Anda di halaman 1dari 7

I.

Sejarah, Fungsi dan Perundangan


Irigasi
Dalam pokok bahasan Sejarah, Fungsi dan Perundangan Irigasi akan dibahas
mengenai:
 Sejarah irigasi di dunia dan Indonesia
 Fungsi irigasi dalam pertanian
 Perundangan dalam kebijakan kegiatan irigasi di Indonesia

Tujuan Instruksional Khusus:


 Mengenal sejarah irigasi di dunia dan Indonesia
 Mampu menjelaskan fungsi irigasi dalam pertanian
 Memahami perundangan dalam kebijakan kegiatan irigasi.

PENDAHULUAN
 Air merupakan suatu komponen utama dalam kehidupan. Air hampir selalu
dibutuhkan bagi semua kegiatan manusia baik di bidang industri, pertanian,
peternakan, perikanan, dll. Sedemikan besarnya peranan air bagi manusia,
namun jika keberadaan tidak dikelola dan dikendalikan secara tepat maka
keberadaanya akan menjadi bumerang bagi manusia. Tidak sedikit bencana
terjadi disebabkan karena kurang tepatnya pengelolaan air seperti bencana
kekeringan, banjir atau tanah longsor.
 Dalam dunia pertanian, air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan
tanaman. Air bagi tanaman merupakan komponen penyusun tubuh tanaman, air
juga dimanfaatkan tanaman dalam proses fotosintesis. Senada dengan point
diatas, bahwa keberadaan air bagi tanaman juga harus dikelola dan
dikendalikan. Kelebihan air akan direspon tanaman dengan terjadinya
pembusukan, sedangkan kekurangan air juga akan direspon tanaman dengan
terjadinya layu sampai kekeringan.
 Bagi sebagian besar masyarakat pertanian sejak jaman dahulu, pemenuhan
kebutuhan air bagi tanaman mengandalkan curah hujan. Namun beberapa tahun
belakangan terjadi pergeseran bahkan kekacauan iklim yang berpengaruh
terhadap tingkat curah hujan. Hal ini tentu saja merugikan bagi masyarakat
pertanian. Untuk itulah diperlukan kegiatan irigasi yang pada dasarnya
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air tanaman sesuai dengan fase
pertumbuhannya. Sebenarnya irigasi sudah dikenal sejak jaman Mesir Kuno
dengan memanfaatkan air dari sungai Nil. Di Indonesia, irigasi juga sudah
dikenal sejak jaman nenek moyang dengan membendung aliran sungai untuk
dialirkan ke sawah-sawah yang membutuhkannya. Bahkan beberapa waduk juga
dibangun yang salah satu fungsinya adalah penyediaan air untuk kegiatan
irigasi.
IRIGASI DAN DRAINASE

1.1. SEJARAH IRIGASI


 Ketersediaan air pada jaman dahulu sangat melimpah, manusia kerap
memanfaatkannya untuk pemberian air ke tanaman atau yang disebut sebagai
irigasi.
 Pada zaman mesir kuno, kegiatan irigasi dilakukan dengan memanfaatkan
keberadaan sungai nil. Begitu juga kegiatan irigasi yang dilakukan di berbagai
belahan bumi lainnya yang memanfaatkan sumber air permukaan yang berupa
sungai atau danau.
 Awalnya kegiatan irigasi dilakukan dengan
pengambilan air dari sumber air melalui wadah
seadanya, seperti daun pinang, daun talas,
ember yang kemudian disiramkan ke tanaman
satu per satu.
 Di Indonesia, hal serupa juga dilakukan.
Seiring dengan perkembangan jaman, kegiatan
irigasi kemudian dilakukan dengan cara
membendung aliran sungai yang terdapat di
sepanjang lahan pertanian untuk kemudian
dialirkan ke lahan tersebut. Gambar 1.1 Pengambilan air dengan
ember
(Gambar : retrived from www.paragonpie.com)

 Beberapa lahan yang terletak di bawah daerah dataran tinggi, kegiatan irigasi
dilakukan dengan mengalirkan air dari atas ke bawah. Air di alirkan dengan
saluran-saluran terbuka ataupun dengan memanfaatkan batang bambu yang
disambung-sambung.
 Dalam sejarah Jaman Hindu di Indonesia telah dikenal beberapa sistem
pengelolaan air untuk pertanian seperti subak di Bali (yang terjaga kelestarian
budayanya sampai sekarang), sistem Tuo Banda di Sumatera Barat, serta sistem
Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan.
 Dalam sejarah irigasi, Indonesia telah mengenal saluran sejak abad V Masehi
yaitu saluran di dekat Cilincing. Pada tahun 1832 tercatat dikenal bendungan
Ampean di Kali Sampean Jawa Timur. Pada tahun 1852 – 1857 dibangun
bendungan Lenkong di Mojokerto. Pada tahun 1852 – 1859 dibangun bendungan
Glapan di kali Tuntang Jawa Tengah.
 Pada jaman penjajahan Belanda, petani tradisional Indonesia dituntut untuk
memaksimalkan hasil pertanian mereka. Salah satu langkah yang dilakukan
adalah pemenuhan kebutuhan air tanaman dengan kegiatan irigasi yang
sederhana. Salah satu peninggalan konsep Irigasi jaman Hindia Belanda adalah
parit raya Bondoyudo di kabupaten Lumajang – Jember Jawa Timur yang dibuat
melalui sistem kerja paksa.
 Dalam sejarah dunia, modernisasi kegiatan irigasi tercatat saat dibangunnya
waduk serbaguna di Amerika Serikat pada tahun 1933 yaitu Tennessee Valley
Authority (TVA) yang digagas oleh Kepala Pemerintahan AS kala itu Presiden
Franklin D. Roosevelt.
 Sedangkan di Indonesia, modernisasi kegiatan di Irigasi terlihat sejak tahun
1957 pada saat dimulainya pembangunan waduk Jati Luhur di Jawa Barat.

Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU* - FAKULTAS PERTANIAN


IRIGASI DAN DRAINASE

Waduk Jati Luhur merupakan waduk pertama di Indonesia yang mengadopsi


fungsi waduk TVA di Amerika Serikat. Waduk ini dibangun di kecamatan
Jatiluhur Kabupaten Purwakarta oleh kontraktor asal Perancis. Air yang tersedia
dalam waduk ini mencapai 12,9 miliar meter kubik per tahunnya.

1.2. FUNGSI IRIGASI


 Irigasi merupakan suatu daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan air
bagi pertumbuhan tanaman sesuai dengan fase pertumbuhannya (tepat jumlah
dan waktunya) sehingga akan meningkatkan produktivitas dan hasil tanaman.
 Fungsi utama kegiatan irigasi adalah memenuhi kebutuhan air bagi
pertumbuhan tanaman. Sedangkan beberapa fungsi lain dari kegiatan irigasi
adalah : menjamin ketersediaan air bagi tanaman apabila terjadi kekeringan,
menurunkan suhu dalam tanah, melunakkan lapisan keras tanah saat proses
pengolahan tanah, membawa garam-garam dari permukaan tanah ke lapisan
bawah sehingga konsentrasi garam di permukaan tanah menurun.
 Fungsi dari sebuah jaringan irigasi adalah lebih kompleks. Fungsi tersebut
antara lain :
 Mengambil air dari sumber air (diverting). Sumber air yang umumnya
digunakan antara sumur air, sungai, waduk, bendungan dan danau.
 Membawa atau mengalirkan air dari sumber air ke lahan pertanian
(conveying). Dalam fungsi ini, air bisa dibawa melalui saluran terbuka
(kanal) dan saluran tertutup melalui pipa-pipa (mainline).
 Mendistribusikan air ke tanaman (distributing). Dalam sebuah jaringan
irigasi, pendistribusian air dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
:
Continuos Flow, merupakan metode distribusi yang sederhana
dimana air dialirkan secara terus menerus ke lahan pertanian tanpa
penyesuaian dengan kebutuhan tanaman sesuai fase
pertumbuhannya.
Rotational flow, merupakan metode distribusi yang dilakukan
secara bergantian dari lahan satu ke lahan lainnya berdasarkan
perencanaan dan jadwal yang telah disepakati bersama antara
sesama petani pemakai air irigasi. Jadwal yang direncakanan
tentunya telah disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan kebutuhan
tanaman.
On demand, merupakan metode distribusi yang lebih modern dan
kompleks. Gambaran umum metode ini adalah seperti jaringan PDAM
di kompleks pemukiman. Dibutuhkan beberapa komponen
otomatisasi dalam jaringan, sehingga petani pemakai air dapat
mendistribusikan air sewaktu-waktu. Keuntungan dari metode adalah
kebebasan petani pemakai air irigasi dalam aplikasi air ke tanaman.
Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah kebutuhan modal yang
lebih banyak untuk pembangunan jaringannya, serta potensi
terjadinya kekurangan air saat beberapa petani pemakai air
menggunakan air secara bersamaan.

Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU* - FAKULTAS PERTANIAN


IRIGASI DAN DRAINASE

Reservoir, merupakan metode gabungan antara continuos flow dan


on demand. Bak-bak penampungan air dibangun di sepanjang lahan
pertanian. Bak tersebut akan diisi terus menerus seperti pada
metode continuos flow. Selanjutnya petani pemakai air
mendistribusikan air dari bak penampungan tersebut sesuai dengan
kebutuhan mereka sewaktu-waktu seperti pada metode on-demand.

KLASIFIKASI IRIGASI
Irigasi dapat dikelompokkan berdasarkan :
 Konstruksi jaringannya :
 Irigasi sederhana, merupakan jenis irigasi dengan sistem jaringan
dibangun secara swadaya oleh petani pemakai air. Dalam irigasi jenis ini
jaringannya tidak dilengkapi dengan pintu air yang dapat mengukur dan
mengatur debit air, oleh karena itu efisiensinya sangat rendah.
 Irigasi semi teknis, merupakan jenis irigasi yang telah mempunyai
beberapa bangunan permanen namun belum sepenuhnya dapat mengukur
dan mengatur debit air, sehingga efisiensinya masih tergolong menengah.
 Irigasi teknis, merupakan jenis irigasi yang keseluruhannya mempunyai
bangunan permanen bagi bangunan pengambil dan bangunan sadap.
Dalam jaringan irigasi ini telah mampu mengukur dan mengatur debit,
sehingga efisiensinya tergolong tinggi.
 Metode pengambilan airnya :
 Irigasi gravitasi, merupakan jenis irigasi dimana pengambilan airnya
memanfaatkan topografi lahan.
 Irigasi pompa, merupakan jenis
irigasi dimana proses pengambilan
airnya disedot dengan pompa.

Gambar 1.2 Irigasi Pompa


(Gambar : retrived from www.informedfarmers.com)

Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU* - FAKULTAS PERTANIAN


IRIGASI DAN DRAINASE

 Proses pendistribusian ke tanaman :


 Irigasi permukaan (surface
irrigation), merupakan jenis irigasi
dimana air langsung dialirkan di atas
permukaan lahan. Dalam irigasi
permukaan terdapat tiga sub
metode yaitu irigasi petak (bassin),
irigasi alur (furrow), dan irigasi
border.

Gambar 1.3 Irigasi permukaan


(Gambar : Koleksi Sugeng Prijono)

 Irigasi curah (sprinkler),


merupakan jenis irigasi dengan cara
menyemprotkan air ke udara melalui
sprinkler head sehingga menjadi
butiran kecil seperti air hujan.

Gambar 1.4 Irigasi Curah


(Gambar : Koleksi Danny Dwi S.)

 Irigasi tetes (drip/trickle),


merupakan jenis irigasi dengan cara
meneteskan air di mintakat
perakaran.

Gambar 1.5 Irigasi tetes


(Gambar : Koleksi Danny Dwi S.)

Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU* - FAKULTAS PERTANIAN


IRIGASI DAN DRAINASE

1.3. PERUNDANGAN – UNDANGAN IRIGASI


 Dalam setiap proses yang berlangsung di sebuah negara selalu dibatasi oleh
kebijakan yang termuat dalam perundang-undangan agar tercipta keselarasan,
keseimbangan dan ketertiban dalam proses tersebut.
 Tidak terkecuali dalam kegiatan irigasi, yang juga keberadaannya diatur dalam
undang-undang dan Peraturan Pemerintah. Aspek yang berkaitan dalam
perundangan irigasi meliputi aspek sumber daya air (SDA) yang didalamnya
mencakup penelolaan SDA serta kualitas air, aspek Irigasi yang didalamnya
mencakup ketentuan jaringan irigasi dan kelembagaan irigasi.
 Beberapa jenis perundangan yang dibuat tentang irigasi antara lain : UU no 11
tahun 1974 tentang Pengairan, PP no. 23 tahun 1982 tentang Irigasi, UU no 7
tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, PP no. 42 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air, PP no. 20 tahun 2006 tentang Irigasi.
 UU Republik Indonesia no. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air memuat
tentang pengelolaan dan hak guna air, konservasi sumberdaya air, fungsi dan
pengembangan sumber daya air, pengendalian sumber daya air, perencanaan
operasi dan pemeliharaan sumber daya air, hak dan kewajiban pengguna
sumber daya air.
 Peraturan Pemerintah no. 20 tahun 2006 tentang Irigasi memuat tentang
jaringan irigasi, alokasi penggunaan air irigasi, hak dan tanggung jawab
pengguna air irigasi, kelembagaan dan biaya operasional irigasi.
 Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU* - FAKULTAS PERTANIAN


IRIGASI DAN DRAINASE

REFERENSI
Anonim, 1974. Undang-Undang Republik Indonesia no. 11 Tahun 1974
tentang Pengairan, Jakarta

Anonim, 1982. PP no. 23 tahun 1982 tentang Irigasi, Jakarta

Anonim, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia no. 7 tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air, Jakarta

Anonim, 2008. PP no. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air,


Jakarta

Anonim, 2006. PP no. 20 tahun 2006 tentang Irigasi, Jakarta

Anonim, 2001, PP no. 82 tatun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta

Kay, M., 1989. Surface Irrigation, System and Practice, Cranfield Press, UK

Prijono, Sugeng., 2009. Agrohidrologi Praktis, Cakrawala Indonesia, Malang

PROPAGASI
A. PERTANYAAN (Evaluasi Mandiri)

1. Jelaskan perjalanan sejarah irigasi di dunia?


2. Jelaskan perjalanan sejarah irigasi di Indonesia?
3. Jelaskan fungsi irigasi?
4. Ada berapa macam klasifikasi irigasi?
5. Jelaskan tentang kebijakan irigasi di Indonesia?

Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU* - FAKULTAS PERTANIAN

Anda mungkin juga menyukai