Anda di halaman 1dari 15

Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Filsafat Pendidikan

Dosen pengampu:
Ayu Hartini, M. Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Siti Nurmandriyah
2. Miftahus Sholihah
3. Umi safangatun Anisah

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA
ISLAM PANGERAN DIPONEGORO (IAI-PD) NGANJUK

2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahiim
Puji syukur dipanjatkan atas ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Keberhasilan Belajar dan Berbagai Upaya Untuk Memotivasi
Siswa Dalam Belajar” pada mata kuliah Landasan Pendidikan Islam. Taklupa,
penyusun panjatkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas
pertolongannya, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
terang benderang.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun menemui kendala, tetapi dapat
teratasi karena mendapat masukan yang berarti dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak H. Riduwan, M.Pd.I selaku Rektor IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk
2. Bapak H. Soim, M.Pd. I selaku Dekan.Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk
3. Ibu Noor Hafidhoh, M.Pd.I selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAI PangeraN Diponegoro Nganjuk
4. Ibu Ayu Hartini, M. Pd selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Filsafat
Pendidikan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sampai
selesainya penulisan makalah ini
5. Kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga segala bantuan tersebut menjadi amal ibadah. Aamiin.
Adapun makalah ini masih terdapat ketidak sempurnaan, sehingga kritikan
dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Nganjuk, 10 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

1. HALAMAN JUDUL ........................................................................ i


2. KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
3. DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
4. BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
5. BAB II: PEMBAHASAN
A. Perkembangan pemikiran filsafat spiritualisme kuno .................. 2
B. Reaksi terhadap spiritualismedi Yunani ..................................... 3
C. Pemikiran filsafat Yunani kuno hingga abad pertengahan ........... 6
D. Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates............................ 7
E. Pemikiran filsafat pendidikan menurut plato ............................... 8
F. Pemikiran filsafat Pendidikan menururt Aristoteles .................... 9
6. BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 10
7. DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 11

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan yang mampu menjawab
segala pertanyaan dan permasalahan mulai masalah masalah yang berhubngan
dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan
kehidupanya .
Waktu terus berjalan, pendidikan pun terus berkembang bersama hiruk
pikuk hidup dan kehidupan insan. Problem-problem pendidikan pun
bermunculan begitu cepat secepat cendawan tumbuh di musim hujan. Ilmu
pendidikan bertanggung jawab untuk memecahkan problem-problem tersebut,
untuk itu tidaklah ringan tanggung jawab yang diembannya karena begitu
kompleks problem-problem yang ada di dunia pendidikan.
Tak jarang persoalan ilmu pendidikan harus di pecahkan pihak lain.
Manakala problem pendidikan memasuki lingkaran yang substansial atau
filosofis kiranya ilmu pendidikan menyerahkan garapan itu pada filsafat
pendidikan. Filsafat pendidikan akan menjawab secara filosofis atas pertanyaan
filosofis yang muncul dari belahan dunia pendidikan. Ontologi, epistemologi
dan aksiologi akan menjadi piranti meneropong belantara yang penuh pohon
problem pendidikan, yang terus tumbuh dari waktu ke waktu, dan tak pernah
habis, kemudian filsafat pendidikan menatanya rapi dan komprehensip.
Lebih dari itu filsafat pendidikan menjadi landasan pemikiran pendidikan
yang melahirkan rumusan dasar-dasar atau azas-azas pendidikan. Filsafat
pendidikan juga memberi arah perjalanan kemajuan pendidikan dan sekaligus
mengoreksi kekurangannya guna mencapai tujuan pendidikan yang dicita-
citakan. 1

1
https://ukhuwahislah.blogspot.com/2015/02/makalah-latar-belakang-munculnya.html
diakses pada tanggal 10 April 2023

1
B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana Perkembangan Pemikiran Filsafat Spiritualisme Kuno?


2.Bagaimana Reaksi terhadap Spiritualisme di Yunani?
3. Bagaimana Pemikiran Filsafat Yunani kuno hingga abad Pertengahan?
4. Bagaimana Pemikiran Filsafat pendidikan menurut Socretes (470-399SM)?
5. Bagaimana Pemikiran Filsafat Pendidikan menurut Plato (427-374 SM)?
6. Bagaimana Pemikiran Filsafat Pendidikan menurut Aristoteles (367 – 345
SM) ?

C. Tujuan Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui Perkembangan Pemikiran Filsafat Spritualisme Kuno.


2. Untuk mengetahui Reaksi terhadap Spiritualisme di Yunani.
3. Untuk mengetahui Pemikiran Filsafat Yunani kuno hinggan
abad pertengahan.
4. Untuk mengetahui Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socretes.
5. Untuk mengetahui Pemikiran Filsafat Pendidikan. menurut Plato (427-374
SM)
6. Untuk mengetahui Pemikiran Filsafat Pendidikan menurut Aristoteles (367
– 345 SM)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan pemikiran filsafat spiritualisme kuno

Jika kita memperhatikan pemikiran orang barat yang membahas filsafat


mereka sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi mereka titik
berat filsafat adalah mencari hikmah.

Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya, apa
itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana namun pertayaan filosofis
itu kalau diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang
disebut agama.

Baik filosofis Timur maupun barat mereka memiliki pandangan yang sama
bila sudah sampai pada pertanyaanya “ bilakah permulaan yang ada ini dan
apakah yang sesuatu yang pertama kali terjadi,apakah yang terakhir sekali
bertahan didalam ini” (Rifai, 1994: 67).

Akan tetapi mereka akan berusaha. untuk mencari hikmah yang sebenarnya
supaya sampai puncak pengetahuan yang tinggi, yaitu Tuhan Yang Maha
Mengetahui dan Mahakuasa. Dari uraian diatas dapat diketahui filsafat mulai
berkembang dan berubah fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan
menjadi semacam pendekatan perekat kebali sebagai ilmu pengetahuan yang
telahberkembang pesat dan terpisah satu dengan lainnya.

Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat berkembang sesuai perputaran zaman.
Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa manusia untuk mengetahui cerita
dalam katagori filsafat spiritualisme kuno. Kira-kira 1200-1000 SM sudah
terdapat cerita-cerita lahirnya zarathusthra, dari keluarga sapitama, yang lahir

3
ditepi sebuah sungai, yang ditolong oleh ahura Mazdadalam masa
pemerintahaan raja-raja akhamania (550-530 SM)2

1. Timur Jauh

Yang termasuk wilaya timur jauh ialah China, India, dan Jepang. Di India
berkembang filsafat spiritualisme, Hinduisme dan Buddhisme. Sedangkan
di jepang berkembang Shintoisme, begitu juga china berkembang Taoisme
dan konfusianisme (Gazalba, 1986:60).

a.Hindu

Hindu adalah konsep karma yang berarti setiap individu telah


dilahirkan kembali secara berulang dalam bentuk manusia atau binatang
sehingga ia menjadi suci dan sempurna sebagai bagian dari jiwa universal
(reinkarnasi). Karma tersebut pada akhirnya akan menentukan status
seseorang sebagai anggota suatu kasta .

b. Budha

Pencetus agama Buddha ialah Sidarta Gautama (kira-kira 563-483


SM) sebagai akibat dari ketidakpuasannya terhadap penjelasan para guru
Hinduisme tentang kejahatan yang sering menimpa manusia. Setelah
melakukan hidup bertapa dan meditasi selama enam tahun, secara tiba-tiba
dia menemukan gagasan dan jawaban dari pertanyaannya. Gagasan-gagasan
itulah yang kemudian menjadi dasar agama Hindu (Sanuel Smith, 1986:12).

c. Taoisme

Pendiri Taoisme ialah Lao Tse, lahir pada tahun 604 SM. Tulisannya
yang mengandung makna filsafat adalah jalan Tuhan atau sabda Tuhan, Tao
ada dimana-mana, tetapi tidak berbentuk dan tidak pula diraba, tidak dapat
dilihat dan didengar. Manusia harus hidup selaras dengan Tao dan harus
bisa menahan nafsunya sendiri.

2
https://www.academia.edu/8875111/Latar_Belakang_Munculnya_Filsafat_Pendiidkan
diakses pada tanggal 10 April 2023 pukul 21.00

4
d. Shinto

Shinto merupakan salah satu kepercayaan yang banyak dipeluk


masyarakat jepang. Sejak abad ke 19 Shinto telah mendapat status agama
resmi Negara, yang menitik beratkan pemujaan alam dan pemujaan leluhur.
Agama Shinto memiliki banyak upacara keagamaan.

2. Timur Tengah

a. Yahudi

Yahudi berasal darinama seorang putra Ya’kub, Yahuda, putra ke


empat dari 12 orang bersaudara. Pemikiran-pemikiran filsafat Timur
Tengah muncul sekitar 1000-150 SM.

b. Kristen

Pengikut agama Kristen pada waktu itu tidak ubahnya seperti


pengikut agama lain, yaitu dari golongan rakyat jelata. Setelah berkembang,
pengikutnya pun merambah ke kalangan atas, ahli pikir (filosof) dan
kemudian para pemikir. Atas kemajuannya, zaman ini disebut zaman
patristic.

3. Romawi dan Yunani : Antromorpisme

Antromorpisme merupakan suatu paham yang menyamakan sifat-


sifat Tuhan (Pencipta) dengan sifat yang ada pada manusia (yang
diciptakan).3

B. Reaksi Terhadap Spiritualisme di Yunani

Spiritualisme merupakan suatu aliran filsafat yang mementikan


kerohanian, lawan dan materialisme (Poerdarminta, 1984:963). Karena itu
spiritualisme mendasari semua yang ada di alam terdiri dari ruh, sukma,
jiwa yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruangan.

3
http://nunuseptiani.blogspot.com/2016/12/latar-belakang-munculnya-filsafat.html
diakses pada tanggal 10 April 2023 pukul 22.00

5
Jiwa mempunyai kekuatan dan dapat melakukan tanggapan
(voorsteling) atau sesuatu yang bukan berasal dari tangkapan panca indera,
yang datang secara tiba-tiba berbentuk gambaran. Dengan kata lain jiwa
adalah alat untuk menerima sesuatu yang bersifat non-materi yang tidak
bercampur dengan tangkapan-tangkapan pancaindera lahiriyah. Jiwa ini
menangkap angan-angan yang murni dan alami pada lapangan metafisis
(Suryadipura, 1994:105).

Namun demikian , ternyata ada beberapa filosof yang merasa


kurang puas dengan aliran spiritualisme yang dianggap tidak sesuai dengan
pengetahuan ilmiah. Maka lahirlah aliran materialisme. Diantara tokohnya
adalah Leukipos dan Demokritus (460-370 SM), yang menyatakan semua
kejadian alam adalah atom, dan semuanya adalah materi.

Kemudian lahir pila aliran Rasionalisme Rene Descartes, yang


menyatakan bahwa pusat segala sesuatu terletak pada dunia rasio, sementara
yang alin adalah objeknya. Demikianlah rangkaian reaksi filosof terhadap
aliran spiritualisme. Sebenarnya aliran ini tidak saja bergulir di Yunani ,
tetapi juga di dunia Barat dan Eropa.

C. Pemikiran filsafat Yunani kuno hingga abad pertengahan


Suatu pandangan teroritis itu mempunyai hubungan erat dengan
lingkungan di mana pemikiran itu di jalankan, begitu juga lahirnya filsafat
yunani pada abad ke-16 SM. Bagi orang yunani, filsafat merupakanilmu
yang meliputi semua pengetahuan ilmiah. Di yunanilah pemikiran ilmiah
mulai tumbuh, terutama dibidang filsafat penidikan.Pada masa ini,
keterangan-keterangan mengenai alam semesta dan penghuninya masih
berdasarkankepercayaan. Dan karena para filsuf belum puas atas keterangan
itu, akhirnya mereka mencoba mencariketerangan melalui budinya.
Misalnya dengan menanyakan dan mencari jawaban tentang
apakahsebetulnya ala mini? Apakah intisari alam ( arche )ini. Arche berasal
dari bahasa yunani yang berartimula, asal. Oleh karena itu filsuf-filsuf
berusaha mencari inti alam, maka mereka di sebut filsuf alam danfilsafat

6
mereka disebut filsafat alam.Masa pra-socrates di warnai pula oleh
munculnya kaum sofisme. 4
Kaum sopis ini pertama kali di Athena.Sofis berasal dari kata sofhos
yang beati cendikiawan. Sebutan ini semula diberikan kepada orang-
orangpandai ahli filsafat, ahli bahasa, dan lain-lain. Aliran sofis dipelopori
oleh protogoras. Menurut kaumsofis, manusia menjadi ukuran kebenaran :
tidak ada kebenaran yang berlaku secara universal,kebenaran hanya berlaku
secara individual. Kebenaran itu menurut saya, dan retorika merupakan
alatutama utuk memepertahankan kebenaran ( salam, 1982:107). Dalam
sejarah kaum sofis adalahkelompok yang pertama kali mengorganisasi
pendidikan kaum muda.

D. Pemikiran Filsafat pendidikan menurut Socretes (470-399SM)


Dalam sejarah filsafat, Socrates adalah salah seorang pemikir
besar kuno yang gagasan filosofis danmetode pengajaraanya sangat
mempengaruhi teori dan praktik pendidikan di seluruh dunia barat.Socrates
lahir di Athena, merupakan putra seorang pemahat dan seorang bidan yang
tidak begitu dikenal, yaitu Sophonicus dan Phaenarete ( smith,1986:19
).Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates adalah metode dialektis.
Meode ini di gunakan Socratessebagai dasar teknis pendidikan yang di
rencanakan untuk mendorong seseorang berpikir cermat, untukmenguji
coba diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seorang guru
tidak bolehmemaksakan gagasan-gagasan atau pengetahuannya kepada
seorang siswa, karena seorang siswa dituntut untuk bisa mengembangkan
pemikirannya sendiri dengan berpikir secara keritis. Metode ini tidaklain di
gunakan untuk meneruskan inelektualitas, mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan dan kekuatanmental seseorang. Dengan kata lain, tujuan
pendidikan yang benar adalah untuk merangsang penalaranyang cermat dan
di siplin mental yang akan menghasilkan perkembangan intelektual yang
terusmenerus dan sestandar moral yang tinggi ( Smith. 1986:25 ).

4
https://www.academia.edu/8875111/Latar_Belakang_Munculnya_Filsafat_Pendiidkan diakses
pada tanggal 13 April 2023 pukul 16.11

7
E. Pemikiran Filsafat Pendidikan menurut Plato (427-374 SM)
Plato dilahirkan dalam keluraga aristrokrasi di Athena, serikat 427
SM. Ayahnya Ariston, adalahketurunan dari raja pertama Athena yang
pernah berkuasa pada abad ke-7 SM. Semnentara ibunya,periction adalah
keturunan keluarga solon, seorang pembuat undang-undang, penyair,
memimpinmiliter dari kaum ningrat dan pendiri demokrasi Athena termuka
( smith, 1986:29).Menurut plato, pendidikan itu sangat perlu, baik bagi
dirinya selaku individu maupun sebagai wargaNegara. Negara wajib
memberi pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun demikian,
setiappeserta didik harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai
bakat, minat, dan kemampuanmasing-masing jenjang usianya. Sehingga
pendidikan itu sediri memberikan dampak dan perubahan bagikehidupan
pribadi, bangsa, dan Negara.5
Menurut plato, idealnya dalam sebuah Negara pendidikan
memperoleh tempat yang paling utama danmendapatkan perhatian yang
yang sangat mulia, maka ia harus di selenggarakan oleh Negara.
Karenapendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tidakan pembebasan
dari belenggu ketidaktahuan danketidakbenaran. Dengan pendidikan,
orang-orang akan mengetahui apa yang benar dan apa yang tidakbenar.
Dengan pendidikan pula, orang-orang akan mengenal apa yang baik dan apa
yang jahat, apa yangpatut dan apa yang tidak patut ( Raper, 1988:110 ).

F. Pemikiran Filsafat Pendidikan menurut Aristoteles (367 – 345 SM)


Aristoteles adalah murid plato. Dia adalah seorang cendikiawan dan intelek
terkemuka, mungkinsepanjang masa. Umat manusia telah berutang budi
padanya oleh karena banyaknya kemajuanpemikiranya dalam filsafat dan
ilmu pengetahuan, khususnya logika, politik, etika, biologi, dan
psikologi.Aristoteles lahir tahun 394 SM, di Stagira, sebuah kota kecil di
semenanjung Chalcidice di sebelah baratlaut Egea. Ayahnya, NIchomachus
adalah dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia, dan ibunya,phaesta

5
https://www.academia.edu/8875111/Latar_Belakang_Munculnya_Filsafat_Pendiidkan diakses
pada tanggal 13 April 2023 pukul 16.11

8
mempunyai nenek moyang terkemuka.Menurut Aristoteles, agar orang bisa
hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan. Pendidikanbukanlah
soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bingbingan kepada
perasaan-perasaan yanglebih tinggi,yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu.
Akal sendiri tidak berdaya, sehingga ia memerlukandukungan perasaan
yang lebih tinggi agar di arahkan secara benar. Aristoteles mengemukakan
bahwapendidikan yang baik itu yang mempunyai tujuan tujuan untuk
kebahagiaan. Kebahagiaan tertinggiadalah hidup spekulatif ( Barnadib.
1994:72).6

6
https://www.academia.edu/8875111/Latar_Belakang_Munculnya_Filsafat_Pendiidkan diakses
pada tanggal 13 April 2023 pukul 16.11

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulanyang dapat ditarik dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
Latar belakang munculnya filsafat pendidikan adalah banyaknya perubahan-
perubahan dan permasalahan yang timbul dilapangan pendidikan, yang tidak
mampu dijawab sendiri oleh ilmu oleh filsafat saja dan banyaknya ide-ide yang
baru dalam dunia pendidikan.
Filsafat spiritualisme kuno mulai berkembang di wilayah timur jauh dengan
berkembangnya Hinduisme, Buddihisme, Toisme dan Sitoisme. Sedangkan di
wilayah timur tengah berkembang Yahudi, Kristen dan Antromorpisme.
1.
B. Saran
Sebelum mendalami terlalu jauh tentang filsafat pendidikan, terlebih dahulu
mempelajari tentang sejarah berkembangnya filsafat spiritualisme kuno.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan mampu mengetahui tentang sejarah
tersebut. Selain dari itu, harus juga mencari referensi yang lain karena materi
yang ada dalam makalah ini masih terbatas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Lutfi, Achmad, 2012, Pembelajaran Al-Qur’an Dan Hadits, Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama

https://pengertianahli.id/2014/07/pengertian-media-dan-jenis-media.html
diakses pada 11 Nopember 2019
http://www.goggle.com/search?q=langkah-
langkah+menyiapkan+media+pembelajaranq+qur%27an+hadist+mi
diakses pada 13 Nopember 2019

https://www.academia.edu/8875111/Latar_Belakang_Munculnya_Filsafat_Pendiidkan
diakses pada tanggal 13 April 2023 pukul 16.11

11

Anda mungkin juga menyukai