Anda di halaman 1dari 4

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

AULIANA AZZAHRA FITRI (20119125)

KELOMPOK 4 (TLM 1C)

I. PENDAHULUAN Setelah itu, bagian bawah dari lempeng


dicelup dalam larutan pengelusi di dalam
A. Tujuan
wadah yang tertutup (Soebagio,2002).
Untuk membuktikan keberadaan Kromatografi lapis tipis merupakan
kurkumin dalam kunyit. cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murni dan mengetahui kuantitasnya
B. Prinsip
yang menggunakan kromatografi juga
Pemisahan yang didasarkan atas merupakan analisis cepat yang
perbedaan distribusi dan kompenen- memerlukan bahan sangat sedikit, baik
kompenen campuran tersebut diantara 2 fase, menyerap maupun merupakan cuplikan KLT
yait fase diam dan fase gerak. dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-
senyawa yang sifatnya hidrofilik seperti lipid-
C. Dasar Teori
lipid dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan
Kromatografi lapis digunakan untuk dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat
pemisahan senyawa secara cepat, dengan digunakan untuk mencari kromatografi
menggunakan zat penyerap berupa serbuk kolom, identifikasi senyawa secara
halus yang dilapiskan serba rata pada kromatografi dengan sifat kelarutan senyawa
lempengan kaca. Lempeng yang dilapisi dapat yang dianalisis. Bahan lapis tipis seperti silika
dianggap sebagai kolom kromatografi gel adalah senyawa yang tidak bereaksi
terbuka. dengan pereaksi-pereaksi yang lebih reaktif
seperti asam sulfat.( Fessenden, 2003 ).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kompenen-komponen dari KLT ini
adalah suatu teknik yang sederhana yang
adalah bahan penyangga/lempeng penyangga
banyak digunakan, metode ini
dan baki lempeng.
menggunakan  empeng kaca atau lembaran
Jenis-jenis adsorben yang sering
plastik yang ditutupi penyerap atau lapisan
digunakan antara lain :
tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan
1. Silica Gel
cuplikan pada kempeng kaca, pada dasarnya
Yang paling banyak digunakan dalam
menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler.
bidang pengujian, bersifat asam
1
lemah, sering ditambah CaSO4 (gibs) Merupakan magnesium silikat. Daya
sebagai pengikat agar melekat kuat melekatnya tidak sebaik adsorben
pada penyangga. Penambahan ini juga lainnya. Biasanya ditambahkan
mempercepat mengeringnya lapis pengikat seperti selulosa atau amylum.
tipis. Juga dapat ditambahkan Mempunyai kapasias yang besar dan
indikator fluoresensi yang akan banyak digunakan untuk pemisahan
berfluoresensi dibawah sinar UV pada fenol.
245 nm, hingga noda yang II. METODE
mengabsorpsi pada frekuensi ini A. Alat dan Bahan
menjadi sangat kontras terhadap latar Alat :
belakang yang berfluoresensi hijau 1. Bejana kromatografi (chamber)
kuning. 2. Fase diam (lempeng tipis)
2. Alumina 3. Fase gerak (eluen)
Bersifat basa lemah, tidak sebaik silica 4. Pipa kapiler
gel dan lebih relatif secara kimia 5. Spatula
hingga untuk senyawa yang sensitif 6. Beaker glass
dapat terdegrasi. Juga dapat ditambah 7. Cawan uap
Ca2SO4 dan indikator fluoresensi. Bahan :
3. Kieselguhr (Tanah Diatome) 1. Standar kurkumin
Merupakan adsorben netral dengan 2. Kunyit (sample)
aktivitas rendah. Daya resolusinya 3. Aquadest
juga kecil. Dapat ditambahkan sebagai B. Prosedur Kerja
campuran pada silica gel yang akan Preparasi sample
memberikan adsorben campur yang
Haluskan kunyit Tampung filtrat
kurang aktif. Juga dapat ditambah lalu saring ke dalam cawan
Ca2SO4. filtratnya uap

4. Selulosa
Dengan menggunakan selulosa
Pekatkan filtrat di
sebagai adsorben akan didapat lapis Tunggu hingga
dalam penangas
tersisa sedikit
tipis yang sifanya analog dengan air

kromatografi kertas. Memberikan


lapis tipis yang baik tanpa pengikat. Penetapan sample
Adsorben ini dapat ditambah indikator
Siapkan chamber Tuangkan eluen
fluoresensi atau Ca asetat. beserta lempeng ke dalam
5. Poliamida tipisnya chamber
2
praktikum diatas dapat dihitung menggunakan
rumus dibawah ini :
Totolkan sample Tutup bejana agar
pada lempeng eluen tidak Jarak yang ditempuh bercak uji
tipis menguap Rf =
Jarak rambat fase gerak

Hasil untuk lempeng sebelah kiri :

Gantungkan LT Tunggu hingga Jarak yang ditempuh bercak uji


pada gantungan eluen merambat Rf =
Jarak rambat fase gerak
c
chamber ke batas LT
5,5 cm
Rf sample = = 0,8
7 cm

Tentukan titik Keringkan LT 4 cm


Rf standar = = 0,5
tengah bercak c tersebut 7 cm

Hasil untuk lempeng sebelah kanan :

Jarak yang ditempuh bercak uji


Rf =
Jarak rambat fase gerak
Hitung harga Rf
6,5 cm
Rf sample = = 0,9
7 cm

III. PEMBAHASAN DAN HASIL 5,5 cm


Rf standar = = 0,8
7 cm

Sebenarnya, untuk hasil yang ideal itu nilai Rf


(retention factor) harus berada dalam angka 1.
Bila lebih dari 1 atau kurang dari 1 artinya
hasilnya negatif.

Ada 2 metode untuk mendeteksi hasil ini,


yaitu :

Dari gambar diatas, terdapat 2 lempeng tipis 1. Metode secara fisika


dengan hasil yang berbeda, untuk yang
Untuk ini dapat digunakan sinar UV
sebelah kiri sebenarnya pengerjaannya
gelombang penedek 245 nm atau gelombang
lempeng tersebut dibasahi oleh kami,
panjang 366 nm. Sebaiknya digunakan
sedangkan untuk yang sebelah kanan tidak
lempeng yang mengandung andikator
dibasahi oleh kami, hanya dibiarkan hingga
fluoresensi, sehingga bercak yang
eluen merambat dengan samplenya. Hasil dari
mengadsorpsi sinar UV akan terlihat dengan
3
jelas karena kontras dengan latar belakang kertas saring yang menempel pada dinding
yang terpendar kuning-kehijauan. chamber

2. Metode secara kimia IV. KESIMPULAN

Deteksi secara kimia ini tergantung Jadi, dari praktikum yang sudah kami lakukan
dari reaksi senyawa lapis tipis yang akan dapat disimpulkan bahwa hasil dari
memberikan warna tertentu atau fluoresensi. perhitungannya atau hasi dari pengujiannya
Reaksi dilakukan dengan cara menyemprot adalah negatif. Karena hasil perhitungannya
atau melewatkan kromatogram melalui tidak sama dengan 1. Hal ini bisa saja
larutan pereaksi maka pelarut pereaksi yang dikarenakan tekstur sample serta standar yang
digunakan hendaknya tidak melarutkan tidak sempurna.
senyawa bersangkutan. Setelah
V. DAFTAR PUSTAKA
penyemprotan, kromatogram dikeringkan lalu
lakukan pemanasan dalam oven. Pereaksi Adnan, M., 1997, Teknik Kromatografi
yang digunakan dapat bersifat umum, selektif, Untuk  Analisis Bahan Makanan, Andi
atau spesifik. UGM, Yogyakarta.
Anonim., 2016, Penuntun Praktikum Kimia
Hal yang harus di perhatikan dalam
Analisis, Universitas Muslim
kromatografi lapis tipis ini yaitu :
Indonesia, Makassar.
1. Jangan sampai terpegangnya lempeng tipis Fessenden R.J dan J.S Fessenden., 2003,
dikarenakan akan membuat lempeng tiis Dasar-dasar kimia organic, Jakarta,
tersebut menjadi basah dan tidak tegak atau Erlangga.
kokoh seperti saat dibuat Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman.,
2007,Kimia Farmasi  Analisis, pustaka
2. Lalu harus menggunakan senyawa
pelajar, Yogyakarta.
pembanding dan tidak dapat digunakan Rf
Hostettmann., 1995, Cara Kromatografi
yang ada dalam pustaka
Preparatif, ITB, Bandung.
3. Jika suatu sample yang tidak diketahui
Soebagio., 2002, Kimia Analitik, Universitas
memberikan satu bercak setelah
Negeri Makassar Fakultas MIPA,
pengembangan dengan sistem pelarut tertentu, Makassar.
belum berarti bahwa sample mengandung
Sofia, Lenny., 2006, Isolasi dan Uji
hanya satu senyawa tersebut Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding
Merah dengan Metoda Uji Brine
4. Pada saat menuangkan larutan eluen ke Shrimp, Sumatera Utara, USU
Repository.
dalam chamber, jangan sampai mengenai

Anda mungkin juga menyukai