Pengantar Akuntansi Keperilakuan
Pengantar Akuntansi Keperilakuan
Oleh :
I Made Artha Budi Susila (1515351088)
Erlangga Suryarahman (1515351164)
Ade Pratiwi Indasari (1515351165)
I Gst. A. Pt. Bunga V. (1515351175)
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
1
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas
ditawarkan oleh american Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu proses pengidentifikasian,pengukuran dan pengomunikasian informasi
ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi
olh pemakai informasi dan yang terkini. Akuntansi didefenisikan dengan acuan pada
konsep informasi kuantitatif yaitu “akuntansi adalah aktivitas jasa” fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai entitas
ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan-
keputusan ekonomi, yaitu dalam menentukan pilihan di antara alternatif-alternatif
yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun dalam tindakan.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki
garis dan staf personil, yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasikan, dan pengambilan keputusan operasional.
Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat
buruh, analis keuangan, dan para agen pemerintah. Dengan demikan, informai
keuangan melaui laporan keuangan sebagai hasil dari sitem informasi keuangan
memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah :
2
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal
dari kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuanagan yang dapat menunjukan sumber-
sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
3
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting
yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi, jackson
(1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen puncak
dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
1. Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan
sistem
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada
teknis nya
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan
manfaat yang di peroleh
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan
pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.
4
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice).
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak
control).
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing).
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong
control).
5
Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatife baru. Konsep tersebut begitu
luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi
maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan
ilmu keperilakuan adalah memahami, menjelaskan, dan memprediksikan perilaku
manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang
didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal oleh ilmuwan
lainnnya yang tertarik.
6
cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses pengambilan
keputusan kelompok.
1. Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi dari
sejumlah disiplin ilmu keperilakuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi
sosial.
1) Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
mejelaskan dan terkadang mengubah perilaku manusia. Para
psikolog
2) Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat .Sosiologi
merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
3) Psikologi Sosial
Dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan dengan
persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan sejenisnya yang
berkaitan dengan individu. Sementara, sosiologi secara umum
cenderung berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan .Kajian
utama psikologi adalah persoalan kepribadian, mental, perilaku,
dan dimensi – dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai
individu.
4) Antropologi
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik
yang meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
kemanusiaan
2. Ilmu Politik
7
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosialyang membahas teori dan
praktik serta deksripsi dan analisis terhadap system politik dan perilaku
politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori dan riset. Ilmuwan politik
mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pengambilan keputusan,
peran dan system pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi
internasional, serta perilaku politik dan kebijakan publik.
c. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan adalah subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan
aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan
ekonomi.
1. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi
keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian manajemen
(management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing), desain sistem informasi (information system design),
riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational
sociology).
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan
menekankan pada aspek akuntasi manajemen, khususnya budgeting. Namun,
cakupannya terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan ,
system informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah
berkembang sedemikian rupa sehingga tinjauan literatur telah menjadi
terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan yang
spesifik seperti porses kognitif, atau riset keperilakuan pada satu topik khusus
seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih
disebabkan akuntansi secara stimulant dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial
yang lain secara menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini
dapat menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan
informasi yang memungkinkan para direktur (Chief Executive Officer-CEO),
direktur keuangan (Chief Financisl Officer-CFO) dan penyusun rencana
strategis lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil. Akuntansi
8
keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik
berikut :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap
orang-orang dan kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang
relevan terhadap perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan
keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
9
1. Akuntansi adalah tentang manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas
didesain dalam aspek-aspek oprasional utama dari seluruh system akuntansi.
Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh
pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka.
Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih
dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan
penggunaan dan penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi
meragukan. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas
dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi
mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat
ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak di inginkan terhadap
inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika
semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
10
memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan
informasi yang dihasilkan oleh system.
11
keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang yang terlibat guna
menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi tersebut,
apakah menguntungkan atau sebaliknya, dan apakah mereka takut dengan
inovasi itu.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari
sikap dan perilaku yang sepertinya akan diulang di masa mendatang. Jika yang
terulang adalah perilaku yang tidak diinginkan maka dapat disimpulkan
terdapat proses penyusunan anggaran yang tidak efesien. Oleh karena itu
akuntan keperilakuan akan mendukung strategi untuk mengubah keadaan
perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi organisasi yang diinginkan.
Untuk itu dapat disimpulkan tujuan dari akuntan keperilakuan adalah
mengukur dan mengevaluasi faktor-faktor keperilakuan yang relevan dan
mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan
eksternal.
12
C. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
a. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen
masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah
perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi,
permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic mengenai penyusunan
anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun
demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain
riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan
dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen
suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat
deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.
13
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti
desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi
ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap hubungan antara
struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem akuntansi.
14
penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi
keperilakuan meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain,
konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan
manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain
orgaisasi.
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3. untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya,
yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempegaruhi perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori
akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia
di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu
sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi
keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen
saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan
akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Suartana, 1 Wayan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, ANDI, Yogyakarta.
16