitu dengan ditemukannya cara-cara baru dalam memberi jalan keluar bagi
pasangan suami istri yang tidak dapat memperoleh anak secara alami yang
dalam istilah kedokteran disebut dengan Fertilisasi In Vitro atau lebih popular
dengan istilah Bayi Tabung.
Secara bahasa Fertilisasi In Vitro terdiri dari dua suku kata yaitu
Fertilisasi dan In Vitro. Fertilisasi berarti pembuahan sel telur wanita oleh
spermatozoa pria, In Vitro berarti di luar tubuh. Dengan demikian, fertilisasi in
vitro berarti pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria (bagian dari
proses reproduksi manusia), yang terjadi di luar tubuh.
Sebagian penyebab infertilitas dapat diatasi dengan pengobatan maupun
operasi, sedangkan infertilitas yang disebabkan karena kegagalan inseminasi,
pembuahan, kehamilan, persalinan dan kelahiran hidup normal, ternyata dapat
diatasi dengan cara buatan (artificial). Cara-cara tersebut antara lain: Inseminasi
buatan (artificial insemination), pembuahan dalam (artificial conception),
penyuburan/pembuahan dalam (in vitro fertilitzation), pemindahan
janin/penanaman janin (embriyo transfer/embriyo transplant).26
4. Hibridasi
Hibridasi merupakan teknik pencarian bibit unggul dengan cara
menyilangkan 2 varietas yang memiliki sifat unggul. Cara ini sering digunakan
karena menguntungkan dan ini alasan kenapa banyak orang memilih
menggunakan teknik ini. Hasil dari hibridasi merupakan perpaduan sifat unggul

25
Rusdianto dan Ari Indrianto, Induksi Kalus Embriogenik Pada Wortel Menggunakan 2,4-
Dichlorophenoxyacetic Acid, Dalam Jurnal Bionature, Vol. 13, No. 2 (Oktober 2012), 136.
26
Zahrowati, Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor dan Rahim Sewaan
(surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata, Dalam Jurnal Holrev, Vol. 1, No. 2 (September 2017),
197-198
dari kedua induknya, teknik ini dapat dilakukan pada hewan dan tumbuhan.
Contoh hibrid tumbuhan yang telah dibudidayakan adalah jagung, kelapa, padi,
tebu, dan anggrek.27
Hibridasi merupakan teknik yang potensial dalam upaya meningkatkan
daya hasil suatu komoditas tanaman dengan karakter yang dikehendaki.
Pendugaan daya gabung (combining ability) merupakan cara yang efektif dan
efisien dalam menyeleksi suatu galur/tetua dalam hibridasi sehingga dapat
diperoleh hibrida dengan daya hasil tinggi serta memiliki karakter baik lainnya
sesuai yang dikehendaki.28
5. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) adalah proses memasukkan sperma ke dalam
saluran reproduksi betina dengan tujuan untuk membuat betina jadi bunting
tanpa perlu terjadi perkawinan alami. Konsep dasar dari tekhnologi ini adalah
bahwa seekor pejantan secara alamiah memproduksi puluhan milyar sel kelamin
jantan (spermatozoa) per hari, sedangkan untuk membuahi satu sel telur (oosit)
pada hewan betina diperlukan hanya satu spermatozoon. Potensi terpendam yang
dimiliki seekor pejantan sebagai sumber informasi genetik, apalagi yang unggul
dapat dimanfaatkan secara efisien untuk membuahi banyak betina.
Dalam pelaksanaan Inseminasi Buatan, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain seleksi dan pemeliharaan pejantan, cara penampungan,
penilaian, pengenceran, penyimpanan dan pengangkutan semen, inseminasi,
pencatatan, dan penentuan hasil inseminasi. Agar dalam pelaksanaan inseminasi
buatan pada hewan ternak atau peternakan memperoleh hasil yang lebih efektif,
maka deteksi dan pelaporan birahi harus tepat di samping pelaksanaan dan
teknik inseminasi itu sendiri dilaksanakan secara cermat oleh tenaga terampil.29

27
Trianto, Op.Cit, 270.
28
Aziz Purwantoro, dkk, Evaluasi Daya Gabung Karakter Hasil dan Komponen Hasil Lima Galur Mentimun,
Dalam Jurnal Ilmu Pertanian, Vol. 16, No.1 (2013), 31.
29
Sabran, Pengaruh Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Terhadap Peningkatan Populasi Sapi Potong
di Kabupaten Bantaeng, Ilmu Peternakan, Fakultas Sains dan Tekhnologi, UIN Alauddin Makassar (2015),
15.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Evolusi merupakan sebuah proses yang panjang menyangkut tentang
perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit, dan dalam waktu yang
relatif lama. Jadi evolusi merupakan serangkaian proses perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup yang berlangsung dalam beberapa tahapan
tertentu dalam waktu yang cukup lama, sehingga menghasilkan sebuah
bentuk kehidupan. Kemungkinan tidak ada bentuk akhir dari sebuah
kehidupan, karena pada dasarnya proses tersebut masih terus berjalan.
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut dititikberatkan pada perubahan
dari sifat-sifat yang terwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
yang disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor utama, yaitu variasi,
reproduksi dan seleksi.
2. Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan
dengan kebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian
menyebar luas di abad ke-19. Paham materialisme berusaha menjelaskan
alam semata melalui faktor-faktor materi dan mengingkari penciptaan.
Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan karakteristik paling mendasar
akal manusia ini, memunculkan “teori evolusi” di pertengahan abad ke-19.
Terdapat berbagai macam versi mengenai teori evolusi yang berkembang di
masyarakat ilmuan, seperti halnya teori Lamarck (1744-1829), Charles
Darwin (1809-1882), Darwin-Weismann (1834-1914), Darwin-Wallace
(1823-1913), De Vries (1848-1935), dan Ariestoteles (384 SM- 322 SM).
3. Pada tahap selanjutnya, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi
para ilmuan mulai mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang ada
di masyarakat. Rekayasa reproduksi merupakan usaha manusia
mengembangbiakkan makhluk hidup baru dengan cara tanpa meninggalkan
proses reproduksi atau tahap-tahap yang berlangsung secara alami. Namun
dalam rekayasa reproduksi juga menyangkut rekayasa genetika. Rekayasa
reproduksi tidak hanya dilakukan pada hewan ataupun tumbuhan, pada
manusia pun juga bisa.
3.2. Saran
Dengan selesainya makalah ini, maka penyusun sangat mengharapkan respon
dari para teman-teman mahasiswa ataupun dari dosen dan saran konstruktif dari
siapapun datangnya demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat adanya, khususnya bagi penyusun sendiri, dan umumnya para pembaca
lainnya.
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang
sangat bermanfaat dan dapat membantu.
1. Evolusi akan tetap ada selama di dunia ini masih ada kehidupan, tidak ada
salahnya kita mempelajari bagaimana sebuah organisme mengalami
perubahan setiap harinya dengan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi.
2. Meskipun teori-teori evolusi banyak yang menentang apalagi yang terkait
dengan evolusi manusia, kita harus mampu mengambil pelajaran bagaimana
para teoritis barat mempelajari cara pertahanan hidup dari masa ke masa dan
bagaimana proses penurunun sifat yang unggul untuk memenangi seleksi
alam.
3. Rekayasa reproduksi sangatlah menguntungkan kita harus mampu
mempelajarinya dengan baik agar bisa menciptakan produk-produk unggul
dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 2014. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Arbi, Ucu Yanu. 2012. Sejarah Dan Bukti Evolusi Pada Gastropoda, Dalam Jurnal
Oseana, Vol. XXXVII, No. 2

Fried, George dan George J. Hademenos. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga

Haryanto, Rudy. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Pamekasan: STAIN Pamekasan press. Cet. 1

Helmi. 2017. Evolusi Antar Spesies: Leluhur Sama Dalam Perspektif Para Penentang,
Dalam Jurnal Ilmiah Multi Sciences, Vol. IX, No. 2

Kuntari, Titik dan Lip Wijayanto. 2011. Prinsip Kesehatan dan Kedokteran Islam. Sleman:
Pustaka Nisa

Mawardi dan Nur Hidayati. 2004. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya
Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia

Meilinda. 2017. Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat Sains),
Dalam Jurnal Pembelajaran Biologi, Vol. 4, No. 1, Mei

Mulyanto, Dede. 2016. Marxisme dan Evolusi Manusia. Bandung: Ultimus

Musthafa, Aziz dan Imam Musbikin. 2001. Kloning Manusia Abad XXI Antara Harapan,
Tantangan dan Pertentangan Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purwanto, Aziz, dkk. 2013. Evaluasi Daya Gabung Karakter Hasil dan Komponen Hasil
Lima Galur Mentimun, Dalam Jurnal Ilmu Pertanian, Vol. 16, No.1

Rusdianto dan Ari Indrianto. 2012. Induksi Kalus Embriogenik Pada Wortel Menggunakan
2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid, Dalam Jurnal Bionature, Vol. 13, No. 2, Oktober

Sabran. 2015. Pengaruh Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Terhadap Peningkatan


Populasi Sapi Potong di Kabupaten Bantaeng. Ilmu Peternakan. Fakultas Sains dan
Tekhnologi. UIN Alauddin Makassar

Saputra, Alaninda. 2017. Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi Tentang Pembelajaran
Materi Evolusi di SMA, Dalam Jurnal Bioeducation, Vol. 1, No. 1, Maret

Setiadi, Elly M. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Sofoewan, Sulchan. 1997. Kloning dan Rekayasa Reproduksi. Yogyakarta: Tarjih

Suratman, dkk. 2015. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Malang: Intimedia
Syafii, Ahmad. 2006. Kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin, Dalam Jurnal Hunafa, Vol.
3, No. 3, September

Sztompka, Piotr. 2005. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada

Trianto. 2007. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Perspektif Islam dan Barat. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher

Uhi, Jannes Alexander. 2016. Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zahrowati. 2017. Bayi Tabung (Fertilisasi In Vitro) Dengan Menggunakan Sperma Donor
dan Rahim Sewaan (surrogate Mother) dalam Perspektif Hukum Perdata, Dalam
Jurnal Holrev, Vol. 1, No. 2, September
DAFTAR RALAT

.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai