REMAJA - PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Part 2
REMAJA - PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL Part 2
, . .,
1
20/10/2017
Masa remaja dikenal sbg masa pemberontakan remaja (adolescent rebellion), melibatkan:
gejolak emosional, Akan tetapi penelitian berbasis sekolah
konflik dalam keluarga, terhadap remaja di seluruh dunia
keterasingan dari masyarakat dewasa, menemukan bahwa hanya sekitar 1 dari
perilaku gegabah, 5 remaja yang sesuai dengan pola ini
dan penolakan nilai-nilai orang dewasa. (Offer & Schonert-Reichl, 1992).
Pemberontakan total kini tampaknya relatif tidak umum, bahkan dalam masyarakat Barat,
paling tidak diantara remaja kelas menengah yang bersekolah. Kebanyakan remaja merasa
dekat dan bersikap positif terhadap orang tua mereka, memiliki pendapat yang serupa
untuk isu-isu besar, dan menghargai persetujuan orang tua mereka (Offer et al., 1989;
Offer &Chruch, 1991; Offer, Ostrov, Howard, dan Atkinson, 1989).
Remaja yang mengalami masalah besar, memiliki kehidupan keluarga yang tidak stabil dan
menolak norma budaya.
Mereka yang dibesarkan dalam keluarga yang memiliki orang tua lengkap dengan suasana
positif cenderung mengarungi masa remaja tanpa masalah serius serta sebagai orang
dewasa memiliki pernikahan yang kuat dan menjalani hidup dengan sangat nyaman (Offer,
Kaiz, Ostrov, dan Albert).
Salah satu cara untuk mengukur perubahan dalam hubungan remaja dengan orang-orang
penting dalam hidup mereka adalah melihat bagaimana mereka menghabiskan waktu
luang mereka.
Remaja AS usia 10 dan 18 jumlah waktu yang dihabiskan dengan keluarga menurun
tahun dramatis dari 35% menjadi 14% dari jam terjaga mereka.
Pemutusan hubungan ini bukan penolakan pada terhadap keluarga, tetapi merupakan
respons dari kebutuhan perkembangan.
Remaja sering kali mengurung diri di dalam kamar membutuhkan waktu sendirian
untuk mundur dari tuntutan hubungan sosial, mendapatkan kembali stabilitas emosional,
dan memikirkan isu identitas (Larson, 1997).
2
20/10/2017
Remaja Memiliki tekanan pekerjaan sekolah dan kewajiban keluarga kuat, remaja
Korea dan hanya memiliki sedikit waktu luang. Untuk mengurangi stress, mereka
Jepang menghabiskannya sebagian besar secara pasif, seperti menonton televisi
dan “tidak melakukan apapun” (verma dan larson, 2003).
Memiliki waktu luang yang cukup yang sebagian besar dihabiskan dengan
teman sebaya dan secara meningkat dengan lawan jenis berpesta di akhir
Remaja
minggu di rumah teman sebaya tanpa pengawasan langsung orang dewasa,
AS
sering terjadi pada remaja yang lebih dewasa tanpa pengawasan orang tua
yang cukup, aktivitas seperti ini dapat mengakibatkan penggunaan narkoba
dan perilaku menyimpang (larson & seepersad, 2003).
3
20/10/2017
Tidak hanya remaja yang memiliki tekanan antara ketergantungan dengan orang tua mereka
dan kebutuhan untuk melepaskan diri, orang tua juga sering merasakan tekanan ini
Orang tua ingin anak mandiri, tetapi sulit juga melepaskan, tapi juga ingin melindungi mereka
dari kegagalan dalam menilai sesuatu karena ketidakmatangan remaja
Pekerjaan,
Sama seperti anak-anak, hubungan remaja dan
orang tua dipengaruhi oleh situasi kehidupan orang Status Pekerjaan
tua itu sendiri: Sosial ekonomi.
Konflik keluarga paling sering terjadi frekuensi dari pertengkaran di masa awal
selama masa remaja awal, tetapi lebih remaja mungkin berhubungan dengan
kuat pada remaja pertengahan (Lausen, tekanan pubertas dan kebutuhan untuk
Coy, dan Collins, 1998) mendapatkan otonomi.
4
20/10/2017
Saat seseorang duduk di SMA saudara yang lebih tua mengurangi otoritas
hubungan mereka dengan saudara mereka terhadap saudara yang muda dan yang
kandung secara bertahap menjadi lebih muda tidak membutuhkan pengawasaan
lebih setara yang ketat.
5
20/10/2017
Besarnya jumlah waktu yang dihabiskan dengan teman lebih besar pada masa
remaja daripada masa-masa lain disepanjang kehidupan manusia.
Teman juga saling mempengaruhi satu Remaja lebih mungkin untuk memulai merokok
sama lain, terutama dalam masalah jika seorang teman sudah merokok (Brown &
yang beresiko atau bermasalah Klutte, 2003).
Remaja mulai mengandalkan teman dibandingkan orang tua untuk mendapatkan kedekatan
dan dukungan serta mereka lebih berbagi rahasia dibandingkan dengan orang-orang yang
lebih muda dengan teman mereka
6
20/10/2017
pertemanan remaja
perempuan cenderung
lebih dekat dibandingkan
remaja laki-laki.
Dalam pertemanan terjadi proses dua arah hubungan yang baik memunculkan
penyesuaian diri, yang pada akhirnya membentuk pertemanan yang baik.
Pertemanan yang dekat dan penuh dukungan, penting terutama untuk melindungi remaja
dari penolakan secara sosial (Brown & Klute, 2003).
Orang mungkin dapat menjadi anggota lebih dari satu kawanan atau tidak sama sekali dan
keanggotaan kawanan bisa stabil atau tidak
Satu waktu remaja dapat menjadi member dari satu kawanan, yang hampir mengikat
keseluruhan dalam kelompok itu.
Memiliki ikatan dengan lebih dari satu kawanan dan berfungsi untuk
Liaison menyatukan kawanan-kawanan tersebut.
Mungkin memiliki teman tetapi mereka tidak memiliki ikatan yang cukup
Isolate dengan kawanan yang ada untuk menjadi bagian kawanan tersebut.
7
20/10/2017
Dinamika kawanan berbasis status anggota dengan status tertinggi dianggap sebagai
yang lebih tinggi, terutama pada pemimpin, dengan kekuatan untuk menyatakan siapa
remaja perempuan yang dapat masuk kawanan dan siapa yang keluar.
Kategori kerumunan adalah tujuan kognitif misalnya daerah tempat tinggal, latar belakang
untuk karakteristik yang sama-sama suku bangsa, status teman sebaya, atau
dimiliki para anggota kerumunan kemampuan minat, atau gaya hidup.
Putusnya hubungan dengan pasangan romantis adalah faktor yang kuat dalam memperkirakan
terjadinya depresi dan bunuh diri (Bouchey & Furman ,2003).
Di usia 16 tahun, remaja lebih banyak berinteraksi dan berpikir mengenai pasangan romantis
dibandingkan dengan orang tua, teman, atau saudara kandung (Bouchey & Furman, 2003).
Pada masa remaja akhir atau masa dewasa awal, hubungan romantis mulai menjadi sumber
kebutuhan emosional yang dapat diberikan oleh hubungan ini dan hanya ketika hubungan tersebut
berorientasi jangka panjang (Furman & Wehner, 1997).
8
20/10/2017
9
20/10/2017
seiring berjalannya waktu orang tua sudah tidak lagi dekat dan terlibat secara
positif terlibat dalam kehidupan anak mereka
Anak-anak mungkin mendapatkan keuntungan dari perilaku antisosial saat mereka
berperilaku buruk
Pola negatif di masa awal ini dapat membentuk pengaruh teman sebaya yang negatif, yang
mendukung dan mendorong perilaku antisosial
Dari penelitian genetika pilihan untuk bergabung dengan teman sebaya yang antisosial
sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan
Remaja tertarik pada mereka yang dibesarkan seperti mereka dan serupa dalam prestasi di
sekolah, penyesuaian diri, dan kecenderungan prososial dan antisosial
Meningkatnya kualitas pengasuhan orang tua selama masa remaja dapat mengurangi
kenakalan remaja dengan membujuk mereka untuk tidak berinteraksi dengan teman
sebaya yang pembangkang.
Kondisi keluarga seperti keterbatasan ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan
perilaku antisosial, karena dapat memperlemah pengasuhan orang tua yang baik dengan
mengurangi dukungan sosial bagi keluarga.
Gabungan orang tua yang penuh perhatian dan melibatkan diri dengan efikasi kolektif
dapat membuat remaja menahan diri untuk tidak berteman dengan teman sebaya yang
pembangkang (Brody et al., 2001).
10
20/10/2017
Kenakalan remaja memuncak pada sekitar 15 tahun serta berkurang saat kebanyakan
remaja dan keluarga mereka mulai memahami kebutuhan remaja untuk mencapai
kemandirian.
Akan tetapi remaja yang tidak melihat alternatif positif lebih memilih mungkin untuk tetap
menjalani gaya hidup antisosial.
11