Anda di halaman 1dari 71

i

PT. ADIL MAKMUR FAJAR

PROPOSAL PELATIHAN
HERBISIDA

BLOWTOP 200 SL

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


ii

PERIODE 2019 – 2024

2019

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................... i
I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
II. KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN................................. 4
III. PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN..................................... 8
IV. PEMAHAMAN LABEL...................................................................11
V. SPRAYER MANUAL.....................................................................17
VI. PENCEGAHAN KERACUNAN.....................................................21
VII. PROSEDUR PERTOLONGAN DARURAT...................................25
VIII. PENYIMPANAN PESTISIDA........................................................30
IX. PEMUSNAHAN LIMBAH PESTISIDA..........................................36
X. PELAKSANAAN OPERASIONAL.................................................39
A. Penunjukkan Distributor Propinsi dan Kabupaten......................40
B. Distributor Tunggal Tingkat Propinsi...........................................40
C. Distributor Tingkat Kabupaten....................................................42
1. Propinsi Sumatera Utara..................................................42
2. Propinsi Riau....................................................................43
3. Propinsi Sumatera Selatan..............................................44
4. Propinsi Jambi..................................................................45
5. Propinsi Lampung............................................................46
6. Propinsi Sulawesi Selatan...............................................47
7. Propinsi Kalimantan Selatan............................................49
8. Propinsi Kalimantan Barat...............................................50
D. Rencana Penyaluran..................................................................51
1. Rencana Penyaluran Pasar Bebas..................................51
2. Rencana Penyaluran Pasar Khusus................................62
XI. PENUTUP.....................................................................................65

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


1

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


2

PENDAHULUAN

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


3

BAB I
PENDAHULUAN

Pestisida diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaannya ke dalam


dua kelompok, yaitu pestisida untuk penggunaan umum dan pestisida untuk
penggunaan terbatas. Dalam mengaplikasikan pestisida yang tergolong
pada pestisida untuk penggunaan terbatas perlu memperhatikan berbagai
ketentuan dan persyaratan agar diperoleh dayaguna yang maksimal dan
dapat meminimalkan pengaruh samping terhadap manusia dan lingkungan.
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah bahwa pengguna atau
yang mengaplikasikan pestisida harus sudah memiliki sertifikat. Sertifikat
tersebut akan diberikan kepada seseorang yang telah lulus mengikuti
pelatihan penggunaan pestisida terbatas. Begitu pula untuk suatu badan
hukum diperbolehkan untuk menggunakan pestisida terbatas apabila
pegawai yang bertugas mengaplikasikannya telah memiliki sertifikat.

Sesuai dengan persyaratan yang tertuang dalam Peraturan Menteri


Pertanian Republik Indonesia No.43 tahun 2019, tanggal 13 Agustus 2019
tentang Pendaftaran Pestisida, maka sebagai salah satu syarat dalam
pendaftaran pestisida untuk penggunaan terbatas adalah melaksanakan
pelatihan pengguna dan distributor, terutama bagi mereka (pengguna dan
distributor) yang belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pada waktu yang lalu.

Untuk itu pemohon yang akan mendaftarkan pestisida untuk


penggunaan terbatas wajib menyampaikan proposal pelatihan bagi pengguna
yang akan mengaplikasikan pestisida untuk penggunaan terbatas tersebut.
Adapun tujuan dari pelatihan pengunaan pestisida untuk penggunaan
terbatas disamping untuk melatih pengguna / petani sehingga mampu

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


4

menggunakan pestisida untuk penggunaan terbatas secara baik dan benar,


juga melatih baik pengguna/ petani maupun distributor untuk mengetahui
secara utuh dampak negatif dan potensi bahaya yang ditimbulkan melalui
penggunaan pestisida untuk penggunaan terbatas.Agar memperoleh hasil
yang optimal, dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan yang dimaksud akan
dirancang secara terencana dan lengkap yang dituangkan dalam bentuk
proposal pelatihan pengguna dan distributor pestisida untuk penggunaan
terbatas untuk jangka waktu atau periode tertentu, yang kemudian akan
dikoordinasikan dengan Komisi Pengawasan Pestisida atau pejabat lain yang
berwenang di daerah dimana pelatihan akan diselenggarakan.

Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi persyaratan permohonan


pendaftaran dan pemberian izin HERBISIDA BLOWTOP 200 SL berbahan
aktif Parakuat diklorida 200 g/l untuk periode 2019 – 2024 kami mengajukan
proposal pelatihan yang selanjutnya akan dikoordinasikan dengan Komisi
Pengawasan Pestisida atau pejabat lain yang berwenang di daerah dimana
pelatihan akan diselenggarakan.

Dalam penyajiannya proposal pelatihan ini dibagi dalam beberapa bab


yang antara lain berisi pemahaman label pestisida untuk penggunaan
tercantum dalam proposal pelatihan terlebih dahulu akan dilengkapi dan
disempurnakan oleh pihak penyelenggara yang dalam hal ini adalah Komisi
Pengawasan Pestisida dan atau Pejabat yang berwenang lainnya yang
ditunjuk untuk melaksanakan tugas melatih pengguna dan distributor
pestisida untuk penggunaan terbatas.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


5

KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


6

BAB II
KOORDINASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Seperti yang dipersyaratkan dalam pedoman teknis, penyelenggaraan


pelatihan bagi distributor dan pengguna pestisida untuk penggunaan terbatas
ini wajib dikoordinasikan dengan Komisi Pengawasan Pestisida baik di
tingkat propinsi maupun di tingkat kabupaten/ kota atau pejabat yang
berwenang dengan tujuan untuk :
1. Menyelaraskan agar mekanisme dan prosedur pelatihan telah
mengikuti ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku di
Indonesia;
2. Meningkatkan dayaguna dan hasilguna pelaksanaan pelatihan tanpa
mengurangi substansi yang perlu diberikan selama pelaksanaan
pelatihan;
3. Memberikan legitimasi kepada pengguna yang telah mengikuti
pelatihan sebagai pengguna pestisida untuk penggunaan terbatas
melalui pemberian sertifikat.
4. Memberikan surat keterangan kepada distributor yang telah mengikuti
pelatihan distribusi pestisida untuk penggunaan terbatas guna
menghindari terjadinya distribusi yang tidak sesuai dengan ketentuan
hukum dan perundangan yang berlaku.
5. Meningkatkan kerjasama antara kalangan industri pestisida dengan
pemerintah daerah sehingga peredaran pestisida secara ilegal dan
atau palsu dapat dikurangi atau bahkan dihindarkan.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


7

Adapun mekanisme koordinasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pestisida


untuk penggunaan terbatas dilakukan sebagaimana yang terlihat dalam
gambar pada diagram 1 di bawah ini.

PERMOHONAN KPP/PEJABAT PEMATERAI


PENDAFTARAN BERWENANG

BAHAN PELATIHAN
PERSIAPAN PELATIHAN
ASPEK INDUSTRI

KOORDINASI ASPEK
ASPEK TEKNIS
PELAKSANAAN ADMINISTRASI

Penjelasan diagram 1
Pemohon Pendaftaran Pestisida utnuk Penggunaan Terbatas melakukan
koordiansi dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) di
tingkat propinsi/ kabupaten/ kota atau pejabat berwenang yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Komisi pengawasan pestisida
atau pejabat yang berwenang yang akan dihubungi antara lain :
1. Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura di Tingkat
Propinsi;
2. Kepala Dinas Perkebunan di tingkat Propinsi;
3. Bupati di tingkat Kabupaten;
4. Dinas terkait di tingkat Kabupaten;
5. Walikota di tingkat Kota;
6. Kepala Dinas terkait di tingkat Kota.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


8

Mengingat struktur organisasi yang ada di tiap daerah, baik di tingkat


propinsi maupun di tingkat kabupaten/ kota, berbeda-beda, maka dalam
pengaturan pelaksanaannya akan disesuaikan dengan struktur organisasi
yang ada di daerah yang bersangkutan.Sedangkan koordinasi dengan
lembaga yang menyusun dan merangkum materi pelatihan (pemateri)
merupakan wewenang dari Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP)
atau pejabat yang berwenang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kegiatan tersebut, baik di tingkat propinsi maupun di tingkat kabupaten/ kota.
Selain itu, kewajiban dalam mengerahkan sumberdaya manusia yang akan
memberikan pelatihan dimaksud juga merupakan tanggung jawab KPP.

Pihak pemohon pendaftaran pestisida untuk penggunaan terbatas


menyediakan materi pelatihan yang antara lain mencakup sifat-sifat pestisida,
bentuk keamanan dan wadah, warna, penggunaan yang aman, cara
pemusnahan dan sebagainya, yang kemudian diberikan kepada pemateri
yang akan merangkumnya dalam satu silabus dan modul pelatihan, baik
untuk pelatihan bagi pengguna maupun pelatihan bagi distributor pestisida
untuk penggunaan terbatas.Di dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut
pihak KPP atau pejabat yang berwenang, selain berkoordinasi dengan
pemateri juga tetep harus berkoordinasi dengan instansi terkait yang ada di
daerah tersebut, antara lain seperti Dinas Kesehatan, Dinas Perkebunan,
Dinas Ketenagakerjaan, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan
Perikanan dll.

Selanjutnya berdasarkan hasil koordinasi tersebut, KPPP atau pejabat


yang berwenang akan melakukan pemilahan terhadap materi pelatihan yang
ditinjau baik dari aspek teknis maupun aspek administrasi, sehingga materi
pelatihan akan terdiri dari hal-hal yang bersifat teknis dan administratif adalah
seperti yang diuraikan pada bab-bab berikutnya.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


9

PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


10

BAB III
PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN

Tahap awal dari kegiatan pelatihan bagi distributor dan pengguna


pestisida untuk penggunaan terbatas dan merupakan tahap yang cukup
penting adalah Penyusunan Program Pelatihan. Dalam program pelatihan ini
dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi suatu urutan kegiatan pelatihan
yang tesusun secara sistematis yang dimulai dari bahan persiapan, materi
sampai dengan mekanisme pelaksanaannya. Di dalam materi yang diberikan
termasuk juga pengkajian terhadap berbagai materi yang lengkap dan
sistematis diharapkan pelatihan ini dapat berjalan dengan lancar, efisien dan
efektif.

Program pelatihan yang disusun ditujukan untuk menjadi pegangan


terutama bagi pengajar/ pelatih pengguna pestisida untuk penggunaan
terbatas. Selain itu juga dengan menggunakan program pelatihan ini
diharapkan agar setiap peserta pelatihan nantinya akan mampu :
1. mempersiapkan dengan baik suatu pelatihan dan memeragakannya
secara berurutan dengan sistematik.
2. merencanakan dan mempersiapkan suatu pelatihan sesuai dengan
kebutuhan.
3. menyusun daftar persiapan pelatihan untuk memastikan bahwa
program tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.
Penyusunan rancangan pelatihan dalam pelaksanaannya diberi alokasi
waktu selama 60 menit yang terbagi atas beberapa tahap sebagai berikut :
1. Dalam rangka memperoleh masukan untuk menyusun pelatihan yang
akan datang, baik mulai dari perancangan sampai dengan jadwal
pelatihan maupun pelaksanaan sampai dengan persiapan bahan/
logistik, dilakukan kegiatan diskusi (tanya jawab) yang membahas

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


11

aktifitas pelatihan yang sedang berlangsung. Kegiatan diskusi ini diberi


waktu selama 5 (lima) menit.
2. Selanjutnya, selama 15 (lima belas) menit dialokasikan untuk tahap
perancangan yang terdiri dari kegiatan menyusun :
 Judul
 Kelompok sasaran
 Tujuan pelatihan
 Waktu yang tersedia
 Topik dan waktu yang dibutuhkan
 Jadwal pelatihan
 Daftar peralatan
 Motivasi

3. Selama 10 (sepuluh) menit berikutnya adalah tahap pelaksanaan yang


terdiri dari :
 Waktu pelaksanaan
 Pelatih
 Lokasi
 Konsumsi dan transportasi
 Penilaian dan sertifikasi
 Nominasi dan instruksi
 Pembiayaan
 Pengembangan rancangan pelatihan
4. Tahap latihan dalam rangka mempersiapkan suatu pelatihan yang
akan datang untuk suatu kelompok sasaran tertentu dengan alokasi
waktu 25 (dua puluh lima) menit.
5. Terakhir adalah tahap menyusun ringkasan dengan alokasi waktu 5
(lima) menit. Kegiatan dalam tahap ini dimaksudkan untuk
menegaskan kembali pentingnya alokasi waktu sesuai dengan waktu
yang tersedia.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


12

PEMAHAMAN LABEL

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


13

BAB IV
PEMAHAMAN LABEL

Sebagaimana ketentuan yang berlaku terhadap pestisida untuk


penggunaan umum, pestisida untuk penggunaan terbatas juga wajib
mencantumkan Label Pestisida yang merupakan serangkaian informasi
penting yang wajib diketahui oleh setiap pengguna sebelum yang
bersangkutan menggunakan pestisida tersebut. Untuk membedakan dengan
label pestisida untuk penggunaan umum dan memberikan suatu daya tarik
bagi setiap pengguna agar membaca seluruh informasi yang disajikan
dengan seksama, maka label khususs untuk pestisida penggunaan terbatas
diberi Warna jingga dengan huruf – huruf yang lebih mencolok.

Dalam rangka mencapai pemahaman atas label dengan baik bagi para
pengguna pestisida untuk penggunaan terbatas, maka setidaknya dibutuhkan
waktu selama 60 (enam puluh) menit untuk melatihnya. Waktu tersebut
dialokasikan secara proporsional sesuai dengan bobot topik yang meliputi
pemberian pengantar selama 5 (lima) menit, pengembangan materi sekitar
45 (empat puluh lima) menit dan akhirnya kesimpulan sekitar 5 (lima) menit.

Pelaksanaan kegiatan pelatihan dengan materi yang diberikan adalah


pemahaman label pestisida untuk penggunaan terbatas ditujukan terutama
agar setiap peserta :
a. mampu mengenali paling sedikit sekitar 2 jenis informasi yang terdapat
pada setiap label.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


14

b. mampu menjelaskan jenis-jenis informasi yang ada hubungannya


dengan pengguna;
c. mengerti dan memahami dengan baik dan benar arti dari gambar
piktogram, warna pita dan tanda peringatan bahaya lainnya.

Metoda pelaksanaan kegiatan pelatihan pemahaman label pestisida


untuk pengguna terbatas ini dilakukan melalui diskusi (tanya jawab),
penyampaian pernyataan dan menyusun kesimpulan yang sesuai.

Untuk dapat memahami lebih jauh maka dalam pengembangan materi


yang dilakukan melalui diskusi kelompok, ada beberapa hal yang perlu
dibahas dan diberikan kepada seluruh peserta pelatihan yang pada intinya
adalah pembahasan tentang :
a. jenis dan keterangan/ informasi yang terdapat pada setiap label
pestisida untuk penggunaan terbatas;
b. maksud dari gambar piktogram
c. arti warna pita pada setiap label
d. arti peringatan bahaya

Jenis dan keterangan/ informasi yang terdapat pada setiap label


Pembahasan :
Materi yang diberikan dan dibahas dalam pelatihan dengan topik
pemahaman label pestisida untuk penggunaan terbatas adalah menjelaskan
secara rinci kepada seluruh peserta tentang segala jenis dan keterangan
atau informasi yang terdapat pada label, terutama mengenai hal-halpenting
yang terkandung dalam label pestisida untuk penggunaan terbatas seperti
antara lain :
 Nama dagang formulasi
 Nama umum
 Kadar bahan aktif

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


15

 Jenis pestisida
 Bobot atau volume pestisida
 Nama dan alamat pemegang pendaftaran
 Nomor dan tahun pembuatan
 Target organisme sasaran
 Dosis aplikasi/ anjuran
 Volume larutan semprot dalam liter per hektar
 Jumlah penggunaan dan waktu
 Waktu penggunaan terakhir sebelum panen
 Jenis peralatan yang digunakan
 Cara melakukan aplikasi alat yang digunakan
 Cara mencampur pestisida

Bagi pestisida untuk penggunaan terbatas diberi label khusus yang


harus mencantumkan kalimat “Hanya digunakan oleh Pengguna yang
bersertifikat” dan “Pestisida untuk Penggunaan Terbatas”

Arti gambar piktogram


Hal lebih lanjut yang perlu dibahas dalam pelatihan ini adalah arti
gambar piktogram. Berbagai kategori informasi yang disampaikan dalam
bentuk piktogram seperti :
 Petunjuk penyimpanan
 Peringatan saat menangani bahan perekat atau kering
 Aplikasi larutan semprot
Arti warna pita pada setiap label
Warna pada pita pada setiap label menunjukkan jenis klasifikasi pestisida

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


16

Arti peringatan bahaya/ tanda peringatan


Informasi lain dalam label yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh para
pengguna adalah tanda peringatan yang terdapat pada label pestisida antara
lain :
 Tanda peringatan bahaya
 Kalimat peringatan bahaya
 Kalimat peringatan keamanan
 Gejala keracunan
 Pertolongan pertama
 Pesan untuk dokter
 Penyimpanan yang aman
 Pemusnahan
 Alat pelindung

Materi label
Nama dagang pestisida
Nama dagang suatu pestisida berhubungan dengan produk yang dihasilkan
suatu perusahaan termasuk nama yang akan digunakan dalam iklan.

Bahan aktif
Nama bahan aktif merupakan nama umum kimia yang berlaku secara
internasional

Jenis formulasi
Jenis formulasi suatu pestisida harus menunjukkan wujud suatu formulasi
pestisida seperti SL,EC, WP, WG, dll.

Konsentrasi
Konsentrasi bahan aktif suatu produk dalam formulasi pestisida dinyatakan
dalam persentase berat seperti % atau gr/l.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


17

Peringatan dan simbol bahaya


Kalimat dan simbol peringatan bahaya harus sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh FAO/ WHO yaitu :

Kalimat peringatan bahaya Toksisitas


Sangat beracun Toksisitas sangat tinggi
Beracun Toksisitas tinggi
Berbahaya Toksisitas sedang
Perhatian Toksisitas rendah

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


18

SPRAYER MANUAL

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


19

BAB V
SPRAYER MANUAL

Sprayer manual merupakan salah satu alat untuk menggunakan


pestisida yang sangat lazim digunakan oleh sebagian besar pengguna
pestisida termasuk pestisida untuk penggunaan terbatas.

Pengenalan alat sprayer manual bagi pengguna pestisida sangatlah


penting, sehingga perlu dijadikan sebagai salah satu materi dalam pelatihan.
Adapun maksud dari pemberian materi ini adalah agar setiap peserta mampu
untuk :

a. memilih sprayer dan nozel yang sesuai dengan kebutuhannya;


b. membongkar dan memasang kembali sprayer punggung baik yang
menggunakan pompa piston maupun pompa diafragma;
c. membedakan antara sprayer yang menggunakan tongkat penggerak
pompa dengan sprayer – sprayer yang menggunakan kompresi.

Untuk mencapai tingkat pemahaman yang baik, maka kegiatan


pengenalan sprayer manual dilakukan selama sekitar 120 (seratus dua
puluh) menit dengan pokok materi dan alokasi waktu sebagai berikut :
 Penyampaian pengantar selama 5 menit,
 Penjelasan, pembahasan dan diskusi selama 100 menit, dan
 Pengambilan keputusan selama 15 menit.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


20

Gambar 2. Pengaturan tinggi penyemprotan

Dalam rangka mempersiapkan


bahan untuk pelatihan ini,
dipakai asumsi bahwa sprayer
manual yang umum
digunakan di wilayah ini
adalah sprayer yang menggunakan
tongkat penggerak pompa.

Sedangkan bagi lokasi yang terbiasa menggunakan sprayer dengan


kompresi, materi pelatihannya harus dilakukan penyesuaian sebagaimana
mestinya.

Berikut adalah gambar contoh sprayer manual dan perlengkapan alatnya.

Gambar 3. Contoh sprayer manual

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


21

Dalam diskusi yang dikembangkan untuk materi pengenalan sprayer


manual pada pelatihan ini, diikuti juga dengan penyajian contoh fisik alat
semprot tersebut dan secara bersamaan juga disampaikan cirri – cirri sprayer
yang umum, seperti :

 Bentuk tangki dan spesifikasinya


 Bentuk tongkat semprot dan nozelnya
 Pompa
 Ruang tekanan
 Katup pengatur aliran cairan

Selain itu, pada kegiatan ini juga dilakukan penjelasan dan penunjukan
beberapa hal yang berkaitan langsung dengan kondisi sprayer manual serta
cara mengoperasikannya, seperti :
1. Menunjukkan cirri dasar tongkat semprot dan nozel, serta lokasi filter yang
dapat diketahui dengan menunjukan cara membongkar / membuka
pasangan keran semprot dan pasangan nozel.
2. Menjelaskan fungsi alat masing – masing dan cara membongkar dan
merakit sprayer tersebut. Dalam melakukan kegiatan ini harus dengan
menggunakan sarung tangan karena sprayer tersebut selai digunakan.
Pada kesempatan yang sama peserta perlu dijelaskan keunggulan
sprayer yang menggunakan pompa pistn.
3. Memberikan kesempatan kepada para peserta pelatihan secara
berkelompok untuk mempraktekan pembongkaran dan merakit kembali
sprayer setelah digunakan.
4. Menjelaskan perbedaan cara kerja sprayer kompresi dengan sprayer
yang menggunakan tongkat penggerak.
5. Menginformasikan dan menjelaskan berbagai bentuk nozel yang paling
cocok digunakan dan sesuai dengan kebutuhan.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


22

PENCEGAHAN KERACUNAN

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


23

BAB VI
PENCEGAHAN KERACUNAN

Pencegahan keracunan merupakan salah satu materi yang sangat


penting didalam pelatihan yang wajib diketahui oleh setiap pengguna
pestisida untuk penggunaan terbatas. Hal ini dimaksudkan agar bagi setiap
pengguna dapat secara praktis memahami bahaya pestisida, khususnya
pestisida untuk penggunaan terbatas.

Pemberian dan pembekalan peserta dengan materi pencegahan


keracunan bertujuan agar para peserta pelatihan mampu untuk :

1. Menyebutkan paling tidak 3 (tiga) cara pestisida masuk kedalam tubuh


manusia;
2. Menyebutkan berbagai jenis alat pelindung yang harus dikenakan pada
saat mencampur bahan perekat, mencampur pestisida, menuangkan
pestisida serta mengaplikasikan pestisida terhadap organisme sasaran;
dan
3. Menyebutkan sekurang – kurangnya 3 (tiga) cara lain untuk melakukan
pencegahan terhadap kontaminasi/paparan pestisida yang berlebihan.
Salah satunya adalah seperti yang terdapat pada gambar berikut, yaitu
segera menjauhkan korban dari sumber kontaminasi.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


24

Gambar 4. Jauhkan korban dari sumber kontaminasi

Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka sistematika


penyampaian materi Pencegahan Keracunan dalam pelatihan ini diatur
sedemikian rupa dan diberikan waktu selama satu jam yang
pengalokasiannya sebagai berikut :
- penyampaian pengantar selama 5 (lima) menit, yang didalamnya antara
lain berisikan ringkasan dari beberapa materi, seperti cara pestisida
memasuki tubuh manusia serta upaya pencegahannya yang mudah
dilakukan, kemudian pemeliharaan alat, cara aplikasi yang benar dan
sebagainya;
- setelah itu, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
dilanjutkan dengan pengembangan diskusi dan pembahasannya selama
45 menit. Dalam diskusi dan pembahasan ini diantaranya digunakan
untuk membahas beberapa hal pokok, yang meliputi :
a. Cara – cara pestisida masuk kedalam tubuh manusia, yaitu dapat
melalui kulit, mulut, atau melalui pernafasan. Dalam diskusi ini juga
diikuti dengan Tanya jawab antar peserta dan instruktur.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


25

b. Cara – cara melindungi diri dari bahaya pestisida dan keracunan


pestisida, yang diikuti dengan memperagakan berbagai jenis alat
pelindung seperti :
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Celemek
4. Sepatu boot
5. Pelindung mata dan muka

Gambar 5. Hubungi Tenaga Medis

Selain beberapa hal pokok diatas, dalam kesempatan pembahasan dan


diskusi ini juga dipakai untuk menjelaskan jenis alat pelindung yang wajib
digunakan pada saat melakukan berbagai aktivitas seperti :
- Melakukan pencampuran pestisida;
- Melakukan aplikasi pestisida terhadap organisme sasaran;
- Membersihkan berbagai peralatan setelah digunakan.
Sebagai bukti bahwa setiap peserta pelatihan telah dapat memahami
setiap materi pelatihan yang diberikan, maka setelah mengikuti pelatihan
yang dilanjutkan dengan diskusi, baik kelompok maupun diskusi umum,
mereka diharapkan harus sudah dapat menarik kesimpulan yang memadai.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


26

PROSEDUR PERTOLONGAN DARURAT

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


27

BAB VII
PROSEDUR PERTOLONGAN DARURAT

Dalam pengaplikasian pestisida untuk penggunaan terbatas, pada


umumnya para pengguna masih sering melakukan berbagai bentuk
kesalahan dalam menanganinya. Berbagai alas an dapat dikemukakan
menjadi penyebab terjadinya penggunaan yang masih menyimpang dari
ketentuan penggunaan pestisida untuk penggunaan terbatas sebagaimana
telah diatur. Padahal kekeliruan dalam menangani pestisida untuk
penggunaan terbatas sering kali menimbulkan dampak negatif yang tidak
diinginkan, seperti keracunan dan pencemaran lingkungan.

Diantara berbagai kasus yang ditimbulkan sebagai dampak negatif


dari ketidak tepatan penggunaan / paparan pestisida yang tidak terkendali,
kasus keracunan masih menduduki tempat tertinggi dibandingkan dengan
kasus – kasus lainnya. Hal tersebut terus – menerus berlangsung tanpa
diketahui secara pasti jumlahnya dari tahun ketahun

Gambar 6. Pertolongan pernafasan melalui mulut

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


28

Dengan mempertimbangkan keadaan yang berkembang seperti


tersebut diatas dan untuk lebih meningkatkan upaya pencegahan terjadinya
kasus – kasus yang tidak diinginkan, maka didalam pelatihan bagi pengguna
pestisida untuk penggunaan terbatas sangat diperlukan untuk diberikan paket
atau materi yang terkait dengan prosedur pertolongan darurat dalam
menangani berbagai kasus keracunan yang ditimbulkan.

Penyampaian materi ini sangat penting dan juga tentunya harus lebih
dikembangkan lagi dalam suatu diskusi bersama antara pelatih dan peserta,
yang disertai dengan praktek atau peragaan cara memberikan
pertolongannya. Kesemuanya ini dimaksudkan agar setiap peserta pelatihan
mampu untuk :
a. Mengenali setiap bentuk gejala keracunan
b. Menerangkan serangkaian tindakan yang perlu dan harus diambil untuk
sesegera mungkin menangani kasus keracunan pestisida
c. Memperagakan prosedur pertolongan pertama yang memadai sesuai
dengan kaidah dan petunjuk yang lazim dilakukan
d. Mendemonstrasikan model dengan “posisi aman”.

Gambar 7. Posisi pemulihan

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


29

Mengingat tingkat kepentingannya, maka untuk penyampaian materi


tentang prosedur pertolongan darurat diberikan waktu sekitar satu jam (60
menit). Pemanfaatan waktu yang diberikan adalah untuk penyampaian
pengantar dan pengembangan pemberian materi dengan alokasi waktu yang
diatur sebagai berikut :
- Pemberian pengantar yaitu berupa penjelasan mengenai gejala – gejala
terjadinya keracunan atau gejala – gejala orang yang mengalami
keracunan yang diakibatkan oleh pestisida
- Pengembangan pemberian materi diisi dengan berbagai kegiatan yang
pada intinya antara lain mencakup :
1. Penjelasan mengenai keracunan pestisida melalui berbagai jalan,
seperti kulit, mata, pernafasan atau mulut.
2. Kemudian penjelasan difokuskan pada tanda – tanda yang mudah
dikenali dari korban yang mengalami keracunan pestisida melalui
mulut.
3. Penjelasan tentang tindakan yang harus dilakukan ketika menjumpai
korban keracunan pestisida sesuai dengan tanda – tanda yang telah
dikenali.
4. Mmperagakan pertolongan pertama bagi korban keracunan pestisida,
terutama cara – cara pemuntahan atau cara – cara untuk membuat
seseorang yang mengalami keracunan tersebut dapat memuntahkan
diri.
5. Melakukan demonstrasi pernafasan buatan dan posisi aman.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


30

Gambar 8 menunjukan Gambar 8. Upaya Pemuntahan


bagaimana caranya upaya
untuk membuat korban
keracunan dapat
memuntahkan diri sebagai
pertolongan pertama yang
harus diberikan.

Gambar 9. Perlakuan terhadap Pasien kejang – kejang

Sedangkan terhadap korban yang mengalami kejang – kejang akibat


keracunan pestisida diberikan pertolongan segera dan diperlakukan
seperti pada gambar diatas.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


31

PENYIMPANAN PESTISIDA

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


32

BAB VIII
PENYIMPANAN PESTISIDA

Pada umumnya para pengguna pestisida, termasuk pestisida untuk


penggunaan terbatas melakukan penyimpanan dengan cara-cara yang
belum sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Seringkali mereka melakukan penyimpanan dengan sangat sederhana dan
bahkan mengabaikan faktor keselamatan, baik keselamatan terhadap
manusia, masyarakat disekeliling maupun keselamatan terhadap
lingkungan.

Tata cara penyimpanan pestisida untuk penggunaan terbatas yang


baik dan aman telah diatur sesuai dengan ketentuan serta persyaratan
keamanan. Penyimpanan yang demikian bahkan umumnya telah dilakukan
oleh banyak lembaga penelitian di dunia.

Untuk menghindari terjadinya berbagai hal yang membahayakan,


kepada para pengguna pestisida, terutama pengguna pestisida untuk
penggunaan terbatas, wajib disampaikan berbagai alasan pentingnya
penyimpanan pestisida serta cara-cara penyimpanan yang baik dan sesuai
dengan ketentuan yang ada, baik untuk penyimpanan skala kecil maupun
dalam partai yang besar.
Sebagai ilustrasi gambar 10 menunjukkan bagaimana caranya
menyimpan pestisida dalam skala kecil, yang jelas harus pada suatu tempat
khusus dan terkunci sehingga hanya orang-orang tertentu atau yang
berkepentingan yang dapat menggunakannya.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


33

Gambar 10. Cara penyimpanan dalam skala kecil

Sesuai dengan bobot permasalahannya pemberian materi pelatihan


bagi pengguna pestisida untuk penggunaan terbatas hanya dialokasikan
waktu selama 30 (tigapuluh) menit. Waktu setengah jam ini digunakan
untuk pemberian pengantar yang berisi tentang perlunya melakukan
penyimpanan pestisida untuk penggunaan terbatas sebagaimana mestinya,
kemudian pengembangan materi berupa diskusi dan tanya jawab yang
mengarah kepada penyimpanan pestisida secara aman di lokasi, dan
diakhiri dengan kesimpulan yang antara lain menyampaikan pentingnya
menyimpan dalam kemasan asli, jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan
ternak.

Beberapa hal pokok yang perlu untuk diberikan pada penyampaian


pengantar dalam pemberian materi pelatihan penyimpanan pestisida untuk
penggunaan terbatas ini, antara lain mencakup :

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


34

1. Tingkat bahaya pestisida. Dengan memberikan penjelasan tingkat


bahaya dari pestisida diharapkan para peserta dapat menjadi lebih
waspada untuk selalu menyimpan pestisida secara cermat dan hati-hati

2. Penjagaan kualitas. Agar memperoleh efektifitas pestisida yang tetap


dalam jangka waktu tertentu maka kualitas dari pestisida tersebut harus
dipertahankan.

3. Pencegahan Limbah. Mencegah adanya limbah pestisida merupakan


tindakan yang sangat penting dalam rangka menghindarinya terjadi
pencemaran lingkungan.

4. Prinsip kehati-hatian. Menerapkan prinsip kehati-hatian atau tidak


melakukan kecerobohan dalam menyimpan pestisida, terutama
pestisida untuk penggunaan terbatas merupakan suatu upaya dalam
menghindari terjadinya kasus keracunan.

Kemudian untuk lebih memperdalam pemahaman materi yang


diberikan dilakukan pengembangan materi yang dalam hal ini bisa
dilaksanakan dengan tanya jawab dan diskusi tentang penyimpanan
pestisida untuk penggunaan terbatas dirangkum beberapa hal yang
berkaitan dengan jenis-jenis tindakan yang perlu dilaksanakan yaitu :

a. Selalu menyimpan dalam kemasan asli

b. Selalu menyimpan di tempat yang jauh. dari jangkauan anak dan hewan
ternak.

c. Selalu menyimpan di tempat yang sejuk dan kering serta terhindar dari
cahaya langsung matahari.

d. Selalu menggunakan kotak atau lemari penyimpanan yang aman dan


dapat dikunci.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


35

e. Untuk menghindari gangguan lainnya maka dalam menyimpan peralatan


aplikasi, seperti sprayer, gelas ukur dan alat-alat pelindung lainnya, agar
selalu dalam lemari atau kotak penyimpanan yang sama.

Gambar 11. Kotak Penyimpanan Pestisida di lokasi

Dalam penyimpanan pestisida di ruang penyimpanan perlu


memperhatikan tata letak tempat penyimpanannya. Untuk itu perlu
dirancang dengan seksama tata letak dari tempat untuk menyimpan
pestisida dalam ruang penyimpanannya. Sedangkan letak ruang
penyimpanan pestisida untuk penggunaan terbatas itupun harus diatur atau
diposisikan letaknya secara baik sehingga memudahkan dalam
penyimpanan dan dalam penggunaannya.

Di dalam merancang tata letak ruang penyimpanan pestisida untuk


penggunaan terbatas antara lain perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :

1. Penyimpanan pestisida dilakukan pada rak penyimpanan

2. Herbisida, insektisida dan fungisida disimpan secara terpisah

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


36

3. Formulasi cair tidak disimpan diatas formulasi bentuk tepung atau


butiran

4. Tempat penyimpanan harus bebas tikus dengan menutup setiap celah


atau lubang ruang penyimpanan

5. Ruang penyimpanan memiliki ventilasi yang baik

6. Setiap ruang penyimpanan dilengkapi dengan tabung pemadam


kebakaran

7. Setiap ruang penyimpanan juga dilengkapi dengan kotak P3K

Sebagai contoh lay-out atau tata letak dalam ruang penyimpanan


yang dapat disarankan kepada pengguna pestisida, khususnya pengguna
pestisida untuk penggunaan terbatas adalah seperti gambar berikut ini.

Gambar 12. Tata letak ruang penyimpanan pestisida

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


37

PEMUSNAHAN LIMBAH PESTISIDA

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


38

BAB IX
PEMUSNAHAN LIMBAH PESTISIDA

Materi terakhir yang wajib diberikan kepada seluruh peserta pelatihan


dalam pelatihan pengguna pestisida untuk penggunaan terbatas agar dapat
menghindari terjadinya dampak buruk akibat tidak dipenuhinya persyaratan
sebagaimana mestinya adalah materi tentang pemusnahan limbah
pestisida.

Tujuan dari pemberian dan pembekalan materi ini adalah agar setiap
peserta mampu untuk :

a. Menyampaikan dan memahami 5 (lima) kategori sumber limbah;

b. Menyebutkan 4 (empat) cara untuk memusnahkan limbah pestisida; dan

c. Memberikan petunjuk lengkap tentang pembakaran dan penguburan


limbah pestisida sebagaimana ketentuan teknis yang berlaku.

Materi pemusnahan limbah pestisida dalam pelatihan ini diberikan


dengan alokasi waku selama 30 (tiga puluh) menit, yang dibagi dalam
beberapa bagian, yaitu 5 (lima) menit pertama merupakan pengantar,
kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab selama 20 (dua
puluh) menit untuk mengembangkan pendapat peserta pelatihan dan
terakhir selama 5 (lima) menit merupakan kesempatan yang diberikan
kepada peserta untuk menyimpulkan seluruh materi yang dibahas dalam
topik pemusnahan limbah pestisida.

Berbagai hal yang disampaikan dalam pengantar topik pelatihan yang


berkaitan dengan limbah pestisida adalah uraian singkat mengenai :

a. Bahaya limbah pestisida

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


39

b. Perlunya upaya untuk meminimumkan limbah dan memusnahkannya


secara benar dan sesuai dengan kaidah pemusnahan limbah berbahaya
yang ada.

c. Sumber-sumber limbah; dan

d. Cara atau metoda sederhana dalam melakukan pemusnahan limbah


pestisida.

Setelah penyampaian pengantar, kemudian dilanjutkan dengan


kegiatan pengembangan materi yang dapat diisi dengan diskusi dan tanya
jawab antar peserta pelatihan. Pengembangan materi pelatihan ini dapat
juga dilakukan dalam bentuk latihan kelompok. Adapun ruang lingkup
latihan kelompok terdiri dari :

1. Upaya untuk mengurangi atau meminimumkan limbah pestisida

2. Cara-cara atau metoda memusnahkan limbah pestisida

3. Petunjuk pembakaran

4. Petunjuk pembenaman atau penguburan limbah pestisida.

Fokus dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang dikembangkan antar
peserta pelatihan utamanya diarahkan pada cara atau metoda pemusnahan
limbah seperti :

a. Pengumpulan sampah atau limbah yang akan dimusnahkan

b. Penimbunan lahan

c. Mengembalikannya kepada pihak penjualnya

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


40

PELAKSANAAN OPERASIONAL PELATIHAN

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


40

BAB X
PELAKSANAAN OPERASIONAL PELATIHAN

Dalam bab ini akan dirinci mengenai penunjukan distributor tunggal


tingkat Propinsi, distributor tingkat Kabupaten, dan rencana penyaluran yang
akan dilaksanakan.

A. Penunjukan distributor Propinsi dan Kabupaten

Pelaksanaan operasional pelatihan diselenggarakan pada 14


(empat belas) propinsi yaitu masing-masing adalah :

1. Propinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam

2. Propinsi Sumatera Selatan

3. Propinsi Riau

4. Propinsi Jambi

5. Propinsi Lampung

6. Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah

Dan Sulawesi Tenggara

7. Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

8. Propinsi Kalimantan Barat

9. Propinsi Jawa Timur

B. Distributor Tunggal Tingkat Propinsi

Distributor tunggal tingkat Propinsi yang ditunjuk oleh PT. ADIL


MAKMUR FAJAR adalah :

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


42

1. UD. Candi Agro Mandiri


Jln. Brigjen Katamso Baru No 8
Medan – Sumatera Utara

2. CV. Indo Niaga


Jln. Cempaka No. 32
Pekanbaru

3. PT. Santani Agro Pratama


Jln. Kol. H. Barlian No. 1017,
Palembang

4. CV. Jambi Agro Utama


Jln. Kol. M.Taher
Jambi

5. PT. Mekarindo Prima Lestari


Jln. RadTeuku Umaen Intan Blok b No 2
Tanjung Karang Pusat - Bandar Lampung

6. CV. Gloria
Jln. Veteran Selatan No. 117 A, Makassar
Sulawesi Selatan

7. Toko Alam Tani


Jln Raya Patrol Selatan
Indramayu

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


43

8. CV. Ulin Jaya


Jln. Ahmad Yani KM. 2
Banjarmasin

9. CV. Utera Eka


Jln. Niaga No. 117 Singkawang
Kalimantan Bara

C. Distributor Tingkat kabupaten

Berikut adalah daftar distributor tingkat kabupaten yang ditunjuk


dan menjadi tanggung jawab distributor propinsi :

1. Propinsi Sumatera Utara


Distributor Propinsi : CV. Candi Agro Mandiri
Distributor untuk tingkat kabupaten di propinsi Sumatera Utara yang
telah ditunjuk oleh CV. Candi Agro Mandiri adalah :

Kabupaten Karo
Toko Marina Tani
Tiga Binanga, Tanah Karo

Kabupaten Dairi
UD. Aruan
Sidikalang – Dairi

Kabupaten Labuhan Batu


Toko Usaha Tani
Jln. Diponegoro No. 22 – Labuhan Batu

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


44

Kabupaten Binjai
Toko Usaha Tani
Binjai

Kabupaten Aceh Tenggara – NAD


Toko Saudara Baru
Kutacane – Aceh Tenggara

2. Propinsi Riau
Distributor : CV. Indo Niaga
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Indo Niaga
adalah sebagai berikut :

2.1. Kabupaten Indragiri Hulu


Toko Pancar Tani – Rengat

2.2. Kabupaten Rokan Hilir


Toko Tani Subur – Tanah Merah

2.3. Kabupaten Indragiri Hilir


Toko Karya Tani – Tembilahan

2.4. Kota Dumai


Bina Usaha Tani – Dumai

2.5. Kabupaten Pelelawan


UD. Tani Mandiri – Lubuk Dalam

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


45

2.6. Kabupaten Kampar


CV. Mustakim – Bangkinang

2.7. Kabupaten Siak


Toko Tani Subur – Perawang

2.8. Kabupaten Bengkalis


Toko sarana Tani – Kandis

2.9. Kota Pekanbaru


Rizky Tani - Pekanbaru

3. Propinsi Sumatera Selatan


Distributor : PT. Santani Agropratama
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh PT. Santani
Agro Pratama adalah sebagai berikut :

3.1. Kota Palembang


Toko Mahko Tani - Palembang

3.2. Kabupaten Banyuasin


Tani Subur – Pangkalan Balai

3.3. Kabupaten Musi Banyuasin


Sarina Tani – Sungai Lilin

3.4. Kabupaten Ogan Ilir


Mulya Tani – Indralaya

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


46

3.5. Kabupaten Muara Enim


Tani Mandiri – Muara Enim

3.6. Kabupaten Lahat


ABC Jaya – Lahat

3.7. Kabupaten Musi Rawas


Sarana Tani Mandiri – Lubuk Linggau

4. Propinsi Jambi
Distributor : CV. Jambi Agro Utama
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Jambi
Agro Utama adalah sebagai berikut :

4.1. Kabupaten Batang Hari


Toko Alam Tani – Muara Bulian

4.2. Kabupaten Kerinci


Toko Kerinci Tani – Sungei Penuh

4.3. Kabupaten Tanjung Jabung Barat


CV. Agricon Cipta Mandiri

4.4. Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Toko Rumpun Tani – Rantau Rasau

4.5. Kabupaten Muaro Jambi


Toko Buana Tani – Sungai Bahar

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


47

4.6. Kabupaten Muara Tebo


Toko Bina Tani – Sungai Bengkal

4.7. Kabupaten Muara Bungo


Toko Bungo Tani – Muara Bungo

4.8. Kabupaten Bangko


Toko Tani Sejahtera – Bangko

4.9. Kabupaten Sarolangun


Toko Aneka Tani - Sarolangun

5. Propinsi Lampung
Distributor : PT. Mekarindo Prima Lestari
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh PT.
Mekarindima Lestari adalah sebagai berikut :
Kabupaten Tulang Bawang
Toko Tani Makmur
Rawa Jitu – Tulang Bawang

Kabupaten Tanggamus
Toko Famili Tani
Sukohorjo - Tanggamus

Kota Bandar Lampung


Usaha Tani Dagang
Jln. Durian No. 55 Pasir Gintung

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


48

Kabupaten Lampung Utara


Toko Bahagia Tani
Jln. Raden Intan No. 20 – Kotabumi

Kabupaten Way Kanan


Toko Sahabat Tani – Banjit Way Kanan

Kabupaten Lampung Selatan


Toko Tani Mandiri – Sidomulyo

Kabupaten Lampung Tengah


Toko Bunga Tani – Gaya Baru

Kabupaten Lampung Timur


Toko Alor Tani – Way Jepara

6. Propinsi Sulawesi Selatan, Barat, Tengah dan Tenggara


Distributor : CV. GLORIA
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Gloria
adalah sebagai berikut :

6.1. Kabupaten Sidrap


Buana Tani
Pasar Tanru Tedong – Dua Pitue

6.2. Kabupaten Enrekang


Toko Idris Tani – Pasar Sentral – Enrekang

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


49

6.3. Kabupaten Luwu


Sinar Harapan
Palopo – Luwu

6.4. Kabupaten Mamuju


Sinar Dakka
Mamuju – Sulawesi Barat

6.5. Kabupaten Bantaeng


Tani Subur
Jln. Mangga No. 60 – Bantaeng

6.6. Kabupaten Pinrang


Harapan Tani
Jln. Andi Makassau No. 21 Wattang Sawitto – Pinrang

6.7. Kabupaten Wajo


Cahaya Wage
Sengkang, Tempe – Wajo

6.8. Kota Makassar


Centra Tani
Jln. Veteran Selatan – Makassar

6.9. Kota Palu


Sahabat Tani – Palu, Sulawesi Tengah

6.10. Kabupaten Polewali Mandar


Bina Tani – Polewali Mandar, Sulawesi Barat

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


50

6.11. Kabupaten Kendari


Tani Sejahtera
Kendari – Sulawesi Tenggara

6.12. Kabupaten Kolaka


Wajah Mulya
Kolaka – Sulawesi Tenggara

7. Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah


Distributor : CV. Ulin Jaya
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Ulin Jaya
adalah sebagai berikut :

7.1 . Kota Banjarmasin


CV. Tri Agri – Banjarmasin

7.2 . Kabupaten Barito Kuala


H. Karmudji – Marabahan

7.3 . Kabupaten Banjarbaru


Toko Tampirai – Banjarbaru

7.4 . Kabupaten Tanah Laut


Toko Pertanian Subur – Pleihari

7.5 . Kabupaten Tanah Bumbu


Toko Sumber Tani Prima – Pagatan

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


51

7.6 . Kabupaten Kotabaru


Toko Jaya Tani - Kotabaru

8. Propinsi Kalimantan Barat


Distributor : CV. Utera Eka
Distributor Tingkat Kabupaten yang telah ditunjuk oleh CV. Utera Eka
adalah sebagai berikut :

Kota Pontianak
PD. Kirana
Jln. Sultan Muhammad – Pontianak

Kabupaten Sintang
Toko Wijaya Tani - Sintang

Kabupaten Melawi
Toko Jasa Pertanian – Nanga Pinuh

Kabupaten Sanggau
Toko Agro Tani – Sanggau

Kabupaten Sambas
Toko Pelita – Sambas

Kabupaten Singkawang
Toko Venus – Singkawang

Kabupaten Pontianak
Toko Mitra Tani – Sungei Pinyuh

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


52

Kabupaten Putussibau
Toko Matahari – Putussibau

Kabupaten Ketapang
Toko Simpati - Ketapang

D. Rencana penyaluran

Dalam penyaluran Herbisida BLOWTOP 200 SL ditempuh melalui


2 (dua) segmen pasar yaitu segmen pasar bebas (petani / kelompok tani)
dan segmen pasar khusus, yaitu perkebunan besar (PTPN dan
Perkebunan Besar Swasta).

1. Rencana penyaluran pasar bebas

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebelum penyaluran yang


dilakukan melalui segmen pasar bebas dengan sasaran untuk
penggunaan pada areal yang dikelola oleh rakyat, maka akan dilakukan
pelatihan di beberapa propinsi sebagai berikut :

1) Propinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam


Sesuai dengan banyaknya distributor yang telah ditunjuk di
propinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, maka
pelatihan akan dilaksanakan di 5 (lima) kabupaten, yaitu Tanah Karo,
Labuhan Batu, Binjai, Dairi dan Aceh Tenggara, dengan rincian
informasi sebagai berikut :

 Kabupaten Tanah Karo

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


53

Jumlah petani di kabupaten Tanah Karo yang akan


diikutsertakan dalam pelatihan herbisida BLOWTOP 200 SL
adalah sebanyak 5.095 orang yang mengelola areal pertanaman
sekitar 5.744 hektar.

 Kabupaten Dairi
Di kabupaten Dairi sekitar 27.550 orang petani akan
mengikuti pelatihan penggunaan Herbisida BLOWTOP 200 SL.
Adapun luas areal yang dikelola sekitar 19.255 hektar dengan
kebutuhan herbisida sekitar 38.510 liter.

 Kabupaten Labuhan Batu


Jumlah petani di kabupaten Labuhan Batu yang akan
mengikuti pelatihan ini sebanyak 60.856 orang dengan luasan
areal pertanaman yang dimilikinya sekitar 127.521 hektar.

 Kabupaten Binjai
Untuk Kabupaten Binjai akan disalurkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL yang akan digunakan untuk pengendalian
gulma pada areal pertanaman sekitar 21.068 hektar. Sebagai
penggunanya akan dilatih sebanyak 51.619 orang petani.

 Kabupaten Aceh Tenggara


Untuk Kabupaten Aceh Tenggara akan disalurkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL sebanyak 44.000 liter kepada 11.200 petani

2) Propinsi Riau
Untuk propinsi Riau pelatihan akan dilaksanakan di tujuh
kabupaten, yaitu Indragiri Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, Pelelawan,

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


54

Kampar, Siak, dan Bengkalis dengan rincian informasi sebagai


berikut :

 Kabupaten Indragiri Hulu


Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Indragiri Hulu sekitar 78.311 hektar dengan Herbisida
BLOWTOP 200 SL. Adapun petani yang akan dilatihnya sejumlah
58.891 orang.

 Kabupaten Rokan Hilir


Di kabupaten Rokan Hilir sekitar 44.722 orang petani akan
mengikuti pelatihan penggunaan Herbisida BLOWTOP 200 SL.
Adapun luas areal yang dikelola sekitar 68.593 hektar.

 Kabupaten Indragiri Hilir


Jumlah petani di kabupaten Indragiri Hilir yang akan
mengikuti pelatihan ini sebanyak 16.253 orang dengan luas areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 10.543 hektar.
 Kabupaten Pelelawan
Di kabupaten Pelelawan sekitar 44.722 orang petani akan
mengikuti pelatihan penggunaan Herbisida BLOWTOP 200 SL.
Adapun luas areal yang dikelola sekitar 68.593 hektar.
 Kabupaten Kampar
Jumlah petani di kabupaten Indragiri Hilir yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 16.253 orang dengan luas areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 10.543 hektar.
 Kabupaten Siak
Jumlah petani di kabupaten Indragiri Hilir yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 16.253 orang dengan luas areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 10.543 hektar.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


55

 Kabupaten Bengkalis
Untuk Kabupaten Aceh Tenggara akan disalurkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL sebanyak 44.000 liter kepada 11.200 petani

3) Propinsi Sumatera Selatan


Untuk propinsi Sumatera Selatan pelatihan akan dilakukan di 7
kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir,
Muara Enim, Lahat, Pagar Alam dan Musi Rawas.

 Kabupaten Banyuasin
Di Kabupaten Banyuasin akan dilakukan pelatihan untuk
12.100 orang petani yang akan membutuhkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL sebanyak 48.400 liter

 Kabupaten Musi Banyuasin


Jumlah petani di kabupaten Musi Banyuasin yang
membutuhkan herbisida adalah sebanyak 11.950 orang dengan
perkiraan luasan sekitar 23.900 hektar.

 Kabupaten Ogan Ilir


Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Ogan Ilir sekitar 10.500 hektar dengan jumlah
Herbisida BLOWTOP 200 SL sebanyak 42.000 liter. Adapun
petani yang akan dilatihnya adalah sejumlah 5.250 orang.

 Kabupaten Muara Enim

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


56

Sebanyak 9.230 orang petani di Kabupaten Muara Enim yang


membutuhkan Herbisida BLOWTOP 200 SL. Total luas areal
yang dimiliki adalah sekitar 18.460 hektar.
 Kabupaten Lahat

Sebanyak 9.230 orang petani di Kabupaten Muara Enim yang


membutuhkan Herbisida BLOWTOP 200 SL. Total luas areal
yang dimiliki adalah sekitar 18.460 hektar.

 Kabupaten Pagar Alam


Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Pagar Alam sekitar 10.500 hektar dengan jumlah
Herbisida BLOWTOP 200 SL sebanyak 42.000 liter. Adapun
petani yang akan dilatihnya adalah sejumlah 5.250 orang.

 Kabupaten Musi Rawas


Jumlah petani di kabupaten Musi Banyuasin yang
membutuhkan herbisida adalah sebanyak 11.950 orang dengan
perkiraan luasan sekitar 23.900 hektar.

4) Propinsi Jambi
Pelatihan penggunaan pestisida ini di propinsi Jambi akan
diselenggarakan di kabupaten Muaro Jambi dan kabupaten Kerinci,
dengan rincian informasi sebagai berikut :

 Kabupaten Muaro Jambi

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


57

Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di


kabupaten Batanghari sekitar 94.071 hektar. Adapun petani yang
akan dilatihnya sejumlah 92.554 orang.

 Kabupaten Kerinci
Jumlah petani di kabupaten Kerinci yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 8.032 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 13.205 hektar.

5) Propinsi Lampung
Di propinsi Lampung akan diselenggarakan pelatihan di
beberapa kabupaten dan kotamadya, seperti kabupaten tulang
Bawang, Tanggamus, Lampung Utara, dan kotamadya Bandar
Lampung.

 Kabupaten Tulang Bawang


Untuk kabupaten Tulang Bawang jumlah peserta pelatihan
ini akan mencapai 34.312 orang petani. Adapun jumlah
kebutuhan Herbisida BLOWTOP 200 SL untuk diaplikasikan di
areal sekitar 38.712 hektar.

 Kabupaten Tanggamus
Luas areal pertanaman yang membutuhkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL di kabupaten Tanggamus sekitar 53.858 hektar
dengan jumlah herbisida yang dibutuhkan sekitar 107.716 liter.
Adapun petani yang akan dilatihnya sejumlah 74.023 orang.

 Kodya Bandar Lampung

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


58

Kodya Bandar Lampung membutuhkan pelatihan untuk


sekitar 1.021 orang petani dengan total areal sekitar 393 hektar
dengan kebutuhan herbisida sebanyak 786 liter.

 Kodya Lampung Utara


Jumlah petani di kabupaten Lampung Utara yang akan
mengikuti pelatihan ini sebanyak 44.941 orang dengan luasan
areal pertanaman yang dimilikinya sekitar 61.835 hektar.

6) Propinsi Sulawesi Selatan, Barat, Tengah dan Tenggara


Sesuai dengan kebutuhannya, pelatihan ini di propinsi
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Tenggara akan dilaksanakan di beberapa kabupaten sebagai berikut :

 Kabupaten Sidrap
Luas areal pertanaman yang membutuhkan Herbisida
BLOWTOP 200 SL di kabupaten Sidrap sekitar 8.803 hektar.
Adapun petani yang akan dilatihnya sejumlah 7.352 orang.

 Kabupaten Enrekang
Di Kabupaten Enrekang akan dilaksanakan pelatihan untuk
sekitar 10.391 orang petani dengan total areal sekitar 7.090
hektar.

 Kabupaten Kolaka
Untuk kabupaten Kolaka jumlah peserta pelatihan ini akan
mencapai 54.301 orang petani dengan luas sekitar 78.163 hektar.

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


59

Dengan luas areal tersebut dibutuhkan sekitar 156.326 liter


herbisida BLOWTOP 200 SL.

 Kabupaten Gowa
Jumlah petani di kabupaten Gowa yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 11.781 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 3.149 hektar.

 Kabupaten Bantaeng
Total penyaluran Herbisida Amcotop 280 SL yang
dibutuhkan untuk kabupaten Bantaeng untuk memenuhi
kebutuhan di areal seluas 5.907 hektar. Sehingga jumlah petani
peserta yang akan ikut pelatihan adalah sebanyak 9.587 orang.

 Kabupaten Pinrang
Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Pinrang sekitar 18.150 hektar. Adapun petani yang
akan dilatihnya sejumlah 26.437 orang.

 Kabupaten Wajo
Sebanyak 20.482 orang petani yang akan mengikuti
pelatihan memiliki areal sekitar 11.255 hektar.

 Kabupaten Mamuju
Jumlah petani di kabupaten Mamuju yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 32.671 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 18.340 hektar.
 Kota Palu
Jumlah petani di kabupaten Mamuju yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 10.650 orang dengan luasan areal

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


60

pertanaman yang dimilikinya sekitar 21.300 hektar dengan


kebutuhan herbisida mencapai 42.000 liter.

7) Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Pelatihan di Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan


Tengah akan dilaksanakan dibeberapa kabupaten. Adapun informasi
kebutuhan herbisida, luas areal dan jumlah peserta adalah sebagai
berikut :

 Kabupaten Banjarbaru
Sebanyak 17.219 orang petani yang akan mengikuti
pelatihan memiliki areal sekitar 17.262 hektar. Untuk itu
dibutuhkan penyaluran akan memerlukan herbisida sebanyak
35.252 liter.

 Kabupaten Tanah Bumbu


Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Tanah Bumbu sekitar 19.363 hektar. Adapun petani
yang akan dilatihnya sejumlah 9.680 orang. Herbisida yang
dipergunakan untuk mengendalikan gulma sebanyak 38.726 liter

 Kabupaten Kotabaru
Jumlah petani di kabupaten Kotabaru yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 10.060 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 20.120 hektar dengan
kebutuhan herbisida sebesar 40.240 liter.

 Kabupaten Barito Kuala

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


61

Total penyaluran herbisida Amcotop 280 SL yang


dibutuhkan untuk kabupaten Barito Kuala adalah sebanyak 62.400
liter untuk memenuhi kebutuhan di areal seluas 31.200 hektar.
Sehingga jumlah petani peserta yang akan ikut pelatihan adalah
sebanyak 15.600 orang.

 Kabupaten Hulu Sungai Utara


Jumlah petani di kabupaten Hulu Sungai Utara yang akan
mengikuti pelatihan ini sebanyak 31.399 orang dengan luasan
areal pertanaman yang dimilikinya sekitar 24.904 hektar dengan
total penyaluran herbisida 49.808 liter.

 Kabupaten Hulu Sungai Selatan


Untuk kabupaten Hulu Sungai Selatan jumlah peserta
pelatihan ini akan mencapai 10.478 orang petani dengan total
penyaluran herbisida sebanyak 14.938 liter untuk keperluan areal
seluas 7.469 hektar.

 Kabupaten Hulu Sungai Tengah


Sebanyak 21.096 orang petani yang akan mengikuti
pelatihan memiliki areal sekitar 12.912 hektar. Untuk itu
dibutuhkan penyaluran herbisida sebanyak 25.824 hektar.

 Palangkaraya
Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
Palangkaraya sekitar 12.360 hektar dengan jumlah herbisida yang
dibutuhkan sekitar 24.720 liter. Adapun petani yang akan
dilatihnya sejumlah 6.180 orang.

8) Propinsi Kalimantan Barat

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


62

Pelatihan di Propinsi Kalimantan Barat akan dilaksanakan di


berbagai kabupaten sesuai dengan kebutuhannya, sebagai berikut :

 Kabupaten Pontianak
Total penyaluran Herbisida BLOWTOP 200 SL yang
dibutuhkan untuk Kabupaten Pontianak adalah sebanyak 71.588
liter untuk memenuhi kebutuhan di areal seluas 35.779 hektar.
Sehingga jumlah petani peserta yang akan ikut pelatihan adalah
sebanyak 28.974 orang.

 Kabupaten Sintang
Jumlah petani di Kabupaten Sintang yang akan mengikuti
pelatihan ini sebanyak 16.786 orang dengan luasan areal
pertanaman yang dimilikinya sekitar 33.572 hektar. Dengan luas
areal tersebut maka diperkirakan akan membutuhkan herbisida
sebanyak 67.144 liter.

 Kabupaten Melawi
Kabupaten Melawi membutuhkan pelatihan untuk sekitar
6.021 orang petani dengan total areal sekitar 12.042 hektar,
sehingga herbisida yang dibutuhkan mencapai 24.084 liter.

 Kabupaten Putussibau
Luas areal pertanaman yang membutuhkan herbisida di
kabupaten Putussibau sekitar 18.125 hektar dengan jumlah
herbisida yang dibutuhkan sekitar 36.250 liter. Adapun petani
yang akan dilatihnya sejumlah 9.625 orang.

 Kabupaten Singkawang

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


63

Sebanyak 9.716 orang petani yang akan mengikuti


pelatihan memiliki areal sekitar 19.432 hektar. Untuk itu
dibutuhkan penyaluran herbisida sebanyak 38.940 liter.

 Kabupaten Sambas
Kabupaten Sambas membutuhkan pelatihan untuk sekitar
42.159 orang petani dengan total areal sekitar 42.311 hektar,
sehingga herbisida yang dibutuhkan mencapai 84.622 liter.
 Kabupaten Ketapang
Total penyaluran herbisida yang dibutuhkan untuk Kabupaten
Ketapang adalah sekitar 75.000 liter untuk memenuhi kebutuhan di
areal seluas 37.500 hektar. Sehingga jumlah petani yang perlu dilatih
adalah sebanyak 18.750 orang.

2. Rencana penyaluran pasar Khusus


Penyaluran Herbisida BLOWTOP 200 SL pada segmen pasar
khusus, terutama ditujukan bagi Perusahaan Perkebunan Besar baik
Swasta maupun Negara, antara lain akan dilaksanakan di propinsi
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sulawesi
Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Adapun rincian nama
perusahaan beserta dengan luas arealnya adalah sebagai berikut

a) Propinsi Sumatera Utara


1) PT. PP London Sumatera Tbk dengan luasan 9.036 hektar
2) PT. Perkebunan Nusantara III dengan luas 85.571 hektar
3) PT. Hari Sawit Jaya dengan luasan 9.000 hektar
4) PT. Abdi Budi Mulia dengan luasan 9.013 hektar
5) PT. First Mujur Plantation dengan luasan 16.647 hektar

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


64

6) PT. Perkebunan Nusantara IV dengan luasan 10.265 hektar


7) PT. Smart Corporation dengan luasan 27.000 hektar
8) PT. Torganda dengan luasan 25.000 hektar
9) PT. Sago Nauli dengan luasan 15.000 hektar

b) Propinsi Riau
1) PT. Cerenti Subur dengan luasan 7.332 hektar
2) PT. Rigunan Agri Utama dengan luasan 8.552 hektar
3) PT. Bumi Palma Lestari Pusaka dengan luasan 6.221 hektar
4) PT. Perkebunan Nusantara V dengan luasan 40.223 hektar
5) PT. Multi Gambut Industri dengan luasan 80.000 hektar
6) PT. Ade Plantation dengan luasan 40.000 hektar

c) Propinsi Sumatera Selatan


1) PT. Duta Saminggu Perkasa dengan luasan 6.890 hektar
2) PT. PP London Sumatera Tbk dengan luasan 25.000 hektar
3) PT. Pinango Utama dengan luasan 23.000
4) PT. Mitra Marga Mulia dengan luasan 25.000
5) PT. Tania Selatan dengan luasan 15.000 hektar
6) PT. Hindoly dengan luasan 27.000 hektar
7) PT. Guthri Pecconia dengan luasan 15.000 hektar

d) Propinsi Jambi
1) PT. Brahma Bina Bhakti dengan luasan 5.600 hektar
2) PT. Sawit Desa Makmur dengan luasan 16.225 hektar
3) PT. Sekona Persada dengan luasan 9.813 hektar
4) PT. Perkebunan Nusantara VI dengan luasan 6.821 hektar
5) PT. Bangun Desa Utama dengan luasan 15.882 hektar
6) PT. Tunjuk Langit Sejahtera dengan luasan 8.001 hektar
7) PT. Wira Karya Sejahtera dengan luasan 35.000 hektar

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


65

e) Propinsi Lampung
1) PT. Perkebunan Nusantara VII dengan luasan 24.352 hektar
2) PT. Jalaladang Kurnia dengan luasan 6.840 hektar
3) PT. Gula Putih Mataram dengan luasan 18.965 hektar
4) PT. Gunung Madu Plantation dengan luasan 28.391 hektar
5) PT. Sweet Indo Lampung dengan luasan 12.860 hektar

f) Propinsi Sulawesi Selatan, Barat, Tengah, dan Tenggara


1) PT. London Sumatera Indonesia dengan luasan 5.251 hektar
2) PT. Letawa dengan luasan 9.041 hektar
3) PT. Perkebunan Nusantara XIV dengan luasan 15.588 hektar
4) PT. Duta Sulawesi Agro dengan luasan 10.000 hektar
5) PT. Unggul Widya Teknologi Lestari 20,000 hektar
6) PT. Letawan LTD., dengan luasan 9.500 hektar
7) PT. Surya Raya Lestari dengan luasan 12.000 hektar
8) PT. Hasfarm Niaga Nusantara dengan luasan 9.000 hektar
9) PT. Hardaya Inti Plantation 10.000 hektar

g) Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah


1) PT. Smart Corp. dengan luasan 25.000 hektar
2) PT. Bumi Subur Lestari dengan luasan 17.510 ha
3) PT. Perkebunan Nusantara XIII dengan luasan 35.000 hektar
4) PT. PP. London Sumatera Tbk dengan luasan 17.000 hektar

h) Propinsi Kalimantan Barat


1) PT. Perkebunan Nusantara XIII dengan luasan 55.363 hektar
2) PT. Lyman Agro dengan luasan 45.000 hektar
3) PT. Sime Indo Agro dengan luasan 30.000 hektar
4) PT. Golden Hope dengan luasan 25.000 hektar
5) PT. Multi Prima Entakai dengan luasan 35.000 hektar

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


66

PENUTUP

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


67

BAB XI
PENUTUP

Penggunaan herbisida berbahan aktif parakuat diklorida, khususnya


BLOWTOP 200 SL, mempunyai potensi yang cukup besar yang sebagian
besar terdapat di propinsi-propinsi di Pulau Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi. Hal ini berkaitan dengan kondisi di wilayah tersebut dimana
masih dijumpai berbagai kendala yang dihadapi, seperti terbatasnya tenaga
kerja, sulitnya medan/kondisi lahan , belum tersedianya alternatif yang
secara ekonomis dengan terbatasnya teknologi terapan yang praktis, cepat
dan murah untuk dijangkau petani. Selain itu untuk daerah pasang surut
merupakan pilihan satu satunya bagi petani padi sawah pasang surut
karena cara kerjanya yg bersipat kontak untuk mengendalikan gulma gulma
umum pada daerah pasang surut.

Untuk menghindari timbulnya dampak negatif bagi lingkungan dan


kesehatan secara signifikan yang disebabkan karena penggunaan herbisida
yang tergolong untuk penggunaan terbatas, maka pelaksanaan pelatihan
frekuensinya akan ditingkatkan dan jumlah peserta yang akan dilatih agar
mampu menggunakan herbisida untuk penggunaan terbatas juga akan
secara terus menerus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Selain untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pendaftaran


herbisida untuk penggunaan terbatas, proposal pelatihan ini dibuat juga
untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan
pengawasan dan monitoring penggunaan, penyaluran serta penyimpanan
herbisida ini.

Jakarta, April 2019

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR


68

PT. ADIL MAKMUR FAJAR

PROPOSAL PELATIHAN PT. ADIL MAKMUR FAJAR

Anda mungkin juga menyukai