Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH K3

HOT JOB (WELDING CUTTING, GRINDING)


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dosen Pengampu : Tjoek Oedowo, S.T.,M.H.

Disusun oleh : Kelompok 1


1. Muhammad Zaki Riadhus (40040119650004)
2. Fitri Dwi Nurlaili (40040119650008)
3. Aghnisni Fadia Haya (40040119650016)
4. Rhida Amalia Dewi F. (40040119650020)
5. Desy Sonya Putri (40040119650028)
6. Shahnaz Kintan (40040119650032)
7. Alvina Shafa Safira (40040119650040)
8. Amelinia Zulistyareni (40040119650058)
9. Bonaventura Mahendra (40040119650060)
10. Avida Ayu Mareta (40040119650070)

TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR
Page | i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah
mengenai “Hot Job (Welding, Cutting, Grinding)” secara tepat waktu. Meskipun kami
menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih Bapak Tjoek Oedowo, S.T.,M.H. selaku pengampu mata kuliah ini dan yang
telah memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi mengenai pengertian dam macam-macam hot job serta prosedur keselamatannya
dalam K3. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih
baik lagi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
yakin bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan kritik serta
saran dari pembaca, untuk menjadikan makalah ini lebih baik ke depannya.

Semarang, 9 September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

Page | ii
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................3
A. Pengertian Hot Job....................................................................................................3
B. Izin Kerja dan rambu dalam Hot Job.........................................................................3
C. Jenis-jenis Hot Job.....................................................................................................3
D. Welding/Pengelasan...................................................................................................4
1. Macam-macam Proses Welding............................................................................4
2. Klasifikasi Pengelasan..........................................................................................8
3. Prosedur sebelum memulai Welding....................................................................9
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Welding..................................................9
5. APD dalam Welding...........................................................................................10
E. Cutting/Pemotongan.................................................................................................11
1. Laser Cutting.......................................................................................................11
2. Metal Cutting......................................................................................................12
F. Grinding/Penggerindaan .........................................................................................12
1. Fungsi dan Jenis-jenis mesin gerinda..................................................................12
2. Keselamatan menggerinda dalam
K3..................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................iv

Page | iii
DAFTAR PUSTAKA

Gunara Santoso. 2017. Buku Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta:Danayasa Arthatama
Hutagaol Armein (2014). Welding and Cutting Safety Procedure. Media k3 Indonesia
[Online]. Tersedia : http://mediak3.com/welding-and-cutting-safety-procedure/ (9 September
2019)
Achmadi (2018). Alat Keselamatan Kerja Las dan Pelindung Diri K3 Beserta Fungsinya.
Pengelasan.net [Online]. Tersedia : https://www.pengelasan.net/alat-keselamatan-kerja-las/ (9
September 2019)
Achmadi (2019). Pengertian Welding Beserta Macam-macam Las dan Pengertiannya.
Pengelasan.net [Online]. Tersedia : https://www.pengelasan.net/welding-adalah/ (9
September 2019)
Isya Putra (2019). Keselamatan Menggerinda/Safety For Grinding. Academia.edu [Online].
Tersedia :
https://www.academia.edu/32406240/A._KESELAMATAN_MENGGERINDA_SAFETY_F
OR_GRINDING_Topik_Safety (9 September 2019)
Klikmro (2017). Jenis-jenis Mesin Gerinda Beserta Fungsinya. Klikmro.com. Tersedia :
https://blog.klikmro.com/ketahui-fungsi-setiap-jenis-mesin-gerinda/ (9 September 2019)
Unknown (2017). Laser Cutting. Wikipedia. Tersedia :
https://id.wikipedia.org/wiki/Laser_cutting (9 September 2019)
Unknown (2016). Proses Mnufaktur:Pemotongan Logam. Blogspot. Tersedia :
http://xindustri.blogspot.com/2016/06/proses-manufaktur-pemotongan-logam-a.html (9
September 2019)
Unknown (2018). Pemotongan. Wikipedia. Tersedia :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemotongan ( 9 September 2019)

Page | iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hot Job atau Pekerjaan panas adalah setiap pekerjaan yang menggunakan atau
menghasilkan api terbuka seperti pengelasan (welding), pemotongan (cutting), dan
penggerindaan (grinding), dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan panas ini memiliki potensi
bahaya ledakan, atau kebakaran, tersengat listrik, atau gangguan kesehatan dari gas yang
dihasilkan yang akibatnya bisa fatal sehingga diperlukan panduan khusus mengenai
segala hal terkait welding, cutting, grinding dan tata cara penggunaan alat-alat berat
dalam hot job yang sesuai dengan prosedur K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hot job?
2. Apa saja izin kerja dan rambu dalam hot job?
3. Apa saja jenis-jenis hot job dan pengetiannya?
4. Apa saja macam-macam proses pengelasan/welding?
5. Bagaimana klasifiikasi pengelasan/welding?
6. Apa saja prosedur welding sebelum memulai pekerjaan?
7. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan welding?
8. Apa saja APD dalam welding?
9. Apa yang dimaksud dengan laser cutting?
10. Apa yang dimaksud dengan metal cutting dan hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan metal cutting?
11. Apa saja fungsi dan jenis-jenis mesin gerinda yang digunakan dalam proses grinding?
12. Bagaimana keselamatan menggerinda/grinding dalam K3?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian hot job
2. Mengetahui dan memahami izin kerja dan rambu dalam hot job
3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis hot job dan pengertiannya
4. Mengetahui dan memahami macam-macam proses pengelasan/welding
5. Mengetahui dan memahami klasifikasi pengelasan/welding
6. Mengetahui dan memahami prosedur welding sebelum memulai pekerjaan

Page | 1
7. Mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksaan welding
8. Mengetahui dan memahami APD dalam welding
9. Mengetahui dan memahami pengertian laser cutting
10. Mengetahui dan memahami pengertian metal cutting dan hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan metal cutting
11. Mengetahui dan memahami fungsi dan jenis-jenis mesin gerinda yang digunakan
dalam proses grinding
12. Mengetahui dan memahami keselamatan menggerinda/grinding dalam K3

BAB II
PEMBAHASAN
Page | 2
A. Pengertian Hot Job
Hot Job atau Pekerjaan panas adalah setiap pekerjaan yang menggunakan atau
menghasilkan api terbuka seperti pengelasan (welding), pemotongan (cutting), dan
penggerindaan (grinding), dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan panas ini memiliki potensi
bahaya ledakan, atau kebakaran, tersengat listrik, atau gangguan kesehatan dari gas yang
dihasilkan yang akibatnya bisa fatal.

B. Izin kerja dan rambu dalam Hot Job


1. Pekerjaan panas (pekerjaan yang menghasilkan api atau bunga api atau berpotensi
terjadinya kebakaran) dengan menggunakan semua peralatan (trafo las, blander las
potong, pengelasan, dan unit generator) harus mengajukan izin kerja panas. Izin kerja
panas harus dilengkapi dengan sketsa lokasi kerja.
2. Sebelum menyetujui izin kerja yang diajukan, harus dilakukan pemeriksaan peralatan,
proteksi bunga api, lokasi kerja, material, perlengkapan pemadam api, APD yang akan
digunakan, dan fasilitas evakuasi bila pengelasan dilakukan di ruang terbatas, serta
pemeriksaan alat bantu kerja (perancah) bila pengelasan dilakukan di ketinggian.
3. Setelah izin kerja disetujui, pasang izin kerja di lokasi dimana pengerjaan akan
dilakukan.
4. Pastikan rambu bahaya pengelasan dipasang pada area pengelasan dan area di bawah
bila pengelasan dilakukan di ketinggian.
5. Sediakan air pemadam kebakaran minimal 2 tabung, air, dan karung basah.

C. Jenis-jenis Hot Job


1. Welding / Pengelasan
Welding atau pengelasan dalam Bahasa Indonesia secara harfiah yang dikutip
dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah proses, cara, perbuatan
menyambung besi dengan membakar. Definisi tersebut terasa kurang jelas, karena
memang kurang mendeskripsikan kegiatan dari pengelasan itu sendiri. Secara teknik,
pengelasan didefinisikan sebagai sebuah kegiatan menyambung logam dengan
melalui fase cair logam tersebut sebelum akhirnya membeku dan tercipta sambungan.
Perbedaannya ada pada kata “besi” dan “logam” karena memang nyatanya
pengelasan tidak hanya digunakan untuk menyambung unsur besi (Fe) saja. Tetapi
juga memiliki banyak aplikasi pada unsur golongan logam yang lain seperti
Page | 3
aluminium (Al), tembaga (Cu), titanium (Ti), dll. Secara ekstensif juga termasuk
senyawa logam seperti baja (Fe3C), baja tahan karat (FeCr), dll. Sehingga kata logam
lebih tepat digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas pengelasan. Selain itu,
penggunaan istilah “membakar” pada definisi harfiahnya juga kurang tepat.
Pembakaran pada pengelasan melibatkan suhu yang sangat tinggi dan harus
cukup tinggi untuk mencapai titik leleh dari logam yang akan disambung. Suhu tinggi
tersebut berasal dari bermacam – macam sumber tergantung proses las nya dan
digunakan untuk mencairkan logam yang disambung. Logam yang memasuki fase
cair tersebut bercampur lalu membeku dan menjadi sebuah sambungan las. Oleh
karena itu, penggunaan istilah “melalui fase cair” memberikan gambaran yang lebih
deskriptif tentang pengelasan.
2. Cutting / Pemotongan
Pemotongan adalah proses pemisahan benda padat menjadi dua atau lebih,
melalui aplikasi gaya yang terarah melalui luas bidang permukaan yang kecil. Benda
yang umum digunakan untuk memotong adaah pisau, gergaji dan gunting. Namun
pada umumnya setiap benda yang tajam mampu memotong benda yang memiliki
tingkat kekerasan lebih rendah dan diapikasikan dengan gaya yang signifikan. Bahkan
fluida bisa digunakan untuk memotong benda yang keras ketika gaya yang signifikan
diaplikasikan (misal pemotong jet air).
3. Grinding / Penggerindaan
Menggerinda berarti menggosok, menghaluskan dengan gesekan atau
mengasah. Dalam manufaktur ditunjukkan dengan pelepasan logam oleh suatu roda
amplas putar.

D. Welding / Pengelasan

1. Macam – macam proses welding/pengelasan

a. Pengelasan Gas

Page | 4
Pengelasan Gas adalah pengelasan dimana sumber panas berasal dari
pembakaran gas. Beberapa proses las yang termasuk dalam pengelasan gas
contohnya seperti OFW (Oxy-Fuel Welding) dimana gas yang digunakan adalah
campuran oksigen dengan LPG (Liquid Petroleum Gas), dan OAW (Oxy-
Acetylene Welding) dimana gas yang digunakan adalah campuran oksigen
dengan asetilen atau yang lebih banyak dikenal dengan karbit. Pengelasan gas
merupakan pengelasan yang sangat tua, ditemukan pada awal tahun 1900an
sebelum las busur listrik ditemukan. Namun hingga saat ini pengelasan gas
terutama OAW masih banyak digunakan karena sifatnya yang praktis dan relatif
lebih murah dari proses las yang lain walaupun kualitas sambungan yang
dihasilkan cenderung kurang bagus. Selain digunakan untuk mengelas, aplikasi
lain dari nyala api oksigen dengan asetilen adalah untuk pemotongan logam dan
brazing.
b. Pengelasan Busur Listrik

Pengelasan Busur Listrik merupakan jenis las yang paling banyak dipakai
di dunia industri karena pengelasan ini praktis, murah, efisien, dan memiliki
produktivitas tinggi dengan hasil sambungan yang cukup berkualitas. Pengelasan
busur listrik mendapatkan panas dari busur listrik yang tercipta antara ujung
elektroda dengan logam induk. Busur listrik tersebut tercipta dari reaksi arus
pendek akibat dari terjadinya kotak ujung elektroda dengan logam induk.
Reaksi tersebut menciptakan panas yang cukup untuk meng ionisasi udara
disekitarnya, udara yang ter ionisasi mampu untuk menghantarkan elektron
diantara kedua media tersebut. Sehingga nyala busur listrik yang konstan akan
tercipta, menjadi sumber panas bagi pengelasan busur listrik. Contoh pengelasan
busur listrik seperti SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal
Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten Arc Welding), dll. Selanjutnya pengelasan
busur listrik juga terbagi menjadi pengelasan elektroda terumpan dan tidak
terumpan. Pada pengelasan elektroda terumpan, elektroda yang digunakan untuk

Page | 5
menciptakan busur listrik ikut mencair dan menjadi filler metal. Sedangkan pada
elektroda tak terumpan, elektroda tersebut terbuat dari bahan yang memiliki titik
lebur yang tinggi sehingga tidak ikut mencair menjadi filler metal.
c. Pengelasan Resistansi Listrik

Pengelasan Resistansi Listrik adalah proses pengelasan yang banyak di


aplikasikan pada industri produksi massal. Pengelasan resistansi listrik
memanfaatkan hambatan listrik (resistance) dari material untuk menciptakan arus
pendek dan mencairkan logam yang sedang di las. Pada saat yang sama titik
sambungan tersebut di tekan dan membentuk sambungan las saat membeku.
Contoh pengelasan resistansi listrik adalah spot welding dan seam
welding. Pengelasan jenis ini sangat efisien dan menghasilkan sedikit polusi, oleh
karena itu aplikasi dari pengelasan ini banyak ditemukan pada industri produksi
massal. Selain itu, mesin yang digunakan untuk pengelasan resistansi listrik
adalah mesin yang sangat kompleks dan tidak praktis dengan harga mesin nya
yang cukup mahal. Akan tetapi, karena kemampuannya untuk menyambung
logam dengan cepat dan terus menerus (kontinyu) maka dari itu pengelasan
resistansi listrik masih cukup relevan dalam industri produksi massal. Contoh
produk yang di produksi massal oleh pengelasan resistansi listrik adalah pipa
baja. Pipa baja berasal dari plat yang digulung melingkar lalu disambung secara
longitudinal atau spiral secara kontinyu oleh mesin seam welding yang bekerja
secara otomatis. Hasil dari pengelasan tersebut adalah sambungan yang kuat dari
ujung pipa ke ujung pipa sebagai hasil dari pelelehan dan penekanan yang mirip
dengan pekerjaan tempa (forging).
d. Solid State Welding

Page | 6
Pengelasan Fase Padat (Solid State Welding) sedikit berbeda dengan
proses pengelasan yang lain dimana fase cair logam merupakan kunci, tetapi pada
pengelasan fase padat kebanyakan prosesnya tidak mengubah logam menjadi fase
cair dahulu. Sehingga proses las ini memiliki nama lain yaitu Penyambungan
Fase Padar (Solid State Bonding). Memiliki banyak kemiripan dengan pengelasan
resistansi listrik, hanya saja pada proses ini pengelasan sepenuhnya menggunakan
energi mekanik tanpa menggunakan energi listrik.
Waktu, tekanan, dan temperatur adalah variabel kunci dalam
penyambungan logam dengan menggunakan pengelasan fase padat. Keunggulan
dari proses pengelasan fase padat adalah tidak adanya daerah terpengaruh panas
(HAZ) pada sekitar sambungan pengelasan seperti pada pengelasan busur listrik
pada umumnya. Hal ini membuat material yang di las memiliki sifat mekanik
yang tidak banyak berubah akibat dari HAZ. Proses las yang termasuk pengelasan
fase padat antara lain: Friction Stir Welding (FSW), Cold Welding (CW),
Diffusion Welding (DFW), Explosion Welding (EXW), Forge Welding (FRW),
Hot Pressure Welding (HPW), Roll Welding (ROW), Ultrasonic Welding (USW),
dan lainnya.
e. Pengelasan Termokimia

Pengelasan Termokimia (Termochemical Welding) merupakan pengelasan


yang menggunakan reaksi kimia sebagai sumber panas. Pengelasan seperti Oxy-
Acetylene Welding dimana sumber panasnya adalah dari hasil pembakaran gas
asetilen bertekanan juga dapat dikategorikan sebagai pengelasan termokimia.

Page | 7
Contoh pengelasan termokimia yang hingga saat ini masih banyak
digunakan adalah pengelasan aluminothermic atau thermite welding. Panas las
termit berasal dari bubuk aluminium dan oksida besi yang memiliki prinsip kerja
seperti bubuk mesiu. Bubuk termit tersebut akan bereaksi ketika dibakar dan
reaksi tersebut menghasilkan panas hingga mencapai 2.800 derajat C melelehkan
logam di dalam sebuah wadah yang digunakan untuk menampung proses
pencairan dan pembekuan logam tersebut. Karena prosesnya yang sangat praktis
dan alat – alat yang dibutuhkan mudah dibawa, pengelasan termokimia banyak
digunakan pada daerah – daerah yang sulit dijangkau dan jauh dari sumber listrik
seperti pada pengelasan untuk menyambung rel kereta api.
2. Klasifikasi Pengelasan/Welding
a. Selain dari sumber panasnya terdapat beberapa klasifikasi lain. Seperti pada
pengelasan busur listrik ada klasifikasi berdasarkan elektroda terumpan atau tidak
terumpan.
b. Pengelasan Manual adalah dimana welder memiliki kendali penuh untuk
mengumpankan elektroda dan logam pengisi serta mengarahkan elektroda
tersebut sepanjang jalur pengelasan. contoh dari pengelasan manual adalah OAW,
SMAW, dan GTAW.

c. Pengelasan Semi Otomatis dimana pengumpanan elektroda dan logam pengisi


sepenuhnya dikendalikan oleh sebuah mesin yang telah diatur parameternya oleh
welder. Tugas welder selain mengatur parameter pengumpanan juga
mengarahkan elektroda sepanjang jalur pengelasan. Contoh pengelasan semi
otomatis adalah GMAW dan FCAW.

d. Pengelasan Otomatis dan Mechanized dimana seluruh pekerjaan pengelasan


dilakukan oleh sebuah mesin yang telah diatur parameter – parameternya.
Sehingga tugas dari welding operator hanyalah mengawasi parameter yang
digunakan serta jalannya proses pengelasan itu sendiri. Contoh pengelasan
otomatis dan mechanized adalah SAW dan Seam Welding.

3. Prosedur sebelum memulai pekerjaan welding


 Mengklarifikasi di mana zona ledakan / daerah gas (jika ada), ketika pekerjaan
dilakukan.

Page | 8
 Periksa dan pastikan bahwa tidak ada bahaya kebocoran gas atau cairan mudah
terbakar dari pipa, tank, ventilasi dari tank, saat melakukan pekerjaan panas;
 Pastikan ventilasi yang memadai;
 Atur regulator dari tabung gas tekanan kerja yang direkomendasikan;
 Siapkan divisi struktural atau perlindungan, jika berlaku, terutama untuk daerah-
daerah di mana risiko kebakaran atau kerusakan peralatan, pipa, kabel dll bisa
terjadi;
 Pastikan jenis kualitas baja, elektroda dan prosedur pengelasan yang tepat. (Via
lembar kerja, gambar dll);
 Semua bahan yang mudah terbakar harus dibersihkan dari area kerja, atau
ditutupi, sebelum pekerjaan dimulai;
 Pekerjaan panas harus dipasang papan pengaman mencegah percikan api dan
logam panas dari terbang luar ke luar areal kerja;
 Gunakan selimut tahan api ;
 Pastikan bahwa fireguard ada dilokasi ketika pekerjaan panas sedang
berlangsung;
 Izin Kerja harus sudah disetujui oleh pihak yang berkepentingan.
 Semua tindakan pencegahan dan persyaratan isolasi yang disebutkan pada izin
kerja harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan;
 Siapkan alat pemadam api ringan saat melakukan pengelasan
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan welding
 Daerah yang akan dikerjakan harus bebas dari karat, minyak, deposito, dan bahan
mudah terbakar, dll, sebelum pengelasan dimulai.
 Dimana ada persyaratan prosedur pengelasan yang ditentukan, Welder harus
mengikuti langkah-langkah dalam prosedur atau seperti yang diperintahkan oleh
Welder Foreman.
 Pengelasan harus dilakukan oleh welder yang terampil dan berkompeten. Dimana
ada persyaratan untuk pemeriksaan pengelasan, Welder harus memberitahukan
kepada welding inspektur.
 Ketika pengelasan, dan setiap inspeksi telah selesai dilakukan, Welder akan
memastikan bahwa daerah tersebut dibersihkan, bahwa semua peralatan
dikembalikan ke lokasi yang benar dan izin relevan dengan formalitas pekerjaan
telah selesai.
Page | 9
 Elektroda yang tidak terpakai akan disimpan sesuai dengan Instruksi Kerja untuk
penyimpanan elektroda.

5. APD dalam welding


Proses pengelasan merupakan salah satu pekerjaan yang mempunyai banyak resiko
atau bahaya. Karena saat proses pengelasan berlangsung, maka bahaya seperti asap,
cahaya pengelasan, panas dan bahaya listrik akan timbul. Oleh karena itu jika kita
tidak memakai alat keselamatan las, maka akan membahayakan keselamatan kita saat
bekerja.

 Pakaian Kerja Las atau Apron


Pakaian kerja las adalah pakaian yang dapat melindungi seluruh bagian tubuh dari
panas dan percikan las. Selain itu terdapat Apron sebagai tambahan, apron dada
dan apron lengan ini terbuat dari bahan kulit. Karena jika dari kain biasa maka
pakaian akan lubang, hal ini disebabkan tingginya temperatur percikan las.
 Sarung Tangan Las atau welding gloves
Welding gloves atau sarung tangan las adalah sarung tangan yang memang
khusus dibuat untuk proses pekerjaan las, bahan sarung tangan las terbuat dari
kulit atau bahan sejenis asbes dengan kelenturan yang baik. Welding gloves
berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari percikan las atau spater dan panas
material yang dihasilkan dari proses pengelasan.
 Sepatu las atau safety shoes
Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu terdapat
sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan bendan
yang berat dan benda yang tajam. Selain itu karena bersifat isolator, sepatu ini
juga melindungi dari bahaya sengatan listrik.
 Helm Las atau Topeng las
Page | 10
Helm las adalah alat yang mempunyai fungsi melindungi bagian wajah dari
percikan las, panas pengelasan dan sinar las ke bagian mata. Topeng las ini
terbuat dari bahan plastik yang tahan panas, selain itu terdapat tiga kaca (bening,
hitam, bening) yang berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya sinar tampak
dan ultraviolet saat melakukan pekerjaan pengelasan.
 Kaca las
Kaca las mempunyai pengkodean nomor, yaitu nomor 6, 7, 8 , 10, 11, 12 dan 14.
Semakin besar ukurannya maka densitas atau kegelapan kaca tersebut juga
semakin tinggi. Jadi Anda dapat menyesuaikan yang cocok dengan kondisi mata
Anda. Selain itu juga ukuran ampere yang digunakan, karena ampere yang besar
akan menimbulkan cahaya yang lebih terang.
 Masker Las
Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernafasan dari bahaya asap las, karena
asap las berbeda dengan asap biasa. Asap las ini merupakan hasil pembakaran
dari bahan kimia untuk perlindungan lasan dan juga pembakaran atau pelelehan
dari material lasan. Oleh karena itu asap las ini hampir seperti serbuk bersih dan
sangat membahayakan alat pernafasan kita.

E. Cutting / Pemotongan
1. Laser Cutting

Laser cutting adalah teknologi yang menggunakan laser untuk memotong bahan,
dan biasanya digunakan untuk aplikasi industri manufaktur, tetapi juga mulai
digunakan oleh sekolah, usaha kecil, dan penggemar. Laser cutting bekerja dengan
mengarahkan output dari laser daya tinggi oleh komputer, pada material yang akan
dipotong. Materi akan mencair, terbakar, menguap, atau terhembus oleh jet gas,
menghasilkan tepi dengan finishing permukaan yang berkualitas tinggi. Pemotong
laser industri yang digunakan untuk memotong sheet bahan datar serta bahan
struktural dan pipa. Laser cutting bisa diterapkan pada berbagai macam bahan, seperti
metal, akrilik, kayu, kulit dan juga kertas. Beberapa contoh penerapan teknologi laser
pada bahan-bahan ini adalah pada pembuatan ukiran pagar (besi), merek (akrilik),
pigura (kayu), undangan (kertas), dll.

2. Metal Cutting/Pemotongan Logam


a. Metal Cutting Process
Page | 11
Proses pemotongan logam (cutting process) adalah memotong logam untuk
mendapatkan bentuk dan ukuran serta kualitas permukaan potong yang
direncanakan. Proses pemotongan logam dilakukan dengan tool (perkakas/pahat)
yang khusus, sesuai dengan jenis proses pemotongannya. Jadi tool untuk proses
yang satu tidak dapat dipakai pada proses yang lainnya, bahkan untuk proses yang
sejenis tidak dapat dipertukarkan toolnya bila rencana pemotongannya tidak sama.
b. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan proses pemotongan logam
Adapun langkah awal yang dilakukan dalam memilih kondisi pemotongan
yaitu memilih kedalaman pemotongan yang dibatasi oleh jumlah proses
permesinan logam, kekakuan benda kerja dan mesin perkakas. Hal ini disebabkan
kedalaman pemotongan memberi efek yang besar terhadap umur mata pahat.
Langkah kedua adalah memilih hantaran rata-rata; pertimbangannya yaitu
pada power mesin perkakas yang tersedia, sifat kekakuan benda kerja dan mata
pahat potong yang tersedia dan kondisi permukaan akhir yang diinginkan.
Langkah ketiga yaitu memilih kecepatan pemotongan. Pemilihan nilai
kecepatan pemotongan dapat dilakukan dengan melihat tabel yang terdapat pada
katalog mata pahat sedangkan pada mesin perkakas yang diperlukan adalah putaran
poros utama (spindle).

F. Grinding / Penggerindaan
1. Fungsi dan jenis-jenis mesin gerinda
a. Fungsi mesin gerinda secara umum
 Memotong benda kerja yang ketebalanya yang tidak relatif tebal.
 Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
 Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
 Mengasah alat potong agar tajam.
 Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
 Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )
b. Jenis-jenis mesin gerinda
1) Mesin Gerinda Permukaan (Surface Grinding)

Page | 12
Mesin Surface Grinding adalah mesin gerinda yang diperuntukan untuk
membuat bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang
diletakan di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin gerinda
ini digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak
horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja kerja kemudian
digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda
datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada
bagian tuasnya. Hasil pengerjaan mesin gerinda permukaan diperuntukan
untuk Parallel block, Jangka Sorong, Bed Mesin, dan lain-lain. Prinsip kerja
utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja dan
gerak rotasi dari tool.
2) Mesin Gerinda Tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda


benda kerja. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti
pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja
seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk
lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda
kerja untuk dilas, dan lain-lain. Mesin Gerinda didesain untuk dapat
menghasilkan kecepatan sekitar 11000 – 15000 rpm. Dengan kecepatan
tersebut batu gerinda, yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan
kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam
sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut

Page | 13
juga, mesin gerinda dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan
menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.
3) Mesin Gerinda Duduk

Fungsi utama mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi
dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau
dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain
untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat
perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat
suku cadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk
reparasi turbin dan mesin lainnya.
4) Mesin Gerinda Lurus

Fungsi utama mesin gerinda lurus adalah untuk membuat profil atau ukiran
pada suatu permukaan benda. Biasanya Gerinda lurus memiliki batu gerinda
yang kecil sehingga sangat fleksibel pada saat melakukan pengukiran pada
permukaan suatu komponen.

2. Keselamatan Menggerinda/ Grinding dalam K3


Menggerinda adalah suatu pekerjaan atau aktivitas yang paling sering dilakukan
untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi, fabrikasi dan pekerjaan lainnya, seperti:
 Menggerinda hasil pengelasaan
 Menggerinda benda kerja yang akan dilas
 Menggerinda alur untuk pengelasan belakang / back weld (notching)
 Menggerinda untuk menghilangkan korosi / karat
 Memotong material / benda kerja dengan gerinda potong (cutting wheel)

Page | 14
Akibat dari seringnya pekerjaan menggerinda, terkadang pekerja kurang
memperhatikan bahaya-bahaya dan hal-hal lain yang harus diterapkan dalam
pengerjaan dengan menggunakan gerinda tersebut. Baik itu yang berhubungan dengan
proses menggerinda maupun faktor alat yang layak digunakan untuk menjaga
keselamatan kerja. Banyak kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kesalahan
penggunaan mesin gerinda, dari kecelakaan ringan sampai dengan kecelakaan yang
berat bahkan meninggal (Fatality).

Untuk menghindari kecelakaan kerja yang disebabkan kesalahan penggunaan


mesin gerinda maka perlu diperhatikan beberapa hal sebelum melakukan pekerjaan
menggerinda, yaitu:
1. Gunakan alat pelindung diri / Personal Protective Equipment (PPE) khusus
selain PPE standar dengan tepat dan benar seperti, Masker, Safety Glasses, Face
Shield, Ear Plug, Gloves.
2. Pastikan kondisi mesin gerinda baik dan aman untuk digunakan, tidak ada
kebocoran arus pada bodi mesin dan kabel yang terhubung dengan mesin, kap
pelindung / safety guard pada mesin terpasang.
3. Pasang batu gerinda untuk ukuran yang dibutuhkan dengan memperhatikan
batas kecepatan maksimum / Maximum Operation Speed (MOS) yang tertera
pada batu gerinda dan pastikan MOS pada batu gerinda lebih besar dari
kecepatan maksimum mesin yang akan digunakan.( nb:kecepatan maksimum
mesin tertera pada bodi mesin)
4. Perhatikan ketebalan batu gerinda yang sesuai untuk jenis pekerjaan yang akan
dilakukan, untuk menggerinda jangan menggunakan batu gerinda yang tipis
yang diperuntukan memotong.
5. Gunakan kunci yang tepat untuk mengencangkan pengunci batu gerinda.
6. Pastikan benda kerja yang akan dipotong atau digerinda dalam posisi yang
tetap , supaya benda kerja tidak terpental ketika diberikan tekanan dari batu
gerinda. Bila perlu pergunakan penjepit / clamp (Kasus : plat yang akan di
gerinda berukuran 25 cm x 10 cm, ketebalan 1 ml, pada saat menggerinda posisi
plat diletakkan di plat tipis dan licin, sehingga pada saat digerinda plat selalu
bergeser, pekerja menggunakan tangan kiri untuk menahan plat tidak bergeser,
tiba-tiba tangan kiri bergeser dan gerinda merobek sarung tangan hingga
melukai jari telunjuk pekerja), apa yang harus kita lakukan? Untuk pencegahan,

Page | 15
jangan sekali-kali meletakkan benda yang akan digerinda di atas permukaan
yang licin.
7. Pastikan lokasi kerja aman dari bahan mudah terbakar seperti, thinner, Grease,
oil.

Hal-hal lain yang juga harus diperhatikan pada saat melakukan penggerindaan adalah:
1. Posisi badan harus dalam posisi aman untuk melakukan pekerjaan.
2. Jangan memberikan tekanan yang berlebih terhadap batu gerinda untuk
menghindari pecahnya batu akibat tekanan yang dipaksakan.
3. Perkecil bagian batu gerinda yang kontak langsung dengan benda kerja /
material yang digerinda atau dipotong.
4. Pastikan socket kabel power dicabut dari supply power pada saat penggantian
batu gerinda. Dan jangan meninggalkan mesin gerinda dalam kondisi masih
terhubung dengan power supply.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas maka resiko kecelakaan dari pekerjaan


menggerinda atau yang menggunakan mesin gerinda dapat diperkecil bahkan
dihindari.
 Ketahui dulu, apa yang harus diselesaikan/dikerjakan (material yang akan
digerinda)
 Ketahui dulu, apa keterbatasan material yang akan digerinda (ukuran, keadaan
permukaan, jenis, posisi yang akan digerinda)
 Ketahui dulu, apa keterbatasan mesin gerinda, apakah dalam keadaan baik atau
rusak, apakah ukuran kecil, sedang atau besar,apakah komponen-komponen
pendukungnya lengkap.
 Ketahui dulu, apa keterbatasan kita yang akan mengopersikannya, apakah dalam
kondisi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani atau sakit, kemampuan fisik,
pengetahuan dan pengalaman.

Apa yang dilakukan pada saat gerinda sudah tidak digunakan


 Pada saat akan mengoffkan mesin gerinda, jangan putuskan terlebih dahulu dari
sumber listrik,melainkan off kan dulu terlebih dahulu, kemudian cabut dari
sumber listrik.
 Pastikan peralatan tidak terhubung lagi ke bagian kelistrikan
 Jangan pernah mencabut ke tiga cabang dari steker

Page | 16
 Jagalah kabel listrik mesin gerinda dari panas, minyak dan ujung yang tajam
 Pastikan hubungan listrik dan tekan tombol off saat gerinda tidak digunakan, atau
sebelum diperbaiki, atau dibersihkan atau penggantian aksesoris.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas ada beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan,yaitu :
Page | 17
 Hot Job atau Pekerjaan panas adalah setiap pekerjaan yang menggunakan atau
menghasilkan api terbuka. Pekerjaan panas ini memiliki potensi bahaya ledakan, atau
kebakaran, tersengat listrik, atau gangguan kesehatan dari gas yang dihasilkan yang
akibatnya bisa fatal.
 Jenis-jenis hot job diantaranya adalah welding/pengelasan, cutting/pemotongan, dan
grinding/penggerindaan.
 Macam-macam welding diantaranya adalah pengelasan gas, pengelasan busur listrik,
pengelasan resistansi listrik, pengelasan fase padat, dan pengelasan termokimia.
 Terdapat prosedur khusus yang harus dilakukan sebelum memulai pekerjaan welding
dan harus memperhatikan hal-hal penting lain agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
 APD untuk welding diantaranya pakaian khusus las, sarung tangan las, sepatu las,
helm las, dan masker las.
 Cutting dapat dibagi menjadi 2 yaitu laser cutting dan metal cutting
 Fungsi grinding diantaranya mengasah alat agar tajam, menghaluskan dan meratakan
permukaan benda kerja, menghilangkan sisi tajam benda kerja, dan sebagainya.
 Jenis-jenis mesin grinding diantaranya mesin gerinda permukaan, mesin gerinda
tangan, mesin gerinda duduk, mesin gerinda lurus.
 Dalam proses grinding juga harus memperhatikan hal-hal tertentu dan mengikuti
prosedur kusus yang seesuai dengan standar K3.

Page | 18
Page | 19

Anda mungkin juga menyukai