0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan13 halaman
Bupati Semarang membuka pelatihan aparatur pemerintah desa di bidang manajemen pemerintahan desa. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM aparatur desa agar dapat mengelola administrasi pemerintahan dan kekayaan desa secara baik sesuai peraturan perundang-undangan. Bupati menekankan pentingnya pengelolaan tanah desa dan administrasi pemerintahan desa yang tertib.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA.pdf
Bupati Semarang membuka pelatihan aparatur pemerintah desa di bidang manajemen pemerintahan desa. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM aparatur desa agar dapat mengelola administrasi pemerintahan dan kekayaan desa secara baik sesuai peraturan perundang-undangan. Bupati menekankan pentingnya pengelolaan tanah desa dan administrasi pemerintahan desa yang tertib.
Bupati Semarang membuka pelatihan aparatur pemerintah desa di bidang manajemen pemerintahan desa. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM aparatur desa agar dapat mengelola administrasi pemerintahan dan kekayaan desa secara baik sesuai peraturan perundang-undangan. Bupati menekankan pentingnya pengelolaan tanah desa dan administrasi pemerintahan desa yang tertib.
PADA ACARA PEMBUKAAN PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA
TANGGAL 14 APRIL 2014
HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua Ysh. : 1. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Semarang; 2. Para Penyaji Materi / Nara Sumber ; 3. Para Kepala Desa / Peserta Pelatihan dan Bapak, Ibu Panitia Penyelenggara kegiatan Pelatihan yang berbahagia. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pada hari ini kita dapat hadir pada acara Pelatihan Aparatur Pemerintah 3 Desa Dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa, dalam keadaan sehat wal’ afiat. Hadirin yang kami hormati, Tujuan penyelenggaraan Otonomi Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, adalah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan paradigma itu dituntut adanya partisipasi dan peran serta masyarakat secara aktif, proposional dan konstruktif pada berbagai bidang pembangunan. Masyarakat diharapkan tidak hanya sebagai obyek, tetapi 4 diharapkan pula sebagai subyek dalam pembangunan.Desa yang merupakan suatu wilayah yang memiliki kewenangan untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan asal usulnya, diakui keberadaannya di Wilayah Hukum NKRI. Desa bentuk pemerintahan terkecil yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Diharapkan dengan desa yang mandiri dan tertib akan semakin mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat sejahtera, makmur dalam keadilan dalam lingkungan yang dinamis, aman, dan terkendali. 5 Bapak, Ibu serta hadirin yang kami hormati. Berdasarkan pada ketentuan Amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 115, dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, pasal 101; pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Kabupaten terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa dilakukan antara lain, dengan cara : a. memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa; b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; c. menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa; 6 d. mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa; e. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; f. melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan; g. melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerja sama antar Desa ; Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa Dalam Bidang Manajemen Pemerintahan Desa ini merupakan bagian dari pola pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa agar dapat berjalan baik. 7
Bapak- Ibu, dan para hadirin yang kami hormati,
Berkaitan dengan kekayaan desa, harus dapat difungsikan seoptimal mungkin untuk mendukung kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dan kepentingan umum yang lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu pengelolaan kekayaan desa harus dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai. Berdasarkan Permendagri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa, merujuk pada kegiatan perencanaan, 8 penatausahaan dan pengendalian kekayaan desa seperti tanah bengkok, dan banda desa lainnya baik barang bergerak maupun tidak bergerak. Jenis kekayaan desa yang paling dominan dan perlu mendapat prioritas perhatian adalah tanah desa. Hal ini didasarkan pada selain sangat strategisnya kedudukan dan fungsi tanah desa juga banyaknya persoalan tentang tanah desa . Persoalan tanah desa yang muncul seiring dengan berjalannya waktu, perubahan regulasi, meningkatnya kebutuhan dan perubahan lingkungan di Kabupaten Semarang antara lain berupa : 9 1. Adanya tanah-tanah desa yang secara de facto dikuasai oleh pihak lain akan tetapi tidak atau belum melalui prosedur serta mekanisme yang berlaku; 2. Masih lemahnya pengelolaan administrasi tanah desa; 3. Terbatasnya tanah desa sebagai sumber pendapatan asli desa atau penghasilan dari Kepala Desa / Perangkat Desa ; 4. Terdapatnya tanah desa yang pemanfaataannya kurang produktif atau menguntungkan; 5. Kebijakan regulasi dari Pemerintah Pusat yang belum mengakomodir kepentingan dan persoalan Daerah atau Desa dalam penggunaan atau pelepasan tanah desa; 10 Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaran Pemerintahan Desa secara umum antara lain : 1. Masih lemahnya penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Desa; 2. Masih terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Pemerintah Desa di Bidang Pengelolaan Keuangan Desa; 3. Masih rendahnya disiplin Aparatur Pemerintah Desa; 4. Terbatasnya sumber pembiayaan Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa; 5. Masih lemahnya Pengelolaan Administrasi tanah desa. 11 Untuk itu Saya berharap semoga melalui kegiatan Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa ini para kepala desa dan perangkat desa dapat memahami hak, kewajiban dan tugas masing-masing. Sebab berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ditegaskan bahwa penyelenggara Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa dan Peragkat Desa. Selanjutnya, pada kesempatan ini ada beberapa harapan yang Saya sampaikan yakni : 1. Manfaatkan pelatihan ini dengan sebaik-baiknya untuk menyamakan persepsi dalam persiapan menyambut Implementasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan menuangkan pemikiran-pemikiran yang sangat 12 dibutuhkan bagi perkembangan dan kemajuan dalam peningkatan pengetahuan untuk menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa; 2. Pemerintahan desa hendaknya memiliki pemahaman, kesadaran dan kemauan yang sungguh-sungguh dalam mengelola kekayaan desa berupa tanah desa sebagai sumber pendapatan desa; 3. Dinas/ Instansi pengguna tanah desa yang belum sesuai dengan ketentuan administrasi yang berlaku agar segera menyesuaikan dengan peraturan hukum yang berlaku; 4. Pemerintahan desa agar menertibkan administrasi tanah desa sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 13 Demikian yang dapat saya sampaikan, dengan mengucap Bismillaahirrohmaanirrokhiim, Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa tahun 2014, dengan resmi Saya nyatakan dibuka. Sekian terima kasih.