Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS TINGGI

PEMBELAJARAN BILANGAN PRIMA, FPB DAN KPK

DOSEN PENGAMPU:
Een Unaenah, M.Pd
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

ADE WILIAH (1886206089)


ADINDA RAHMAH ISHAQ (1886206111)
GESTIANA RAGIN (1886206081)
MIFTAH NURUL ANNISA (1886206095)
RIFDAH FAUZIAH (1886206077)
WULAN NOVIYANTI (1886206104)

KELAS 4-B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan


Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah


pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tangerang, 7 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………... 2
Daftar Isi……………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….…… 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 5
C. Tujuan ……………………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Faktor Dan Faktor Persekutuan………………….… 6
B. Pembelajaran Bilangan Prima Dan Faktorisasi Prima………......... 12
C. Kelipatan Persekutuan Terkecil…………………………………... 15
D. Faktor Persekutuan Terbesar……………………………………... 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 20
B. Saran……………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan
banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mata pelajaran
inti, matematika diberikan mulai dari pendidikan dasar SD/MI sampai pada
perguruan tinggi. Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah
adalah bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan
sangat membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada
materi KPK dan FPB yang merupakan materi yang diajarkan dari tingkat
SD sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep
matematika SMA. Konsep faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD
dan SMP, sering kali disajikan sangat mendasar, namun tidak secara utuh.
Sebagai contoh untuk menentukan KPK dan FPB cenderung menggunakan
salah satu cara yaitu konsep pohon faktor (faktorisasi prima), sementara
munculnya konsep ini tidak dikaji secara utuh atau melupakan materi
prasyaratnya yaitu konsep bilangan prima sehingga metode untuk
menentukan KPK dan Salah satu materi yang menjadi dasar matematika
sekolah adalah bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan
akan sangat membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti
pada materi KPK dan FPB yang merupakan materi yang diajarkan dari
tingkat SD sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep
matematika SMA. Konsep faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD
dan SMP, sering kali disajikan sangat mendasar, namun tidak secara utuh.
Sebagai contoh untuk menentukan KPK dan FPB cenderung menggunakan
salah satu cara yaitu konsep pohon faktor (faktorisasi prima).

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil ?
2. Apa saja sifat – sifat dari Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil.
2. Mengetahui sifat – sifat dari Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Faktor dan Faktor Persekutuan


1. Faktor Suatu Bilangan
Masalah: Formasi marching band. Pemain-pemain musik dalam
marching band dapat dimungkinkan membentuk berbagai formasi baris
berbaris. Jika ada 18 pemain musik dalam marching band tersebut ada
berapa formasi baris berbaris (tetap dalam parade) yang dapat mereka
susun?
Kemampuan apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan soal
tersebut?
Untuk menyelesaikan soal tersebut diperlukan kemampuan
menerjemahkan situasi dunia nyata ke dalam pengalaman matematis.
Kecuali itu juga diperlukan kemampuan mengoperasikan bilangan.
Operasi hitung yang digunakan dalam menyelesaikan soal tersebut
adalah perkalian dan pembagian yang memunculkan pembagi atau
faktor.
Cara alternatif untuk menjawab pertanyaan dari seorang siswa
 Cara alternatif 1

Gambar 1.1
Gambar 1.1 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 1×24=24

 Cara alternatif 2

Gambar 1.2

6
Gambar 1.2 tersebut di atas menunjukkan bentuk perkalian dari
2 × 12 = 24

 Cara alternatif 3

Gambar 1.3
Gambar 1.3 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 3 × 8 =
24

 Cara alternatif 4

Gambar 1.4
Gambar 1.4 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 4 × 6 =
24

Ada kemungkinan siswa memperoleh bentuk persegi panjang yang


sama dengan gambar di atas, namun dalam bentuk memanjang ke bawah
bukan ke samping. Jika demikian apa yang harus dilakukan oleh guru?
Dari hasil-hasil yang diperoleh kita dapat membawa siswa untuk
memahami dan mendata apa yang telah mereka peroleh seperti berikut.

24 = 1 x 24
= 24 x 1
24 = 2 x 12
= 12 x 2
24 =3x8
=8x3

7
24 =4×6
=6×4

Dari hasil kegiatan tersebut, siswa ditanya hubungan apa yang


diperoleh antara bentuk perkalian dan hasilnya? Ternyata jika 24 dibagi
1 ataupun 24 dibagi 24, maka tidak akan ada sisa. Dapat dikatakan
bahwa 24 terbagi habis oleh 1 dan 24. Maka 1 dan 24 disebut faktor dari
24.

24 :24= 1 1 adalah faktor dari 24

24 : 1 = 24 24 adalah faktor dari 24

Jadi 24 dapat ditunjukkan sebagai bentuk perkalian dari dua


bilangan dan keduanya merupakan faktor dari 24. Sebagai contoh 1 ×
24 = 24, maka 1 dan 24 adalah faktor dari 24. Diharapkan siswa dapat
mengisikan bentuk perkalian dan faktor-faktornya pada tabel berikut.

Bilangan Ekspresi bilangan sebagai Faktor dari 24


Perkalian dua bilangan
1 dan 24
2 dan 12
3 dan 8
4 dan 6
24
6 dan 4
8 dan 3
12 dan 2
24 dan 1

8
Tabel di atas dapat disederhanakan seperti yang ditunjukkan dalam
bentuk tabel berikut.
24
X
1 24
2 12
3 8
4 6

Perhatikan bahwa kolom pertama dan kedua pada tabel di atas


menunjukkan perkalian dua bilangan dengan hasil seperti pada baris
paling atas.
Dari tabel tersebut kita dapat mendata faktor dari 24, yaitu: 1, 2, 3,
4, 6, 8, 12, dan 24. Siswa hendaknya dapat memverifikasi bahwa
bilangan antara 1 dan 24 selain 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24 bukan
merupakan faktor dari 24 karena tidak membagi habis 24.
Setelah siswa paham dengan contoh di atas, maka cobalah siswa
diminta untuk menyelesaikan masalah di awal kegiatan, yaitu masalah
tentang formasi marching band. Pada kegiatan ini guru sebaiknya tidak
hanya menanyakan kepada siswa tentang hasilnya saja, namun juga
menanyakan bagaimana cara memperoleh hasilnya. Dalam hal ini siswa
bebas mengemukakan cara mereka masing-masing. Alternatif
jawabannya adalah sebagai berikut.
18=1×18
18=2×9
18=3×6
Jadi formasi marching band yang dimungkinkan adalah 1 × 18, 2 ×
9, dan 3×6.
Dari beberapa contoh diharapkan siswa dapat memahami faktor.
Tanyakan kepada siswa apa yang disebut dengan faktor? Berdasarkan
hasil diskusi diharapkan siswa dapat memahami bahwa:

9
Faktor adalah pembagi dari suatu bilangan, yaitu bilangan yang
membagi habis bilangan lain.

2. Faktor Persekutuan
Masalah kelompok baris berbaris Anggota pramuka kelas V dan VI
SD ”Sukamaju” mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu).
Anggota dari siswa kelas V sebanyak 48 orang dan dari kelas VI
sebanyak 40 orang. Untuk acara baris-berbaris, anggota pramuka itu
harus dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok merupakan
campuran siswa dari kelas V dan kelas VI dengan jumlah anggota
kelompok yang sama. Berapa kemungkinan kelompok yang dapat
disusun?
Setelah siswa mampu menerjemahkan situasi dunia nyata ke dalam
pengalaman matematis, maka diharapkan siswa dapat menyelesaikan
masalah kelompok baris berbaris di atas. Alternatif jawaban yang
mungkin dari siswa antara lain adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan faktor
Faktor dari 40 adalah: 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40
Faktor dari 48 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48
Siswa mencermati faktor dari 40 dan 48 ternyata ada yang
sama, yaitu: 1, 2, 4,dan 8. Jadi yang merupakan faktor dari kedua
bilangan itu adalah: 1, 2, 4, dan 8. Kelompok baris-berbaris yang
berasal dari kelas V kemungkinannya adalah: 48, 24, 12, atau 6.
Kelompok baris-berbaris yang berasal dari kelas VI
kemungkinannya adalah: 40, 20, 10, atau 5.
b. Menggunakan tabel 40 X
c. 40
d. X
1 40
2 20

10
4 10
5 8

48
X
1 48
2 24
3 16
4 12
6 8

Dari tabel tersebut bilangan pembagi yang dapat membagi


habis 40 dan 48 adalah 1, 2, 4, dan 8. Artinya 1, 2, 4, dan 8 ada di
kedua tabel.

Jadi kelompok baris-berbaris di tiap kelompok


kemungkinanya adalah sebagai berikut.
Banyak Kelompok Banyak anggota dari
Kelas V Kelas VI
1 48:1=48 40:1=40
2 48:2=24 40:2=20
4 48:4=12 40:4=10
8 48:8=6 40:8=5

Jika dari semua siswa belum ada yang mengemukakan


tentang faktor persekutuan dua bilangan, maka guru hendaknya
mengenalkan istilah tersebut berdasarkan pada jawaban siswa.
Sehingga yang merupakan faktor dari kedua bilangan disebut
sebagai faktor persekutuan dari dua bilangan. Bagaimanakah cara
membelajarkan faktor persekutuan tiga bilangan? Guru dapat

11
membelajarkan faktor persekutuan tiga bilangan dengan cara yang
sama seperti cara membelajarkan faktor persekutuan dua bilangan.

Dengan beberapa contoh lainnya diharapkan siswa dapat


memahami bahwa:
Faktor persekutuan dua bilangan adalah bilangan-bilangan yang
merupakan faktor dari dua bilangan tersebut.
Faktor persekutuan tiga bilangan adalah bilangan-bilangan yang
merupakan faktor dari tiga bilangan tersebut .

B. Pembelajaran Bilangan Prima dan Faktorisasi Prima


Pernahkah kamu mendengar istilah bilangan prima? Apakah kamu
dapat menjelaskan dan memberikan contoh bilangan prima.
1. Bilangan Prima
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki dua
faktor perkalian, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh
bilangan prima adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, … dan masih banyak
contoh lain yang merupakan bilangan prima. Coba kamu sebutkan
bilangan yang termasuk bilangan prima dari 20 dan seterusnya.
Apa yang dimaksud dengan faktor prima? Faktor prima adalah
sebuah faktor perkalian dari suatu bilangan dimana faktor tersebut
berupa bilangan prima.
Perhatikan bilangan-bilangan 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, dan 19.
 Berapakah banyaknya faktor dari bilangan tersebut?
 Apa istimewa dari faktor bilangan tersebut?
 Dapatkah anda mencari bilangan-bilangan lainnya yang
mempunyai banyak faktor yang sama dengan bilangan-bilangan di
atas?
Bilangan Faktor
2 1 dan 2

12
3 1 dan 3
5 1 dan 5
7 1 dan 7
11 1 dan 11
13 1 dan 13
17 1 dan 17
19 1 dan 19

Coba kita data faktor-faktor dari bilangan di atas dengan


menggunakan tabel seperti di atas ini. Ternyata bilangan-bilangan itu
tepat mempunyai dua faktor. Istimewanya faktor tersebut adalah 1 dan
bilangan itu sendiri.
Bilangan prima adalah bilangan yang hanya mempunyai tepat dua
faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri.

2. Faktorisasi Prima
Faktorisasi prima merupakan langkah-langkah yang digunakan
dalam menentukan faktor perkalian bilangan prima dari suatu bilangan..
Apakah suatu bilangan dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian
bilangan prima? Perhatikan contoh berikut.
Bilangan Dituliskan sebagai perkalian Faktor Prima
faktor bilangan
12 3 dan 4
3 dan 2

Bilangan 3 adalah faktor prima, tetapi 4 bukan. Namun, 4 = 2 × 2,


dan 2 merupakan faktor prima. Sehingga kita dapat menuliskan 12 = 2
× 2 × 3 dengan faktor-faktor tersebut berurutan dari kiri ke kanan. Dapat
dikatakan bahwa 12 diekspresikan dalam faktor-faktor prima dan
disebut sebagai faktorisasi prima.

13
Cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat
dilakukan dengan dua cara. Misalkan: carilah faktorisasi prima dari 72.
1. Dengan pohon faktor
Langkah 1: tulis dua bilangan yang merupakan hasil perkalian 72
seperti
72

2 36

Langkah 2: jika mungkin lanjutkan seperti cara di atas


72

2 36

6 6

Langkah 3: berhenti jika pada baris terakhir menunjukkan faktor-faktor


prima
72

2 36

6 6

2 3 2 3

Untuk bilangan yang sama, suatu pohon faktor mungkin bias


dilakukan dengan cara yang berbeda. Namun, tiap cara harus
menunjukkan faktorisasi prima yang sama, jadi 72

72

14
2 36

2 18

2 9

3 3

2. Dengan pembagian
Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
a. Bagilah 72 dengan faktor prima terkecil
b. Lakukan terus pembagian dengan faktor prima terkecil sampai
anda tidak dapat membaginya.
c. Bagilah dengan faktor prima berikutnya
d. Ulangi terus langkah-langkah di atas sampai diperoleh 1
2 72
2 36
2 18
3 9
3 3
1

Jadi faktorisasi prima dari 72 adalah 2 × 2 × 2 × 3 × 3.


Faktorisasi prima adalah suatu cara untuk menyatakan
bilangan sebagai bentuk perkalian dari faktor-faktor prima
tersebut

C. Kelipatan Persekutuan Terkecil


Pernahkah kamu mendengar istilah kelipatan, apa pula yang
dimaksud dengan persekutuan, dan apa yang dimaksud dengan terkecil?
Ditinjau dari namanya, istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam
operasi hitung matematika merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan

15
yang sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan
atau lebih. Penentuan KPK dari bilangan tertentu dapat dilakukan dengan
berbagai cara di antaranya adalah di bawah ini:
1. Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan
persekutuannya.
Contoh:
Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7?
Jawab:
Kelipatan dari 5 = 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70, …
Kelipatan dari 7 = 14, 28, 35 , 42 , 49, 56, 63, 70 , …
Dari kelipatan angka-angka di atas apakah telah nampak adanya
persekutuan bilangan? Bilangan mana yang bersekutu? Bilangan yang
bersekutu adalah 35 dan 70. Bilangan mana yang terkecil dari bilangan
yang bersekutu? Bilangan terkecil dari bilangan yang bersekutu adalah
35. Dengan demikian, jelas nampak bahwa KPK dari bilangan 5 dan 7
adalah 35.
2. Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima
 Contoh 1 (dua bilangan)
Berapakah KPK dari bilangan 12 dan 30?
Jawab:
Faktorisasi prima dari 12 dan 30
12 = 2 x 2 x 3 => 22 x 3
30 = 2 x 3 x 5 => 2 x 3 x 5
KPK = 22 x 3 x 5
=4x3x5
= 60
Jadi, KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
Harus Kamu Ingat
Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis,
namun memerlukan ketelitian. Yang harus kamu perhatikan

16
dalam hal ini adalah ketika melakukan perkalian angka dan
pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
Caranya:
Hasil faktorisasi 12 = 2 x 2 x 3 dipangkatkan menjadi 22 x 3
Hasil faktorisasi 30 = 2 x 3 x 5 dipangkatkan menjadi 2 x 3 x 5
Kalikan semua bilangan yang ada (2, 3, 5) jika ada yang sama
(22 dan 2) maka ambil pangkat yang paling besar ( 22 ) sehingga
KPK = 2 2 x 3 x 5 = 60. Jadi, KPK adalah bilangan yang sama
pangkat yang terbesar.
 Contoh 2 (tiga bilangan)
Tentukan KPK dari bilangan 12, 28, dan 36

2 12
2 6
3 3
1

2 28

2 14
7 7
1

2 36

2 18

3 9

2 3

17
Hasil dari faktorisasi prima diperoleh :
12 = 2x2x3 = 22x3
28 = 2x2x7 = 22x7
36 =2x2x3x3 = 22x32
KPK = 22x32
= 4x9x7
= 252
Jadi, KPK dari bilangan 12, 28, dan 36 adalah 252.

D. Faktor Persekutuan Terbesar


Dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari suatu
bilangan dapat dilakukan dengan dua cara berikut
1. Dengan menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-
bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang bersekutu
dari bilangan itu.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 36!
Jawab:
Dalam hal ini terlebih dahulu tentukan faktor perkalian semua kedua
bilangan tersebut.
(tabel faktor perkalian bilangan ).
Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, 28
Faktor dari 36 = 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36
Faktor terbesar yang bersekutu dari 28 dan 36 adalah angka 4. Jadi, FPB
dari bilangan 28 dan 36 adalah 4
2. Dengan menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-
bilangan tersebut kemudian menentukan FPB nya.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 24 dan 30!
Jawab:

18
Faktorisasi dari 24 dan 30 adalah
24 30
2 12 2 15
2 6 3 5
3 3 1
1

Hasil dari faktorisasi prima adalah:


24 = 23x3
30 = 2x3
FPB = 2X3
=6
Adapun penjelasan lebih rinci dengan beberapa Langkah-langkahnya:
 Bagi dengan bilangan prima hingga sekecil mungkin.
 Syaratnya semua bilangan harus habis dibagi.
 Pembagian berhenti ketika salah satu dari 3 bilangan tidak habis
dibagi (berbeda dengan langkah menghitung KPK).
Contoh:
Hitung FPB dari 48, 72, dan 96
Caranya:
48 72 96
2 24 36 48
2 12 18 24
2 6 9 12
3 2 3 4

FPB nya adalah mengalikan pembagi bilangan prima


Jadi FPB nya 2 × 2 × 2 × 3 = 24

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki
dua faktor perkalian, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri.
Faktorisasi prima merupakan langkah-langkah yang digunakan
dalam menentukan faktor perkalian bilangan prima dari suatu
bilangan. Cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; dengan menggunakan pohon
faktor dan menggunakan tabel pembagian.
Dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari
suatu bilangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; Dengan
menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-
bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang
bersekutu dari bilangan itu. dan menentukan atau mencari
faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut kemudian
menentukan FPB nya.
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam operasi hitung
matematika merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang
sama dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan
atau lebih.

B. Saran
Cara menentukan FPB dan KPK terlihat mudah,
namun memerlukan ketelitian. Yang harus diperhatikan dalam hal
ini adalah ketika melakukan perkalian angka dan pangkatnya dari
hasil faktorisasi prima.

20
DAFTAR PUSTAKA

Pujiati, & Suharjana, A., (2011). Pembelajaran Faktor Persekutuan


Terbesar dan Kelipatan Persekutuan Terkecil di SD.
Sumber buku: bse.kemdikbud.go.id
Unaenah, Een. dan Aam Amaliyah, (2020), “Pembelajaran Matematika
Kelas Tinggi”, FKIP UMT Press:Tangerang.
Yuniati, S., (2012). Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (Kpk) dan
Faktor Persekutuan Terbesar (Fpb) Dengan Menggunakan Metode “Pebi”.

21

Anda mungkin juga menyukai