Modul 1 PDF
Modul 1 PDF
PENDAHULUAN
Air merupakan suatu komponen utama dalam kehidupan. Air hampir selalu
dibutuhkan bagi semua kegiatan manusia baik di bidang industri, pertanian,
peternakan, perikanan, dll. Sedemikan besarnya peranan air bagi manusia,
namun jika keberadaan tidak dikelola dan dikendalikan secara tepat maka
keberadaanya akan menjadi bumerang bagi manusia. Tidak sedikit bencana
terjadi disebabkan karena kurang tepatnya pengelolaan air seperti bencana
kekeringan, banjir atau tanah longsor.
Dalam dunia pertanian, air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan
tanaman. Air bagi tanaman merupakan komponen penyusun tubuh tanaman, air
juga dimanfaatkan tanaman dalam proses fotosintesis. Senada dengan point
diatas, bahwa keberadaan air bagi tanaman juga harus dikelola dan
dikendalikan. Kelebihan air akan direspon tanaman dengan terjadinya
pembusukan, sedangkan kekurangan air juga akan direspon tanaman dengan
terjadinya layu sampai kekeringan.
Bagi sebagian besar masyarakat pertanian sejak jaman dahulu, pemenuhan
kebutuhan air bagi tanaman mengandalkan curah hujan. Namun beberapa tahun
belakangan terjadi pergeseran bahkan kekacauan iklim yang berpengaruh
terhadap tingkat curah hujan. Hal ini tentu saja merugikan bagi masyarakat
pertanian. Untuk itulah diperlukan kegiatan irigasi yang pada dasarnya
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air tanaman sesuai dengan fase
pertumbuhannya. Sebenarnya irigasi sudah dikenal sejak jaman Mesir Kuno
dengan memanfaatkan air dari sungai Nil. Di Indonesia, irigasi juga sudah
dikenal sejak jaman nenek moyang dengan membendung aliran sungai untuk
dialirkan ke sawah-sawah yang membutuhkannya. Bahkan beberapa waduk juga
dibangun yang salah satu fungsinya adalah penyediaan air untuk kegiatan
irigasi.
IRIGASI DAN DRAINASE
Beberapa lahan yang terletak di bawah daerah dataran tinggi, kegiatan irigasi
dilakukan dengan mengalirkan air dari atas ke bawah. Air di alirkan dengan
saluran-saluran terbuka ataupun dengan memanfaatkan batang bambu yang
disambung-sambung.
Dalam sejarah Jaman Hindu di Indonesia telah dikenal beberapa sistem
pengelolaan air untuk pertanian seperti subak di Bali (yang terjaga kelestarian
budayanya sampai sekarang), sistem Tuo Banda di Sumatera Barat, serta sistem
Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan.
Dalam sejarah irigasi, Indonesia telah mengenal saluran sejak abad V Masehi
yaitu saluran di dekat Cilincing. Pada tahun 1832 tercatat dikenal bendungan
Ampean di Kali Sampean Jawa Timur. Pada tahun 1852 – 1857 dibangun
bendungan Lenkong di Mojokerto. Pada tahun 1852 – 1859 dibangun bendungan
Glapan di kali Tuntang Jawa Tengah.
Pada jaman penjajahan Belanda, petani tradisional Indonesia dituntut untuk
memaksimalkan hasil pertanian mereka. Salah satu langkah yang dilakukan
adalah pemenuhan kebutuhan air tanaman dengan kegiatan irigasi yang
sederhana. Salah satu peninggalan konsep Irigasi jaman Hindia Belanda adalah
parit raya Bondoyudo di kabupaten Lumajang – Jember Jawa Timur yang dibuat
melalui sistem kerja paksa.
Dalam sejarah dunia, modernisasi kegiatan irigasi tercatat saat dibangunnya
waduk serbaguna di Amerika Serikat pada tahun 1933 yaitu Tennessee Valley
Authority (TVA) yang digagas oleh Kepala Pemerintahan AS kala itu Presiden
Franklin D. Roosevelt.
Sedangkan di Indonesia, modernisasi kegiatan di Irigasi terlihat sejak tahun
1957 pada saat dimulainya pembangunan waduk Jati Luhur di Jawa Barat.
KLASIFIKASI IRIGASI
Irigasi dapat dikelompokkan berdasarkan :
Konstruksi jaringannya :
Irigasi sederhana, merupakan jenis irigasi dengan sistem jaringan
dibangun secara swadaya oleh petani pemakai air. Dalam irigasi jenis ini
jaringannya tidak dilengkapi dengan pintu air yang dapat mengukur dan
mengatur debit air, oleh karena itu efisiensinya sangat rendah.
Irigasi semi teknis, merupakan jenis irigasi yang telah mempunyai
beberapa bangunan permanen namun belum sepenuhnya dapat mengukur
dan mengatur debit air, sehingga efisiensinya masih tergolong menengah.
Irigasi teknis, merupakan jenis irigasi yang keseluruhannya mempunyai
bangunan permanen bagi bangunan pengambil dan bangunan sadap.
Dalam jaringan irigasi ini telah mampu mengukur dan mengatur debit,
sehingga efisiensinya tergolong tinggi.
Metode pengambilan airnya :
Irigasi gravitasi, merupakan jenis irigasi dimana pengambilan airnya
memanfaatkan topografi lahan.
Irigasi pompa, merupakan jenis
irigasi dimana proses pengambilan
airnya disedot dengan pompa.
REFERENSI
Anonim, 1974. Undang-Undang Republik Indonesia no. 11 Tahun 1974
tentang Pengairan, Jakarta
Anonim, 2001, PP no. 82 tatun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta
Kay, M., 1989. Surface Irrigation, System and Practice, Cranfield Press, UK
PROPAGASI
A. PERTANYAAN (Evaluasi Mandiri)