Anda di halaman 1dari 5

FALSAFAH BUDAYA BANGSA

Rangkuman diajukan untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan
Dosen Pengampu: Drs. Anas Shalahudin, M.Pd

Disusun oleh:
Nabila (1182030084)

Semester/Kelas: 2/C

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH dan KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
A. Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan menurut para pakar, yaitu sebagai berikut.
1. Edward B. Taylor: kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
mengandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum istiadat, dan
potensi yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacob dan B.J. Stern: kebudayaan meliputi teknologi sosial, ideologi,
religi, kesenian, serta benda yang merupakan warisan sosial.
3. Dr. K. Kupper: kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi
pedoman dan pengarah bagi kehidupan manusia dalam bersikap dan
berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
4. William H. Haviland: kebudayaan adalah seperangkat peraturan serta norma
yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan
oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan
diterima oleh masyarakat.
5. Ki Hajar Dewantara: kebudayaan adalah buah budi manusia dari hasil
perjuangannya terhadap dua pengaruh kuat, yaitu zaman dan alam yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
dan kesukaran dalam hidup.

B. Eksistensi Budaya di Indonesia


Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.504 pulau. Terdiri atas 8.651
pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum bernama. Di Indonesia terdapat
beragam etnis. Misalnya: Pulau Sumatra: Aceh, Batak, Minang, Melayu dan
Lampung; Pulau Jawa: Sunda, Badui, Jawa, dan Madura; Bali; Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur: Sasak, Mangarai, Sumbawa, Flores, dan sebagainya.
Kalimantan: Dayak, Melayu, Banjar dan sebagainya. Sulawesi: Bugis, Makassar,
Toraja, Gorontalo, Minahasa, Manado, dan sebagainya; Maluku: Ambon, Ternate, dan
sebagainya; Papua: Dani, Asmat, dan sebagainya.
Ada sekitar 726 bahasa daerah yamg tersebar. Suku bangsa dan etnis itu
adakalanya menempati daerah atau wilayah dalam provinsi. Selain dari suku yang
berbeda-beda, agama pun berbeda-beda. Masyarakat Indonesia menganut agama
resmi, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Pada umumnya
suku bangsa dan etnis itu menempati daerah atau wilayah dalam sebuah provinsi dan
adakalanya menempati lintas provinsi. Di setiap daerah itu terdapat pula sub-etnis
dengan subbudaya yang berbeda pula, misalnya Solo, Yogyakarta, sampai
Banyuwangi, Jawa Timur.
Dari sudut keagamaan, Islam di Indonesia mencapai 87%. Dengan jumlah itu,
tidak berarti kehidupan sosial politik tidak memerhatikan keberagaman agama. Di
Indonesia, tradisi agama sangat menonjol. Indonesia sangat memerhatikan kerukunan
antarumat beragama. Prinsip-prinsip agama sebagai pembawa rahmat dan kedamaian
sangat mereka perhatikan. Bahkan, masyarakat yang begitu tinggi toleransinya
sehingga gesekan apapun tidak akan menggoyahkannya untuk toleransi. Ada upaya
untuk memecah belah persatuan bangsa melalui goncangan terhadap kerukunan umat
beragama dengan menguatkan sentimen keagamaan.

C. Falsafah Budaya Nasional


Kebudayaan didefinisikan sebagai sistem simbol dan makna dalam
masyarakat yang di dalamnya terdapat norma dan nilai hubungan sosial dan perilaku
yang menjadi identitas masyarakat bersangkutan.
Secara filosofis, kebudayaan nasional mencerminkan sebagai berikut.
1. Hidup-kebatinan manusia, yaitu timbulnya kedamaian dalam hidup;
2. Angan-angan manusia, yaitu menimbulkan keluhuran bahasa;
3. Kepandaian manusia, yaitu menimbulkan macam-macam kepandaian.
Falsafah kebudayaan nasional dikemas dengan kebudayaan lokal yang
diperkuat dengan ikatan Bhineka Tunggal Ika. Kebudayaan bangsa merupakan
identitas nasional yang menjadi jati diri suatu bangsa. Lahirnya identitas tidak lepas
dari faktor objektif di antaranya faktor geografis, ekologis dan demografis.
Sedangkan faktor subjektif yaitu faktor historis, politik, sosial, dan kebudayaan
bangsa sendiri. Gagasan kebudayaan nasional sudah dicetuskan sejak Sumpah
Pemuda tahun 1928. Oleh karena itu, kebudayaan yang merupakan identitas nasional
adalah falsafah bangsa, artinya cara pandang masyarakat terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Kebudayaan nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di
negara tersebut. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau daerah
yang diwariskan secara turun-temurun. Budaya ini muncul saat penduduk memiliki
pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga menjadi suatu kebiasaan yang
membedakan dengan penduduk lain. Nilai-nilai kebudayaan nasional akan menjaga
kedaulatan negara dan kesatuan bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa terwujud dari
sejumlah suku bangsa yang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri yang
diperkokoh dengan kebudayaan nasional.
Perkembangan kebudayaan bangsa harus memerhatikan keberagaman
masyarakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam proses perkembangan
masyarakat bangsa. Empat ketentuan arah dan tujuan pengembangan kebudayaan
nasional Indonesia. Pertama, kebudayaan nasional yang dikembangkan adalah
perwujudan hasil upaya dan tanggapan masyarakat Indonesia. Kedua, kebudayaan
nasional adalah perpaduan puncak kebudayaan daerah. Ketiga, pengembangan
kebudayaan nasional harus ke arah kemajuan. Keempat, menyerap unsur asing yang
dapat mengembangkan kebudayaan nasional.

D. Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional


Kesadaran nasional menjadi dasar keyakinan yang perlu dipelihara dan
dikembangkan bagi harga diri bangsa, harkat, dan martabat bangsa. Kehidupan
berbangsa dan bernegara mewarnai perilaku dan kegiatan. Berbagai kebudayaan itu
beriringan, saling melengkapi dan saling mengisi. Namun, setiap suku banhsa
memiliki hambatan budaya masing-masing. Tugas negaralah untuk memahami dan
mengatasi hambatan tersebut.
Dengan demikian, untuk membentuk kebudayaan nasional Indonesia, ada
beberapa titik tolak utama sebagai awal strategis, yaitu Pertama, rakyat Indonesia
yang pluralistik dilihat sebagai aset nasional, bukan resiko atau beban. Kedua, tanah
air Indonesia sebagai aset nasional yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Ketiga, perlunya penumbuhan pola pikir yang dilandasi prinsip mutualisme.
Keempat, membangun kebudayaan nasional harus mengarah pada strategi
kebudayaan untuk menjawab pertanyaan. Kelima, upaya membentuk identitas
nasional dan kesadaran nasional.

Anda mungkin juga menyukai