Anda di halaman 1dari 1

Kalsium hidroksida

Kalsium hidroksida merupakan bahan kaping pulpa standar dengan pembentukan dentin reparatif.
hidroksida mendisinfeksi Kalsium hidroksida murni akan menyebabkan nekrosis jaringan pulpa,
sekitar 1,5 mm dan lapisan paling superficial pulpa. pH tinggi kalsium menyebabkan nekrosis
likuefaksi pada lapisan paling superficial pulpa. Toksisitas kalsium hidroksida akan mengalami
netralisasi pada lapisan pulpa afektif sehingga menyebabkan nekrosis koagulasi pada batas jaringan
pulpa nekrosis dan sehat. Hal ini merupakan iritasi ringan pulpa yang akan mengaktifkan respon
inflamasi dan vascular untuk mengontrol dan mengeliminasi iritasi yang membentuk barier jaringan
keras (Swift dkk., 2003). Adanya respon inflamasi menandakan dimulainya proses perbaikan
termasuk proliferasi sel dan pembentukan kolagen baru. mengalami mineralisasi bersamaan dengan
Keuntungan penggunaan kalsium adalah sifat antibakteri dan bagian superficial pulpa. sekitar
hidroksida 12.5 akan ada dengan dan vaskular, Kolagen baru kemudian mengalami mineralisasi
bersamaan dengan kalsifikasi distrofik nekrosis pada daerah košlasi yang dan mengalami
membentuk deposisi mineral pada kolagen baru (Schroder, 2009)

Pada penelitian jangka panjang menunjukan hasil perawatan kalsium hidroksida bervariasi dan tidak
dapat diperkirakan. Hal ini disebabkan kalsium hidroksida tidak dapat beradaptasi rapat dengan
dentin, cenderung akan menjadi lunak, disintegrasi dan larut dalam cairan dentin sehingga
pembentukan jembatan dentin dapat membentuk defek tunnel Defek tunnel pada jembatan dentin
menjadi celah penetrasi mikroorganisme terhadap sel imun aktif, menginduksi iritasi pulpa dan
membentuk kalsifikasi distrofi (Swift dkk, 2003 dan Bogen dkk., 2008).

Klinikus mencoba menggunakan berbagai bahan dan teknik untuk perawatan kaping pulpa direk
seperti zinc oxide eugenol trikalsium ionomer kaca modifikasi resin dan mineral trioxide aggregate
(Bogen dkk, 2008).

Mineral Trioxide Aggregate (MTA)

MTA untuk menutup hubungan antara sistim saluran pulpa dan permukaan luar gigi. Pada awalnya,
MTA digunakan sebagai bahan pengisi retrogad, kemudian dikembangkan penggunaannya untuk
kaping pulpa pulpotomi, apeksifikasi perbaikan perforasi dan bahan pengisi saluran akar (Parirokh
dan Torabirejad. 2010)

Bubuk MTA mengandung partikel hidrofilik halus yang mengeras pada keadaan lembab, merupakan
campuran semen Portland yang dihaluskan dan bismut oksida. Kandungan utama semen Portland
merupakan gabungan dari dikalsium silikat, trikalsium silikat, trikalsium alumina, gipsum
(Dammaschke dkk., 2005). Bismut oksida merupakan bubuk yang tidak dapat larut dalam, air dan
tidak aktif secara kimiawi, berperan dalam meningkatkan sifat radiopak MTA aluminoferit dan
tetrakalsium diidentifikasi sehingga dapat radiografis (Fridland dan Rosado, 2003). Torabinejad
perbandingan antara bubuk dan air steril dengan pengerasan 165 ± 5 menit. Torabinejad dan Chivan
(1999) menganjurkan penempatan bulatan kapas basah di atas MTA pada perawatan perforasi,
kaping pulpa atau sebagai bahan retrograd. Kadar pH MTA setelah pencampuran adalah 10,2, kadar
pH akan meningkat hingga 12,5 setelah 3 jam (Torabinejad, kadar pH lebih tinggi pada saat 60 menit
setelah pencampuran (Islam dkk., 2006). 1995).

Anda mungkin juga menyukai