PENDAHULUAN
Buah durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah seleranya
kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan memiliki rasa yang khas
ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat.
Buah yang memiliki nama latin durio zibethinus. Ini banyak sekali mengandung vitamin
B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali zat gizi
dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat,
Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ).
Ada jenis lain yang buahnya lebih kecil disebut chanee ( Kani ). Durian gajah yang berasal
dari bangkok ini sering disebut dengan nama durian montong ( otong ) ini telah di lepas oleh
menteri pertanian RI untuk di budidayakan di indonesia.
Selain itu juga buah durian yang sudah matang ini dapat di konsumsi sendiri atau dapat juga
di olah menjadi dodol, ice cream, campuran es, bahan minuman dan lauk pauk yang disebut
tempoyak.
2. Zat gizi apa sajakah yang terkandung dalam daging buah durian ?
Buah durian ini sangat bermanfaat bagi kesehatan, karna buah durian mengandung
vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali
zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam
Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ). Tapi walaupun bermanfaat bagi tubuh
buah durian tidak terlalu bagus apabila dimakan terlalu banyak karna buah durian bersifat
panas.
1.4. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah guna menambah wawasan bagi penulis
khususnya dan pembaca umumnya mengenai buah durian, karna buah durian memiliki
banyak manfaat tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahuinya, ada sebuah paradigma
di masyarakat kita yang mengangap buah durian dapat meningkatkan kadar kolesterol.
1.5. STUDI LITERATUR ARTIKEL ILMIAH DURIAN
Buah durian sudah sangat populer bagi masyarakat Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Durian berasal dari daerah Asia Tenggara, diduga sumber genetik utama durian adalah
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Di Kalimantan dapat ditemukan berbagai jenis
durian luar seperti Durio testudinarium (kura-kura), Durio grudiflorus (mencit), Durio
Kutejensis (lai) dan berbagai tipe atau varietas Durio Zibethtinus (durian budidaya).
Kemudian durian menyebar di Srilanka, India Selatan, Papua Nugini, Australia dan Zanzibar
(Jaya , 1995)
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas (tropis)
Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah
sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah, suhu udara
antara 25-35°C, kelembaban udara (RH) sekitar 50-80%, dan intensitas cahaya matahari 45-
50% (Rukmana, 2001) Klasifikasi ilmiah tanaman durian dapat dilihat pada tabel berikut :
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom Plantae
Ordo Malvaceae
Famili Bombacaceae
Genus Durio
Tanaman durian di habitat alami tumbuh tahunan hingga mencapai ratusan tahun (200 tahun).
Pohonnya berkayu dapat mencapai ketinggian 50 meter atau lebih, bercabang banyak dan
membentuk kanopi (tajuk) mirip kerucut atau segitiga. Biji durian berbentuk bulat telur,
berkeping dua, berwarna putih kekuning-kuningan atau coklat muda. Tiap rongga buah
terdapat 2-6 biji atau lebih. Biji durian merupakan alat atau bahan perbanyakan tanaman
secara generatif, terutama untuk batang bawah pada penyambungan (Tim Bina Karya Tani,
2008).
Di Indonesia ada 21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu : petruk,
sukun, sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig, bokor, perwira, sidodol,
bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah, kalapet, dan lai mansau (Untung,
2008)
Buah durian berbentuk bulat, bulat panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu. Buah yang
sudah matang panjangnya sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm. Beratnya sebagian besar
berkisar antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang didalamnya terletak 1-5 biji yang
diselimuti daging buah berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Besar kecilnya ukuran
biji, rasa, tekstur dan ketebalan daging buah tergantung varietas (Untung, 2008)
Selama ini bagian buah durian yang lebih umum dikonsumsi adalah bagian buah atau
dagingnya. Presentase berat bagian ini termasuk rendah yaitu hanya 20-35%. Hal ini berarti
kulit (60-75%) dan biji 5-15% belum termanfaatkan secara maksimal. Umumnya kulit dan
biji menjadi limbah yang hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Bahkan
sebagian besar dibuang begitu saja.(Prasetyaningrum, 2010)
Di Indonesia biji durian dapat diperoleh pada beberapa daerah yang mempunyai potensi akan
adanya buah durian dimana biji durian tersebut menjadi salah satu limbah yang terbengkalai
atau tidak dimanfaatkan, yang sebenarnya banyak mengandung nilai tambah. Agar limbah ini
dapat dimanfaatkan sebagaimana sifat bahan tersebut dan digunakan dalam waktu yang
relatif lama, perlu di proses lebih lanjut menjadi beberapa hasil yang bervariasi (Hutapea,
2010)
Biji Durian apabila dipotong akan mengeluarkan lendir atau dikupas kulitnya. Lendir ini
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa serta larut dalam air panas maupun
dingin membentuk suatu larutan kental. Menurut Purba (2002) lendir ini merupakan gum
karena sifat-sifatnya sama seperti sifat gum.
Karbohidrat
Protein
Lemak
Serat
Kalsium
Fosfor
Air 30 gr
9,79 gr
0,2 gr
1,08 gr
270 mg
900 mg
51,1 gr
Popular di Malaysia dikarenakan oleh penduduk lokal durian ini dijuluki raja kunyit karna
daging buahnya warna kuning.
Durian ini warnanya alami tanpa ada pelantara kimiawi dan asalnya dari banyuwangi.
Durian ini berasal dari bogor dan medan namun kepastiannya masih kurang jelas.
Durian ini menjadi hitam karena adanya penambahan kaki tanaman, asalnya dari Malaysia.
(Anonim 2016)
BAB II
PEMBAHASAN
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia Tenggara,
sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya
yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah
"raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian adalah buah yang kontroversial, meskipun
banyak orang yang menyukainya, namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok
tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan
apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan
kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D.
kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta
lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada
berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa
Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan
duren (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya duriang, sementara orang
Toraja duliang. Di Kota Ambon dan kepulauan Lease biasa disebut sebagai Doriang. Di Pulau
Seram bagian timur disebut rulen.
Buah durian merupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh baik di Indonesia.
Panjang buah durian yang matang bisa mencapai 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, dan berat
antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang di dalamnya terletak 1-5 biji yang
diselimuti daging buah yang berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Tiap varietas
durian menentukan besar kecilnya ukuran buah, rasa, tekstur, dan ketebalan daging
(Nazaruddin, 1994).
Durian banyak disebutkan sebagai pohon hutan dan biasanya berukuran sedang hingga besar
yang tingginya mencapai 50 m dan umurnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan tahun.
Bentuk pohonnya (tajuk) mirip segitiga dengan kulit batangnya berwarna merah coklat gelap,
kasar, dan kadang terkelupas. Buah durian memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam 1
bunga sehingga tergolong bunga sempurna. Aroma dari buahnya cukup menyengat. Buahnya
berduri dan bila dibelah di dalam buahnya terdapat ruang-ruang yang biasanya berjumlah
lima. Setiap ruangan berisi biji (pongge) yang dilapisi daging buah yang lembut, manis, dan
berbau merangsang. Jumlah daging buahnya pun beragam tetapi ratarata 2-5 buah. Warna
buahnya bervariasi dari putih, krem, kuning sampai kemerahan (Widyastuti dkk., 1993).
Daun dari buah durian bervariasi sesuai dengan varietasnya. Irawan dkk. (2007) mengatakan
varietas buah durian antara yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan dalam bentuk
daunnya. Bentuk daun pada buah durian ada yang berbentuk melonjong, melanset, dan
melonjong-melanset, seperti terlihat pada
a. Iklim
Durian tumbuh dengan baik di daerah tropika basah dengan curah hujan > 2.000 mm/tahun
dan tersebar merata sepanjang tahun dengan lama bulan basah 9-10 bulan/tahun dan 1-2
bulan kering sebelum berbunga. Intensitas cahaya 40-50%, dengan suhu 22-30ºC.
b. Ketinggian Tempat.
Ketinggian tempat yang baik antara 100-500 M dpl, jika ditanam pada daerah yang lebih
tinggi akan menurunkan mutunya.
c. Tanah.
Tanaman durian akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5-7 dan optimum pada pH
6-6,5.
Kondisi drainase lahan harus baik, dengan kedalaman air tanah antara 50-150 cm dan 150-
200 cm, karena akar durian sangat peka (busuk) bila terendam air.
a. Pengolahan lahan.
Lahan dibersihkan dari rerumputan, sisa tebangan, tanaman liar, kemudian dibajak/dicangkul
Di sekitar kebun perlu dibuat saluran drainase guna menghindari adanya genangan.
b. Penanaman.
Jarak tanam 10 x 10 M untuk jenis durian genjah, dan 12 x 12 M untuk jenis durian sedang
dan dalam.
Lubang tanam ditutup kembali, dengan tanah galian atas lebih dahulu dimasukkan
setelah dicampur dengan pupuk organik/pupuk kompos sebanyak + 30 kg/lubang.
Penanaman dilakukan awal musim hujan pada sore hari agar bibit yang sudah ditanam tidak
langsung terkena matahari.
Bibit ditanam sekitar 5 cm di atas pangkal batang dan diikat pada batang kayu/bambu agar
tanaman dapat tumbuh tegak lurus.
Bibit yang sudah ditanam sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sengatan matahari
curah hujan yang lebat. Naungan dapat dibongkar setelah tanaman berumur 3-5 bulan.
Tanah di sekitar tanaman sebaiknya ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, agar
kelembaban tanah dapat stabil.
c. Pemeliharaan.
Penyiangan, dilakukan untuk membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman (1 m dari
batang pohon) yang akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
Penyiraman, hal-hal yang perlu diperhatikan :
Tahap awal pertumbuhan penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari, tetapi
tanah tidak boleh tergenang terlalu lama (terlalu basah).
Kebutuhan air pada masa vegetatif 4-5 L/hari dan pada masa produktif 10-12 L/hari.
Setelah tanaman berumur satu bulan penyiraman dilakukan 3x/minggu. Jika tanaman
sudah berbuah, penyiraman harus diperhatikan karena kalau kekurangan air dapat
mengakibatkan kerontokan buah.
Tanaman durian akan membutuhkan banyak air setelah panen karena diperlukan untuk
memulihkan kondisi tanaman menjadi normal kembali
a. Pengumpulan
Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan warna
tertentu untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki
pada tahun berikutnya.
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi perlu
dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau
diekspor.
c. Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang menempel
pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi
fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22
cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan busuk buah yang
disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah
dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup
mendatangkan penerangan.
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus
kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah
durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas
semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6
butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan
lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi
pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada
lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di
dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam ada durian yang matang
baunya tidak tercium menyengat sampai keluar.
e. Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh, maka dapat
dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand.
Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit
dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik
berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan suhu 18 derajat C di
bawah nol.
Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar
unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif. Beberapa di antaranya:
• 'Otong', (alihnama dari durian "monthong", durian bangkok, di Malaysia disebut klon
D159)
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Durian adalah salah satu jenis buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Manfaat
durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya. Di Indonesia, tanaman durian
terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya
umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Durian menghendaki tanah
yang subur, gembur, tidak bercadas, kedalaman air tanah 1-2 meter, kemasaman (pH) tanah 6
– 7. Durian bisa ditanam di pekarangan atau secara kebun. Jarak tanam 10 - 14 meter. Ukuran
lobang 60 x 60 x 60 cm. Pada umur 8 tahun durian yang berasal dari okulasi sudah berbunga.
Bila buah terlalu lebat perlu dilakukan penjarangan dengan menyisakan 40 - 50 % saja. Buah
durian yang matang di pohon akan jatuh dengan sendirinya.
3.2. SARAN
Kami berharap makalah ini selain dapat bermanfaat semoga ini akan menjadi
alternatif yang baik bagi para pembaca untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.