Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI

KUNJUNGAN UMKM

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS TEKNOLOGI TEPAT GUNA

DOSEN PENGAMPU : FAHMI ARIFAN, S.T, M.Eng.

DISUSUN OLEH :

DESY SONYA PUTRI [40040119650028]

TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas
laporan observasi secara tepat waktu. Meskipun kamimenyadari masih banyak terdapat
kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih Bapak Fahmi Arifan, S.T,
M.Eng. selaku pengampu mata kuliah ini dan yang telah memberikan tugas ini.Kami sangat
berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan edukasi mengenai
teknologi tepat guna untuk memecahkan masalah pada suatu UMKM. Namun, tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami
juga yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik
serta saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Semarang, 22 Februari 2020

Desy Sonya Putri


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Teknologi tepat guna adalah ada sebuah gerakan idelogis (termasuk manifestasinya)


yang awalnya diartikulasikan sebagai intermediate technology oleh seorang ekonom bernama
Dr. Ernst Friedrich "Fritz" Schumacher dalam karyanya yang berpengaruh, Small is
Beautiful.[1] Walaupun nuansa pemahaman dari teknologi tepat guna sangat beragam di antara
banyak bidang ilmu dan penerapannya, teknologi tepat guna umumnya dikenal sebagai
pilihan teknologi beserta aplikasinya yang mempunyai karakteristik terdesentralisasi,
berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal.
[2]
 Secara umum, dapat dikatakan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang
dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek
lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan[3]. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan
metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif seminimal mungkin
dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan
mencemari lingkungan. Baik Schumacher maupun banyak pendukung teknologi tepat guna
pada masa modern juga menekankan bahwa teknologi tepat guna adalah teknologi yang
berbasiskan pada manusia penggunanya.
Teknologi tepat guna paling sering didiskusikan dalam hubungannya dengan
pembangunan ekonomi dan sebagai sebuah alternatif dari proses transfer teknologi padat
modal dari negara-negara industri maju ke negara-negara berkembang.[5][7] Namun, gerakan
teknologi tepat guna dapat ditemukan baik di negara maju dan negara berkembang. Di negara
maju, gerakan teknologi tepat guna muncul menyusul krisis energi tahun 1970 dan berfokus
terutama pada isu-isu lingkungan dan keberlanjutan (sustainability). Di samping itu,
istilah teknologi tepat guna di negara maju memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk
pada teknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial dan
lingkungan.[8] Secara luas, istilah teknologi tepat guna biasanya diterapkan untuk menjelaskan
teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan
perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju. [4][9] Seperti dijelaskan di
atas, bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya"
daripada "padat modal". Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan
sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan
secara efektif di suatu tempat tertentu.

B. Rumusan Masalah.
 Bagaimana solusi dalam bidang rekayasa yang tepat untuk permasalahan yang
dialami UMKM?
C. Tujuan dan Manfaat Observasi
 Untuk mengetahui solusi dalam bidang reayasa untuk memecahkan permasalahan
pada UMKM
BAB II

LANDASAN TEORI

Pengertian UMKM dan UKM adalah jenis usaha yang dipisahkan berdasarkan kriteria

aset dan omset. Lebih sebagai berikut :

Sedangkan UKM Diatur Oleh Beberapa Peraturan Berikut Ini :

Surat edaran Bank Indonesia No.26/I/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha
Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset Rp 60 juta (enam ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah atau rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha
perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak melebihi
nilai Rp 600 juta.

Menurut Departemen Perindustrian dan perdagangan, pengusaha kecil dan menengah


adalah kelompok industri modern, industri tradisional, dan industri kerajinan, yang
mempunyai investasi, modal untuk mesin-mesin dan peralatan sebesar Rp 70 juta ke bawah
dengan resiko investasi modal/tenaga kerja Rp 625.000 ke bawah dan usahanya dimiliki
warga Negara Indonesia.

Menurut Badan Pusat Statistik, usaha menengah dibagi kedalam beberapa bagian,
yaitu: (i) Usaha Rumah tangga mempunyai: 1-5 tenaga kerja, (ii) Usaha kecil menengah: 6-19
tenaga kerja, (iii) Usaha menengah: 20-29 tenaga kerja, (iv) Usaha besar: lebih dari 100
tenaga kerja.

Sedangkan dalam konsep Inpres UKM, yang dimaksud dengan UKM adalah kegiatan
ekonomi dengan kriteria: (i) Asset Rp 50 milyar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, (ii) Omset Rp 250 milyar
Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara UKM dan UMKM sama hanya saja
berbeda dalam jumlah nominal aset yang dimiliki oleh suatu usaha dan bisnis.

Piza (atau pizza) adalah hidangan gurih dari Italia sejenis roti bundar dan pipih, yang


dipanggang di oven dan biasanya dilumuri saus tomat serta keju dengan bahan makanan
tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju yang dipakai biasanya mozzarella atau "keju pizza".
Jenis bahan lain juga dapat ditaruh di atas pizza, biasanya daging dan saus,
seperti salami dan pepperoni, ham, bacon, buah
seperti nanas dan zaitun, sayuran seperti cabe dan paprika, dan juga bawang
bombay, jamur dan lain lain.
Rotinya biasa dibuat seperti roti biasa namun bisa diberi rasa tambahan
dengan mentega, bawang putih, tanaman herbal, atau wijen. Pizza biasanya dimakan selagi
panas (biasanya untuk makan siang dan malam), tetapi ada pula yang disajikan dingin,
biasanya dimakan untuk sarapan atau saat piknik.
Pizza biasanya dimakan di restoran, dibeli di pasar grosir atau supermarket, dan dapat
pula dipesan melalui telepon atau ini melalui web untuk diantar, panas dan siap untuk
disantap di rumah.
Kata "pizza" diambil dari bahasa Italia pizza (Alfabet Fonetik Internasional /
International Phonetic Alphabet, IPA: [ˈpiːtsə]), biasanya berarti "pai, kue, tart". Banyak yang
salah mengira bahwa pizza berasal dari kata Italia yang berarti phai (pie).
BAB III

LAPORAN HASIL OBSERVASI

I. Profil UMKM

1. Nama UMKM : Joy Pizza


2. Pemilik toko : Ardian
3. Produk yang dijual : pizza dan kue
4. Alamat UMKM : Jalan Arya Mukti Raya I B
5. No Telepon : 081390989788

II. Deskripsi singkat UMKM

UMKM “joy pizza” merupakan UMKM yang bergerak di bidang pangan. UMKM ini
menjual Pizza dan berbagai macam kue, UMKM ini ber lokasi di rumah pemiliknya yaitu di
Jalan Arya Mukti Raya I B. UMKM ini mendirikan kios di depan rumah pemiliknya. UMKM
ini juga menerima pesanan untuk katering. Harga yang dipatok yaitu dari Rp.15.000,- sampai
Rp.35.000,- tergantung denngan varian yang dipilihh

III. Deskripsi Proses

Di UMKM ini terdapat berbagai macam varian pizza sesuai dengan topping dan
harganya. Dalam observasi ini saya memilih pizza dengan harga Rp.18.000,- dan berikut
deskripsi pembuatannya.

 Langkah pertama yaitu membuat adonan pizza. Dengan Masukkan air hangat ke
dalam wadah atau mangkuk besar
 menuangkan ragi ke dalam air hangat dan biarkan hingga larut, menunggu beberapa
menit hingga ragi mulai berbusa
 Memasukkan tepung, gula, garam dan minyak zaitun ke dalam adonan yang berisi
larutan ragi
 Lalu mengaduk hingga semua bahan berbentuk adonan yang basah
 Menguleni adonan hingga bertekstur lembut dan lentur
 membulatkan adonan dan meletakkan adonan ke dalam mangkuk yang sudah di olesi
margarin
 menuutup rapat wadah tersebut dengan kain
 mendamkan adonan selama 1 hingga 2 jam hingga terlihat mengembang dua kali dari
ukuran adonan semula
 Sembari menunggu adonan mengembang, memaanaskan oven dengan suhu kira kira
210 derajat Celcius
 Setelah adonan mengembang, membagi adonan menjadi dua bagian yang sama besar.
Bentuk masing-masing adonan menjadi bulat
 menggiling adonan hingga berbentuk lingkaran pipih simetris.
 mengolesi adonan pizza yang telah jadi menggunakan minyak zaitun
 Lalu mengolesi adonan dengan saus pizza
 Setelah diberi saus, menambahkan topping pizza sesuai dengan pesanan
 Langkah terakhir, menaburkan atau keju mozarella
 meletakkan adonan pizza diatas loyang, lalu masukkan ke dalam oven
 Panggang pizza selama 15 hingga 20 menit atau hingga kulit pizza terlihat berubah
warna menjadi keemasan dan keju yang meleleh.
 Setelah matang pizza diberi topping sesuai dengan pesanan pembeli.

IV. Sistem pemasaran.

Pada UMKM yang saya observasi, UMKM ini menggunakan sistem pemasaran
berupa memiliki kedai di depan rumah pemilik. Selain memiliki kedai, mereka juga
membuka pesanan via telepon dan juga gojek. Mereka tidak hanya menjual satuan, tetapi
juga membuka pesanan dalam jumlah banyak untuk ulang tahun,acara, dan sebagainya.

V. Permasalahan yang dialami Penjual

Penjual menjelaskan bahwa permasalahan yang dialami adalah kurang canggihnya


alat produksi yang dimiliki. Mengingat UMKM ini hanya memiliki skala kecil yang mana
paling banyak menerima pesanan dalam jumlah banyak sebanyak 70 buah kue, penjual tidak
terlalu memikirkan untuk memiliki alat berupa oven yang lebih canggih dan memiliki
kapasitas yang lebih banyak. Tetapi berdasarkan observasi yang saya lakukan permasalahan
berupa kurang canggihnya alat produksi juga berdampak pada pembeli yang membeli
langsung produk tersebut, yaitu kurang cepatnya pelayanan karena satu alat hanya bisa
memuat paling banyak 2 buah loyang pizza dan proses pemanggangan memakan waktu yang
lebih lama.

VI. Solusi

Solusi utama yang digunakan untuk permasalahan tersebut yaitu sengan


menggunakan alat produksi yang lebih canggih contohnya menggunakan oven yang memiliki
kapasitan yang lebih banyak.
Seperti pada gambar di atas, pemilik toko dapat menggunakan oven tersebut dengan
kapasitas 4 loyang di setiap barisnya. Oven tersebut juga lebih canggih sehingga proses
pemanggangan dapat lebih cepat.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada observasi yang saya lakukan, saya mengobservasi UMKM “joy pizza’ yang
berlokasi di Jalan Arya Mukti Raya I B Pedurungan, Semarang. UMKM ini memproduksi
Pizza dan kue, UMKM ini memiliki kios di depan rumah pemilik toko itu sendiri. Selain
menerima pembeli yang datang, UMKM ini juga menerima pesanan katering kue.
Permaslaahan yang dialami oleh penjual yaitu kurang canggihnya alat produksi berpa oven
yang memiliki kapasitas kecil. Solusi yang tepat untuk memecahkan masalahnya yaitu
dengan menggunakan oven yang lebiih canggih seperti oven yang memiliki kapasitas yang
lebih banyak dan waktu pemanggangan yang lebih singkat.

B. Saran.

Sebaiknya kita lebih membiasakan untuk membeli produk di UMKM. Selain


meningkatkan ekonomi Indonesia,kita dapat membantu para produsen usaha kecil dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
BAB V

LAMPIRAN

Surat Keterangan
Denah Lokasi

Foto

Foto produk foto dengan pemilik foto pemilik


DAFTAR PUSTAKA

Ukm.id.2016.Pengertian UKM & UMKM? Bagaimana Usaha Kecil Menengah di


Indonesia.https://goukm.id/apa-itu-ukm-umkm-startup/(diakses tanggal 22 Februari
2020)
Wikipedia.2017.Pizza. https://id.wikipedia.org/wiki/Piza ( diakses tanggal 22 Feruari 2020)

Wikipedia.2019.Teknologi Tepat Guna. https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_tepat_guna


(diakses tanggal 22 Februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai