Proposal
Proposal
PROPOSAL PELATIHAN
HERBISIDA
BLOWTOP 200 SL
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................... i
I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
II. KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN................................. 4
III. PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN..................................... 8
IV. PEMAHAMAN LABEL...................................................................11
V. SPRAYER MANUAL.....................................................................17
VI. PENCEGAHAN KERACUNAN.....................................................21
VII. PROSEDUR PERTOLONGAN DARURAT...................................25
VIII. PENYIMPANAN PESTISIDA........................................................30
IX. PEMUSNAHAN LIMBAH PESTISIDA..........................................36
X. PELAKSANAAN OPERASIONAL.................................................39
A. Penunjukkan Distributor Propinsi dan Kabupaten......................40
B. Distributor Tunggal Tingkat Propinsi...........................................40
C. Distributor Tingkat Kabupaten....................................................42
1. Propinsi Sumatera Utara..................................................42
2. Propinsi Riau....................................................................43
3. Propinsi Sumatera Selatan..............................................44
4. Propinsi Jambi..................................................................45
5. Propinsi Lampung............................................................46
6. Propinsi Sulawesi Selatan...............................................47
7. Propinsi Kalimantan Selatan............................................49
8. Propinsi Kalimantan Barat...............................................50
D. Rencana Penyaluran..................................................................51
1. Rencana Penyaluran Pasar Bebas..................................51
2. Rencana Penyaluran Pasar Khusus................................62
XI. PENUTUP.....................................................................................65
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN
BAHAN PELATIHAN
PERSIAPAN PELATIHAN
ASPEK INDUSTRI
KOORDINASI ASPEK
ASPEK TEKNIS
PELAKSANAAN ADMINISTRASI
Penjelasan diagram 1
Pemohon Pendaftaran Pestisida utnuk Penggunaan Terbatas melakukan
koordiansi dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) di
tingkat propinsi/ kabupaten/ kota atau pejabat berwenang yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Komisi pengawasan pestisida
atau pejabat yang berwenang yang akan dihubungi antara lain :
1. Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Tingkat
Propinsi;
2. Kepala Dinas Perkebunan di tingkat Propinsi;
3. Bupati di tingkat Kabupaten;
4. Dinas terkait di tingkat Kabupaten;
5. Walikota di tingkat Kota;
6. Kepala Dinas terkait di tingkat Kota.
BAB III
PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN
PEMAHAMAN LABEL
BAB IV
PEMAHAMAN LABEL
Dalam rangka mencapai pemahaman atas label dengan baik bagi para
pengguna pestisida untuk penggunaan terbatas, maka setidaknya dibutuhkan
waktu selama 60 (enam puluh) menit untuk melatihnya. Waktu tersebut
dialokasikan secara proporsional sesuai dengan bobot topik yang meliputi
pemberian pengantar selama 5 (lima) menit, pengembangan materi sekitar
45 (empat puluh lima) menit dan akhirnya kesimpulan sekitar 5 (lima) menit.
Jenis pestisida
Bobot atau volume pestisida
Nama dan alamat pemegang pendaftaran
Nomor dan tahun pembuatan
Target organisme sasaran
Dosis aplikasi/ anjuran
Volume larutan semprot dalam liter per hektar
Jumlah penggunaan dan waktu
Waktu penggunaan terakhir sebelum panen
Jenis peralatan yang digunakan
Cara melakukan aplikasi alat yang digunakan
Cara mencampur pestisida
Materi label
Nama dagang pestisida
Nama dagang suatu pestisida berhubungan dengan produk yang dihasilkan
suatu perusahaan termasuk nama yang akan digunakan dalam iklan.
Bahan aktif
Nama bahan aktif merupakan nama umum kimia yang berlaku secara
internasional
Jenis formulasi
Jenis formulasi suatu pestisida harus menunjukkan wujud suatu formulasi
pestisida seperti SL,EC, WP, WG, dll.
Konsentrasi
Konsentrasi bahan aktif suatu produk dalam formulasi pestisida dinyatakan
dalam persentase berat seperti % atau gr/l.
SPRAYER MANUAL
BAB V
SPRAYER MANUAL
Selain itu, pada kegiatan ini juga dilakukan penjelasan dan penunjukan
beberapa hal yang berkaitan langsung dengan kondisi sprayer manual serta
cara mengoperasikannya, seperti :
1. Menunjukkan cirri dasar tongkat semprot dan nozel, serta lokasi filter yang
dapat diketahui dengan menunjukan cara membongkar / membuka
pasangan keran semprot dan pasangan nozel.
2. Menjelaskan fungsi alat masing – masing dan cara membongkar dan
merakit sprayer tersebut. Dalam melakukan kegiatan ini harus dengan
menggunakan sarung tangan karena sprayer tersebut selai digunakan.
Pada kesempatan yang sama peserta perlu dijelaskan keunggulan
sprayer yang menggunakan pompa pistn.
3. Memberikan kesempatan kepada para peserta pelatihan secara
berkelompok untuk mempraktekan pembongkaran dan merakit kembali
sprayer setelah digunakan.
4. Menjelaskan perbedaan cara kerja sprayer kompresi dengan sprayer
yang menggunakan tongkat penggerak.
5. Menginformasikan dan menjelaskan berbagai bentuk nozel yang paling
cocok digunakan dan sesuai dengan kebutuhan.
PENCEGAHAN KERACUNAN
BAB VI
PENCEGAHAN KERACUNAN
BAB VII
PROSEDUR PERTOLONGAN DARURAT
Penyampaian materi ini sangat penting dan juga tentunya harus lebih
dikembangkan lagi dalam suatu diskusi bersama antara pelatih dan peserta,
yang disertai dengan praktek atau peragaan cara memberikan
pertolongannya. Kesemuanya ini dimaksudkan agar setiap peserta pelatihan
mampu untuk :
a. Mengenali setiap bentuk gejala keracunan
b. Menerangkan serangkaian tindakan yang perlu dan harus diambil untuk
sesegera mungkin menangani kasus keracunan pestisida
c. Memperagakan prosedur pertolongan pertama yang memadai sesuai
dengan kaidah dan petunjuk yang lazim dilakukan
d. Mendemonstrasikan model dengan “posisi aman”.
PENYIMPANAN PESTISIDA
BAB VIII
PENYIMPANAN PESTISIDA
b. Selalu menyimpan di tempat yang jauh. dari jangkauan anak dan hewan
ternak.
c. Selalu menyimpan di tempat yang sejuk dan kering serta terhindar dari
cahaya langsung matahari.
BAB IX
PEMUSNAHAN LIMBAH PESTISIDA
Tujuan dari pemberian dan pembekalan materi ini adalah agar setiap
peserta mampu untuk :
3. Petunjuk pembakaran
Fokus dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang dikembangkan antar
peserta pelatihan utamanya diarahkan pada cara atau metoda pemusnahan
limbah seperti :
b. Penimbunan lahan
BAB X
PELAKSANAAN OPERASIONAL PELATIHAN
3. Propinsi Riau
4. Propinsi Jambi
5. Propinsi Lampung
6. CV. Gloria
Jln. Veteran Selatan No. 117 A, Makassar
Sulawesi Selatan
Kabupaten Karo
Toko Marina Tani
Tiga Binanga, Tanah Karo
Kabupaten Dairi
UD. Aruan
Sidikalang – Dairi
Kabupaten Binjai
Toko Usaha Tani
Binjai
2. Propinsi Riau
Distributor : CV. Indo Niaga
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Indo Niaga
adalah sebagai berikut :
4. Propinsi Jambi
Distributor : CV. Jambi Agro Utama
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Jambi
Agro Utama adalah sebagai berikut :
5. Propinsi Lampung
Distributor : PT. Mekarindo Prima Lestari
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh PT.
Mekarindima Lestari adalah sebagai berikut :
Kabupaten Tulang Bawang
Toko Tani Makmur
Rawa Jitu – Tulang Bawang
Kabupaten Tanggamus
Toko Famili Tani
Sukohorjo - Tanggamus
Kota Pontianak
PD. Kirana
Jln. Sultan Muhammad – Pontianak
Kabupaten Sintang
Toko Wijaya Tani - Sintang
Kabupaten Melawi
Toko Jasa Pertanian – Nanga Pinuh
Kabupaten Sanggau
Toko Agro Tani – Sanggau
Kabupaten Sambas
Toko Pelita – Sambas
Kabupaten Singkawang
Toko Venus – Singkawang
Kabupaten Pontianak
Toko Mitra Tani – Sungei Pinyuh
Kabupaten Putussibau
Toko Matahari – Putussibau
Kabupaten Ketapang
Toko Simpati - Ketapang
D. Rencana penyaluran
Kabupaten Dairi
Di kabupaten Dairi sekitar 27.550 orang petani akan
mengikuti pelatihan penggunaan Herbisida BLOWTOP 200 SL.
Adapun luas areal yang dikelola sekitar 19.255 hektar dengan
kebutuhan herbisida sekitar 38.510 liter.
Kabupaten Binjai
Untuk Kabupaten Binjai akan disalurkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL yang akan digunakan untuk pengendalian
gulma pada areal pertanaman sekitar 21.068 hektar. Sebagai
penggunanya akan dilatih sebanyak 51.619 orang petani.
2) Propinsi Riau
Untuk propinsi Riau pelatihan akan dilaksanakan di tujuh
kabupaten, yaitu Indragiri Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Pelelawan,
Kabupaten Bengkalis
Untuk Kabupaten Aceh Tenggara akan disalurkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL sebanyak 44.000 liter kepada 11.200 petani
Kabupaten Banyuasin
Di Kabupaten Banyuasin akan dilakukan pelatihan untuk
12.100 orang petani yang akan membutuhkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL sebanyak 48.400 liter
4) Propinsi Jambi
Pelatihan penggunaan pestisida ini di propinsi Jambi akan
diselenggarakan di kabupaten Muaro Jambi dan kabupaten Kerinci,
dengan rincian informasi sebagai berikut :
Kabupaten Kerinci
Jumlah petani di kabupaten Kerinci yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 8.032 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 13.205 hektar.
5) Propinsi Lampung
Di propinsi Lampung akan diselenggarakan pelatihan di
beberapa kabupaten dan kotamadya, seperti kabupaten tulang
Bawang, Tanggamus, Lampung Utara, dan kotamadya Bandar
Lampung.
Kabupaten Tanggamus
Luas areal pertanaman yang membutuhkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL di kabupaten Tanggamus sekitar 53.858 hektar
dengan jumlah herbisida yang dibutuhkan sekitar 107.716 liter.
Adapun petani yang akan dilatihnya sejumlah 74.023 orang.
Kabupaten Sidrap
Luas areal pertanaman yang membutuhkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL di kabupaten Sidrap sekitar 8.803 hektar.
Adapun petani yang akan dilatihnya sejumlah 7.352 orang.
Kabupaten Enrekang
Di Kabupaten Enrekang akan dilaksanakan pelatihan untuk
sekitar 10.391 orang petani dengan total areal sekitar 7.090
hektar.
Kabupaten Kolaka
Untuk kabupaten Kolaka jumlah peserta pelatihan ini akan
mencapai 54.301 orang petani dengan luas sekitar 78.163 hektar.
Kabupaten Gowa
Jumlah petani di kabupaten Gowa yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 11.781 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 3.149 hektar.
Kabupaten Bantaeng
Total penyaluran Herbisida Amcotop 280 SL yang
dibutuhkan untuk kabupaten Bantaeng untuk memenuhi
kebutuhan di areal seluas 5.907 hektar. Sehingga jumlah petani
peserta yang akan ikut pelatihan adalah sebanyak 9.587 orang.
Kabupaten Pinrang
Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Pinrang sekitar 18.150 hektar. Adapun petani yang
akan dilatihnya sejumlah 26.437 orang.
Kabupaten Wajo
Sebanyak 20.482 orang petani yang akan mengikuti
pelatihan memiliki areal sekitar 11.255 hektar.
Kabupaten Mamuju
Jumlah petani di kabupaten Mamuju yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 32.671 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 18.340 hektar.
Kota Palu
Jumlah petani di kabupaten Mamuju yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 10.650 orang dengan luasan areal
Kabupaten Banjarbaru
Sebanyak 17.219 orang petani yang akan mengikuti
pelatihan memiliki areal sekitar 17.262 hektar. Untuk itu
dibutuhkan penyaluran akan memerlukan herbisida sebanyak
35.252 liter.
Kabupaten Kotabaru
Jumlah petani di kabupaten Kotabaru yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 10.060 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 20.120 hektar dengan
kebutuhan herbisida sebesar 40.240 liter.
Palangkaraya
Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
Palangkaraya sekitar 12.360 hektar dengan jumlah herbisida yang
dibutuhkan sekitar 24.720 liter. Adapun petani yang akan
dilatihnya sejumlah 6.180 orang.
Kabupaten Pontianak
Total penyaluran Herbisida BLOWTOP 200 SL yang
dibutuhkan untuk Kabupaten Pontianak adalah sebanyak 71.588
liter untuk memenuhi kebutuhan di areal seluas 35.779 hektar.
Sehingga jumlah petani peserta yang akan ikut pelatihan adalah
sebanyak 28.974 orang.
Kabupaten Sintang
Jumlah petani di Kabupaten Sintang yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 16.786 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 33.572 hektar. Dengan luas
areal tersebut maka diperkirakan akan membutuhkan herbisida
sebanyak 67.144 liter.
Kabupaten Melawi
Kabupaten Melawi membutuhkan pelatihan untuk sekitar
6.021 orang petani dengan total areal sekitar 12.042 hektar,
sehingga herbisida yang dibutuhkan mencapai 24.084 liter.
Kabupaten Putussibau
Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Putussibau sekitar 18.125 hektar dengan jumlah
herbisida yang dibutuhkan sekitar 36.250 liter. Adapun petani
yang akan dilatihnya sejumlah 9.625 orang.
Kabupaten Singkawang
Kabupaten Sambas
Kabupaten Sambas membutuhkan pelatihan untuk sekitar
42.159 orang petani dengan total areal sekitar 42.311 hektar,
sehingga herbisida yang dibutuhkan mencapai 84.622 liter.
Kabupaten Ketapang
Total penyaluran herbisida yang dibutuhkan untuk Kabupaten
Ketapang adalah sekitar 75.000 liter untuk memenuhi kebutuhan di
areal seluas 37.500 hektar. Sehingga jumlah petani yang perlu dilatih
adalah sebanyak 18.750 orang.
b) Propinsi Riau
1) PT. Cerenti Subur dengan luasan 7.332 hektar
2) PT. Rigunan Agri Utama dengan luasan 8.552 hektar
3) PT. Bumi Palma Lestari Pusaka dengan luasan 6.221 hektar
4) PT. Perkebunan Nusantara V dengan luasan 40.223 hektar
5) PT. Multi Gambut Industri dengan luasan 80.000 hektar
6) PT. Ade Plantation dengan luasan 40.000 hektar
d) Propinsi Jambi
1) PT. Brahma Bina Bhakti dengan luasan 5.600 hektar
2) PT. Sawit Desa Makmur dengan luasan 16.225 hektar
3) PT. Sekona Persada dengan luasan 9.813 hektar
4) PT. Perkebunan Nusantara VI dengan luasan 6.821 hektar
5) PT. Bangun Desa Utama dengan luasan 15.882 hektar
6) PT. Tunjuk Langit Sejahtera dengan luasan 8.001 hektar
7) PT. Wira Karya Sejahtera dengan luasan 35.000 hektar
e) Propinsi Lampung
1) PT. Perkebunan Nusantara VII dengan luasan 24.352 hektar
2) PT. Jalaladang Kurnia dengan luasan 6.840 hektar
3) PT. Gula Putih Mataram dengan luasan 18.965 hektar
4) PT. Gunung Madu Plantation dengan luasan 28.391 hektar
5) PT. Sweet Indo Lampung dengan luasan 12.860 hektar
PENUTUP
BAB XI
PENUTUP