Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Dosen pengampu : Megita Dwi Pamungkas, S.Pd., M.Pd

KELOMPOK 1:
1. Lestari Setyaningrum (1810306016)
2. Salsabila Arman (1810306021)
3. Safrilia Septiasari (1810306022)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Peserta Didik.
Disamping itu penyelesaian makalah ini tak lepas dari bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Untuk itu, saran dan kritik dari rekan-rekan pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi rekan-rekan pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Magelang, 14 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan............................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................2
A. Hukum-hukum perkembangan......................................................2
B. Fase-Fase Perkembangan...............................................................4
C. Prinsip-Prinsip Perkembangan.......................................................7
D. Perkembangan Kognitif.................................................................10
E. Perkembangan Afektif...................................................................12
BAB III. PENUTUP............................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................14
B. Saran..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................16
PERTANYAAN...................................................................................................17
SOAL TUGAS AKHIR.......................................................................................19
NILAI TUGAS AKHIR......................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara continue yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses
ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas
penggunaannya.
Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan
tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas
sama dengan faktor-faktor dasar perkembangan peserta didik perlu diketahui agar
perkembangan peserta didik dapat diketahui oleh pengajar.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut :
1. Apa saja hukum-hukum perkembangan?
2. Apa saja fase-fase perkembangan?
3. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan?
4. Apa pengertian perkembangan kognitif?
5. Apa pengertian dari perkembangan afektif?
C. Tujuan
Adapun tujuan-tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Agar pembaca dapat mengetahui hukum-hukum perkembangan
2. Agar pembaca dapat mengetahui fase-fase perkembangan
3. Agar pembaca dapat mengetahui prinsip-prinsip perkembangan
4. Agar pembaca dapat mengetahui perkembangan kognitif
5. Agar pembaca dapat mengetahui perkembangan afektif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM‐HUKUM PERKEMBANGAN
1. Hukum Konvergensi
Dikembangkan oleh William Stern (1871‐1938) yang menyatakan
bahwa tidak hanya potensi bawaan saja yang penting, namun pengaruh
lingkungan juga mempengaruhi perkembangan peserta didik, kedua pengaruh
itu sama kuat.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Setiap peserta didik mempunyai tempo (kecepatan) yang berbeda
dengan peserta didik yang lainnya. Ada yang cepat ada pula yang berjalan
lebih lambat. Anak yang satu, bisa jadi lebih cepat berbicara dibandingkan
dengan anak yang lain. Ada perbedaan kapan awal mula bisa berjalan. Proses
pendidikan dari lingkungannya memiliki pengaruh yang sangat kecil dan
berlaku untuk sementara waktu. Berlangsungnya perkembangan setiap
individu tidak sama cepat atau lambat dengan individu yang lain.
3. Hukum Masa Peka
Merupakan suatu masa di mana sesuatu berfungsi sedemikian baik
dalam perkembangannya. Masa peka merupakan masa yang paling tepat
untuk terjadinya perkembangan. Hal ini dikarenakan perkembangan fungsi
tubuh tidak berjalan secara bersamaan antara satu dengan lainnya. Teori
tentang masa peka dikembangkan oleh Maria Montessori (1870‐1952). Masa
peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali
dipengaruhi dan dikembangkan. Misalnya: Pada usia 3 (tiga) hingga 5 (lima)
tahun adalah masa di mana anak mudah untuk belajar bahasa.
4. Hukum Rekapitulasi
Merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan suatu bangsa yang
berlangsung secara lambat selama berabad-abad. Dengan hukum ini berarti
perkembangan jiwa anak itu merupakan ulangan dan adanya persamaan

2
dengan kehidupan sebelumnya (yang dilakukan oleh nenek moyang). Dapat
dibagi dalam beberapa masa:
a. Masa berburu dan menyamun
Anak usia sekitar 8 tahun senang bermain kejar-kejaran, perang-
perangan, menangkap binatang (capung, kupu-kupu, dsb)
b. Masa mengembala
Anak usia sepuluh tahun senang memelihara binatang seperti ayam,
kucing, burung, anjing, dsb.
c. Masa bercocok tanam
Masa ini dialami oleh anak sekitar umur dua belas tahun, dengan tanda-
tanda sengan berkebun, menyiram bunga.
d. Masa berdagang
Anak senang bermain jual-jualan, tukar menukar foto, perangko,
berkiriman surat dengan teman-teman maupun sahabat pena.
5. Hukum Bertahan dan Mengembangkan Diri
Anak memiliki hasrat mempertahankan dan mengembangkan diri.
Keinginan mempertahankan diri terlihat pada keinginannya untuk makan
pada saat lapar. Pada anak kecil, menangis adalah bentuk untuk
mempertahankan diri dari lapar, haus, sakit, atau ngompol. Keinginan untuk
mengembangkan diri terlihat pada usaha anak untuk merangkak untuk
mengambil sesuatu yang lebih jauh. Jika usia telah bertambah, usaha itu ia
tempuh dengan berjalan, berlari, naik sepeda dan seterusnya.
6. Hukum Irama Perkembangan.
Hukum ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya
perkembangan anak, akan tetapi tentang irama atau rythme perkembangan.
Jadi perkembangan anak tersebut mengalami gelombang “pasang surut”.
Mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak tersebut mengalami juga
kemunduran dalam suatu bidang tertentu.
Kategori Irama Perkembangan:

3
a. Peserta didik yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat
ataupun lambat, melainkan perkembangannya berlangsung mendatar dan
maju secara bertahap. Semuanya berlangsung dengan tenang, masa yang
satu disambung oleh masa berikutnya dengan tidak menunjukkan
peralihan yang nyata.
b. Peserta didik yang pada waktu kecilnya cepat berkembangnya, namun
sesudah besar kecepatan semakin menurun sehingga akhirnya berhenti
sama sekali.
c. Peserta didik yang pada waktu kecilnya lambat laju perkembangannya,
namun semakin besar semakin bertambah cepat kemajuannya.

B. FASE FASE PERKEMBANGAN


Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atas pembabakan
rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-
pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodisasi
perkembangan ini, para ahli berebeda pendapat. Pendapat-pendapat itu secara
garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisa biologis,
didaktis, dan psikologis.
1. Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisa Biologis
Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan
atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Aristoteles
Ia membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun
ke dalam tiga masa, di mana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
1) Fase anak kecil (masa bermain), umur 0–7 tahun yang diakhiri dengan
pergantian gigi.
2) Fase anak sekolah (masa belajar), umur 7–14 tahun yang dimulai
dengan tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya
kelenjar-kelenjar kelamin (seksual).

4
3) Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa
(14–21) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar
kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.
b. Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis
atas lima fase, yaitu:
1) Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses
kelahiran, lebih kurang 280 hari.
2) Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
3) Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2
tahun.
4) Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia
pubertas.
5) Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21
tahun, yang dibagi atas tiga masa, yaitu:
a) Fase pre adolescence, mulai usia 11–13 tahun untuk wanita, dan
usia-usia sekitar setahun kemudian bagi pria.
b) Fase early adolescence, mulai usia 13–14 tahun sampai 16–17
c) Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan
seseorang atau masa ketika seseorang menempuh perguruan
tinggi.
c. Kretscmer
Pakar ini mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu
melewati empat tahapan, yaitu :
1) Tahap I yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs (pengisian)
priode 1; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
2) Tahap II yaitu dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira7,0 tahun; Streckungs
(rentangan) periode I, pada periode ini anak kelihatan langsing
(memanjang/meninggi).

5
3) Tahap III yaitu dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs
periode II; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
4) Tahap IV yaitu dari kira0kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun;
Streckungs periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan
langsing.
2. Tahap Perkembangan Berdasarkan Didaktis
Dasar didaktis atau intruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada
beberapa kemungkinan diantaranya yaitu apa yang harus diberikan kepada
anak didik pada masa tertentu, bagaimana caranya mengajar atau menyajikan
pengalaman belajar kepada anak didik pada masa tertentu. Kedua hal tersebut
dapat dilakukan bersamaan. Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan
berdasarkan didakatis atau instruksional antara lain pendapat dari Comenius
dan pendapat Rosseau.
a. Comenius.
Dipandang dari segi pendidikan, pendidikan yang lengkap bagi seseorang
itu berlangsung dalam empat jenjang yaitu:
1) Sekolah ibu (school materna), untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun.
2) Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan), untuk anak-anak usia 6,0
sampai 12,0 tahun.
3) Sekolah latin (scola latina), untuk remaja usia 12,0 sampai 18 tahun
4) Akademi (academica) untuk pemuda-pemudi usia 18,0 sampai 24,0
tahun.
Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan
pendidikan ) yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus
dipergunakan dengan metode penyampaian yang sesuai dengan
perkembangannya.
b. Rosseau.
Penahapan perkembangan menurut Rosseau adalah sebagai berikut :
1) Tahap I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.

6
2) Tahap II : 2,0 sampai 12,0 masa pendidikan jasmani dan latihan panca
indera.
3) Tahap III : 12,0 sampai 15,0 periode pendidikan akal.
4) Tahap IV : 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan watak dan pendidikan
agama.
3. Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada
umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Kegoncangan psikis
itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu dapat dapat digunakan
sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain dalam
proses perkembangan. Selama perkembangan, pada umumnya individu
mengalami masa kegoncangan dua kali, yaitu pada kira-kira tahun tahun
ketiga atau keempat, dan pada permulaan masa pubertas.
Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu
dapat digambarkan melewati periode atau masa, yaitu :
a. Dari lahir sampai masa kegoncangan petama (tahun ketiga atau keempat )
yang biasa disebut masa kanak-kanak.
b. Dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegncangan kedua
yang biasa disebut masa keserasian bersekolah.
c. Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa
disebut masa kematangan.

C. PRINSIP - PRINSIP PERKEMBANGAN


Diantara prinsip-prinsip perkembangan antara lain adalah:
1. Bahwa perkembangan melibatkan perubahan.
Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian
kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh
kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku
anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi
penampilan anak, dan bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak,

7
dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini
terjadi.

2. Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya.


Bahwa perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan
selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan
pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan
sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.
3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul
dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan
batas dari perkembangan.
4. Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan.
Yang penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi
semua anak, perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan
spesifik, perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang
perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam
perkembangan.
5. Terdapat perbedaan individu dalam berkembang.
Bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang
sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan.
Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan
untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
adalah bahwa ia mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan
kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.
6. Periode pola perkembangan.
Periode perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa
neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa
puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan

8
ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari
periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.

7. Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial.


Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan
para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu
menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang
baik.
8. Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial.
Bahaya tersebut bisa terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat
mengubah pola perkembangan.
9. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
Tahun pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber
biasanya yang paling tidak bahagia.
Carol Gestwicki (1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar
perkembangan, yaitu:
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan. Pemahaman
tentang prilaku yang seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para
praktis untuk mengenal perkembangan yang khusus dan menantang fase
berikutnya yang semestinya.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan

berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan mungkin terjadi


berkesinambungan dengan baik bila anak didorong untuk melampaui atau
secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal. Anak harus diberi waktu
sesuai dengan yang mereka butuhkan sebelum berlanjut pada tahap
berikutnya.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.  Waktu-waktu
yang menunjukkan kesiapan harus dikenai melalui pegamatan yang cermat. 
Proses belajar akan terjadi dengan sangat mudah pada saat yang optimal. 

9
Setiap pengajaran tidak akan menjadikan  proses belajar dengan mudah
sebelum mencapai kesiapan.
4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan)
dan faktor-faktor lingkungan (belajar).  Kematangan merupakan prasyarat
munculnya kesiapan untuk belajar.  Lingkungan menentukan arah
perkembangan.
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling
berhubungan, dengan semua aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial)
yang saling mempengaruhi.  Suatu program untuk memupuk perkembangan
akan mendukung domain-domain yang lain dengan deajat kepentingan yang
sama. semua pengalaman belajar dikenal sebagai peluang-peluang yang
terintegrasi untuk pertumbuhan, dan bukan merupakan keterampilan yang
terpisah-pisah.
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing. Suatu
hal yang tidak mungkin dan berbahaya bila kita membandingkan individu-
individu ditinjau dari umurnya.  Setiap anak mempunyai kebutuhan dan
karakteristik yang unik pada tahap tertentu. Hal ini memungkinkan terjadinya
perbedaan dan pilihan-pilihan.
7. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari

yang umum kepada yang khusus. Dengan memperhatikan prinsip ini tidak
mungkin anak melampaui tahap tertentu atau diburu-buru pada perilaku
tertentu bila mereka belum siap.

D. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kognitif dalam bahasa Latin cognitio yang berarti pengenalan. Istilah ini
mengacu baik kepada perbuatan atau proses mengetahui maupun pengetahuan itu
sendiri. Proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru
lahir. Semua bayi manusia sudah berkemampuan menyimpan informasi-informasi
yang berasal dari penglihatan, pendengaran, dan informasi-informasi yang diserap
oleh indra-indra lain. Umumnya, kognitif dipandang cenderung pada transfer atau

10
pemasukan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri subjek belajar,
namun sesungguhnya tidak demikian. Kognitif menekankan pada tujuan atau
kemampuan intelektual.
Dengan kata lain, aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan
nalar atau proses berpikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk
mengembangkan kemampuan rasional. Dalam aspek kognitif dibagi lagi menjadi
beberapa aspek yang lebih rinci yaitu:
1. Pengetahuan ( Knowledge)
Aspek ini adalah aspek yang mendasar yang merupakan bagian dari
aspek kognitif. mengacu kepada kemampuan untuk mengenali dan mengingat
materi-materi yang telah dipelajari mulai dari hal sederhana hingga mengingat
teori-teori yang memerlukan kedalaman berpikir. Juga kemampuan mengingat
konsep, proses, metode, serta struktur.
2. Pemahaman ( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi daripada aspek pengetahuan. Mengacu kepada
kemampuan untuk mendemonstrasikan fakta dan gagasan dengan
mengelompokkan, mengorganisir, membandingkan, memberi deskripsi,
memahami dan terutama memahami makna dari hal-hal yang telah dipelajari.
Memahami suatu hal yang telah dipelajari dalam bentuk translasi (mengubah
bentuk), interpretasi (menjelaskan atau merangkum), dan ekstrapolasi
(memperluas arti dari satu materi).
3. Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah untuk menerapkan materi yang telah
dipelajari dengan menggunakan aturan serta prinsip dari materi tersebut dalam
kondisi yang baru atau dalam kondisi nyata. Juga kemampuan menerapkan
konsep abstrak dan ide atau teori tertentu. Penerapan merupakan tingkat yang
lebih tinggi dari kedua aspek sebelumnya yaitu pengetahuan dan pemahaman.
4. Analysis (Analisa)
Menganalisa melibatkan pengujian dan pemecahan informasi ke dalam
beberapa bagian, menentukan bagaimana satu bagian berhubungan dengan

11
bagian lainnya, mengidentifikasi motif atau penyebab dan membuat
kesimpulan serta materi pendukung kesimpulan tersebut. Tiga karakteristik
yang ada dalam aspek analisa yaitu analisa elemen, analisa hubungan, dan
analisa organisasi.
5. Sintesis ( Synthesis)
Sintesis termasuk menjelaskan struktur atau pola yang tidak terlihat
sebelumnya, dan juga mampu menjelaskan mengenai data atau informasi yang
didapat. Dengan kata lain, aspek sintesis meliputi kemampuan menyatukan
konsep atau komponen sehingga dapat membentuk suatu struktur yang
memiliki pola baru. Pada aspek ini diperlukan sisi kreatif dari seseorang atau
anak didik.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk berpikir dan memberikan penilaian
serta pertimbangan dari nilai–nilai materi untuk tujuan tertentu. Atau dengan
kata lain, kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu. Evaluasi ini
dilakukan berdasarkan kriteria internal dan eksternal.

E. PERKEMBANGAN AFEKTIF
Afektif berasal dari bahasa Latin affectio yang berarti “keadaan tersentuh,
tergerak”. Afektif disertai gerakan-gerakan ekspresif, dan sentakan serta reaksi-
reaksi vokal (jeritan, teriakan). Afeksi lebih mengarah pada perbuatan yang
dilakukan atas dorongan perasaan dan emosi individu, dalam proses pendidikan
afektif sering diterjemahkan sebagai minat, sikap, dan penghargaan dalam belajar.
Bloom membagi afektif dalam lima tingkat, yaitu:
1. Penerimaan ( Receiving/Attending)
Mengacu kepada kemampuan untuk memperhatikan dan merespon
stimulasi yang tepat, juga kemampuan untuk menunjukkan atensi atau
penghargaan terhadap orang lain. Dalam domain atau ranah afektif,
penerimaan merupakan hasil belajar yang paling rendah. Contohnya,
mendengarkan pendapat orang lain.

12
2. Responsif (Responsive)
Domain ini berada satu tingkat di atas penerimaan, dan ini akan
terlihat ketika siswa menjadi terlibat dan tertarik terhadap suatu materi. Anak
memiliki kemampuan berpartisipasi aktif dalam suatu pembelajaran dan selalu
memiliki motivasi untuk bereaksi dan mengambil tindakan. Contoh, ikut
berpartisipasi dalam diskusi kelas mengenai suatu pelajaran.
3. Penilaian (Value)
Domain ini mengacu pada pentingnya nilai atau keterikatan diri
terhadap sesuatu, seperti penerimaan, penolakan atau tidak menyatakan
pendapat. Juga kemampuan untuk menyatakan mana hal yang baik dan yang
kurang baik dari suatu kegiatan atau kejadian dan mengekspresikannya ke
dalam perilaku. Contoh, mengusulkan kegiatan kelompok untuk suatu materi
pelajaran.
4. Organisasi (Organization)
Tujuan dari ranah organisasi adalah penyatuan nilai, sikap yang
berbeda yang membuat anak lebih konsisten dan membentuk sistem nilai
internalnya sendiri, dan menyelesaikan konflik yang timbul diantaranya. Juga
mengharmonisasikan berbagai perbedaan nilai yang ada dan menyelaraskan
berbagai perbedaan.
5. Karakterisasi (Characterization)
Acuan domain ini adalah karakter seseorang dan daya hidupnya.
Kesemua hal ini akan tercermin dalam sebuah tingkah laku yang ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai–nilai telah
berkembang sehingga tingkah laku lebih mudah untuk diperkirakan

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada pada makalah ini, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami
oleh individu menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan baik fisiknya maupun psikisnya. Sistematis
mempunyai arti bahwa perkembangan yang terjadi adalah perkembangan yang
teratur atau tersistem. Sementara progresif mempunyai arti bahwa perubahan
yang terjadi dalam perkembangan ke arah yang lebih baik atau maju. Dan
berkesinambungan diartikan bahwa perubahan yang terjadi saling berkait antara
sebelum dan sesudahnya terjadi perbahan.
Terdapat perbedaan individual seperti fisik, perbedaaan sosial, perbedaan
kepribadian dan kemampuan dasar serta perbedaan kecakapan atau kepandaian.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Terutama untuk saran yang membangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darkusno, Koko. “Hukum-Hukum Perkembangan”. http://file.upi.edu/Direktori


/FIP/JURPEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967101-KOKO_DARKUSNO
A/ HUKUM-HUKUM_PERKEMBANGAN.pdf. (diakses pada tanggal 5
September 2018).
Yusuf, Syamsu. 2015. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya
2009. “Prinsip-Prinsip Perkembangan”. http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/
prinsip-prinsip-perkembangan.html?m=1. (Diakses pada tanggal 6 September
2018).
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Universitas Terbuka. Hal. 1.25-1.26.
Annilta. 2015. “Pengembangan Kemampuan Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik”.
(https://www.google.co.id/amp/s/annilta.wordpress.com/2015/06/03/pengemba
ngan-kemampuan-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/amp/). (Diakses pada
tanggal 5 September 2018).
Rerno, Devita. 2017. “Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom”.
(https://www.google.co.id/amp/s/dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-
psikomotorik/amp). (Diakses pada tanggal 5 September 2018).

15
LAMPIRAN

16
PERTANYAAN

1. Pada prinsip perkembangan terdapat periode perkembangan, dann disitu


dikatakan bahwa dalam semua periode (periode pralahir, masa noenatus, masa
bayi, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber) terdapat saat-
saat keseimbangan dan tidak keseimbangan. Contoh dari saat-saat kesimbangan
dan tidak keseimbangan tersebut adalah....(Ahmad Yasir, 01)
Contoh dari keseimbangannya yaitu perkembangan seorang bayi pasti akan
melalui tahapan tahapan tertentu secara runtut/urut seperti seorang bayi bermula
dari bisa tengkurep, merangkak lalu mulai berbicara. Sedangkan contoh dari
tidak keseimbangan tersebut yaitu seperti perkembangan seorang anak yang
masih berusia bayi ada yang tiba-tiba langsung bisa berjalan atau giginya sudah
tumbuh terlebih dahulu sebelum merangkak dan ada yang sudah bisa berbicara
terlebih dahulu.
2. Di dalam aspek sintesis pada perkembangan kognitif dikatakan bahwa aspek
sintesi meliputi kemampuan menyatukan konsep. Apa maksud dari menyatukan
konsep tersebut? (Ahmad Yasir, 01)
Di dalam perkembangan itu terdapat beberapa aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisa, sintesis, dan evaluasi. Maksud dari menyatukan
konsep sendiri yaitu menyatukan aspek-aspek sebelum sintesis diantaranya yaitu
aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisa yang nantinya akan
disintesis kemudian akan dievaluasi.
3. Apa saja cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi agar emosi lebih setabil?
(Ariana, 03)
Cara yang bisa dilakukan untuk mengatsi agar emosi lebih setabil diantaranya
yaitu:
a. Cari suasana yang tenang
b. Meluapkan emosi kepada hobi

17
c. Tetap santai
d. Rilek, dan anggap semua ini hanya semu
e. Mengingat dampak negati yang akan tejadi bila kita meluapkan emosi
4. Apa maksud dari perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan
selanjutnya? (Maryam Abdullloh, 13)
Maksud dari perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan
selanjutnya yaitu karena perkembangan awal merupakan landasan bagi
pembentukan dasar-dasar kepribadian seseorang. Pada tahun-tahun awal, anak
belajar menyesuaikan dan membiasakan diri dengan berbagai hal yang ada di
sekitarnya. Pada saat ini juga terbentuk kepercayaan (basic trust) yang sangat
penting dan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak selanjutnya.
5. Dalam prinsip perkembangan dikatakan bahwa setiap bidang perkembangan
mengandung bahaya. Apa maksud dari bahaya tersebut? (Susanti, 32)
Maksud dari bahaya tersebut yaitu jadi dalam pola perkembangan tidak
selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang dapat
mengganggu pola normal yang belaku. Beberapa hal yang dapat
menyebabkannya antara lain dari lingkungan dan dari anak itu sendiri. Bahaya
ini dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis adn sosial.
Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik akan tetapi datar, artinya tidak
ada peningkatan perkembangan dan dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketdakmatangan.
6. Apa maksud dari perkembangan dapat diramalkan? (Meli, 24)
Maksud dari perkembangan dapat diramalakan yaitu bahwa perkembangan
seseorang itu pasti akan mengikuti tahap-tahap tertentu secara urut. Sebagai
contoh kita bisa meramalkan tahap perkembangan bayi, setelah bayi lahir akan
mengikuti tahapan-tahapan untuk menuju dewasa/anak- anak diantara tahapan
yang bisa kita amati yaitu setelah beberapa bulan bayi bisa miring ke satu sisi
,kemudian bisa tengkurep dan merangakak, lalu bisa duduk kemudian bisa
berdiri dan berjalan.

18
TUGAS AKHIR
Soal :
1. Apa pentingnya mengetahui perkembangan peserta didik?
2. Pengalaman belajar seperti apakah yang perlu dilakukan agar siswa mampu
mencapai berbagai tingkat kompetensi yang ada dalam perkembangna afektif?
3. Bagaimana cara mengatasi peserta didik yang memiliki perkembangan yang
lambat dalam memahami pelajaran?
Jawab :
1. Diantara manfaat mengetahui perkembangan perseta didik yaitu :
a. Dapat menciptakan ruangan kelas yang tepet bagi peserta didik
b. Dapat Memberikan motivasi-motivasi atau nasehat terhadap anak-anak
memang di saat umur itu membutuhkan  dorongan yang lebih besar.
Misalnya ketika anak mulai duduk di bangku SMP dan SMA yang  mulai
banyak mengenal teman-teman yang mungkin berpengaruh terhadap pikiran
yang membuat seorang anak ingin berhenti sekolah atau jarang masuk
sekolah kerena terlalu sering bermain dengan teman-temannya, karena ketika
seorang anak duduk dibangku SMP atau SMA, perkembangan kognitifnya
mengenai pemikirannya matang bertahan di beberapa sikap dan perilaku.
c. Dapat memberikan pelajaran mengenai akidah akhlak yang mendalam, dan
mempaparkan akibat-akibat bagi yang melanggar aturan-aturan tertentu.
d. Dapat berinteraksi dengan baik terhadap peserta didik dengan
mengemukakan topik-topik yang mungkin sangat disukai pada umur peserta
didik tertentu.
e. Dapat memberikan metode pembelajaran yang menarik dan berpariasi.
f. Mengetahui pelajaran seperti apa yang sangat dibutuhkan dan yang kurang
dibutuhkan.
g. Memberikan dorongan bagi peserta didik yang menurut kita dia kurang bisa
berinteraksi dengan yang lainnya.

19
h. Dapat mengendalikan diri agar  tidak membeda-bedakan anak yang satu
dengan yang lainnya.
i. Dapat memahami peserta didik dengan baik.
2. Pengalaman belajar yang perlu dilakukan yaitu :
a. Mengamati dan menirukan contoh atau model atau panutan
b. Mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilali dan
berlatih menilai ditinjau dari segi baik buruknya, adil tidak adilnya, indah
tidak indahnya terhadap objek nilai.
c. Berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntunan nilai yang
diperlajari.
3. Cara mengatasi perserta didik yang lambat dalam memahami pelajaran yaitu:
a. Memahami karakteristik anak
b. Menerapkan metode tertentu kepada anak yang lambat memahami pelajaran
c. Memilihkan tempat duduk yang tepat misalnya dengan teman sebangku yang
cerdas dan penolong
d. Memberikan tugas tambahan
e. Meminta bimbingna guru BK
f. Konsultasi dengan orang tua anak atau siswa
g. Memotivasi anak untuk bersungguh-sungguh dalam belajar
h. Hindarkan hukuman atau perkataan yang bisa lebih membuat anak tersebut
semakin rendah diri
i. Mendidik dengan hati

20
NILAI TUGAS AKHIR

NPM NAMA NILAI


1810306001 Ahmad Yasir Rifa’i 73
1810306002 Ditaul Safitri 87
1810306003 Ariana Dwi Hidayati 83
1810306004 Hega Narimoati 80
1810306005 Bella Nurbaiti Purwandini 90
1810306006 Yunita Aditya 87
1810306007 Mohamad Alfarizi 70
1810306008 Bagas Ardiyanto 87
1810306010 Nur Indah Fauziah 97
1810306012 Visi Ornawati 100
1810306013 Maryam Abdulloh 80
1810306014 Gunawan 97
1810306015 Rizky Elsa Armadhani 77
1810306016 Lestari Setyaningrum
1810306017 Lutvia Nurul Afwah 83
1810306018 Nanda Fitriani 83
1810306019 Anisa Eka Saputri 73
1810306020 Annisa Fitriani 93
1810306021 Salsabila Arman
1810306022 Sefrilia Septiasari
1810306023 Ahmad Faris Alfiyansah 83
1810306024 Meli Handayani 77
1810306025 Lutfi Marfuah 73
1810306026 Farah Hafizhah Noor Afifah 90
1810306027 Bagas Galuh Wicaksono 93
1810306028 Rizqi Mega Oktaviani 73
1810306029 Tahta Umahatus Syarifah 73
1810306030 Tahliatul Almukholani 77
1810306031 Isti Rinayah 73
1810306032 Susanti 100

21

Anda mungkin juga menyukai