Anda di halaman 1dari 5

SINTESIS 4-BROMONITROBENZENA MELALUI REAKSI SUBSTITUSI

ELEKTROFILIK

ARTIKEL

Oleh
I Putu Pandu Setiawan NIM 1313031028

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2015
SINTESIS 4-BROMONITROBENZENA MELALUI REAKSI
SUBSTITUSI ELEKTROFILIK

I Putu Pandu Setiawan


Jurusan Pendidikan Kimia
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: pandupendog45@gmail.com

Abstrak
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan sintesis 4-bromonitrobenzena melalui reaksi substitusi
elektrofilikdan mengidentifikasi reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa organik beserta senyawa hasil reaksi
dan rendemennya. Objek penelitian ini adalah sampel cair tidak berwarna dari bromobenzen. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan tidak
didapatkan kristal 4-bromonitrobenzena. Hal ini disebabkan oleh pengocokan yang kurang maksimal dan
terbentuknya produk minor yaitu o-bromonitrobenzena.

Kata kunci: 4-bromonitrobenzena, bromobenzena, substitusi elektrofilik

Abstract
This experiment aims to synthesize 4-bromonitrobenzena through substitution reaction elektrofilikdan
identify electrophilic substitution reactions in organic compounds and their reaction products and rendemennya
compound. The object of this study is a colorless liquid samples from bromobenzen. The method used in this
study is a quantitative analysis method. Results of the study showed no crystals obtained 4-bromonitrobenzena.
This is caused by shaking less than the maximum and the formation of minor products are o-bromonitrobenzena.

Keywords: 4-bromonitrobenzen, bromobenzen, electrophilic substitution

PENDAHULUAN sehingga benzena hanya dapat mengalami


Reaksi substitusi dapat terjadi pada reaksi substitusi oleh elktrofilik. Substitusi
substrat karbon yang bermuatan negatif aromatik elektrofilik meliputi jenis reaksi
(sumber electron) dengan spesi yang nitrasi, halogenasi, sulfonasi, reaksi Friedel-
menyenangi muatan negatif atau spesi yang Crafts, dan lainnya. Atom-atom halogen yang
kekurangan electron/muatan positif terikat pada gugus benzena merupakan gugus
(elektrofil), sehingga disebut reaksi substitusi pengarah orto dan para, dimana merupakan
elektrofilik (SE) (Suja, 2004). Reaksi yang satu-satunya perkecualian penting terhadap
paling utama dari senyawa aromatik adalah perampatan dan memberikan kerangkapan
reaksi substitusi elektrofilik. Suatu elektrofilik menarik dalam dampaknya pada substitusi
digambarkan sebagai (E+) yang akan bereaksi aromatik elektrofilik. Mekanisme nitrasi
dengan cincin aromatik dengan menggantikan adalah mereaksikan benzena ataupun turunan
satu atom hidrogen. benzena dengan gugus nitro. Pertama, akan
ArH + E+ → Ar – E + H+ terjadi pembentukan gugus nitro dimana HNO 3
Banyak substituen yang dapat bereaksi direaksikan dengan H2SO4. Mekanisme reaksi
dengan senyawa aromatik melalui reaksi pembentukan gugus nitro adalah sebagai
substitusi elektrofilik. Bergantung dari berikut (Wade, 2013).
reagennya, aromatik dapat bereaksi dengan O O
+
halogen, nitrat, sulfonat, alkyl dan asil. H 2S O 4 + H O N H O N + HSO 4
-

Dengan menggunakan beberapa bahan baku O O


yang sederhana, reaksi dapat menghasilkan H
ribuan senyawa aromatik tersubstitusi. O
+ +
Benzena sangat mudah mendapatkan H O N NO2 + H2O
serangan elektrofilik karena benzene kaya O
H
akan electron π. Awan elektron pada cincin
Selanjutnya gugus nitro akan bereaksi
benzena merupakan sumber elekron, namun
dengan bromobenzena karena dalam
terdapat kestabilan pada struktur cincinnya
bromobenzena terdapat banyak elektron
sehingga dapat menyerang gugus nitro dimana Suhu saat penambahan bromobenzen dijaga
produk yang terbentuk adalah sebagai berikut antara 50-55oC. Setelah adisi sempurna,
(Suja, 2000). campuran dibiarkan pada suhu di bawah 50 0C
Br selama ±30 menit. Lalu, labu dasar bulat
didinginkan pada suhu kamar kemudian
dituangkan pada gelas kimia 100 mL yang
berisi 50 mL air es. Nitrobromobenzena yang
+ NO2 terbentuk disaring, kemudian dicuci dengan air
dingin dan membiarkan kristal mengering
pada kertas saring. Setelah itu, kristal
bromobenzen
dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer 100
Br Br Br mL kemudian ditambahkan etanol 95%
NO2 sebanyak 20 mL sampai semua kristal larut .
Campurannya dibiarkan dingin perlahan-lahan
sampai temperatur kamar. Kemudian, kristal I
dicuci dengan alkohol dingin kemudian
dikeringkan, filtrat ditampung. Kedua induk
NO2 cairan dicampur, lalu diuapkan dalam
b r o m o n itr o b e n z e n a NO2 penangas air sampai volume filtrat 1/3 dari
volume awal dan dibiarkan dingin pada suhu
o rto 3 7 % m eta 1 1 % p a ra 6 2 %
kamar. Bila terbentuk endapan 4-
bromonitrobenzen, kristal II dicuci dengan
METODE alkohol dingin dan dikeringkan. Kristal II
Penelitian dilakukan di Laboratorium dicampur dengan kristal I, lalu ditimbang dan
Kimia Organik jurusan Pendidikan Kimia diperiksa titik leleh dan bentuk kristal 4-
Undiksha pada tanggal 15 dan 22 September bromobenzen.
2014, jam 07.30-13.30 WITA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan Bahan Hasil
Terdapat beberapa alat dan bahan Pada penelitian ini tidak didapatkan
yang perlu disiapkan dalam penelitian ini. Alat kristal 4-bromonitrobenzena. Campuran HNO 3
yang digunakan antara lain gelas ukur, gelas pekat, H2SO4 pekat, dan bromobenzena dalam
kimia, pipet tetes, labu dasar bulat, air es tetap berada dalam satu fasa yaitu fasa
termometer, pendingin, selang plastik, cairan.
erlenmeyer, adapter claisen, statif dan klem,
corong, dan pemanas. Pembahasan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam Dalam penelitian reaksi substitusi
penelitian ini adalah HNO3 pekat, H2SO4 elektrofilik ini zat yang digunakan adalah
pekat, bromobenzen, aquades, air es, etanol, bromobenzena dan asam nitrat pekat. Sebelum
dan alkohol dingin. direaksikan dengan bromobenzena, asam nitrat
pekat ini dicampurkan terlebih dahulu dengan
Prosedur Kerja H2SO4 pekat. Tujuannya adalah membentuk
Metode dari penelitian ini adalah elektrofil NO2+. Digunakan H2SO4 pekat
metode eksperimen dengan analisis data secara karena mampu bertindak sebagai oksidator
kuantitatif. Pertama, sebanyak 5 mL HNO3 pada oksidasi asam nitrat pekat (Frieda, 2003).
pekat dicampurkan dengan 5 mL H2SO4 pekat Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
pada labu dasar bulat kemudian didinginkan (Wade, 2013) :
dalam penangas es. Labu dasar bulat yang O O
+
sudah berisi campuran dihubungkan dengan H 2S O 4 + H O N H O N + HSO 4
-

adapter Claisen, termometer, pendingin, O O


H
dengan mempergunakan batang statif dan
klem. Kemudian sebanyak 0,025 mol O
+ +
bromobenzena ditambahkan sedikit demi H O N NO2 + H2O
sedikit dalam kurun waktu 15 menit sambil H O
dikocok melalui mulut atas bagian pendingin.
Pencampuran asam sulfat pekat dan Br Br
asam nitrat pekat ini harus didinginkan dengan H
tujuan supaya asam sulfat dan asam nitrat tetap
dalam fase cairan. Setelah itu, ditambahkan NO2 a t a u
bromobenzena sebanyak 0,025 mol dengan + +
perhitungan sebagai berikut.
Massa bromobenzen yang digunakan = O2 N H
0,025 mol x 157 g/mol  3,925 g +
Pelepasan H
Volume bromobenzen yang digunakan =
Br
H

-
= 2,61 mL NO2 + H SO 4

Pada saat penambahan bromobenzena Br


ke dalam campuran HNO3 pekat dan H2SO4
pekat dilakukan proses pengocokan dan suhu NO2
reaksi dijaga antara 50-550C. Tujuan
pengocokan adalah untuk mempercepat proses
reaksi sedangkan pengaturan suhu antara 50- dan
550C agar reaksi berjalan sempurna dan
efektif. Kemudian campuran ini didinginkan Br
pada suhu kamar. Setelah dingin, campuran
dituangkan ke dalam gelas kimia yang berisi
air es. Penambahan air es bertujuan untuk -
mengurangi penguapan dari hasil sampingan + H SO 4
+
yakni gas NO2 dan produk minor yakni o-
bromonitrobenzen karena memiliki titik didih
rendah yakni 420C. Namun pada penelitian ini O 2N H
tidak terbentuk kristal. Secara teoritis Br
penambahan bromobenzena kedalam
campuran asam nitrat dengan asam sulfat,
menyebabkan terbentuknya kristal putih
kekuningan yang menandakan bahwa ion
nitronium sudah bereaksi dengan
bromobenzena membentuk senyawa 4-
bromonitrobenzena. Mekanisme reaksi yang NO2
terjadi adalah sebagai berikut (Suja, 2003). Penyimpangan ini terjadi disebabkan
Pembentukan elektrofil (E+) oleh beberapa faktor yaitu proses pengocokan
O O yang kurang maksimal sehingga tumbukan
+ yang terjadi antara gugu nitro dengan
H 2S O 4 + H O N H O N + HSO 4
-

bromobenzen tidak sempurna, oleh karena itu


O H O
tidak dihasilkan kristal 4-bromonitrobenzen.
O Faktor lainnya yaitu pada saat penambahan
+ +
H O N NO2 + H2O bromobenzen ke dalam campuran HNO 3 pekat
O dan H2SO4 pekat melalui adapter claisen yang
H
terbentuk adalah o-bromonitrobenzen.
Serangan elektrofil (E+) Sehingga pada saat proses pemanasan o-
Br bromonitrobenzen teruapkan karena
temperatur pada proses pemanasan adalah 50-
+ N O 550C sedangkan titik didih o-bromobenzen
2
adalah 420C.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dalam reaksi substitusi
elektrofilik yang mana dalam penelitian ini
adalah pembentukan 4-bromonitrobenzen yang
harus diperhatikan adalah proses pengocokan
agar tumbukan yang terjadi antara elektrofil
(gugus nitro) dengan bromobenzen sempurna,
sehingga dihasilkan produk yang diharapkan
(4-bromonitrobenzen).

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., selaku
dosen pengampu, Drs. I Dewa Putu Subamia,
M.Pd., laboran Jurusan Pendidikan Kimia, atas
arahan dan bimbingan selama melakukan
praktikum dan Ni Putu Pandu Setiawan serta
Ni Made Willy Larashati Anastasia selaku
rekan satu kelompok atas dukungan dan
bantuannya dalam praktikum maupun dalam
penyelesaian artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA
Frieda Nurlita dan I Wayan Suja. 2004. Buku
Ajar Praktikum Kimia Organik.
Singaraja: IKIP Negeri Singaraja
I Wayan Suja dan Frieda Nurlita. 2000. Buku
Ajar Kimia Organik 1. Singaraja :
STKIP Singaraja
I Wayan Suja dan I Wayan Muderawan. 2003.
Kimia Organik Lanjut. Singaraja : IKIP
N Singaraja
L.G.,Wade.2013. Organic Chemistry 8th
edition. Singapore:Pearson Education,
Inc

Anda mungkin juga menyukai