Anda di halaman 1dari 13

EKSISTENSI DAN URGENSI PENDIDIKAN ISLAM

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Telaah Materi PAI MTs/MA

Dosen Pengampu : Hj. Nur Khasanah, M.Ag

Disusun Oleh :

1. Amirul Mukminin (2120089)

2. Ummu Salamah (2120090)

3. Sabila Safira Khoiriyah (2120097)

4. Erina Khusnul Aura (2120106)

Kelas : B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAM ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “EKSISTENSI DAN URGENSI PENDIDIKAN ISLAM”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Telaah Materi PAI MTs/MA. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Nur Khasanah, M.Ag selaku
dosen pengampu mata kuliah Telaah Materi PAI MTs/MA yang telah
memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami pelajari. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih.

Pekalongan, 20 Maret 2022

Penulis

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengertian Eksistensi Dan Urgensi.........................................................................2
B. Eksistensi Pendidikan Islam...................................................................................3
C. Urgensi Pendidikan Islam.......................................................................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan bagian yang inhern dalam kehidupan
manusia. Dan, manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses
pendidikan. Karena hal itulah, maka pendidikan merupakan sebuah proses
yang sangat vital dalam kelangsungan hidup manusia. Tak terkecuali
pendidikan Islam, yang dalam sejarah perjalanannya memiliki berbagai
dinamika.
Eksistensi pendidikan Islam senyatanya telah membuat kita
terperangah dengan berbagai dinamika dan perubahan yang ada. Berbicara
tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangat erat kaitannya dengan
kedatangan Islam itu sendiri ke Indonesia. sudah barang tentu ingin
mempelajari dan mengetahui, lebih mendalami tentang ajaran-ajaran
Islam. Dari sinilah mulai timbul pendidikan Islam, di mana pada mulanya
mereka belajar di rumah-rumah, langgar/surau, masjid dan kemudian
berkembang menjadi pondok pesantren. Setelah itu, baru timbul sistem
madrasah yang teratur sebagaimana yang kita kenal sekarang ini.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan eksistensi dan urgensi?

b. Bagaimana eksistensi Pendidikan Islam dimasa kini?

c. Apa saja urgensi Pendidikan Islam dimasa kini?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui definisi eksistensi dan urgensi

b. Untuk mengetahui eksistensi Pendidikan Islam dimasa kini

c. Untuk mengetahui urgensi Pendidikan Islam dimasa kini

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKSISTENSI DAN URGENSI


1. Pengertian Eksistensi
Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari kata eksistensi,
eksistensi berasal dari bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latin
existere yang berarti muncu, ada, timbul, memilih keberadaan aktual.
Dari kata ex berarti keluar dan sistere yang berarti muncul atau timbul.
Beberapa pengertian secara terminologi, yaitu pertama, apa yang ada,
kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada), dan ketiga adalah segala
sesuatu (apa saja) yang di dalam menekankan bahwa sesuatu itu ada.
Berbeda dengan esensi yang menekankan kealpaan sesuatu (apa
sebenarnya sesuatu itu seseuatu dengan kodrat inherennya).1
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa:
“Eksistensi artinya Keberadaan, keadaan, adanya.2 Selain itu dalam
kamus besar bahasa Indonesia dikemukakan bahwa: “Eksistensi:
keberadaan, adanya.3
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka yang dimaksud
dengan eksistensi adalah suatu keberadaan atau keadaan kegiatan
usahanya masih ada dari dulu hingga sampai sekarang dan masih
diterima oleh lingkungan masyarakat, dan keadaannya tersebut lebih
dikenal atau lebih eksis dikalangan masyarakat.
2. Pengertian Urgensi
Urgensi jika dilihat dari bahasa Latin “urgere” yaitu (kata kerja)
yang berarti mendorong. Jika dilihat dari bahasa Inggris bernama
“urgent” (kata sifat) dan dalam bahasa Indonesia “urgensi” (kata
benda). Istilah urgensi merujuk pada sesuatu yang mendorong kita,
yang memaksa kita untuk diselesaikan. Dengan demikian
mengandaikan ada suatu masalah dan harus segera ditindaklanjuti.

1
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 183
2
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), h 132.
3
Ebta Setiawaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: pusat bahasa, 2011), h, 154.

2
Urgensi yaitu kata dasar dari “urgen” mendapat akhiran “i” yang
berarti sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang
terutama atau unsur yang penting.4

B. EKSISTENSI PENDIDIKAN ISLAM


Masa sekarang atau masa kini identik dengan adanya
perkembangan arus globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, serta
teknologi yang berkembang dengan sangat pesat. Suatu masyarakat atau
bangsa tidak akan memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang
tinggi, bila ia tidak mengambil dan mengembangkan Ilmu pengetahuan
dan Teknologi yang berkembang ini, oleh karena itulah mengapa saat ini
setiap bangsa berlomba-lomba serta bersaing secara ketat dalam
penguasaan dan pengembangan iptek. Dengan adanya perkembangan ini
tentunya memiliki banyak sekali dampak positif, namun di samping itu
juga memiliki tantangan tersendiri yang berdampak pada pendidikan
terutama dalam pendidikan agama Islam.
1. Tantangan Pendidikan Islam di Masa Kini
Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada posisi
determinisme historik dan realisme. Dalam artian bahwa, satu sisi
umat Islam berada pada romantisme historis di mana mereka bangga
karena pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan
besar dan mempunyai kontribusi yang besar pula bagi pembangunan
peradaban dan ilmu pengetahuan dunia, namun di sisi lain mereka
menghadapi sebuah kenyataan, bahwa pendidikan Islam tidak berdaya
dihadapkan kepada realitas masyarakat industri dan teknologi modern.
Terjadinya pemilahan-pemilahan antara ilmu umum dan ilmu agama
inilah yang membawa umat Islam kepada keterbelakangan dan
kemunduran peradaban, lantaran karena ilmu-ilmu umum dianggap
sesuatu yang berada di luar Islam dan berasal dari non-Islam atau the
other, bahkan seringkali ditentangkan antara agama dan ilmu (dalam
hal ini sains).Agama dianggap tidak ada kaitannya dengan ilmu, begitu
juga ilmu dianggap tidak memeperdulikan agama. Begitulah gambaran
4
Abdurrahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif
Islam, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm. 89.

3
praktik kependidikan dan aktivitas keilmuan di tanah air sekarang ini
dengan berbagai dampak negataif yang ditimbulkan dan dirasakan oleh
masyarakat. Sistem pendidikan Islam yang ada hanya mengajarkan
ilmu-ilmu agama saja. Di sisi lain, generasi muslim yang menempuh
pendidikan di luar sisitem pendidikan Islam hanya mendapatkan porsi
kecil dalam hal pendidikan Islam atau bahkan sama sekali tidak
mendapatkan ilmu-ilmu keIslaman.
Dari berbagai persoalan pendidikan Islam di atas dapat ditarik
benang merah tantangan pendidikan Islam yaitu: Pertama, masih
adanya problem konseptual-teoritis atau filosofis yang kemudian
berdampak pada persoalan operasional praktis. Kedua, persoalan
konseptual-teoritis ini ditandai dengan adanya paradigma dikotomi
dalam dunia pendidikan Islam antara agama dan bukan agama, wahyu
dan akal serta dunia dan akhirat. Ketiga, kurangnya respon pendidikan
Islam terhadap realitas sosial sehingga peserta didik jauh dari
lingkungan sosio-kultural mereka. Pada saat mereka lulus dari lembaga
pendidikan Islam mereka akan mengalami socialshock. Keempat,
penanganan terhadap masalah ini hanya sepotong-potong, tidak
integral dan komprehensif.5
2. Strategi Pendidikan Islam dalam Menghadapi Tantangan di Masa
Kini
Strategi yang dijalankan pendidikan Islam dalam menghadapi
tantangan modernisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
ialah:

1) Motivasi kreatifitas anak didik kearah pengembangan iptek itu


sendiri dimana nilai-nilai Islam menjadi sumber acuan.

2) Mendidik ketrampilan,memanfaatkan produk iptek

3) Menciptakan jalinan yang kuat antara agama dan iptek dan


hubungan yang akrab dengan para ilmuan, yang memegang
otoritas iptek dalam bidang masing-masing.
5
Hikma H. Amidong, Nurysamsi Maulana Insani, dan Andreawan. “Paradigma Pendidikan
Islam Masa Kini Dan Masa Depan”.

4
4) Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap masa
depan umat manusia melalui kemampuan menginterpretasikan
ajaran agama.6

Jadi kesanalah pendidikan Islam seharusnya diarahkan, agar


pendidikan Islam tidak hanyut terbawa arus modernisasi dan
kemajuan iptek. Guru berperan sebagai penyaji informasi, pemberi
contoh/teladan ,serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya.
Sedangkan peserta didik menerima informasi dan merespon
mempolakan pribadinya untuk menerima nilai-nilai kebenaran sesuai
dengan kepribadian guru tersebut. Strategi inilah yang sesuai untuk
pembelajaran nilai keTuhanan dan kemanusiaan, dimana dijabarkan
didalam beberapa pendekatan pembelajaran yakni:

a. Pendekatan pengalaman, yakni memberikan pengalaman


keagamaan kepada peserta didik dalam rangka menanamkan
nilai-nilai keagamaan.
b. Pendekatan pembiasaan yakni memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk sesantiasa mengamalkan ajaran agamanya /
akhlaqul karimah.
c. Pendekatan emosional yakni usaha untuk menggugah perasaan
dan emosi peserta didik dalam meyakini, memahami dan
menghayati akidah Islam serta member motivasi agar peserta
didik ikhlas mengamalkan ajaran agamanya .khususnya yang
berkaitan dengan akhlakul karimah.
d. Pendektan rasional, yakni usaha untuk memberikan peranan
kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran
ajaran agama.
e. Pendekatan fungsional, usaha menyajikan ajaran agam Islam
dengan menekankan kepada segi kemanfaatanya bagi peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat
perkembanganya.

6
Rumina, “Eksistensi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)”. Jurnal An-Nuha, Vol. VI, No. 1 (Juli 2019)

5
f. Pendekatan keteladanan yakni menyuguhkan keteladanan, baik
yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab
antara personal sekolah, prilaku pendidik dan tenaga
kependidikan lain yang mencerminkan akhlak terpuji, maupun
yang tidak langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-
kisah keteladanan.7

Jadi dalam hal ini perkembangan pendidikan Islam tidak dapat


ditangani secara setengah-setengah, tetapi memerlukan pemikiran
pengembangan yang utuh sebagai konsekuensi dari identitasnya
sebagai sekolah umum yang bercirikan Islam. Dalam menghadapi
perkembangan iptek perlu dikembangkan kebijakan yang menekankan
pada peningkatan kualitas SDM. Menurut wardiman (1994) manusia
yang berkualitas itu setidak-tidaknya mempunyai dua kompetensi
yaitu kompetensi bidang imtaq (iman dan taqwa) dan iptek (ilmu
pengetahuan dan tenologi).8

C. URGENSI PENDIDIKAN ISLAM


Pelaksanaan pendidikan Islam menempati posisi yang sangat urgen
dan strategis dalam menciptakan situasi dan kondisi masyarakat yang
sejahtera, adil, dan makmur. Mengapa demikian? Karena pendidikan Islam
akan membimbing manusia dengan bimbingan wahyu Ilahi, hingga
terbentuknya individu-individu yang memiliki kepribadian yang Islami.
Pendidikan Islam memfasilitasi manusia untuk belajar dan berlatih
mengaktualisasikan segenap potensi yang dimilikinya, baik yang bersifat
fisik (jasmaniah) maupun nonfisik (rohaniah), yang profilnya digambarkan
Allah dalam al-Quran sebagai sosok ulil albab, sebagai manusia muslim
paripurna, yaitu manusia yang beriman, berilmu, dan selalu produktif
mengerjakan amal saleh sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.9
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat muslim
dunia saat ini tidak lepas dari faktor modernisasi dan globalisasi yang
7
Muhaimin. Arah baru pengembangan pendidikan islam, hal: 94
8
Wardiman Joyonegoro, Potensi serta peran pendidikan dan pengajaran pondok pesantren
dalam system pendidikan nasional,” Makalah ,disajikan pada musyawarah nasional IV RMI di PP
Ash-shiddiqoyah, 1 February 1994.
9
Sigit Priatmoko, TA‟LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam .Vol.1 No.2 Juli 2018

6
berdampak pada semua aspek kehidupan : ekonomi, sosial, politik, dan
juga pendidikan. Pengaruh modernitas mempunyai andil dalam membah
gaya dan pola hidup pada hampir semua lapisan masyarakat, termasuk
masyarakat muslim. Tidak bisa dipungkiri bahwa anak-anak kita belajar
sistem nilai kebanyakan dari budaya populer dan media massa. Pengaruh
kolonialisme yang membawa dampak materialisme dan sekularisme
selama berabad-abad telah meninggalkan bekas yang tak bisa dihapus pada
pola pikir dan sistem nilai di dunia muslim saat ini. 10
Oleh sebab itu,
dalam upaya merekonstruksi pendidikan Islam kita perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pendidikan Islam, yang meliputi:

1. Pendidikan Islam merupakan bagian dari sistem kehidupan Islam,


yaitu suatu proses internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai moral Islam
melalui sejumlah informasi, pengetahuan, sikap, prilaku dan budaya;

2. Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang in tegrated, artinya


mempunyai kaitan yang membentuk suatu kesatuan yang integral
dengan ilmu-ilmu yang lain;

3. Pendidikan Islam merupakan life long process;

4. Pendidikan Islam berlangsung melalui suatu proses yang dinamis,


yakni harus mampu menciptakan iklim dialogis dan interaktif antara
pendidik dan peserta didik;

5. Pendidikan Islam dilakukan dengan memberi lebih banyak mengenai


pesan-pesan moral pada peserta didik.11

Sangat urgen sekali pendidikan islam bagi manusia, dari masih


kecil hingga dewasa, pendidikan islam sudah harus diterapakan.
Sebagaimana islam mengenal adanya pendidikan sepanjang masa.
Manusia selalui dikelilingi oleh pendidikan, baik itu secara formal,
nonformal bahkan informal. Oleh karena itu, pendidikan sesungguhnya
sudah ditanam dari lingkungan keluarganya sebelum masuk pada tatanan

10
Hari Gunawan, Pembelajaran Pendidikan Islam (PT Remaja Rosdakarya)
11
Zainuddin, Paradikma Pendidikan Terpadu, (UIN Malang Press 2008) hal 3

7
sosial lebih jauh.12 Suksesnya pendidikan islam ini tidak hanya stagnan
pada teori dan tujuan pendidikan Islam, melainkan juga didukung dengan
sistem yang seharusnya berkembang untuk mengangkat pontensi fitrah
manusia. Dalam hal ini, pendidikan islam harusnya bisa menyentuh
berbagai aspek manusia, spritualitasnya, intelektual dan psikomorik harus
dibina dengan serangkaian sistem pendidikan Islam secara menyeluruh.13

Penanaman ajaran Islam harus diberikan sejak dini, mulai dari usia
kanak-kanak, remaja. Bahkan sampai dewasa. Dalam Islam dikenal
dengan istilah pendidikan sepanjang hayat (long life education). Artinya
selama ia hidup tidak akan lepas dari pendidikan, karena setiap langkah
hidup manusia hakikatnya adalah belajar,“ baik langsung maupun tidak
langsung. Jadi pendidikan agama Islam adalah ikhtiar manusia dengan
jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah
agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai
dengan ajaran agama.

Probelematika yang dihadapi pendidikan Islam saat ini tidak lepas


dari faktor modernisasi dan globalisasi yang berdampak pada semua aspek
kehidupan: ekonomi, sosial, dan juga pendidikan. Pengaruh modernisasi
mempunyai andil besar dalam mengubah gaya dan pola hidup masyarakat.
Pendidikan islam merupakan tonggak utama yang dapat dijadikan
sandaran utama dalam membentuk generasi yang siap diterjunkan ke dunia
global yang penuh dengan tantangan.14

12
Heri Gunawan, Pendidikan Islam: Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), 17
13
Siswanto, Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam (Surabaya: CV Salsabila Putra Pratama,
2015), 66
14
Nurul Hidayat, URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DI ERA 4.0, IAIN Madura, 2018, hlm. 11

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Eksistensi adalah suatu keberadaan atau keadaan kegiatan
usahanya masih ada dari dulu hingga sampai sekarang dan masih diterima
oleh lingkungan masyarakat, dan keadaannya tersebut lebih dikenal atau
lebih eksis dikalangan masyarakat. Istilah urgensi merujuk pada sesuatu
yang mendorong kita, yang memaksa kita untuk diselesaikan. Dengan
demikian mengandaikan ada suatu masalah dan harus segera
ditindaklanjuti.
Kondisi sekarang ini, pendidikan Islam berada pada posisi
determinisme historik dan realisme. Dalam artian bahwa, satu sisi umat
Islam berada pada romantisme historis di mana mereka bangga karena
pernah memiliki para pemikir-pemikir dan ilmuwan-ilmuwan besar dan
mempunyai kontribusi yang besar pula bagi pembangunan peradaban dan
ilmu pengetahuan dunia, namun di sisi lain mereka menghadapi sebuah
kenyataan.
Pelaksanaan pendidikan Islam menempati posisi yang sangat urgen
dan strategis dalam menciptakan situasi dan kondisi masyarakat yang
sejahtera, adil, dan makmur. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
masyarakat muslim dunia saat ini tidak lepas dari faktor modernisasi dan
globalisasi yang berdampak pada semua aspek kehidupan : ekonomi,
sosial, politik, dan juga pendidikan. Pengaruh modernitas mempunyai
andil dalam membah gaya dan pola hidup pada hampir semua lapisan
masyarakat, termasuk masyarakat muslim.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, baik dalam penulisan maupun referensi literasi, pembaca bisa
menambah referensi literasi jika dalam makalah ini ada kekukrangan
maupun kesalahan mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua golongan sebagai literasi dan wawasan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Dessy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia

Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam: Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh
Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Hikma H. Amidong, Nurysamsi Maulana Insani, dan Andreawan. “Paradigma


Pendidikan Islam Masa Kini Dan Masa Depan”.

Rumina, “Eksistensi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Perkembangan Ilmu


Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)”. Jurnal An-Nuha, Vol. VI, No. 1 (Juli
2019)

Saleh, Abdurrahman dan Wahab, Muhbib Abdul. 2004. Psikologi Suatu


Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta : Kencana,

Setiawaan, Ebta. 2011. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: pusat Bahasa

Sigit Priatmoko, TA‟LIM : Jurnal Studi Pendidikan Islam .Vol.1 No.2 Juli 2018

Siswanto, 2015. Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam. Surabaya: CV


Salsabila Putra Pratama,

Wardiman Joyonegoro, “Potensi serta peran pendidikan dan pengajaran pondok


pesantren dalam system pendidikan nasional,” Makalah, disajikan pada
musyawarah nasional IV RMI di PP Ash-shiddiqoyah, 1 February 1994.

Zainuddin, Paradikma Pendidikan Terpadu, (UIN Malang Press 2008) hal 3.

Anda mungkin juga menyukai